Kedengkian 2

 Lee Ya melirik Joo Han yang sedang melangkah kembali ke kantor bersama Teyong. Kemudian Do-Ri pun datang menghampiri Lee Ya untuk mengajaknya keluar. Dan Lee Ya pun mengindahkan ajakan Do-Ri. Namun, tanpa di ketahui oleh keduanya, Soo Ram mengintip Lee Ya di balik Jendela gedung dengan tatapan sinis dan geram terutama kepada Lee Ya.

Malam pun tiba. Tepat pukul 20.00 Soo Ram baru saja pulang dari kampus dengan perasan yang cukup melelahkan.

"Assalamu'alikum. Aku pulang" ucap Soo Ram dengan nada pelan sambil memasuki rumah. Namun tidak ada seorang pun yang menjawab salam dari Soo Ram. Seperti terbiasa akan situasi nya, ia hanya mengabaikan hal tersebut. Soo Ram adalah anak tunggal yang cukup terpandang. Namun Soo Ram tak ingin menggunakan fasilitas mewah mereka untuk urusan pribadinya termaksud dalam urusan kuliah. Soo Ram tinggal bersama ibunya. Ayah Soo Ram telah lama meninggal karena suatu kecelakaan. Dan itulah fakta Soo Ram :).

Ketika hendak naik kedalam kamarnya yang terletak di lantai atas, tiba-tiba ia berpapasan dengan Ye Na teman sekampus dan satu kumpulan pertemanan Soo Ram yang keluar dari ruang tamu. Tentu saja hal ini membuat Soo Ram sedikit terkejut dan bingung.

"Oh! Apa yang kau lakukan di sini (rumahku)?" tanya Soo Ram kepada Ye Na dengan penasaran. Belum menjawab pertanyaan Soo Ram, tiba-tiba Ibu Soo Ram menyusul keluar dari ruang tamu setelah Ye Na.

"Oh kamu sudah pulang nak?. Bagaimana aktivitasmu hari ini? Semuanya baik-baik saja kan?" tanya ibu seperti ingin mengalihkan pertanyaan Soo Ram kepada Ye Na.

"Ibu? Apa yang di lakukan wanita ini di rumah kita?. Dan dari mana kalian saling kenal?" tanya Soo Ram kepada ibunya dengan semakin penasaran. Saat itu ibu Soo Ram nampak bingung dengan pertanyaan Soo Ram. Ia bingung harus mengatakan apa.

"Ah tidak ada apa-apa sayang. Sudah Ayo sana naik. Kamu istirahat dulu saja. Mari Ye Na" Ucap ibu. Kemudian ia mengantar Ye Na keluar.

"Tolong jangan beritahu apapun kepada Soo Ram. Sembunyikan semua nya jangan sampai dia tau" pinta ibu kepada Ye Na.

"Tenang saja Tante. Semuanya akan baik-baik saja" ucap Ye Na untuk menenangkan.

"segini cukup kan?" kata ibu Soo Ram sambil memberikan amplop.

"Ingat! buat dia merasa lebih buruk lagi" bisik ibu lagi kepada Ye Na.

"Wah ini sangat cukup! tenang saja, pokoknya semua berjalan yang Tante harapkan. kalau gitu aku balik dulu ya Tante. Mari!" Kemudian Ye Na pun beranjak pergi di temani oleh supir pribadi Soo Ram. Dan ibu beranjak masuk ke dalam rumah menuju kamar Soo Ram. Di dalam kamar, Soo Ram sedang duduk di meja rias nya, si ibu kemudian masuk dan duduk di tempat tidur Soo Ram.

"Bagaimana kuliahmu hari ini? semuanya baik-baik saja kan?" tanya ibu kepada Soo Ram. Mendengar pertanyaan itu, Soo Ram hanya mengangguk tanpa menoleh kepada ibunya sebagai pertanda bahwa dia baik-baik saja.

"Kamu sudah tidak bergaul dengan wanita itu lagi kan?" lanjutnya lagi.

"Tidak, Aku sudah lakukan seperti yang ibu mau" ucap Soo Ram dengan sedikit kesal.

"Iyah itu bagus nak. Jangan coba-coba berpikir untuk bergaul dengan wanita sial itu lagi. Biar kamu nggak ketularan seperti dia. Paham!" tegas Ibu. Soo Ram yang mendengar ucapan itu, merasa sangat kesal. Ia hanya menarik napas panjang dan kembali menenangkan dirinya dari kekesalannya. kemudian ia berbalik ke arah ibu.

"Ibu keluarlah, aku mau istirahat" pinta Soo Ram.

"Baiklah sayang. Tidur yang nyenyak yah. selamat malam" ucap ibu. Soo Ram hanya mengangguk kemudian ia menutup pintu kamarnya. Ia pun keluar sejenak di teras kamarnya memandangi langit sambil menghembuskan nafas.

