Saat awal pernikahan Sena dan Ebbry belum ingin punya anak agar kuliah mereka tak terganggu. Yang penting mereka sudah menikah.
2 tahun kemudian Sathya lahir. Ebbry bilang nanti kalau Sathya sudah 10 tahun baru mereka punya anak lagi. Entah itu laki atau perempuan habis itu stop. Sekarang Sathya baru 7 tahun.
“Apa kita akan punya anak ke-dua bila begini kejadiannya?” Sena memandang foto pernikahan yang terlihat jelas saat dia dan Ebbry berbaring di kamar tidur mereka sebab foto dipasang di dinding tepat seberang ranjang tidur. Foto dengan pigura sangat besar. Di sebelahnya ada foto Sathya berusia enam bulan dengan tawa lebar memperlihatkan dua gigi kelinci pertamanya.
Tetiba enam bulan lalu, Thea perempuan sampah itu masuk dalam kehidupan Sena. Thea adalah jebakan yang sangat disesalkan oleh Sena. Waktu itu dia sedang berada di Bandung bersama beberapa rekanan. Mereka memang akan membuat kesepakatan dengan banyak pemegang saham dari berbagai macam usaha.
“Kamu jadi beli mobil baru?” tanya seorang rekan Sena.
“Kenapa?” tanya Sena.
“Kemarin ada rekanku bilang dia punya rekomendasi orang yang jual mobil murah sih. Tapi ya nggak tahu juga. Nanti aku kasih tahu di Jakarta.”
“Kalau urusan begitu nanti urusan sama istriku sajalah. Aku males ngurus-ngurus kayak begitu,” jawab Sena ketika itu. Memang urusan beli mobil atau aset lain misal properti semua ditangani Ebbry. Sena hanya bagian b4yar.
Malam itu memang mereka sudah hampir pulang ke kota masing-masing, tapi karena terlalu larut banyak yang tidak berani pulang malam-malam. Kalau tidak bawa sopir lebih baik mereka menunggu tidur di hotel agar aman lalu meluncur ke kota asal pagi hari.
Entah bagaimana tiba-tiba Sena bangun sudah bersama seorang perempuan di dalam kamar hotel. Itu yang Sena sama sekali tidak pernah tahu siapa yang mengumpan dia dan bagaimana prosesnya. Yang dia tahu saat itu dia sudah terjebak dengan jeratan Reshma Tearra Caraka atau Thea.
Padahal Sena sadar, dia sama sekali tak minum alkoh0l, artinya dia tidak m4buk. Bagaimana mungkin dia sudah naked dengan seorang perempuan?
Pagi itu Sena pulang ke Jakarta. Dia sama sekali tidak menggubris Thea. Sungguh dia sama sekali tidak menyukai apa yang dia lakukan pada perempuan lain, karena memang dia tidak pernah ingin melakukan hal tersebut. Sungguh dia tidak pernah ingin melakukannya.
Tapi tidak demikian pada Thea sampai ujung dunia pun akan dia kejar Sena karena Sena adalah pria pujaannya. Pria macho. Umur sudah matang, keuangan matang tapi yang pasti jago bertempur di ranjang. Itu yang disukai oleh Thea. Lelaki lain tak seperkasa Sena.
“Silakan saja, aku tak takut ancamanmu!”
Satu lagi poin plus Sena. Lelaki itu menolak dirinya saat pagi mereka terjaga dan Thea memancingnya. Sena juga satu-satunya lelaki yang tak takut ancamannya.
Thea adalah supervisor marketing penjualan mobil yang waktu itu akan diperkenalkan pada Sena, tapi Sena tidak tertarik.
Thea bukan sales girl biasa, dia sudah tingkat supervisor walau belum manajer marketing. Tetap saja sudah lumayan lah tingkatannya.
Sejak kejadian Bandung itu Thea terus mengejar ke mana pun Sena pergi, walau ia tidak bisa setiap saat menemui lelaki pujaannya, tapi Sena terus dibayang-bayangi.
“Pak Sena-nya nggak ada Bu,” demikian Radif sekretaris Sena berkata.
“Aku lihat mobilnya ada.”
