Bab 3

  Perjalanan dari Kontrakan ke terminal bus cukup jauh dan terkadang mereka beristirahat di minimarket untuk membeli minum dan cemilan.

Jalan demi jalan di lalui,lampu merah demi lampu merah di lewati dan akhirnya mereka sampai di terminal pukul 8.

banyak motor dan bus-bus sudah berjejer, siap mengantar penumpang menuju tujuan dengan cepat dan selamat.

  Bapak,ibu,dan Ares turun di area penitipan motor,mereka pun mulai berjalan ke arah terminal dengan santai karena walaupun ramai ,tapi banyak bus yang masih kosong penumpang.

" Yank,ada yang ketinggalan nggak? handphone?tas?dompet?"tanya ibu memastikan bahwa bapak tak meninggalkan sesuatu di rumah atau di area penitipan.

" Santai yank,semuanya aman kok,terkendali dan kita terburu-buru,toh,semua bus ini masih sepi penumpang.Jadi kita mampir makan dulu aja di warung soto itu,"jawab bapak dan menunjuk warung makan soto pak Cakyo.

Ares tetap diam membisu tanpa sepatah kata pun,

entah kenapa ia sangat bersifat dingin kali ini.

Bapak menjewer hidung Ares agar tidak diam saja katanya takut kalau nanti di rasuki setan.

...***...

  Suasana di warung pak Cakyo sangat amat ramai dan warung makan ini, terkenal sangat enak dan laris manis dalam sekali buka.

  Entah mengapa warung pak Cakyo tidak tutup walau sedang musim Covid-19 seperti ini,dan semua karyawan dan pelanggan tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.

" duh,pak Yo! Pelanggan sudah ramai jenengan kok masih diam tok to? Peh piyo to kiee!!"seru karyawan pak Cakyo yang kerepotan menangani pelanggan.

" ya,ya,sabar sebentar,saya lagi menunggu seseorang yang katanya akan mampir kesini.Mau minta bantuan katanya"jawab pak Cakyo

" Pak Yo!"

  Lalu pak Cakyo menoleh kearah suara yang memanggilnya, ternyata bapaknya Ares yang memanggilnya.

Dan ini lah tamu yang katanya pak Cakyo tunggu.

  pak Cakyo mempersilahkan mereka duduk di meja makan paling depan dan menawarkan mau makan apa kepada mereka.

" ehem! Ya pak,badhe pesen nopo jenengan?"tanya pak Cakyo dengan bahasa logat orang Kediri asli.

ayah dan ibu memesan soto yang paling WENAK!!

  Namun, Ares tak mau makan atau pun memesan minuman.Dia melamun,melamun,dan melamun.Bapak sempat memanggilnya dan membangunkan dari lamunannya.

" Pak,Ares izin ke toilet dulu,kebelet banget,"sambil cengengesan ia izin ke toilet kepada pak Cakyo dengan sopan.

Saat Ares ke toilet, orangtuanya mulai membahas tentang hal-hal penting saat mereka akan berangkat nanti.

" Pak,kenapa jenengan memilih pindahkan anak jenengan ke Kediri pak?"tanya pak Cakyo.

" saya nggak punya pilihan lain pak Yo,saya tinggalkan dia di desa karena saya tidak bisa menjaganya karena terikat kerja yang selalu lembur, begitu pun dengan ibu"jawab Bapak.

" iya pak Yo,biar dia kerasan di desa ,karena dia dulu lahir di sana.Namun saat umur belum ada 5 bulan ia saya bawa pindah ke Kalanganyar karena kita berkerja di sini,"timpal ibu.

" owalah,jadi gitu to,"jawab pak Cakyo sambil berdiri ke kasir mengambil sesuatu di laci.

kedua orangtua Ares pun memakan sarapan soto tersebut.

Em,WENAKKK!!!,batin bapak dan ibu.

  pak Cakyo pun kembali ke meja dan memberikan sebuah kunci misterius.Sontak kedua orang itu bingung,untuk apa kunci ini? Dan mengapa pak Yo memberikan kepada mereka dengan maksud hadiah kepada Ares??

Diantara kebingungan mereka Ares telah selesai dari toilet,dan duduk di samping pak yo.

Cakyo menatap Ares dengan tatapan yang agak gimana gitu,dan membuat keadaan canggung.

  Lalu bapak berdeham untuk menghilangkan suasana kecanggungan di sini.Seorang tiba-tiba datang ke warung makan pak Cakyo dan memesan banyak soto.

Pak Yo yang mendengar itu langsung melayani dan meninggalkan keluarga Ares untuk melayani orang tersebut.

...***...

  Suasana di bus itu sangatlah tenang dan tak terlalu ramai,namun setenang apapun itu bus yang mereka naiki tetap montang-manting karena sopir mantan pembalap F1 yang menyetir bus ini.

" PAAAAAKK ,TOLONGG!! JANGAN *HOEK,JA- *HOEK,NGEBUT-NGEBUT"

Semua penumpang khawatir dengan nyawa mereka,namun sopir bus ini tidak memperdulikan dan terus,terus,terus ngebut seperti pembalap F1 di arena.

  Setelah itu bus pun berhenti di lampu merah Mojokerto,semua penumpang mengeluarkan pelangi berjamaah tidak terkecuali.

  Ares yang juga ikut mengeluarkan pelangi (muntah) duduk menyandarkan punggungnya di jendela dan meluruskan kakinya di kursi sebelahnya karena ia mendapat 2 kursi kosong.

Lalu ia menatap sekitar banyak penumpang yang muntah dan begitu pula dengan kedua orangtuanya.

ia lalu melamun sebentar, memikirkan bagaimana saat ia di desa,ngapain?,Bagaimana?,harus apa? dan lain sebagainnya.

  Lalu ia mengingat kalau orang tuanya memberikannya sebuah kunci dari pak Cakyo,ia lalu mengambil tasnya yang ada di bawah kursinya.Dan mengecek seperti apa kunci yang orangtuanya maksud.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!