Lost Control

Killian mengingatnya, benar-benar mengingatnya. Bagaimana Grisela menangis, berlari ke arahnya, menepis tangan Duchess Matilda Frederick.

Apa dirinya menemukan seseorang yang ada untuknya? Perlahan mata Killian terbuka. Tidak ada orang, hanya pelayan yang segera datang, segera setelah dirinya membunyikan bel.

Matanya menelisik, jendela masih berembun, pertanda musim semi mungkin tidak akan pernah terlihat di dukedom (wilayah kekuasaan Duke). Tidur di atas rerumputan? Sebuah mimpi yang indah.

"Apa dia peri?" Gumam anak berambut putih dengan pupil mata merah itu tersenyum. Sejenak menggeleng kembali menikmati sarapannya, yang hanya berupa makanan cair.

"Dimana dia... maksudku dimana Grisela?" Tanya Killian, menghela napas. Belum sempat sang pelayan menjawab.

Mata Killian menelisik menuju ke arah jendela yang sedikit berembun. Grisela berada di sana, tengah berbicara dengan seorang budak.

Krak!

Bagaimana jika mana dapat sedikit dikendalikan? Bahkan tanpa mantra atau lingkaran sihir, sendok yang dipegangnya bengkok. Raut wajahnya datar, tapi menyimpan dendam.

Hal yang membuat wajah sang pelayan sedikit pucat, menatap bentuk sendok yang zig-zag, bagaikan anak alai yang suka bergoyang di media sosial. Kita anggap saja begitu untuk membayangkan bentuk sendok saat ini.

"Aku ingin ke taman." Ucap Killian datar, kala sendok nya diganti. Kembali menikmati makanan di hadapannya. Dirinya harus cukup kuat untuk bermain di luar, di tengah cuaca dingin yang menerpa. Agar peri saljunya (Grisela) terlihat.

***

Memakai gaun berwarna biru, lengkap dengan pakaian yang begitu hangat. Grisela berdiri di hadapan budak yang mungkin beberapa tahun lebih tua darinya. Berapa usianya? Apa mungkin 13 tahun? Entahlah.

"Nona, jangan memberi perhatian khusus pada budak. Ingat ini adalah kastil Duke, bukan mansion Count Nicolas." Bisik Ana, pada majikannya.

"Perbudakan, seharusnya dihapuskan." Grisela menatap jengkel. Dimanapun selalu sama, termasuk di dunia modern. Perbudakan masih ada, hanya saja perbudakan dengan cara halus.

"Apa Duchess yang mencambuk mu?" Tanya Grisela berhati-hati.

Remaja itu mengangguk, pakaian yang lusuh, tidak begitu tebal. Ditambah luka yang belum mengering. Kasihan sekali! Apa lagi Grisela terlalu mudah luluh oleh wajah tampan dengan rambut hitam dan mata ungu ini.

"Kakak, mau aku obati?" Tanya Grisela penuh senyuman. Ingin rasanya berteriak dalam hati orang ini seperti selebriti, walaupun masih terlalu muda.

"Saya, tidak pantas menerima kebaikan nona." Ucap anak laki-laki itu tertunduk.

"Nona! Saat bicara pada budak, jangan terlalu halus. Derajat budak tidak---" Kalimat Ana terhenti, kala Grisela mengamati lebih baik.

Menelan ludahnya, apa ini sosok kejahatan diantara kejahatan di masa depan? Pria pembunuh yang menguasai kemampuan sihir walaupun tidak sehebat Killian. Tangan kanan kejahatan yang keren. Pria dengan rambut hitam dan mata ungu, melayang perlahan memberikan tatapan kematian.

Astaga! Astaga! Astaga! Ternyata memang benar! Antagonis tinggal bersama antagonis. Hingga dapat menjadi kejahatan sempurna yang menyerbu istana kekaisaran. Mungkin itulah yang ada dalam otak Grisela saat ini, berbinar-binar kagum. Mengingat novel yang dibacanya di kehidupan yang lalu.

"Ana, bagaimana jika aku mensponsori kakak ini, kemudian menjadikan dia kesatriaku?" Tanya Grisela bangga dengan dirinya sendiri. Setidaknya ketika dewasa nanti, dirinya memiliki perisai jika Killian benar-benar berubah menjadi jahat dan ingin membunuhnya.

Ana menghela napas."Nona tidak punya kekuasaan untuk itu, kita kembali ke kelas ya?"

"Kalau aku minta pada Duke muda (Killian)?" Tanya Grisela.

"Nona punya uang?" Tanya Ana mengangkat sebelah alisnya.

"Ana..." Grisela memasang wajah imut, tapi sekali lagi. Pesona yang memantul tidak mempan sama sekali pada sang pelayan.