“Pak Sena kan nggak selalu pakai mobil itu Bu. Tapi kalau Ibu nggak percaya tunggu saja di sini sampai nanti malam. Apakah beliau akan keluar dari ruangan tersebut,” ucap radif selanjutanya. Dia terus bekerja tanpa terganggu kehadiran Thea yang selalu saja mengejar bozz-nya.
Thea pun duduk di lobby ruang kerja Sena. Ada beberapa tamu yang datang juga dikatakan bahwa Sena tidak ada. Tentu saja Thea jadi geram karena ternyata memang Sena tidak ada, walau mobilnya terparkir di area VIP parking.
Begitu yang sering Thea temui di lapangan bila mengejar Sena.
Kadang dia sengaja menunggu di lobby kantor Sena. Begitu Sena keluar dia akan mepet ke mana pun.
Seperti kejadian kemarin. Sena memang akan menemui istrinya di mall karena dia tahu istrinya akan membawa Sathya untuk makan ice cream kesukaan Sathya. Thea membuntuti. Mereka tiba lebih dulu.
“Ngapain kamu?”
“Aku kangen,” jawab Thea mendekat.
“Jangan macam-macam. Aku tak pernah punya ketertarikan sama kamu.”
“Bagaimana bila video pertempuran kita benar-benar aku kirim pada istrimu? Aku sudah punya nomornya.”
“Aku tak peduli,” balas Sena. Dia ingat harus segera memberitahu Ebbry kejadian di Bandung sebelum Thea bergerak. Dia harus mengakui dosa dan mengakui pada Ebbry kejadian sebenarnya. Dia tak pernah punya hubungan apa pun dengan Thea kecuali satu malam itu di Bandung.
Saat itu Thea melihat Sathya dan Ebby turun dari mobil, Thea baru tahu ternyata niat Sena ke mall ini ingin menemui anak dan istrinya. Itulah kesempatan Thea memperlihatkan siapa dirinya pada Ebbry. Dia langsung menjalankan aksinya dan hasilnya sesuai harapan Thea.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kamu nggak serius kan?” ucap Victor kaget.
“Kamu nggak serius kan?” ulang Victor masih tak percaya. Victor sepupu Ebbry dari pihak maminya. Dia pengacara, tapi tak bekerja di kantor Prawara Ragah Priyatama atau Arra, abangnya Ebbry. Dia lebih enak jadi kroco di kantor orang lain daripada pegang jabatan tinggi di kantor abang sepupunya.
“Aku sangat serius. Sathya melihat sendiri kok mereka melakukannya di parkiran mall. Di ruang terbuka seperti itu saja mereka berani demontrative sedemikian rupa. Apa yang mereka lakukan di kamar bisa kita bayangkan ‘kan? Jadi sudahlah enggak usah bujuk aku,” balas Ebbry pada adik sepupunya yang usianya lebih tua dari dirinya.
Hari ini rencananya Ebbry akan membeli apartemen untuk dia dan Sathya. Niatnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah Sathya. Ebbry tak bisa membayangkan tidur di rumahnya, dengan membayangkan saat itu suaminya berselingkuh dan pulang ke rumah dengan wajah innocent serta terus memeluk dirinya seakan diluaran tak terjadi hal konyol antara Sena dan perempuan muda itu.
Ebbry akan menjual tiga mobilnya, dan akan dia ganti dengan mobil baru. Dia akan menghapus semua yang mengingatkan kebersamaannya dengan Sena. Tahap awal dia hanya akan membeli satu mobil untuk dia dan Sathya.
Ebbry tidak ingin menambah pegawai untuk mengantar jemput Sathya. Dia akan antar jemput sendiri. Dia tadi menghubungi Victor hanya minta agar mengatur pertemuan dengan kedua orang tua Sena dan kedua orang tuanya besok malam.
Ebbry minta dua pasang orang tua bertemu dengan dia dan Sathya di rumah makan jam 07.00 malam. Tentu bersama Sena dan Victor. Hanya itu saja permintaan Ebbry karena dia tidak mau segala urusan pengajuan surat cerai dapat hambatan dari mana-mana. Besok dia minta kedua orang tua Sena dan kedua orang tuanya ada jam 07.00 malam bersama Victor.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments