Cuaca Yang Cerah

Matahari mulai tenggelam di telan bumi yang menunjukkan bahwa malam telah tiba. karena lelah dengan tangisnya, Lee Ya pun tertidur tepat di meja belajar.

Tiba-tiba, ia terbangun karena Alarm di dekatnya berbunyi. Jam menunjukkan pukul 02.00 malam.

Lee Ya yang terkadang bangun di jam 2 malam pun Melaksanakan sholat malam. tangisnya yang sempat berhenti sebelumnya, kini ia luapkan kembali dalam sujud terakhirnya.

"Ya Allah....engkau tempat kami bersandar.. Tolong... Tolong....sembuhkan hambamu ini..." ucap Lee Ya dengan lirih. Badannya bergetar dan menangis dengan terisak-isak dalam sujud di gelapnya malam.

Keesokkan harinya...

Pagi itu cuaca sangat cerah. Ia berangkat lebih pagi dari sebelumnya dengan mengambil bus pertama sehingga ia tiba di kampus lebih awal dari biasanya.

Suasana kampus saat itu belum terlalu ramai, Ia pun mulai menikmati kesendiriannya di halaman kampus.

Sesekali ia mengangkat kepalanya ke atas, melihat dan mengamati suasana di depan matanya. Namun, ia tetap tidak merasakan nikmat dari suasana itu. Semuanya seperti sama saja, terasa suram untuknya.

Tiba-tiba ia mendengar Do-Ri memanggil namanya.

"Lee Yaa!!" teriak Do-Ri dari kejauhan. Namun ia tidak mengindahkan panggilan itu. Dan Do-Ri pun menghampiri Lee Ya dan memeluk tangannya.

"Kamu baik-baik saja kan?" tanya Do-Ri dengan khawatir. Dan Lee Ya hanya mengangguk dengan sedikit tersenyum.

"kamu kemarin kemana? Aku mencari-cari mu tapi tidak menemukan mu. Kamu pulang duluan ya kemarin?" lanjut Do-Ri

"iya, aku pulang duluan. karena sudah tidak ada jam masuk lagi. maaf ya" Jelas Lee Ya dengan pelan. Do-Ri selalu berusaha untuk memahami Lee Ya. meskipun dia tau dengan apa yang sebenarnya terjadi kemarin.

"em.. Gak apa-apa sayang. Yang penting kamu baik-baik saja" Jawab Do-Ri menenangkan Lee Ya sambil tersenyum. Dan Lee Ya pun membalas senyuman Do-Ri.

selang beberapa waktu duduk bersama, tiba-tiba Hp Lee Ya bergetar. Lee Ya pun melihat handphone nya. kemudian kembali menyimpannya di dalam saku Hoodie.

"Oh iya kamu hari ini ada kelas kuliah jam berapa?" tanya Do-Ri.

"jam 09.30 sebentar, tapi Jamnya di undur jadi jam 01.30" jelas Lee Ya.

"kalau gitu, gimana kalau kita ke perpustakaan kampus saja dulu?. Kebetulan aku jam kelasnya 11.30 jadi masih ada 2 jam lagi" ajak Do-Ri.

"perpustakaan kampus ya?" ucap Lee Ya dengan nada yang tidak menyenangkan.

"Ah tidak! Tidak!, maksudku kita ke perpustakaan umum saja gimana? Disana bukunya lebih banyak" Jawab Do-Ri dengan semangat. Lee Ya hanya mengangguk dan tersenyum pertanda bahwa ia mengikuti Do-Ri.

"Yeay! Ayo!" ajak Do-Ri dengan semangat dan merangkul tangan Do-Ri untuk berjalan bersama. Dan keduanya pun berjalan menuju perpustakaan.

Disisi lain, terlihat Joo Han yang sedang dimarahi oleh atasannya karena kinerjanya yang masih sangat kurang maksimal. Ia pun di tuntut untuk terus mengasah skillnya dalam bekerja karena terancam akan di pecat Dari pekerjaannya.

dan Teyong, ia hanya terus mengamati suasana tersebut.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang pria yang berbicara didekatnya.

"Kau juga akan seperti itu, jika kerjamu hanya terus-terusan seperti itu." ucap salah seorang di samping Teyong yang juga mengamati suasana Joo Han.

"Haa! Kau mengagetkanku saja!" ucap Teyong dengan terkejut.

"Apa? Seperti itu apa maksudmu?" lanjut Teyong dengan penasaran dan sedikit kesal. Pria itu pun melihat ke arah komputer Teyong yang sedang menampilkan permainan game. Kemudian, pria tersebut kembali ke tempat duduknya tepat di samping Teyong.

"haaiss...Hey! Apakah kau tidak ada urusan lain hah? Lagipula aku bermain ini di saat waktu senggang!" ucap Teyong dengan kesal dan membela diri.

Joo Han pun keluar dari ruangan atasan dengan perasaan kesal dan kecewa. kemudian, Ia menuju ruangan dan kembali duduk sambil menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

Melihat Hal itu, Teyong pun menghampiri Joo Han yang sedang duduk terdiam meratapi dirinya yang mungkin akan kehilangan pekerjaannya lagi.

"Hey, apa yang sudah terjadi?, apa kau baik-baik saja?" tanya Teyong penasaran.

"Pergilah, aku tidak ingin di ganggu!" jawab Joo Han dengan pelan. Namun Teyong enggan pergi dari Joo Han.

"Sepertinya kau butuh sesuatu. Apa kau tidak ingin membaca buku untuk meningkatkan skill mu? Apa kau akan membiarkan dirimu kehilangan pekerjaan?" tanya Teyong menasihati. Namun hal itu hanya memicu kekesalan Joo Han.

"aiiss.. Sudah kubilang aku tidak ingin di ganggu!" teriak Joo Han dengan kesal yang membuat semua orang di sekitarnya terkejut dan melihatnya termaksud Teyong.

"baiklah kalau begitu" ucap Teyong dengan sedikit ketakutan. Ia pun beranjak dari ruangan Joo Han dan kembali menuju kursinya. Joo Han memikirkan dengan apa yang di katakan Teyong. Dan tiba-tiba Joo Han berdiri beranjak dari tempat duduknya yang membuat orang-orang disekitarnya terkejut kembali. Ia pun bergegas keluar dari ruangannya dan memanggil Teyong.

"Hey? Ayo keluar!" ajak Joo Han kepada Teyong. Hal itu membuat Teyong yang ketika akan menduduki kursinya segera beranjak dan memenuhi ajakan Joo Han. mereka pun berjalan menuju perpustakaan umum yang dekat dengan kantor tempat mereka bekerja.

"Hey, kau kenapa ingin ke perpustakaan?" tanya Joo Han. Mendengar pertanyaan itu Teyong sedikit terkejut dan heran.

"Apa kau sedang bertanya padaku?" Tanya Teyong dengan heran.

"Tidak! Aku sedang bertanya pada orang yang ada dibelakang mu!" ucap Joo Han. Dan Teyong pun menoleh kebelakang melihat orang yang di maksud Joo Han yaitu seorang nenek di seberang jalan yang sedang berjalan bersama hewan peliharaannya, sehingga membuat Teyong sedikit kesal kepada Joo Han.

"aiish.. tentu saja aku ingin belajar!" jawab Teyong.

"Benarkah?" ucap Joo Han yang seakan-akan tidak percaya.

"kenapa?. Apa kau pikir orang sepertiku tidak akan pernah belajar?" tegas Teyong sambil menatap Joo Han dengan sedikit kesal.

"ah aku tidak pernah berkata seperti itu" jawab Joo Han.