"Wanita si*lan?" gumam Soo Ram sambil tersenyum kecil dengan bibir sampingnya.

Dan di sisi lain, Ye Na telah sampai ke rumahnya. Ia pun memberikan segepok uang tersebut kepada wanita yang sangat tua misterius dengan sebuah permintaan. Dan tampak sang wanita tua itu mengindahkan permintaan Ye Na. Kemudian ia memulai sebuah ritual aneh dengan foto Lee Ya di depannya. Dalam ritual itu, Angin mulai bertiup, suara petir pun berbunyi dengan cukup besar.

tiba-tiba di waktu yang sama, Lee Ya dan Do-Ri saat itu sedang berada di perpustakaan umum dan akan beranjak keluar dari gedung tersebut. Suara gemuruh petir itu juga mengejutkan Do-Ri.

"Hm? Apa malam ini akan turun hujan?" ucap Do-Ri.

"Sepertinya kita harus bergegas keluar Lee Ya. Soalnya bentar lagi mau ujan nih" lanjut Do-Ri sambil melihat cuaca di balik jendela. Ketika ia menoleh ke Lee Ya, ia heran dengan gelagat Lee Ya yang terlihat aneh. Lee Ya nampak gelisah dalam diamnya.

"Lee Ya? Hey. Kamu kenapa? kamu baik-baik saja kan?" tanya Do-Ri dengan penasaran kepada Lee Ya. Lee Ya saat itu berusaha menahan rasa gatal pada wajahnya. Ia pun hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Do-Ri.

"Ayo balik!" ucap Do-Ri lagi. Namun semakin lama sikap Lee Ya terlihat sangat gelisah. Wajahnya yang gatal juga terasa panas. karena tak bisa lagi menahan rasa gatal dan panas di wajahnya, ia duduk tertunduk sambil berusaha menahan sakitnya. Tangannya seperti ingin menyentuh wajahnya. Do-Ri pun yang melihat Lee Ya merasa heran dan khawatir akan keadaan Lee Ya.

"Lee Ya? Kamu kenapa?" panggil Do-Ri sambil memegang bahu Lee Ya yang sedang merintih kesakitan untuk memastikan keadaan Lee Ya. Tiba-tiba kepala Lee Ya yang tertunduk, terangkat. Matanya melihat ke atas langit-langit gedung. kemudian ia mengeluarkan suara teriakan yang sangat keras. Suara yang ia tahan kini ia luapkan. Tentu saja, hal itu membuat semua orang yang berada di dalam perpustakaan umum terkejut dan heran kepada Lee Ya termaksud Do-Ri. Lee Ya pun bergegas bangun dan berlari keluar meninggalkan Do-Ri. Do-Ri terdiam sejenak kemudian mengejar Lee Ya.

"Lee Ya!!" panggil Do-Ri sambil mengejar Lee Ya. Tiba-tiba langkah Lee Ya terhenti, ia merintih kesakitan hebat di wajahnya.

"Lee Ya. Kamu kenapa sih? Ada apa?" tanya Do-Ri kepada Lee Ya dengan perasaan khawatir. Lee Ya hanya menggeleng sambil merintih kesakitan.

"Pergi lah!" pinta Lee Ya kepada Do-Ri.

"Apa maksudmu Lee Ya? kamu baik-baik saja kan?" tanya Do-Ri lagi.

"Tinggalkan aku!" pinta Lee Ya lagi. Namun Do-Ri enggan mengindahkan perintah Lee Ya.

"Lee Ya" ucap Do-Ri dengan perasaan khawatir.

"Ku bilang pergi! tinggalkan aku!" teriak Lee Ya sambil mendorong Do-Ri hingga terpental jatuh ke aspal di tengah jalan. Dan Do-Ri hampir saja tertabrak oleh mobil yang sedang melintasi jalan. Orang-orang yang berlalu lalang melintasi jalan pun juga sangat terkejut melihat suasana itu. Mereka sangat terkejut lagi ketika melihat wajah Lee Ya yang sudah sangat aneh. Wajahnya sangat hitam seperti habis terbakar, dan di penuhi dengan benjolan-benjolan merah.

"Lee Ya" ucap Do-Ri dengan nada pelan. Ia cukup terkejut dan heran akan tindakan Lee Ya kepadanya. Sejenak Lee Ya melihat reaksi Do-Ri. Kemudian ia kembali melihat reaksi orang-orang di sekitarnya, ada yang merasa jijik dan mual-mual ketika melihat wajah Lee Ya. Melihat suasana itu air mata Lee Ya terjatuh. Kemudian ia berlari jauh tanpa memperdulikan Do-Ri yang terluka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***