3. Pemakaman Lembayung Garden.

Pemakaman Lembayung Garden.

Langit meneteskan air mata yang jatuh kebumi, mengiringi kepergian Jesi Karindra yang menyesakkan dada bagi keluarga mereka.

Acara berkabung keluarga Kalindra sangat dramatis, semua yang hadir di sana memakai baju hitam lengkap dengan payung hitam, seolah langit pun menjadi saksi bisu atas kepergian Jesi yang mendadak.

Di depan nisan Almarhum Jesi, semua keluarga Kalindra berdiri tegak dalam balutan air mata yang mendalam.

Begitu juga dengan Jingga yang datang dan berdiri disamping Ruben. Namun Bram menarik lengan Jingga dengan kasar untuk berbicara empat mata sehingga jauh dari kerumunan.

"Anak miskin, ngapain kamu ada disini? Saya sudah berapa kali bilang kepada kamu untuk menjauhi Ruben. Kamu tidak selevel dengan keluarga kami. Pergi dan jangan pernah cari perhatian Ruben dengan cara seperti ini!" geram Bram sambil mendorong keras tubuh Jingga.

Ruben terkesiap menghampiri mereka dan menggelengkan kepala."Daddy ini kita lagi berkabung kenapa selalu kasar pada Jingga."

"Sudahlah, suruh gadis ini pergi dari sini. Daddy tidak mau melihatnya," ucap Bram.

Ruben pun akhirnya menarik lengan Jingga dengan lembut dan berbisik pada Jingga untuk mengerti kondisi keluarganya sehingga Jingga pun terpaksa menuruti keinginan Ruben untuk pergi dari sana.

*****

Setelah kepergian Jingga dari acara pemakaman tersebut. Acara kembali di teruskan dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh pak ustad.

Kiara tak henti untuk menyeka air mata yang mengalir deras dipipinya." Aku tak pernah mengira kepergian mommy bisa secepat ini. Aku masih butuh mommy."

Ruben merangkul adiknya,"Kiara, masih ada Kakak yang akan selalu menjaga dan menemani kamu, jadi jangan pernah merasa sebatang kara seperti itu."

Kiara pun hanya bisa menundukkan kepalanya, menelan ludah, dan mencoba untuk menahan laju air mata yang mengalir deras."Iya, kak. Kiara tahu ..." suaranya bergetar hebat nyaris tenggelam dalam Isak tangisnya." Tapi kehilangan Mommy adalah hal yang paling menyakitkan untuk Kiara."

"Kakak mengerti apa yang kamu rasakan kakak dan Daddy juga rasakan bahwa kehilangan orang yang terkasih memang sangatlah berat, tapi kita harus ikhlaskan kepergian mommy suapaya mommy bisa tenang di alam sana," lirih Ruben.

"Iya, Kak."

Sementara mereka berpelukan erat, Bram merasa juga ikut sesak melihat istri yang dicintai bisa pergi begitu saja.

"Aku tak habis pikir lagi kenapa Jesi begitu bodoh dan ceroboh, dia lebih mementingkan menolong orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Aku harus cari tahu siapa yang dia tolong. Aku akan buat dia menderita sama seperti aku menderita harus kehilangan istri sebaik kamu,"gumam Bram dalam hatinya.

Bram pun menjauh dari kerumunan untuk menghubungi anak buah.

"Apa kalian sudah berhasil menemukan siapa orang yang ditolong istri saya?" tanya Bram.

"Kami sudah menemukan dan kami akan kirim data diri gadis tersebut, " ucap anak buah.

"Bagus, segera kirim ke email saya dan saya akan transfer sejumlah uang yang banyak untuk penyelidikan kalian," ucap Bram

"Baik, bos. Terima kasih," ucap anak buah.

Penyelidik itu segera mengirimkan laporan data diri gadis yang ditolong oleh mendiang istrinya dan dengan gerakan cepat Bram membuka ponsel pintar itu dengan sekali usap.

Mata Bram membulat sempurna ketika dia melihat foto gadis yang bernama Jingga Purwati, lengkap dengan data diri yang menjelaskan bahwa dia gadis panti asuhan.

"Gadis miskin, kampungan ini rupanya yang membuat saya harus terpisah dari Jesi untuk selamanya, kurang ajar!! untung saja saya tak pernah menyetujui hubungan dia dengan Ruben, saya akan buat perhitungan nanti," gumam Bram sambil mengepalkan kedua tangannya.

Ruben dengan mata elang yang dari kejauhan memperhatikan gerak tubuh sang Daddy dan Ruben hanya bisa menggelengkan kepala dan berkata dalam hatinya," sepertinya Daddy sedang menahan amarah, tapi siapa orang yang yang barusan menghubungi Daddy. Apa ada kaitannya dengan kematian Mommy. Aku harus cari tahu."

**

Mansion Karindra.

Sudah hampir satu minggu kepergian Mom Jesi, tapi Bram tak pernah bisa lupa akan kemarahan dia pada gadis yang sudah membuat dia kehilangan sosok wanitanya.

