Kesepian

Keisha menutup pintu mobil HRV milik Gilang sesaat setelah dia keluar dari sana. Ia sudah diantarkan pulang dengan aman dan selamat sampai tujuan. Sepanjang perjalanan pulang keduanya seakan tidak kehabisan topik pembahasan. Ada saja yang mereka bahas untuk mencairkan suasana.

Emang dasarnya Keisha itu tipe orang yang ramah dan bisa dekat dengan siapa saja. Kecuali Jiwangga. Ia merasa ada sebuah radar yang selalu berdenting nyaring seolah memberi peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan pemuda itu. Keisha merasa kalau mereka tidak cocok bahkan hanya untuk bertegur sapa.

Gadis berambut hitam panjang itu melambaikan tangan pada mobil Gilang yang mulai menghilang keluar dari kawasan rumahnya. Komplek yang kebanyakan dihuni oleh rumah-rumah dengan dua tingkat atau lebih bergaya eropa modern. Keisha masuk setelah dibukakan pintu gerbang oleh Cipto. Keadaan sepi juga hening kental sekali gadis itu rasa saat menginjakkan kakinya di ruang tengah.

Kehangatan yang pernah tercipta kini hanya menjadi bayang-bayang momen indah saja. Keisha menatap sendu pada bingkai foto besar di dekat televisi. Gambaran foto keluarga yang sedang tersenyum bahagia atas kemenangan putri kecil mereka dalam sebuah perlombaan. Kala itu, Keisha merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia sebelum kesibukan menyerang kedua orang tuanya.

Kesepian lah yang menjadi teman nomor satu yang menemani Keisha sata di rumah. Memang nasib menjadi anak tunggal yang tidak memiliki teman untuk bermain juga berbicara. Kadang, dia merasa iri dengan Luna. Sahabatnya itu memiliki seorang kakak dan adik di rumah. Seperti apa rasanya memiliki saudara? Pasti asik sekali bisa berbagi segala hal.

“Papa sama mama pasti pulang malam banget sama kayak hari-hari biasanya,” kata Keisha.

“Mbak Keisha udah pulang. Udah makan belum? Simbok hari ini masak makanan kesukaan Mbak tuh,” tanya Siti, asisten rumah tangga yang sudah bekerja untuk keluarga Keisha dari gadis itu masih bayi.

“Udah tadi baru nyemil doang sih di sekolah. Emang hari ini lagi masak apa?” balas tanya Keisha.

“Simbok masak ayam kecap sama sayur bayam itu. Wis kamu ndang ganti baju terus makan lagi,” kata Siti.

“Aku mau ke kamar dulu ya Mbok,” sahut Keisha lalu menganggukkan kepala untuk menuruti permintaan dari pengasuhnya.

“Kalau butuh apa-apa panggil Simbok atau Pak Cipto ya.” Siti mengusap sayang puncak kepala Keisha lembut.

“Iya Mbok.”

Keisha berjalan menuju lift yang berada tidak jauh dari area ruang tengah. Ia terlalu malas untuk menaiki belasan anak tangga hanya untuk menjangkau lantai kamarnya. Tubuh dan pikirannya sudah lelah bukan main usai ditimpa hari yang berat. 10 detik kemudian si cantik kini ada di dalam kamar.

Sedang bergelung di bawah selimut tebal yang hangat. Ia memejamkan sejenak mata yang lelah sebab ketika mencium aroma memabukkan dari bantal dan gulingnya, Keisha tidak bisa menahan diri. Niat hati hanya beberapa detik tetapi malah berlanjut sampai nyaris tengah malam berujung gadis itu melewatkan makan malamnya.

Keisha terbangun saat mendengar suara denting notifikasi beruntun yang masuk secara ugal-ugalan sampai bisa membuatnya tersadar. Gadis itu mengusap perlahan wajahnya untuk mengusir rasa kantuk yang tersisa. Tangannya terulur untuk mencari dimana keberadaan ponsel canggihnya itu. Satu nama yang muncul dalam bilah notifikasi adalah milik Luna.

Luna Geraldine: Kei, gue gabut nih. Nongkrong yuk.

Luna Geraldine: Keisha? Heloow?

Luna Geraldine: Chat gue centang satu doang lagi.

Keisha: Sorry sorry gue ketiduran tadi. Ini aja kebangun gara-gara suara notifikasi lo.

