~Tujuan Desa lunaris~

•Desa Lunaris, Benteng Para Therion.

Desa Lunaris terletak di tengah-tengah lembah yang dikelilingi pegunungan tinggi dan hutan rimbun. Udara di sana selalu sejuk dengan angin yang membawa aroma tanah basah dan dedaunan pinus. Desa ini merupakan tempat tinggal utama bagi ras Therion, khususnya Klan Serigala Bulan, tetapi juga dihuni oleh berbagai manusia binatang dari klan kecil lainnya, seperti kelinci, rusa, domba, tikus, anjing, dan lainnya.

Gerbang besar yang menjulang tinggi dari batu kokoh melingkari desa, menjadi benteng pertahanan dari serangan binatang liar atau penyusup yang tidak diinginkan. Ukirannya dihiasi dengan simbol bulan dan cakar serigala, melambangkan perlindungan serta kekuatan klan.

Begitu melewati gerbang, suasana desa terasa hidup dan harmonis. Jalan utama dipenuhi beberapa pedagang yang menjajakan barang dagangan unik khas dunia mereka—susu sapi dan kambing segar, pakaian dari kulit binatang, perhiasan alami, sayuran dan daging kering, serta makanan olahan tradisional. Tidak ada barang modern seperti yang biasa Niren lihat di dunia manusia, semuanya terasa lebih alami dan sederhana, namun tetap bernilai tinggi bagi penduduk desa.

Di tengah desa berdiri batu serigala besar, sebuah monumen alami yang melambangkan leluhur klan Therion. Batu itu berbentuk serigala sedang meraung ke arah bulan, dikelilingi oleh kolam kecil dengan air jernih berkilauan. Air tersebut dipercaya memiliki kekuatan mistis yang hanya diketahui oleh para pemimpin klan. Beberapa rumah batu bertingkat dua dengan jendela jerami berdiri rapi, lengkap dengan pagar kayu yang membatasi pekarangan mereka. Desa ini begitu bersih dan teratur, mencerminkan kebiasaan para penghuninya yang menjaga keseimbangan dengan alam.

Namun, meskipun kehidupan terlihat damai, udara masih terasa dingin dan menggigit karena badai yang belum kunjung reda. Fenrisa dan kedua putranya akhirnya memasuki desa, dan seketika warga desa menyambut mereka dengan penuh hormat.

Beberapa warga segera menghambur ke arahnya. Manusia binatang dari berbagai ras—domba, kelinci, tikus, dan anjing—berkumpul, wajah mereka penuh kekhawatiran. Salah satu lelaki tua dari ras domba, dengan tanduk kecil dan janggut putih yang sudah memanjang, melangkah lebih dulu.

Di tengah kerumunan, seorang anak serigala kecil tiba-tiba berlari dengan langkah lincah menuju Kael. Pemuda itu reflek menangkapnya dalam pelukan, lalu menggendongnya penuh kasih. Anak serigala itu adalah darah dagingnya sendiri—Kael sudah memiliki pasangan dan, sesuai aturan dunia ini, anak yang lahir sepenuhnya menjadi tanggung jawab jantan. Begitu betina melahirkan, hak asuh anak jatuh ke pihak jantan, dan betina tidak memiliki kewajiban untuk mengurus mereka. Bahkan jika pasangan berpisah, sang jantan tetap bertanggung jawab atas anak-anak mereka.

"Pemimpin Fenrisa, bagaimana kondisi di luar sana? Apakah perpindahan binatang liar semakin mendekati desa kita?"ucapnya penuh kekhawatiran.

Fenrisa menarik napas dalam, menatap wajah-wajah yang dipenuhi kegelisahan itu. Ia tahu, meskipun desa ini memiliki perlindungan, mereka tidak bisa terus bersembunyi.

"Untuk saat ini, jalur perburuan masih aman. Kami tidak menemukan tanda-tanda kawanan liar berpindah ke wilayah kita."

Seorang pemuda dari ras kelinci, bertubuh ramping dengan telinga panjang yang sedikit berkedut, tampak ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya.

"Tapi, Pemimpin… sampai kapan kita bisa merasa aman? Stok makanan kami semakin menipis sebentar lagi musim dingin dan kami tidak bisa hanya bergantung pada persediaan di desa."ucap Hensa.

Seorang pria bertubuh besar dari ras anjing ikut menyela, suaranya dalam dan penuh ketegangan.

Suo mendekat. Wajahnya di liputi kecemasan."Kami butuh kepastian, ketua Fenrisa. Kami harus berburu. Jika kami terus bersembunyi di balik tembok ini, kita semua akan kelaparan."

Fenrisa menatap mereka satu per satu. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Meskipun mereka telah menyimpan cukup makanan, persediaan itu tidak akan bertahan selamanya.

