Bab 3. Benci itu Entah Bagaimana Datangnya

Waktu berlalu semakin cepat, kini Rani dan Hani sudah berusia 10 tahun.

Rani semakin menjadi anak dengan pribadi yang sangat baik. Dia punya hati yang begitu baik, tulus dan jujur. Sementara Hani, karena kehidupannya yang keras. Hani menjadi seseorang yang bahkan tak segan melakukan hal buruk hanya demi mengisi perutnya yang terasa lapar. Jika sang ibu tiba-tiba sakit dan tidak bisa memetik daun teh.

Murni sudah sering sakit-sakitan sekarang. Cuaca yang kurang baik, dan pekerjaan yang makin tak menghasilkan. Membuatnya harus sering menahan lapar dan menahan dingin. Supaya dia tetap bisa memberikan Hani makan dan pakaian yang layak.

Sekarang Hani juga sudah sekolah, Murni harus bekerja semakin keras. Membuatnya terkadang melupakan waktu makan dan waktu istirahat. Seseorang yang hanya mengandalkan upah kurang dari Rp 3.000 setiap harinya. Memang sungguh mengalami kesulitan yang besar dalam kehidupannya (ini terjadi di tahun 1995)

"Bu, sepatu Hani sudah rusak" adu gadis kecil berkuncir satu dengan pakaian sekolah yang meski bersih tapi karena tidak di setrika, jadi terlihat kurang rapi.

"Uhukk, uhukk. Kalau begitu pakai sepatu yang di beri oleh dokter Jacky itu saja..."

Hani terlihat kesal mendengar ucapan ibunya.

"Huuh, ibu. Itu kan bekas pakai si Rani. Semua orang di sekolah tahu itu bekas Rani. Mereka akan mengata-ngatai aku Bu!" keluh Hani.

"Kan yang penting sepatunya masih bagus nak, masih bisa dipakai. Pakai saja yang itu itu ya nak, jangan dengarkan omongan orang..."

"Ibu memang tidak mengerti!" pekik gadis kecil berusia 10 tahun itu yang tetap memakai sepatunya yang rusak pergi ke sekolah.

Hani berangkat ke sekolah dengan kesal. Singkong rebus yang di masak ibunya untuk sarapan pun belum sempat dia sentuh, karena dia merasa kesal sekali pada ibunya tadi.

Di tengah perjalanan menuju ke sekolah. Sebuah mobil sedan Toyota Corolla KE70 melintas di samping Hani.

Dan setelah berjalan beberapa jauh, mobil itu terlihat mundur. Jendela kacanya terbuka, dan seorang gadis berkuncir dua dengan pita berwarna ungu tampak tersenyum dan menyapa Hani.

"Hani, kamu baru berangkat? ayo ikut denganku. Kita ke sekolah bersama!" ajak Rani dengan tulus.

Di samping Rani, Raja tampak memegang lengan adiknya.

"Hati-hati Rani, jangan mengeluarkan kepala dari mobil seperti itu. Berbahaya!" kata Raja yang memang sangat sayang pada Rani.

Rani menoleh ke arah Raja. Kakaknya yang sekarang sudah SMP itu memang selalu sangat memperdulikannya.

"Aku tidak khawatir, kan kak Raja memegang ku. Aku tidak akan jatuh!" ujarnya dengan senyuman manja yang seketika langsung menukar pada Raja.

Sementara Hani yang melihat kedekatan antara kakak dan adik di depannya itu menjadi kesal.

"Hani, ayo" ajak Rani lagi.

Hani yang memang lelah berjalan segera masuk ke dalam mobil Raja itu. Dia duduk di bagian depan dekat di sebelah supir mereka.

"Sepatu kamu rusak ya?" tanya Rani.

"Bukannya ayah sudah berikan sepatu dan tas baru untukmu? Hani?" tanya Raja santai.

Hani hanya diam.

Tapi Rani berpikir, "apa dia tidak suka sepatunya ya? Em, aku akan katakan pada ibu. Untuk membelikan Hani sepatu yang lain!' batin Rani.

Sampai di sekolah Rani, Raja membuka pintu mobil untuk adiknya. Dia bahkan mengantarkan Rani sampai ke kelasnya.

"Ini botol minumnya. Ingat untuk tidak minum satu botol dengan orang lain ya. Bukan tidak mau berbagi, tapi ini demi kesehatan kamu. Paham!" kata Raja mengusap lembut kepala Rani.

Rani mengangguk dengan cepat. Dia sudah kelas 4 SD. Tapi kakaknya selalu memperlakukan dan menasehatinya seperti anak TK saja.

Melihat Raja sangat sayang pada Rani. Entah kenapa Hani menjadi sangat kesal.

