"Alisha..." Teriak ibu mertua nya itu. "Sudah jam berapa ini, kenapa sarapan belum ada dimeja, ngapain saja kamu dari pagi?."
Alisha tak menghiraukan ucapan ibu mertuanya itu, ia terus melanjutkan masaknya sambil membereskan rumah.
Tak berselang lama Elenoa keluar dari kamarnya bersama dengan Alea. "Bu.. Aku langsung berangkat ya." ucapnya sambil berlalu pergi dan tak sedikit pun melirik kearah Alisha.
Alisha kembali meneteskan airmata melihat perlakuan Elenoa terhadapnya. "Apa salahku? Kenapa mereka tega sekali melakukan ini padaku." tuturnya dalam hati.
Beberapa saat kemudian...
"Bu.. Sarapan nya sudah siap." ucap Alisha lembut kepada ibu mertuanya itu.
"Yasmin.. ayo nak kita sarapan dulu." ajak Rizka pada putrinya. Kini keduanya sedang menikmati sarapan yang sudah disiapkan Alisha. "Ngapain kamu masih berdiri disitu? Kalau mau sarapan nanti selesai saya dan Yasmin, baru kamu bisa sarapan."
Alisha segera pergi menghampiri kamarnya, dan benar saja kamar nya kini berantakan entah seperti kapal pecah. Ia tak bisa membayangkan kejadian semalam antara Elenoa dan selingkuhan nya itu.
Rasanya begitu sakit sekali bagi Alisha untuk mengingat kejadian malam itu. Ia segera merapikan kamarnya diiringi isakan tangis dari mulutnya.
Selesai merapikan kamar, ia segera masuk kedalam kamar mandi. Baru saja Alisha akan melangkahkan kaki nya, ibu mertua nya kembali berteriak memanggilnya. Namun tak ada sahutan dari Alisha.
"Kemana anak ini, apa dia melanjutkan tidur dikamarnya?." Rizka langsung berjalan menghampiri Alisha.
"Alisha... Selesai mandi tolong rapikan meja makan nya. Saya dan Yasmin sudah selesai, jangan sampai masih ada piring yang tersisa disana." tutur Rizka, saat tau kalau menantu nya itu sedang mandi.
Beberapa menit kemudian...
Setelah Alisha selesai mandi, ia langsung turun kebawah untuk sarapan dan merapikan rumah tersebut.
*****
"Enak sekali dia malah makan, sedangkan rumah masih berantakan seperti ini. Gak tau malu sekali dia." ejek Yasmin.
Alisha mendengar nya langsung tersulut emosi, iya segera menghentikan makan nya dan menghampiri Yasmin. "Yang seharusnya malu itu kalian!." kedua tangan Alisha terkepal, ingin sekali ia menghantam adik iparnya itu dengan kepalan tangan nya.
"Apa kamu bilang, kamu gak ngaca Alisha. Kamu disini itu cuma menumpang hidup! Mungkin kalau mas El tidak menikahi kamu, kamu sudah menjadi gembel diluaran sana." ucap Yasmin tertawa meninggalkan Alisha.
Alisha kehilangan kesabaran, ia segera maju mencengkram rambut panjang adik iparnya itu. Dan menariknya sekuat tenaga. "Kalian berdua benar-benar jahat! Dimana hati nurani kalian." Alisha menyerang membabi buta.
Namun Yasmin tak memiliki kesempatan untuk menghindar, karena gerakan Alisha yang begitu cepat sehingga Yasmin tak bisa membalasnya.
"Aduh... Ibu tolong aku! Alisha menjambak rambutku, sakit sekali." ucap Yasmin, sambil mencoba melepaskan tangan Alisha.
"Alisha apa-apaan kamu ini, berani sekali kamu melakukan ini kepada Yasmin. Lepaskan dia!." tutur Rizka.
"Dia sudah keterlaluan bu kepada ku, kenapa kalian berdua begitu jahat kepadaku! Apa salahku kepada kalian?."
"Lepaskan Yasmin, Alisha! Apa kamu sudah gila!." Merasa kesal, Rizka akhirnya mendorong Alisha hingga terjatuh ke lantai.
Kemudian memeluk Yasmin yang sedang meringis kesakitan. Karena Alisha membuat sebagian rambut Yasmin tercabut dari kulit kepalanya.
"Lihat saja aku akan memberitahukan kepada Elenoa atas perlakuan kamu terhadap Yasmin."
Alisha hanya terdiam ditempat, karena dengan ia melakukan pembelaan pun pasti Elenoa tidak akan percaya dengan ucapan nya. Yang ada dia hanya semakin dicaci oleh suaminya itu.
*****
"Jadi gimana dengan rencana pernikahan kita sayang? Kapan kamu akan menceraikan istri kampungan kamu itu?." tanya Alea, yang kini menjadi selingkuhan Elenoa.
"Secepatnya sayang, aku akan bicarakan ini semua kepada ibuku."
"Pasti orang tua kamu akan setuju sekali dengan keputusan kamu ini, sepertinya ibu kamu juga tidak menyukai perempuan itukan?."
"Sudahlah Alea, kamu jangan membahas dia terus bikin aku semakin muak saja mendengarnya." gerutu Elenoa.
Malam hari setibanya Elenoa dirumah...
"Mas.." ucap Alisha menghampiri Elenoa untuk mencium tangan nya. Namun dalam hitungan detik tangan Alisha ditepis begitu saja oleh suami nya itu.
"Minggir kamu! Menghalangi jalan ku saja." tutur Elenoa, hingga Alisha terjatuh dilantai. Dengan sekuat tenaga ia bangkit kembali dan langsung menuju dapur, membuatkan teh hangat untuk Elenoa.
Beberapa menit kemudian, Alisha kembali turun kebawah untuk menghampiri ibunya. "Alisha..." teriak Elenoa.
"I-iya mas, ada apa? Teh hangat nya sudah aku buatkan." jawab nya gugup.
"Apa yang sudah kamu lakukan kepada Yasmin? Berani sekali kamu memperlakukan adikku seperti itu? Dasar istri tidak tau diri! Sekarang juga keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi!."
Elenoa segera berjalan menuju kamarnya, dan kembali dalam beberapa menit dengan setumpukkan pakaian.
"Ini pakaian kamu! Pergi sekarang juga kamu dari sini!."
Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut Alisha, ia hanya memunguti pakaian nya satu persatu sambil menangis terisak.
Ia menatap suaminya, ibu mertua dan adik iparnya itu dengan derai air mata. "Semoga Tuhan membalas kejahatan kalian suatu hari nanti!." ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan rumah itu.
"Akhirnya dia pergi juga dari rumah ini, sudah muak sekali aku dengan nya. Kenapa sih kak kamu harus menikah dengan wanita kampungan seperti Alisha itu."
**
**
"Alisha kamu mau kemana malam-malam begini, ada apa dengan kamu?." tanya seorang tetangga yang kebetulan sedang melintas.
"Tidak apa-apa bu, aku mau ke depan ada perlu." jawabnya dengan suara lirih. Ia segera menghapus airmata nya, supaya tak ada yang melihatnya sedang menangis. "Aku gak boleh terlihat sedih, aku harus kuat. Lihat saja mas El, apa yang akan aku perbuat untuk membalas semua perlakuan kamu dan keluarga mu terhadap aku!."
Tujuh bulan kemudian...
Setelah diusir dari rumah Elenoa. Alisha tak pernah lagi bertemu dengan mereka, bahkan tak pernah tau bagaimana kabar mereka. Demi bertahan hidup bahkan Alisha bekerja di sebuah kafe dan menyewa sebuah kamar kost yang sempit.
"Alisha ada apa dengan kamu? Sepertinya kamu sedang sakit ya, wajah kamu terlihat pucat sekali?." tanya Irene, salah satu teman nya yang bekerja di kafe yang sama.
"Aku tidak apa-apa Irene, aku hanya kurang enak badan saja karena aku dari kemarin kurang istirahat."
"Kenapa kamu tidak izin pulang saja Alisha, kamu bisa istirahat dirumah kost kamu."
"Aku masih kuat kok Ren untuk bekerja." Alisha pergi meninggalkan Irene dan melanjutkan pekerjaan nya. Ia mengangkat nampan berisi gelas-gelas kotor untuk ia bawa menuju dapur.
Namun disaat yang bersamaan, tiba-tiba saja Alisha bertabrakan dengan salah satu pengunjung kafe. Nampan yang ia bawa terjatuh ke lantai dan pecahan kaca berhamburan. Kejadian tersebut membuat perhatian banyak orang tertuju pada mereka.
"Kamu punya mata tidak?! Kalau bekerja hati-hati! Lihat ini bajuku, jadi kotor terkena tumpahan kopi." ucap wanita tersebut memaki Alisha.
"Maaf saya benar-benar tidak sengaja." tutur Alisha sambil menundukkan kepalanya dan ia segera mengambil selembar tisue untuk membersihkan tumpahan kopi dibaju wanita tersebut.
Seketika tangan Alisha ditepis oleh wanita tersebut dengan kasar!. "Alisha...?." ucap wanita tersebut.
"Kamu...?." tutur Alisha. Ia terkejut dengan kehadiran seorang wanita, di kafe tempat nya ia bekerja, karena kedatangan nya tak hanya sendiri melainkan bersama Elenoa.
"Ternyata sekarang kamu bekerja disini, menjadi pelayan kafe?." Alea memandangi Alisha dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Seketika wajah Alisha terlihat sangat pucat, iya tak berani lagi mengangkat kepalanya. Karena Elenoa sedang memperhatikan nya dengan tatapan yang sangat tajam.
Alisha hanya terdiam, tak menjawab pertanyaan Alea. Ia segera berjongkok memunguti pecahan kaca yang berserakan di lantai, sambil menahan tangis. Ia tak kuat melihat kehadiran Elenoa dan Alea di kafe tersebut. Laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab atas hidupnya, kini malah asik berselingkuh didepan matanya.
"Maaf saya harus kebelakang." Alisha tergesa-gesa menuju ke dapur, sebab jika ia masih berlama-lama dihadapan kedua nya, bukan tidak mungkin Alea akan terus mempermalukan nya didepan Elenoa, dan para tamu di kafe tersebut.
Setibanya didapur, ia menyandarkan tubuh nya didinding. Perlahan mengusap airmata yang membasahi pipinya. "Ya Allah kenapa aku harus bertemu dengan mereka disini?."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Akbar Razaq
kamu py orang tuakan kenapa kamu melakukan semaumu saja.tidak memikirkan kekhawatiran orang tua.
2025-02-26
0
QueenRaa🌺
alurnya bagus, tpi ini typo ya thor? kata padamu seharusnya padaku kan?
2025-02-12
0
dava hanafisha
maaf typo kak 😁🙏
2025-02-12
0