Luna Geraldine: Ya ampun gue kira lo kenapa. Gimana tadi tuh abis tutor berdua sama Jiwangga?

Keisha: Lo tahu nggak sih, dia sama sekali gak datang! Gue nungguin sampai sekolah mau ditutup. Nggak ada tuh dia muncul buat kelas tutor. Gue kesel banget bangke. Omongan gue kayak dianggap angin lalu doang yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri!

Keisha: Kalau bukan karena nurutin maunya Bu Rasmi, sumpah demi Tuhan gue ogah banget ngobrol sama biang onar kayak dia. Lagian apa sih hebatnya Jiwangga Abram sampai bikin anak-anak satu sekolah sampai tergila-gila sama dia?

Keisha: Untung aja tadi ada Gilang yang temenin gue. Kalau nggak bisa mati kelaparan gara-gara nungguin Jiwangga nggak datang juga.

Luna Geraldine: DEMI APA? Ututu kasihan banget sahabat gue. Terus lo baliknya gimana? Dijemput Pak Cipto kan?

Keisha: Kagak. Gilang nawarin balik bareng ya udah sekalian aja. Dia bilang searah juga.

Luna Geraldine: Eh buset itu mah bukan searah lagi tapi dia emang sengaja nganterin lo, Kei.

Luna Geraldine: Rumahnya si Gilang tuh ada di Kokas. Jauh banget ege kalau sama rumah lo. Lo bayangin aja dari Kokas ke Pondok Indah tuh setengah jam kalau ga macet. Dia benar-benar asli mau antar doang atau modus ke lo sih?

Keisha: Nggak mungkin modus lah Lun. Orang dia ada gebet anak kelas 11 IPS 2 kok.

Luna Geraldine: Mungkin aja kebetulan. Gue nginap di rumah lo ya Kei. Orang tua gue lagi berantem tuh gue malas dengar debat mereka. Si Livya udah ngungsi ke rumah eyang dari tadi sore.

Keisha: Lo yakin? Udah mau jam 11 malam ini siapa yang mau ngantar?

Luna Geraldine: Ada. Gue minta tolong ke Mas Bintang. Gue dengar-dengar info dari Gilang juga kalau besok tuh guru-guru ada workshop. Jadi kita masuk agak siang jam 9.

Keisha: Datang aja kebetulan gue juga di rumah sendirian. Bokap sama nyokap lagi pergi.

Luna Geraldine: Kita bisa ngedrakor beberapa episode tuh lanjutin yang kemarin kita tonton di kelas. Lo mau dibawain makanan apa buat jadi teman nonton?

Keisha: Ayam atau pizza aja kita makan bareng. Gue lapar juga tapi malas turun ke bawah.

Luna Geraldine: Gue juga beli mac and cheese toping daging slice biar kenyang lo ntar.

Keisha: Lo kalau udah sampai langsung naik ke kamar aja. Gue mau mandi dulu.

Luna Geraldine: Oke.

Obrolan keduanya berakhir pada pukul tepat setengah 12 malam. Keisha menaruh handphone di atas pengisi daya elektrik hasil memenangkan lomba beberapa hari lalu. Ia lantas berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh diri. Berendam dalam bak penuh busa yang super wangi bisa membuat tubuhnya seperti dimanjakan di pemandian air panas.

Keisha membiarkan seluruh tubuhnya diselimuti busa-busa putih yang sangat halus. Menyisakan area leher hingga kepala saja yang yang berada di luar bak. Gadis itu sudah menyiapkan amunisi saat berendam sambil menunggu kedatangan Luna. Sebuah tablet bertengger apik tak jauh dari posisi Keisha berada menampilkan drama thailand berjudul Home School yang sedang sang puan tonton.

Episodes
1 Sebuah Permintaan
2 Ajakan Tutor
3 Menunggu Yang Sia-Sia
4 Kesepian
5 Dukungan Motivasi
6 Dicegat
7 Thanks Harvey
8 Pesan Tak Dikenal
9 Aksi Balas Dendam
10 Tanggung Jawab
11 Kelas Gabungan
12 Tragedi Dodgeball
13 Petak Umpet
14 Ciyeng Ici dan Latihan
15 Kapal Oleng Kapten
16 Today Is The Day
17 Selebrasi Perayaan
18 Jangan Berisik
19 Razia
20 Teguran
21 Permen Susu
22 Hati Nurani
23 Pertemuan Pertama
24 Ketika Para Gadis Bergosip
25 Terlambat
26 Ubur-Ubur Ikan Lele, Ada yang Tumbang Nih Le
27 A Bites of Little Happines
28 Hamada Sushi For Family Time
29 Satu Hari Bahagia Keisha
30 Kedatangan Anggota Baru
31 Perjanjian
32 Setan Cantik
33 Penolakan Yang Diabaikan
34 Kala Jarak Jadi Bising
35 Kerja Kelompok
36 Ketegangan Di Sore Itu
37 Bertukar Kabar Dengan Orang Jauh
38 Pertolongan Pertama (Lagi)
39 Genggaman Yang Menenangkan
40 Jiwangga Aneh
41 Cemburu
42 Satu Sore Di Warung Pecel Lele
43 Night Call With Harvey
44 Ketahuan
45 Ketemu yang Berujung Chaos
46 Berita Kehilangan
47 May Heaven Can Keep You Save, Papa
48 Cerita Dari Jiwangga
49 Just Take My Hand, Hold It Tight
50 Kabar Yang Terlambat
51 Pengakuan
52 The Truth Finally Spill Off
53 Penjelasan
54 Negosiasi
55 Kalah Sebelum Berjuang
56 Abang dan Adek
57 Dijodohkan
58 Sebuah Janji
59 Persaingan Dimulai
60 Menuju Chaos
61 Kalah Telak Lagi
62 Sate Taichan Double Date
63 Betrayer
64 Tidak Ada Lagi Ruang
65 Awal Yang Baru Untuk Kita
66 Tabur Tuai Nyata Adanya
67 Peringatan Final
68 Satu Pilihan Yakin Untuk Selamanya
69 Bedtime Kiss
70 A Day In Our Life: Bandung Triple Date
71 What We Have To Fight For
72 Final Decision
73 Akhir Bahagia Untuk Kita
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Sebuah Permintaan
2
Ajakan Tutor
3
Menunggu Yang Sia-Sia
4
Kesepian
5
Dukungan Motivasi
6
Dicegat
7
Thanks Harvey
8
Pesan Tak Dikenal
9
Aksi Balas Dendam
10
Tanggung Jawab
11
Kelas Gabungan
12
Tragedi Dodgeball
13
Petak Umpet
14
Ciyeng Ici dan Latihan
15
Kapal Oleng Kapten
16
Today Is The Day
17
Selebrasi Perayaan
18
Jangan Berisik
19
Razia
20
Teguran
21
Permen Susu
22
Hati Nurani
23
Pertemuan Pertama
24
Ketika Para Gadis Bergosip
25
Terlambat
26
Ubur-Ubur Ikan Lele, Ada yang Tumbang Nih Le
27
A Bites of Little Happines
28
Hamada Sushi For Family Time
29
Satu Hari Bahagia Keisha
30
Kedatangan Anggota Baru
31
Perjanjian
32
Setan Cantik
33
Penolakan Yang Diabaikan
34
Kala Jarak Jadi Bising
35
Kerja Kelompok
36
Ketegangan Di Sore Itu
37
Bertukar Kabar Dengan Orang Jauh
38
Pertolongan Pertama (Lagi)
39
Genggaman Yang Menenangkan
40
Jiwangga Aneh
41
Cemburu
42
Satu Sore Di Warung Pecel Lele
43
Night Call With Harvey
44
Ketahuan
45
Ketemu yang Berujung Chaos
46
Berita Kehilangan
47
May Heaven Can Keep You Save, Papa
48
Cerita Dari Jiwangga
49
Just Take My Hand, Hold It Tight
50
Kabar Yang Terlambat
51
Pengakuan
52
The Truth Finally Spill Off
53
Penjelasan
54
Negosiasi
55
Kalah Sebelum Berjuang
56
Abang dan Adek
57
Dijodohkan
58
Sebuah Janji
59
Persaingan Dimulai
60
Menuju Chaos
61
Kalah Telak Lagi
62
Sate Taichan Double Date
63
Betrayer
64
Tidak Ada Lagi Ruang
65
Awal Yang Baru Untuk Kita
66
Tabur Tuai Nyata Adanya
67
Peringatan Final
68
Satu Pilihan Yakin Untuk Selamanya
69
Bedtime Kiss
70
A Day In Our Life: Bandung Triple Date
71
What We Have To Fight For
72
Final Decision
73
Akhir Bahagia Untuk Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!