"Kak Raja, terimakasih tumpangannya" kata Hani yang memang sejak tadi berjalan di belakang Raja dan Rani.

Raja hanya menoleh sekilas ke arah Hani. Lalu mengangguk perlahan.

"Sama-sama. Sebenarnya kita kan selalu searah saat pergi dan pulang. Kamu bisa tunggu di depan jalan, supaya kamu tidak perlu berjalan lebih jauh saat ke sekolah" kata Raja.

Hani yang mendengar itu sangat senang.

"Baiklah" katanya cepat.

Rani juga tersenyum senang. Dia sebenarnya sangat ingin berteman dengan Hani. Hanya saja Hani yang entah kenapa selalu menghindar dan menjauh darinya.

Rani meraih tangan Hani.

"Jika pulang kita juga bisa pulang bersama Hani" kata Rani bersemangat.

Tapi Hani menepis tangan Rani.

"Kalau pulang aku harus ke perkebunan" kata Hani.

"Ya sudah, tidak apa-apa. Saat berangkat sekolah saja" kata Raja tak mau ambil pusing juga, "Rani!" panggil Raja.

Rani menoleh ke arah kakaknya.

"Kakak pergi dulu, baik-baik di sekolah ya!" kata Raja yang lagi-lagi mengusap kepala Rani dengan lembut.

Setelah Raja pergi, Rani mendekat ke arah Hani, tapi Hani malah menghindar dan pergi begitu saja.

"Hai Rani"

"Selamat pagi Rani"

"Kamu sudah mengerjakan PR..."

Teman-teman Rani segera menghampiri Rani. Melihat itu Hani menjadi kesal. Setiap hari selalu seperti itu. Hani merasa Rani hanya pamer kekayaan dan pamer tentang temannya yang banyak pada Hani.

Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Rani juga tidak tahu, kenapa Hani seolah sangat membencinya.

Jam istirahat berlalu, seorang anak di kelas itu mengaku kehilangan kotak pensil dan semua isi yang ada di dalamnya.

Guru sudah bertanya apa ada yang melihatnya. Tapi semua tidak ada yang menjawab.

Hingga di periksa satu persatu pun kotak pensil itu tidak di temukan.

Hingga saat pulang tiba. Rani yang kebetulan ingin mengajak Hani pulang bersama. Meminta supirnya menepikan mobil, karena dia akan memanggil Hani yang ada di dekat parit besar yang ada di samping semak-semak di jalan.

"Hani" panggil Rani.

Tapi Rani langsung terkejut, dia melihat kotak pensil teman sekelasnya itu yang hilang ada di tangan Hani, dan sepertinya Hani akan membuangnya ke parit besar itu.

"Hani, itu milik Sari kan? kenapa ada padamu?" tanya Rani.

Namun bukanya menjawab, Hani malah melemparkan kotak pensil itu ke parit besar di depannya.

Byurr

"Hani, kenapa di buang? kamu tahu kan tadi, Sari sampai menangis karena mencarinya. Itu hadiah dari ayahnya" kata Rani.

"Dia pantas menangis. Aku hanya pinjam pensilnya, pensilku habis. Dia tidak mau pinjamkan. Dia pantas mendapatkan itu!" kata Hani yang terlihat sangat kesal dan dendam pada Sari.

"Kenapa kamu tidak pinjam padaku..."

"Diam Rani! jangan sok baik padaku. Padahal kamu juga sama seperti mereka yang menertawakan aku saat kalian mendapati karet di kaos kakiku, sama seperti mereka kamu juga tertawa saat perutku bunyi karena kelaparan. Munafik!"

Rani mendekati Hani.

"Hani, kamu salah. Aku tidak pernah..."

"Halah, munafik!" sela Hani yang makin kesal pada Rani, dan...

Byurr

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Khansa Alisa

Khansa Alisa

agak agak mirip cerita drama china "Endless Love" hehehehe,, smoga hanya awal nya aja ya.. tapi cerita ny seru..

2025-03-07

3

kalea rizuky

kalea rizuky

endless love bukan kok mirip

2025-03-27

2

Azahra Rahma

Azahra Rahma

tuh murni lihat kelakuanmu,,anak orang jadi bersifat jahat karena kerasnya kehidupan