"Nona harus kembali ke kelas." Tegas Ana.

Tapi, Grisela menghela napas, melepaskan pakaian hangatnya, serta memberikan sepotong roti. Kemudian memberikannya pada sang budak."Kakak tunggu aku mengumpulkan uang. Saat itu aku akan mensponsorimu, agar menjadi kesatriaku."

"Terimakasih, atas kebaikan nona..." Ucap Milarian tertunduk, tangannya gemetar. Menatap anak kecil yang begitu rapuh melangkah pergi.

Bukankah seharusnya dunia ini kejam? Matanya menatap ke arah hujan salju yang turun perlahan. Memakan kebaikan kecil yang didapatkannya dengan lahap.

***

Gadis kecil yang menyadari banyak hal harus diperbaiki di tempat ini. Belum lagi dirinya yang datang tanpa membawa mahar. Bagaimana caranya untuk membuka usaha. Mengalahkan Duchess juga merupakan hal penting saat ini. Mengingat Ana, menemukan serpihan kristal batu mana bertipe es di dapur.

Itu dapat sebagai indikasi, ada yang bermain dengan makanan Killian. Hingga kondisi mana yang tidak stabil, dapat menjadi lebih buruk. Tapi apa kepentingan Duchess untuk menyingkirkan Killian? Bukankah Duchess saat ini tidak memiliki keturunan?

Benar-benar berbagai hal yang membuatnya pusing.

Brak!

Dirinya terjatuh, menabrak seseorang."Killian... maksudku Duke muda." Ucapnya gugup.

"Ini menyakitkan..." Killian terduduk di lantai, berusaha bangkit. Entah dimana anak yang beberapa menit lalu dapat membengkokkan sendok menjadi bentuk abstrak.

Wajahnya benar-benar berbeda, bagaikan menuntut belas kasih. Membuat Grisela yang tidak tega memeluknya."Sakit ya? Maaf, aku yang salah..."

Senyuman menyeringai tersimpan, Grisela akan semakin memperhatikannya jika semakin sakit. Entah kenapa, jika anak ini (Grisela) memperhatikan orang lain, segalanya terasa tidak nyaman. Seperti saat memperhatikan budak tadi.

Haruskah menghancurkannya saja?

"Killian, udara begitu dingin. Kenapa kamu keluar?" Tanya Grisela padanya.

"Aku ingin bermain bola salju lagi. Tapi..." Killian tertunduk tidak mengatakan apapun lagi. Begitu manis, begitu baik, seperti kelinci putih manis. Tidak mungkin orang ini akan berubah menjadi villain kan?

Penggambarannya di novel, pria dengan rambut putih panjang terikat. Tangannya membawa pedang, pipinya terkena cipratan darah. Tersenyum, bahkan tertawa ketika membunuh, menggunakan sihirnya untuk membakar lebih dari setengah istana.

Benar-benar kontras dengan anak ini. Karena anak ini membuat jiwa melindungi Grisela terhadap pria tampan bangkit. Atau lebih tepatnya anak tampan.

"Tidak boleh bermain bola salju. Sebagai gantinya kita membaca buku ya? Ada banyak buku menarik tentang sihir. Mungkin akan berguna untuk membuatmu, mengendalikan mana." Ucap Grisela, mengusap pucuk kepala Killian.

"Aku akan menuruti apapun yang dikatakan Grisela." Jawaban yang benar-benar membuat hati Grisela tertusuk. Anak penurut yang manis.

"Kalau begitu ayo!" Grisela menarik tangan Killian.

Tapi satu hal yang tidak disadari Grisela. Walaupun sedikit, hal yang terjadi kemarin menbuat Killian sudah dapat sedikit mengendalikan mana-nya.

Anak laki-laki yang menyimpan segalanya. Lebih baik berpura-pura lemah bukan, agar Grisela selalu melihat padanya.

Area perpustakaan yang luas, seperti sudah diduga, ada ribuan...atau mungkin puluhan ribu di tempat ini. Sebuah tempat yang dijaga seorang pustakawan.

Dua orang anak mulai duduk, membaca buku mereka masing-masing.

"Sejak kapan Duke muda---" Kalimat Grisela disela.

"Panggil Killian, Grisela bilang setelah menikah kita berteman bukan?" Pertanyaan dari anak laki-laki yang benar-benar murni. Tanpa cinta dan cemburu, mungkin karena usia mereka yang masih 9 tahun.

"Killian, dari kapan kamu mulai sakit?" Tanya Grisela.

