#11. Tentang Dhera•

#11

Sepanjang Malam Danesh tak bisa memejamkan mata, ia hanya duduk di sofa ruang tamu, sesekali menyibak tirai yang menutupi dinding kaca, demi memastikan tak ada yang perlu dikhawatirkan di rumah seberang. 

Danesh benar-benar membiarkan Dhera malam ini, mungkin benar apa yang dikatakan bibi Manda, Dhera hanya perlu sendiri dulu untuk menerima apa yang terjadi dalam hidupnya beberapa bulan ini.  

Danesh sendiri merasa hidupnya seperti berada di atas roller coaster, semua terasa begitu tiba-tiba. 

Tiba-tiba mengetahui fakta tentang Renata dan suaminya, tiba-tiba bertemu dan pernah menghabiskan satu malam panas bersama Dhera. Dan kini setelah ia berdamai dengan keinginan Dhera yang tak ingin dinikahi setelah kejadian malam itu, Danesh kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa ternyata ia memiliki sepasang bayi kembar yang kini sedang tumbuh di rahim Dhera.

Mengetahui ada janin dalam kandungan Dhera, maka insting nya sebagai calon ayah seketika tumbuh, tak heran jika Danesh yang semula santai menjalani semuanya, tiba-tiba bertransformasi menjadi Danesh yang posesif, arogan, dan pencemburu.

Termasuk saat ini, Danesh tengah menunggu kabar dari Nick, yang baru saja ia mintai pertolongan untuk mencari informasi tentang Dhera, tanpa terkecuali. 

Danesh kembali menyibak tirai, rumah di seberang terlihat damai, bibi Manda pun tak mengirimkan pesan sama sekali, pertanda bahwa keadaan di sana baik-baik saja. Namun tak terhitung betapa sering Danesh berperang melawan keinginan hatinya untuk mendatangi rumah tersebut. 

Sungguh konyol bukan? Padahal Dhera mungkin hanya berbaring, dan bibi Manda yang menyiapkan makanan serta kebutuhan lainnya. 

Dering ponsel membuat Danesh berpaling sejenak dari pandangannya. “Bagaimana Nick?”

“Hmm semuanya tanpa terkecuali.” Danesh menyapu kasar wajahnya, seandainya sejak awal ia meminta bantuan Nick, alih-alih memilih pasrah pada keputusan Dhera, tentu saat ini ia sudah bisa mendengarkan denyut jantung anak-anaknya. 

“Baiklah, Aku siap mendengarkan.” 

Di Jakarta sana, Nick membuka tablet di ruang kerjanya, semua informasi yang berhasil dihimpun oleh anak buahnya, sudah terkumpul di dalam memory benda tersebut. 

Dan ia siap mentransfer semua hasil penemuannya pada Danesh. 

“Dheandra Oline, anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kecil ia sudah dididik untuk jadi wanita tangguh dan mandiri, namun suatu hari adik laki-lakinya tiba-tiba meninggal secara misterius. Dan hingga kini Ibunya masih menuduh Dhera adalah tersangka utama, yang menyebabkan wafatnya sang adik.” 

Ingatan Danesh tiba-tiba menerawang pada peristiwa beberapa bulan lalu, ketika tanpa sengaja ia dan Dhera bertemu dengan Ibunya Dhera. “Kalau soal Ibunya, aku tahu sedikit.”

“Apa Dhera pernah bercerita padamu?” tanya Nick. 

“Tidak, Kami pernah bertemu tanpa sengaja, dan Akupun melihat ada yang aneh dengan sikap Ibunya Dhera. Seperti tidak senang, tapi takut kehilangan.”

“Iya, begitulah, Bu Rita mengidap depresi sejak kepergian anak lelakinya, karena belum bisa menerima kepergian anak itu. Dhera yang juga masih merasa bersalah pada adiknya pun hanya bisa menerima, perlakuan Ibunya, dan menelan semua kenyataan pahit tersebut.”

“Berapa usia Dhera ketika adiknya meninggal?”

“Sekitar tujuh, atau delapan tahun.” 

Danesh menghembuskan nafas sejenak, baru sebagian kecil kisah hidup Dhera, namun Danesh sudah cukup tercekat mendengarnya. Anak usia 8 tahun sudah dibebani dengan tanggung jawab sedemikian berat, tak terbayang bagaimana tersiksanya jika berada di posisi Dhera. 

Tapi Dhera yang tegar menanggung semua bebannya sendiri, seolah-olah semua musibah itu adalah tanggung jawabnya sebagai anak sulung. 

“Lalu Ayah Dhera?” tanya Danesh, setidaknya ia harus mengenal siapa pria yang akan ia hadapi kelak ketika Danesh mengakui perbuatannya. 

“Tuan Randy Prayoga, beliau pernah menjabat sebagai Mayjen TNI-AD Sebelum pensiun. Seperti layaknya pria-pria yang bekerja di bidang militer, begitulah cara beliau mendidik Dhera, keras, tegas, disiplin, dan tangguh.” 