2025-03-22

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kelahiran Dua Anak Perempuan
2 Bab 2. Dua Kehidupan Berbeda
3 Bab 3. Benci itu Entah Bagaimana Datangnya
4 Bab 4. Akibatnya
5 Bab 5. Salah Didik
6 Bab 6. Kebencian yang Kian Bertambah
7 Bab 7. Kehidupan Rani dan Hani
8 Bab 8. Sudah Pindah ke Kota
9 Bab 9. Janji Raja pada Rani
10 Bab 10. Salah Pergaulan
11 Bab 11. Dekati Adiknya, dapatkan Simpati Kakaknya
12 Bab 12. Putus
13 Bab 13. Akibatnya
14 Bab 14. Yang Salah Tetap di Hukum
15 Bab 15. Murni Merasa Bersalah
16 Bab 16. Kebencian Hani saat Semuanya Terungkap
17 Bab 17. Hani Datang
18 Bab 18. Rasa Bersalah Jacky dan Retno
19 Bab 19. Rani Mulai Bersedih
20 Bab 20. Kenyataannya
21 Bab 21. Rani Mulai Insecure
22 Bab 22. Rani Mulai Terjebak
23 Bab 23. Mulai Kehilangan Kepercayaan
24 Bab 24. Semakin Tidak Dipercaya
25 Bab 25. Diusir dari Rumah
26 Bab 26. Hani Masih Belum Melepaskan Rani
27 Bab 27. Lima Tahun Kemudian
28 Bab 28. Bibi Sartika
29 Bab 29. Tiba di Pulau Prede
30 Bab 30. Mereka Bertemu
31 Bab 31. Rindu yang Malah Menyakitkan
32 Bab 32. Raja Tidak Senang
33 Bab 33. Penolakan Alarik Putra Shahan
34 Bab 34. Hampir Celaka
35 Bab 35. Hani Bertemu Rani
36 Bab 36. Keputusan Rani
37 Bab 37. Huru-hara Hani
38 Bab 38. Perlawanan Rani
39 Bab 39. Rani Diculik
40 Bab 40. Raja Menyelamatkan Rani
41 Bab 41. Harus Kembali Mengalah dan Pergi
42 Bab 42. Raja Mencari Rani
43 Bab 43. Kebenaran Mulai Terungkap
44 Bab 44. Menemukan Rani
45 Bab 45. Kebersamaan Itu
46 Bab 46. Kebersamaan Itu 2
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Kebersamaan Itu 3
49 Bab 49. Rani Ujian
50 Bab 50. Terlalu Bersemangat
51 Bab 51. Semua akan Terungkap
52 Bab 52. Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Kelahiran Dua Anak Perempuan
2
Bab 2. Dua Kehidupan Berbeda
3
Bab 3. Benci itu Entah Bagaimana Datangnya
4
Bab 4. Akibatnya
5
Bab 5. Salah Didik
6
Bab 6. Kebencian yang Kian Bertambah
7
Bab 7. Kehidupan Rani dan Hani
8
Bab 8. Sudah Pindah ke Kota
9
Bab 9. Janji Raja pada Rani
10
Bab 10. Salah Pergaulan
11
Bab 11. Dekati Adiknya, dapatkan Simpati Kakaknya
12
Bab 12. Putus
13
Bab 13. Akibatnya
14
Bab 14. Yang Salah Tetap di Hukum
15
Bab 15. Murni Merasa Bersalah
16
Bab 16. Kebencian Hani saat Semuanya Terungkap
17
Bab 17. Hani Datang
18
Bab 18. Rasa Bersalah Jacky dan Retno
19
Bab 19. Rani Mulai Bersedih
20
Bab 20. Kenyataannya
21
Bab 21. Rani Mulai Insecure
22
Bab 22. Rani Mulai Terjebak
23
Bab 23. Mulai Kehilangan Kepercayaan
24
Bab 24. Semakin Tidak Dipercaya
25
Bab 25. Diusir dari Rumah
26
Bab 26. Hani Masih Belum Melepaskan Rani
27
Bab 27. Lima Tahun Kemudian
28
Bab 28. Bibi Sartika
29
Bab 29. Tiba di Pulau Prede
30
Bab 30. Mereka Bertemu
31
Bab 31. Rindu yang Malah Menyakitkan
32
Bab 32. Raja Tidak Senang
33
Bab 33. Penolakan Alarik Putra Shahan
34
Bab 34. Hampir Celaka
35
Bab 35. Hani Bertemu Rani
36
Bab 36. Keputusan Rani
37
Bab 37. Huru-hara Hani
38
Bab 38. Perlawanan Rani
39
Bab 39. Rani Diculik
40
Bab 40. Raja Menyelamatkan Rani
41
Bab 41. Harus Kembali Mengalah dan Pergi
42
Bab 42. Raja Mencari Rani
43
Bab 43. Kebenaran Mulai Terungkap
44
Bab 44. Menemukan Rani
45
Bab 45. Kebersamaan Itu
46
Bab 46. Kebersamaan Itu 2
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Kebersamaan Itu 3
49
Bab 49. Rani Ujian
50
Bab 50. Terlalu Bersemangat
51
Bab 51. Semua akan Terungkap
52
Bab 52. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!