Killian sedikit berfikir."Mungkin aku membangkitkan kemampuan terlalu awal. Saat kematian ibu, kemampuanku mulai bangkit. Apa mungkin karena kehilangan? Karena semakin sakit rasa kehilangan, penyihir akan semakin kuat, tapi juga semakin lepas kendali."

Terpopuler

Comments

Indar

Indar

killian mulai tdk suka ada yg dekat sama grisela, lanjut kak tetap semangat 💪💪

2025-03-04

4

imau

imau

sepertinya Killian kekurangan perhatian, makanya dia mencari perhatian ke Grisela dgn berpura-pura lemah, padahal dia sdh mulai bisa mengendalikan mana

2025-03-05

0

Senjaa💞

Senjaa💞

masih memahami jalannya cerita..lanjut thor😃

2025-03-04

3

lihat semua
Episodes
1 Reinkarnasi
2 Little Rabbit
3 Berpihak
4 Lost Control
5 Dalam Sepotong Kue
6 Promise
7 Jarak Aman
8 Kelakuan Minus
9 Gagal
10 Pertemuan Rahasia
11 Alasan
12 Kebaikan Hati
13 Cantik
14 Putri Mahkota
15 Ganti
16 Pencurian?
17 Apapun
18 Oh Grisela
19 Saintess
20 Meet
21 Secret
22 Aku Dan Kamu
23 Jalan
24 Sama Saja
25 Tindakan Tidak Menyenangkan, Tapi Membuat Ketagihan
26 Mengurus Dua Anak Kecil
27 First Kiss
28 Villain 1
29 Villain 2
30 Villain 3
31 Villain 4
32 Villain 5
33 Menghindar
34 Perjodohan
35 Pertemuan
36 Ingin
37 Romantis
38 Kwalitas
39 Firasat
40 Keramahan
41 Tanggung Jawab
42 Pertanyaan
43 Tidak Begitu Suka
44 Dua Wajah
45 Sifat
46 Saintess
47 Hadiah
48 Kekasih
49 Silent
50 Tempat Seharusnya
51 Bimbang?
52 Lalat
53 Asumsi
54 Mengaku
55 Ujian
56 Save
57 Transaksi
58 Emosional
59 Darah?
60 Penyelidikan
61 Save
62 Anak Perempuan
63 Ayah Core
64 Putus
65 Cemburu
66 Melon
67 Introgasi
68 Isu
69 Penjelasan
70 Teman
71 Profesional
72 Surat
73 Wanita Tua
74 Asisten
75 Bantuan
76 Protektif
77 Let's Play
78 Kill
79 Tea Time
80 Magic
81 Hanya
82 Harga
83 Meet
84 Mewujudkan Mimpi
85 Salah Paham
86 Tidak Mengetahui
87 Secret
88 Tujuan
89 Real
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Reinkarnasi
2
Little Rabbit
3
Berpihak
4
Lost Control
5
Dalam Sepotong Kue
6
Promise
7
Jarak Aman
8
Kelakuan Minus
9
Gagal
10
Pertemuan Rahasia
11
Alasan
12
Kebaikan Hati
13
Cantik
14
Putri Mahkota
15
Ganti
16
Pencurian?
17
Apapun
18
Oh Grisela
19
Saintess
20
Meet
21
Secret
22
Aku Dan Kamu
23
Jalan
24
Sama Saja
25
Tindakan Tidak Menyenangkan, Tapi Membuat Ketagihan
26
Mengurus Dua Anak Kecil
27
First Kiss
28
Villain 1
29
Villain 2
30
Villain 3
31
Villain 4
32
Villain 5
33
Menghindar
34
Perjodohan
35
Pertemuan
36
Ingin
37
Romantis
38
Kwalitas
39
Firasat
40
Keramahan
41
Tanggung Jawab
42
Pertanyaan
43
Tidak Begitu Suka
44
Dua Wajah
45
Sifat
46
Saintess
47
Hadiah
48
Kekasih
49
Silent
50
Tempat Seharusnya
51
Bimbang?
52
Lalat
53
Asumsi
54
Mengaku
55
Ujian
56
Save
57
Transaksi
58
Emosional
59
Darah?
60
Penyelidikan
61
Save
62
Anak Perempuan
63
Ayah Core
64
Putus
65
Cemburu
66
Melon
67
Introgasi
68
Isu
69
Penjelasan
70
Teman
71
Profesional
72
Surat
73
Wanita Tua
74
Asisten
75
Bantuan
76
Protektif
77
Let's Play
78
Kill
79
Tea Time
80
Magic
81
Hanya
82
Harga
83
Meet
84
Mewujudkan Mimpi
85
Salah Paham
86
Tidak Mengetahui
87
Secret
88
Tujuan
89
Real

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!