“Selepas SMU, Dhera menjalani pendidikan sebagai militer wanita, dan tiga tahun kemudian ia bergabung dengan pasukan khusus di bawah naungan Adipati Auriga.” 

Danesh kembali mengepalkan tangannya penuh amarah, kala mendengar nama Adipati Auriga disebut. “Dhera bukan hanya tangguh di medan perang, tapi juga smart. Di sekolah Ia adalah murid yang berprestasi, dan kerap memenangkan berbagai macam kompetisi sains.”

“Tapi … tak seperti gadis-gadis pada umumnya yang membanggakan prestasi mereka, Dhera justru menyimpan semua itu seorang diri, bahkan orang tuanya sekalipun tak pernah melihat hal itu sebagai satu keberhasilan yang patut di banggakan.”

Entah kenapa Danesh menangis kala Nick mengakhiri kisah hidup Dhera, wanita yang terlihat tangguh di luar itu, ternyata dia tumbuh tanpa kasih sayang yang semestinya. 

Pantas saja ia begitu kuat memproteksi dirinya, tak pernah ingin terlihat lemah di depan orang lain, bahkan marah ketika Danesh memperlakukannya layaknya wanita lumpuh yang tak bisa melakukan apa-apa. 

“Terima kasih, Nick.”

“Sama-sama, senang bisa membantu. Cepatlah bawa wanita itu ke Jakarta, jangan sampai pengalamanku juga terulang padamu. Menikah setelah anak-anakmu lahir kedunia,” kelakar Nick. 

“Tak akan, Aku berani menjamin hal itu,” jawab Danesh yakin. “Oh iya, satu lagi, Aku ingin Kamu … “

•••

Danesh membuka mata pagi itu, dan mendengar suara-suara dari arah dapur, ternyata bibi Manda sedang mengolah sarapan. 

“Selamat pagi, Bi.” Danesh meraih gelas kemudian mengisinya dengan air putih. 

“Selamat pagi. Kenapa tidur di sofa semalam?” tanya bibi Manda, sementara paman Eric hanya melihat Danesh yang duduk di seberangnya. 

“Begitulah, jika sedang jatuh cinta, benar-benar tak bisa jauh dari dia,” cetus paman Eric. 

Danesh hanya tersenyum simpul. “Paman memata-mataiku?” tanya Danesh, pura-pura cemberut. 

“Tidak, tapi yang Paman lihat memang begitu. Sebentar duduk, sebentar membuka tirai. Duduk lagi, jalan mondar-mandir lima menit, terus buka tirai lagi. Apa namanya kalau bukan orang kasmaran.” Sindiran paman Eric membuat bibi Manda terkekeh. 

“Kamu benar, Sayang, Pria ini manis sekali ternyata,” timpal bibi Manda sembari mengacak rambut Danesh yang berantakan. “Cepat nikahi dia, orang tuamu pasti bahagia sekali menyambut kedatangan Dhera dan anak-anak kalian.” 

Paman Eric menoleh pada istrinya, “Bayinya kembar?” tanya paman Eric dengan wajah berbinar. 

“Kalau tidak kembar, mana mungkin terlihat begitu jelas, padahal baru berusia tiga bulan.” Penjelasan bibi manda membuat paman mengangguk paham. 

Danesh hanya tersenyum simpul mendengar obrolan paman Eric dan bibi Manda membuat wajah Danesh berbinar bahagia, terlebih mereka membahas tentang sepasang janin dalam kandungan Dhera. Jungkir balik perasaannya, bahagia, dan bangga, walau terselip rasa sedih karena mereka hadir sebelum ia menikahi ibu dari kedua janinnya tersebut. 

“Sepertinya semalam, Anak-anak Kalian susah tidur,” ujar bibi Manda. 

Uhuk! 

Uhuk! 

Uhuk! 

Danesh tiba-tiba tersedak, ternyata bukan hanya dirinya yang susah tidur, tapi juga anak-anaknya. 

“Benarkah?!” 

“Iya, Nona Dhera gelisah, katanya sulit memejamkan matanya.”

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Nahkannnn...anak2mu pengen tdur dtemani daddynya ,Dheraaaa...sok atuh ngobrol2 ma Danesh,jgn adu mulut terus tiap ketemu teh..saling terbuka satu sama lain,Danesh jg harus jujur kalo dulu memang ada nama Renata dihatimu tp skr cmn ada nama Dhera

2025-04-04

0

🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️

🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️

yuk bisa yuk Danesh temuin Dhera dan ajak pulang buat minta restu keluarga besar,biar kita bs cpt kondangan lagi dan si othor nambah cucu lagi.

2025-02-05

2

Indira Efa

Indira Efa

akhir cerita danesh-renata ada dimana ya??

2025-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 #1. Aku Hamil•
2 #2. Aksi Penyanderaan•
3 #3. Aksi Penyelamatan•
4 #4. Menetas sendiri•
5 #5. Hamil, Tapi Masih Single•
6 #6. Mereka Anakku•
7 #7. Sindiran•
8 #8. Nasehat Dean•
9 #9. