Mobil bermerk Roll-Ro*ce hitam melaju sedang membelah jalanan kota new york kala sore itu. Sam duduk didepan mengendarai mobil tersebut dan dibagian kursi penumpang ada Davion dan Vynessa.
Sejak tadi Vynessa terus bertanya-tanya dalam benaknya, entah mau dibawa kemana dirinya oleh Davion. Karena sedari tadi ia bertanya pun juga pria itu tak mau menjawabnya. Hingga, mobil tersebut berhenti tepat disebuah barbershop terkenal dipusat kota tersebut.
Vynessa menoleh mengalihkan pandangannya menatap Davion yang hendak bersiap turun dari mobil.
"Kita kesini mau apa tuan muda?", tanya Vynessa
"Potong rambut. Apa kau tidak bisa membaca papan nama sebesar gaban itu?". Sahut Davion sarkas
"Iya saya membaca nya, tapi maksud saya untuk apa anda mengajak saya kemari?", ujar Vynessa.
Sepertinya ia harus memiliki kesabaran seluas samudra ketika berhadapan dengan Davion.
"Menemani ku memotong rambut". Setelah mengatakan itu, Davion langsung keluar dari dalam mobil setelah Sam membukakan pintu nya.
Vynessa yang mendengar itu hanya melongo tak percaya. Kenapa potong rambut saja harus ditemani? Apa Davion pikir dia tidak punya kesibukan yang lain nya kah ?
Melihat Vynessa tak kunjung keluar dari mobil, Davion melongokkan kepala nya kearah jendela mobil yang terbuka tepat disamping tempat Vynessa duduk.
"Heii, apa kau akan tetap disini?". Tukas Davion membuat Vynessa tersentak kaget. Lamunan nya seketika buyar.
"Ya Tuhan.." pekik Vynessa seraya mengelus dada nya . "anda membuat saya terkejut". Imbuhnya
Davion hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Ia lalu kembali menegakkan tubuhnya. Setelah itu, barulah Vynessa keluar dari dalam mobil.
"Ayo temani aku memangkas rambut ku, lihat lah sudah mulai panjang rambut ku". Ucap Davion sambil menarik dan memperlihatkan rambutnya yang hampir panjang itu pada Vynessa.
"Tapi-"
Belum Vynessa menyelesaikan ucapannya, Davion sudah lebih dulu menyela nya. Ia ingin protes.
"Sam, kau tunggulah disini". Titah Davion
Sam menganggukkan kepalanya, "baik tuan muda".
Setelah itu, Davion meraih tangan Vynessa. Menautkan jari jemari besarnya dengan jari-jemari lentik milik Vynessa, kemudian ia bergegas menarik Vynessa masuk kedalam barbershop tersebut.
"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu ?" sapa tukang barbershop itu dengan sopan
"Aku ingin memotong rambut ku ", jawab Davion
"Mari silahkan duduk dulu". Kata tukang barbershop itu mempersilahkan Davion untuk duduk dikursi depan cermin. Setelah itu, ia segera mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk memotong rambut.
Davion mengangguk, kemudian ia menoleh menatap Vynessa seraya melepaskan genggaman tangannya.
"Kau tunggulah disana, hm ". Ucap Davion pada Vynessa seraya menuju kursi khusus tunggu dengan dagu nya.
"Ya ". Sahut Vynessa. Ia lalu berbalik badan melangkah menuju kursi yang ditunjuk oleh Davion tadi.
Tak lama setelah itu tukang barbershop kembali datang seraya mendorong trolller berisi alat-alat cukurnya. Davion segera mendudukkan dirinya dikursi depan cermin. Tukang itu langsung memakaikan kain alas melingkar menutupi dada Davion.
"Anda ingin model potongan rambut seperti apa tuan ?" tanya tukang cukur
"Sebentar.. " sahut nya, ia menatap Vynessa dari pantulan kaca cermin. Wanita itu tengah asyik memainkan ponselnya.
"Vynessa", panggil Davion
Mendengar ada yang memanggilnya, Vynessa seketika mendongak seraya mengalihkan pandangannya dari layar ponsel nya.
"Ya ?" Membalas tatapan Davion lewat pantulan cermin.
"Potongan rambut untuk pria seperti apa yang kau suka ?", tanya Davion meminta saran
"Side part", Jawab Vynessa cepat
"Tapi sepertinya bagus model mullet". ujar Davion
"Bagus side part". Sahut Vynessa
"Mullet Vyn". Debat nya
Mendengar itu, Vynessa menggaruk alis nya yang tidak gatal. ia lalu berucap. "Ya sudah terserah anda saja tuan, itu rambut yang mau dipotong juga rambut anda". Ketus Vynessa, kemudian ia kembali mengalihkan pandangannya menatap layar ponselnya.