Dengan rencana semula, Bram pun melaksanan sebuah acara pernikahan antara Ruben dengan Alisa.

"Daddy, Kenapa harus maksa aku menikah dengan Alisa? aku tidak mencintainya. Aku mencintai Jingga,

"Jingga tak pantas untuk kamu, dia dari kalangan yang tidak tahu asal-usul yang jelas. Terlebih lagi dia itu adalah penyebab kematian Mommy kamu!"

Ruben tercengang."Apa?!" tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar dari mulut sang Daddy.

"Iya, gadis miskin yang kamu cintai itu yang membuat kita semua merasakan kehilangan Mommy," ucap Bram.

"Daddy tahu darimana semua ini?" tanya Ruben.

"Daddy sudah selidiki semua latar belakang Jingga Purwati, sejak kamu memperkenalkan gadis miskin itu dalam keluarga besar kita, Daddy sudah punya firasat buruk tentang dia," ucap Bram.

Kiara yang tak sengaja lewat pun akhirnya mendengar itu semua dan mulai menghasut sang Kakak juga untuk menikah dengan Alisa.

"Kak, alangkah baiknya kakak memang harus berbakti kepada kedua orang tua. Terlebih lagi mendiang Mommy juga sudah menitipkan pesan bahwa Kakak harus menikah dengan Kak Alisa," ucap Kiara.

"Oke, Ruben akan ikuti semua keinginan kalian," ucap Ruben yang tak punya pilihan lain selain menerima tawaran mereka dan amanah sang mommy.

***

Dua hari kemudian,

Acara Pernikahan Ruben & Alisa di sebuah Hotel Graha.

Ruben dan Alisa sudah duduk manis dipelaminan, serasi dalam balutan busana mewah berwarna putih. Gaun Alisa menjuntai elegan, berhiaskan sebuah batu permata indah yang memancarkan lekuk tubuh seksinya, lengkap dengan dekorasi serba putih.

Semua para kolega dan tamu undangan yang begitu penting hadir di acara yang super megah dalam hotel tersebut.

Ketegangan dan rasa cemas terus mengalir deras untuk pengantin pria, Ruben terus menghapus peluh yang bercucuran dipelipisnya, bahkan Ruben sempat salah ucap nama, ketika sang penghulu sudah bersenandung ria dengan menjabat tangan kanan Ruben membuat pengantin wanita tersebut naik pitam.

"Siapa sih Jingga! kenapa Ruben selalu salah sebut namaku!" geram Alisa dalam hatinya.

Tak hanya Alisa yang naik pitam, namun Bram pun segera menghampiri Ruben yang tak jauh duduknya.

"Ruben, ingat wasiat almarhum Mommy kamu dan kalau kamu sekali lagi salah ucap seperti tadi, Daddy akan hapus kamu dari ahli waris keluarga Karindra, bahkan Daddy akan lempar kamu kejalanan," bisik Bram.

Ruben menelan ludah dan berkali-kali menghapus peluh kembali dengan sapu tangan berwarna merah," iya Daddy. Maafkan aku yang tak fokus."

Ijab kabul pun dimulai kembali, kini Ruben mulai membuka mata hazel, dan menarik napas panjang dari dalam hidung untuk menetralisir rasa ketegangan dalam hatinya.

Akhirnya dengan suara lantang dan tarikan napas yang berhembus, Ruben melaksanakan akad pernikahan.

"SAH."

'Maafkan aku Jingga, aku tak bisa menolak keinginan mereka. Tapi aku bersumpah tidak akan pernah untuk menyentuh dia karena wanita yang aku cintai itu hanya kamu seorang,'batin Ruben.

Semua orang yang hadir Mecoba untuk melemparkan senyum manis, tapi tidak dengan Ruben. Dia sejak tadi selalu saja gelisah karena sampai saat ini kekasih hatinya, yaitu jingga belum mengetahui pernikahan terpaksa ini.

Pikiran Ruben pun berkelana, dia takut jika Jingga tak bisa menerima dirinya yang kini sudah memiliki istri resmi yang sudah diakui oleh agama maupun hukum.

Hati Ruben tak akan sanggup untuk kehilangan wanita cantik yang sangat dicintainya. Ia akan berusaha keras untuk meyakini hati Jingga bahwa Ruben hanya akan selalu mencintai Jingga sampai seumur hidupnya. Dia tak akan pernah berpaling dari wanita manapun, kecuali maut memisahkan mereka.

TBC

(To be Continued)

Tinggalkan jejak berupa like, vote, dan komentar. Terima kasih

Terpopuler

Comments

Volis

Volis

Kakak pakai nama Ruben, aku jadi kepikirannya Ruben Onsu 🤭

2025-05-02

0

Gemini ♊ juni

Gemini ♊ juni

semangat terus kak up-nya di tunggu ya🙏

2025-04-25

0

Miu Nih.

Miu Nih.

waduh tambah marah nih malahan 😱

2025-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!