"Aku tahu. Kita tidak bisa selamanya hanya bertahan di dalam desa. Namun, kita juga tidak bisa bertindak gegabah. Para pemburu harus lebih berhati-hati dari sebelumnya. Kita akan mengirim kelompok kecil untuk mengintai pergerakan binatang liar. Jika situasi memungkinkan, kita akan kembali berburu, tetapi tetap dalam kelompok dan dengan persiapan matang."

Para warga saling berpandangan, masih ada ketakutan di mata mereka, tetapi kata-kata Fenrisa membawa sedikit ketenangan.

"Jadi, kita masih punya waktu?"tanya pak tua—domba.

Fenrisa langsung mengangguk mantap"Ya, tapi kita tidak boleh lengah. Aku akan mengadakan pertemuan dengan para pemburu dan pemimpin klan lainnya malam ini. Kita akan menyusun strategi terbaik agar kita bisa bertahan tanpa mengorbankan keamanan."

Seorang gadis kecil dari ras tikus, yang sejak tadi bersembunyi di balik ibunya, akhirnya bersuara dengan suara lirih.

Cilla menaikan kedua alisnya menatap fenrisa—takut"Pemimpin Fenrisa… kita akan baik-baik saja, kan?"cicitnya kembali memeluk kaki ibunya.

Fenrisa tersenyum lembut, lalu berjongkok agar sejajar dengan si gadis kecil.

"Tentu saja. Aku berjanji, kita akan melindungi desa ini bersama-sama. Tidak ada yang akan dibiarkan sendirian."

Perlahan, suasana yang tegang mulai mereda. Meski masih ada ketakutan, warga mulai percaya bahwa mereka bisa menghadapi ini bersama. Untuk bertahan hidup, mereka harus kuat.

Namun, tidak lama kemudian, sorot mata mereka serentak tertuju pada seseorang yang tampaknya sedang berusaha bersembunyi di belakang Rune.

Pemuda berwajah datar itu tetap diam, tidak terganggu oleh tatapan mereka. Rune memang bukan orang yang banyak bicara, tetapi kata-katanya selalu penuh makna saat ia berbicara. Namun, kali ini ia hanya membiarkan sosok kecil di belakangnya tetap berada di tempatnya, tanpa mengusik keberadaannya.

Fenrisa, yang melihat reaksi penduduk, dengan lembut memanggil Niren untuk mendekat.

"Niren, kemarilah," suara lembut Fenrisa terdengar jelas di tengah kesunyian.

Gadis itu sedikit tersentak, tubuh mungilnya gemetar karena gugup. Beberapa pasang mata masih tertuju padanya, membuatnya semakin takut. Ia menggenggam gaun putih kotornya erat-erat, lalu perlahan berjalan ke arah Fenrisa dengan langkah kecil dan ragu.

Begitu sampai di samping Fenrisa, wanita itu merangkulnya dengan lembut, seolah memberi perlindungan.

Sekejap, keheningan melanda desa.

Para pemuda lajang langsung terpana, beberapa dari mereka bahkan menelan ludah tanpa sadar.

Di dunia binatang ini, betina sangat langka, dan sebagian besar tidak memiliki keindahan seperti Niren. Sosoknya terlalu luar biasa, dan terlalu berbeda.

Sosok Niren terlalu cantik, bahkan dengan kondisi tubuh yang masih kotor akibat perjalanan panjang dan pertarungan sebelumnya. Kulitnya lembut, putih pucat bak porselen, telinga kelincinya yang terkulai menambah kesan lemah dan menggemaskan, matanya bersinar bening serta wajah mungilnya seperti ukiran dewi yang hidup.

Semua yang melihatnya, baik dari ras Therion maupun manusia binatang lainnya, merasakan sesuatu yang berbeda dalam diri Niren. Ia terlalu mencolok dan... terlalu indah.

Namun, puncak kejutan terjadi saat Fenrisa tiba-tiba mengumumkan sesuatu yang membuat suasana semakin menegang.

"Dia adalah pasangan Rune."

Seperti petir yang menyambar, kalimat itu membuat Niren membelalakkan mata.

"A-apa...?" Niren hampir tersedak kata-katanya sendiri.

Bahkan Rune, yang selama ini selalu tenang dan jarang bereaksi, akhirnya menoleh dengan ekspresi terkejut. Mata kuningnya menatap ibunya dengan penuh pertanyaan.

Tapi Fenrisa tetap tersenyum penuh arti, seolah semua ini sudah menjadi bagian dari takdir.

Di sekitar mereka, suara bisik-bisik terdengar. Para pemuda lajang yang awalnya terpukau kini terlihat frustrasi dan patah hati.

Bagaimana mungkin gadis secantik itu langsung jatuh ke tangan Rune?

Bagaimana mungkin keputusan ini begitu cepat dibuat?

Sementara itu, Niren hanya bisa menunduk, jantungnya berdebar tak karuan. Ia tidak tahu harus merasa senang, takut, atau bingung.

Yang ia tahu hanyalah—hidupnya akan berubah drastis setelah hari ini.

>>>To be continued...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!