Disaat keduanya sampai di depan halaman perpustakaan, Joo Han tak sengaja melihat Lee Ya dan Do-Ri memasuki pintu masuk ke perpustakaan. Namun, hal itu membuatnya bingung dan bertanya-tanya seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Melihat tindakan Joo Han seperti itu, Teyong pun ikut penasaran

"Kenapa? Apa kau melihat sesuatu?" tanya Teyong sambil melihat ke arah pintu masuk perpustakaan. Namun ia tidak menemukan siapapun.

"sepertinya aku salah lihat" ucap Joo Han.

"Salah lihat apa?" Tanya Teyong lagi.

"Argh tidak! Ayo masuk! Kau banyak tanya sekali!" tegas Joo Han dengan sedikit kesal. Keduanya pun berjalan masuk kedalam Perpustakaan.

Sesampainya mereka ke dalam perpustakaan. Mereka pun berpencar mencari buku minat mereka masing-masing. dimana Joo Han menuju ke buku-buku bagian seni, sedangkan Teyong menuju ke buku-buku bagian cerita dan komik.

ketika mencari buku, Joo Han kemudian menemukan satu buku yang menarik minatnya. disaat hendak menarik buku tersebut, pandangannya tidak sengaja melihat Lee Ya yang berada tepat di depan matanya sedang menyamping dengan wajahnya yang sedikit tertutupi oleh topi hoodie dan hanya menampakkan batang hidung mancungnya sambil membaca buku seni. Hal itu membuatnya terus menatap Lee Ya dengan senyuman. kemudian hal itu menyadarkan tindakannya. Ia pun menarik dan membaca buku tersebut sambil sesekali pandangannya tertuju pada Lee Ya dengan tersenyum tipis.

Berbeda dengan Teyong. ia penasaran dengan satu buku yang ada di atas dan cukup tinggi untuk digapai, ia pun mengambil tangga buku untuk mengambil buku tersebut.

Dan tanpa diketahui Teyong, Do-Ri pun juga muncul tepat di samping tangga Teyong. mereka tidak mengetahui keberadaan masing-masing.

dalam suasana Joo Han yang sedang sibuk memandangi dan tersenyum kepada Lee Ya, tiba-tiba terdengar suara keributan dari bagian sebelah mereka yang membuat Joo Han terkejut dan memeriksa apa yang sedang terjadi. Melihat sepatu Joo Han yang keluar dari barisan rak buku disebelahnya, Lee Ya merasa heran. Ia pun hanya berdiri dan melihat keributan itu dari balik rak buku.

Suasana ricuh tersebut, juga mengundang beberapa orang yang berada dalam perpustakaan ikut menyaksikannya.

"aaaa... aaa... Sakit, aduh aaa..." Teriak Teyong kesakitan yang dipukul oleh Do-Ri dengan menggunakan buku. Joo Han pun keluar untuk melerai namun ia bingung dan sedikit takut.

"Kau sengaja menjatuhkan buku itu di kepalaku kan?!". Teriak Do-Ri kepada Teyong.

"aaa.. Tidak, aku tidak tau kalau ada kau dibawah" jawab Teyong sambil menahan sakit.

"Apa?!! Maksudmu kau kira aku semut begitu hah?!!!" tegas Do-Ri dengan sangat kesal. ia pun menarik rambut Teyong dengan amarah.

"aaa... Hey! tolong aku!.. Aaa... Aaa.." Teriak Teyong meminta tolong kepada Joo Han, Joo Han pun mencoba untuk melepaskan tangan Do-Ri hingga terlepas. Dan disaat itu Do-Ri pun melihat Joo Han. Kekesalannya semakin menjadi.

"Oh! ternyata kalian berteman ya?" ucap Do-Ri sambil hendak ingin datang menampar Joo Han. Teyong yang sedang memegang rambutnya pun terkejut melihat Do-Ri mendatangi Joo Han ia pun segera bergegas menghadang Do-Ri.

Dan Joo Han yang khawatir akan Do-Ri yang akan menghampirinya, tiba-tiba...

Plaaakkk!!!.. Tamparan Do-Ri melesat keras tepat di pipi Teyong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!