"Ck!" Davion berdecak
"Aku ini meminta saran dari mu Vyn". ujarnya
Vynessa menghela nafas panjang, ia mendongak menatap Davion lagi.
"Saya sudah memberikan saran potongan rambut untuk anda, tapi anda sendiri banyak requestnya". omel Vynessa kesal
"Kamu mengomeli saya Vyn?", tukas Davion, ia sampai menolehkan kepalanya menatap sekretaris nya itu dengan mata yang memicing.
Lagi, Vynessa mendesahkan nafas nya kasar. Ia meraih tas nya lalu beranjak dari duduknya.
"Ya sudah, lebih baik anda cukur semua rambut anda itu sampai pelontos seperti lampu taman", geram Vynessa, ia lalu melangkahkan kakinya keluar dari babershop.
Davion yang mendengar itu membulatkan matanya kesal. Kemudian ia berteriak, meneriaki Vynessa.
"Berhenti Vyn, berani selangkah saja kamu keluar dari sini aku pastikan kamu tidak akan bisa jalan lagi besok pagi". Ancam nya
Vynessa berdecak sebal, tangannya hendak meraih gagang pintu itu seketika ia urungkan. Vynessa berbalik badan lalu kembali melangkahkan kakinya ke kursi tunggu tadi dan mendudukkan lagi dirinya disana dengan kasar.
"good girl". Ucap Davion
Ia kemudian memutar lagi badannya kedepan menghadap cermin.
"Ayo segera pangkas rambut ku seperti yang kekasih ku itu inginkan", titah Davion pada tukang cukur itu yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatan keduanya sambil mengusap-usap tengkuknya.
"Baik tuan".
Vynessa yang mendengar Davion menyebut dirinya kekasih dari pria itu sontak membulatkan matanya, Davion yang melihat ekspresi Vynessa dari pantulan cermin hanya tersenyum tipis-setipis mungkin hampir tak terlihat.
.
.
45 menit kemudian, tukuang cukur itu sudah selesai memotong rambut Davion sesuai seperti model potongan rambut kesukaan Vynessa yaitu side part.
"Sudah selesai tuan", ucap tukang cukur itu, ia lalu melepaskan alas kain yang melekat melingar didada Davion.
wuusshhh...
Tukang cukur itu mengibaskan kain alas nya bersamaan dengan Davion yang langsung beranjak dari duduknya. Yang dilakukan kedua seperti adegan slowmotion, bertepatan dengan itu Vynessa yang baru saja memasukkan ponselnya kedalam tas nya langsung mendongak menatap Davion yang berbalik badan menatap kearahnya.
Sesaat mata Vynessa tak bisa berpaling melihat Davion dengan potongan barunya. Ah sial! pria itu sangat berbeda, dia bukan seperti Davion melainkan seperti orang lain.
Vynessa menahan nafas nya dan tatapan matanya tetap terfokus menatap Davion yang berjalan kearahnya.
"Heii.. " Davion mengibaskan tangannya didepan wajah Vynessa, saat melihat wanita itu terus saja melongo menatap nya dengan mata yang tak kunjung berkedip.
"Ah ya?" sahut Vynessa terbata-bata dan langsung tersadar dari lamunannya.
"Tampan bukan ?" ujar Davion
"Siapa yang tampan ?" tanya Vynessa
"Aku, aku sangat tampan bukan? mengaku lah saja Vyn, kamu saja sampai terpesona melihatku". Ucap Davion dengan percaya dirinya
"Cih!" Vynessa berdecih
"Anda terlalu percaya diri tuan", tukas nya
Davion terkekeh, "aku bukan nya percaya diri Vyn. Tapi memang faktanya aku tampan. Kau saja sampai melongo melihat nya, lihat lah air liur mu sampai keluar". selorohnya
Bluusshh...
Mendengar itu, pipi Vynessa langsung memerah seperti tomat. Bahkan ia tanpa sadar mengelap sudut bibirnya, tapi tidak mungkin kan air liur nya sampai menetes? memalukan !
Tapi, Vynessa akui jika Davion sangat lah tampan dengan model potongan rambut side part seperti itu. Pesona kewibawaan dan kharisma nya semakin kuat. Tapi tunggu dulu, kenapa Vynessa jadi memuji nya seperti itu? bisa besar kepala Davion jika mendengarnya.
.
.
.
To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Ais
pasangan absurd banget mmg davion dan vynesa ini🤣🤣🤣🤣
2025-03-28
1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
2025-03-27
0
oca rm
lanjut kak, semangat
2025-03-28
0