Prologue

                                                                         ~Happy reading guys~

#Flashback ke tahun 1985#

Suasana kelas di jam 10 hening, ketika tembakan pertama terdengar. Mereka-mereka yang tengah mencatat soal di dalam kelas spontan mendongak bingung, celingukan satu sama lain, mengira anak-anak radio isengnya kumat, sengaja menyetel rekaman bunyi tembakan melalui pengeras suara.

Lalu beberapa detik kemudian terdengar bunyi tembakan yang cukup keras, banyak yang mulai terlihat ketakutan. Mereka membeku, belum ada yang berani bergerak mengecek suasana di luar kelas.

Tiba-tiba saja pintu terbuka. Anak-anak cewek spontan berteriak. "Aaaaaaaaa!"

Ternyata yang masuk seorang cowok dari kelas bahasa inggris, main nyelonong masuk begitu saja, dengan sorot nyalang, ekspresi ngeri, dan dagu gemetaran dia berkata. "Ada orang gila bawa senjata di luar..." Dia menelan ludah sembari menetralkan jantungnya. "Orang itu menembaki mereka, teman-teman sekelasku..." Si ceking tanpa basa-basi dan tanpa minta izin mendorong meja guru yang beratnya minta ampun ke pintu. Meski badannya kurus, dia sanggup mendorong itu sendirian, sementara yang lain cuma duduk-duduk menonton seolah-olah dia anggota sirkus yang sedang melakukan pertunjukan sulap.

"Kalian bantu aku! Malah diam saja! Mau mati konyol juga?!"

Wajah semua anak memucat menatap darah di tangan si cowok ceking berkacamata.

"Kenapa tanganmu?" tanya cewek mungil berambut sebahu di barisan depan.

Dia nyerocos tak jelas plus gagap. "Sial, aku tidak.... aku tidak sadar. Ini bukan darahku. Aku duduk di sebelah Jae-geun, lalu pria itu masuk ke kelasku dan menembaknya tepat di kepala. Tidak hanya dia... semua.. kami berusaha lari, saling dorong, ada yang terjatuh, ada yang tidak sempat mencapai pintu."

"Siapa yang melakukan itu!?" pekik cowok tambun di belakang.

"Aku tidak tahu!"

"Kita harus keluar dari sini!"

Semua orang membeku ketika bunyi tembakan kali ini terdengar lebih dekat.

Kalap dan ketakutan, semua anak yang tadinya serius mengerjakan soal, bergegas membantu cowok berkacamata dari kelas sebelah, bukan menumpuk benteng pertahanan di depan pintu, mereka nekat melempari kaca jendela pakai kursi yang mereka angkat bareng-bareng. Mereka butuh jalan keluar. Kebetulan ruangan ini di lantai dasar.

Sementara di perpustakaan, anak-anak dari Kelas Sains yang kebetulan belajar kelompok di sana merunduk di belakang rak-rak buku, di kolong meja, beberapa meringkuk di sudut gelap. saling berangkulan, berharap siapa pun dari pihak kepolisian akan datang menolong mereka.

Dap... dap... dap... gema langkah kaki mendekat.

"Tahan pintunya!" perintah guru wanita berambut panjang itu sambil berlari ke pintu dan menguncinya. Melakukan segala yang mereka bisa untuk mencegah orang bersenjata itu masuk. Untuk sesaat, hening. Semua orang sekali lagi menahan napas, berharap pria gila itu pergi.

Detik-detik menegangkan terjadi... tak ada yang berani bersuara.

Gagang pintu berderak-derak, semua anak kompak menahan napas. Mereka tersentak kaget. Seorang gadis merangkak keluar dari tempat persembunyian. Guru wanita itu lantas menggelengkan kepala, memohon menggunakan isyarat mata agar dia bersembunyi lagi.

Dor! Dor! Dor! Gagang pintunya dirusak, para pemilik mulut menjerit heboh. Tiga lubang peluru tercipta di pintu.

Guru muda itu menjerit sambil berlari menyeberangi ruangan, memerintahkan semua muridnya berdiri dan pindah tempat, membawa mereka semua ke belakang, ke ruangan penyimpanan buku-buku tua, bersembunyi di sana.

Pintu terbuka, pria bersenjata itu masuk. Para pemilik telinga bisa mendengar langkah sepatu botnya di lantai saat dia berkeliling, memeriksa di antara rak-rak buku. Bersiul-siul santai, menyerap seluruh ketakutan, merasa di atas angin, bergerak dengan langkah lambat, seolah-olah dia pemilik tunggal dunia ini, benar-benar tidak peduli dengan makhluk-makhluk lain yang kebetulan menghuni dunia yang sama.

Satu menit lewat...

Dua menit lewat...

Mereka pasrah menunggu. Semakin meringkuk saat mendengar derit pintu gudang penyimpanan didorong pelan-pelan dari luar.

.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!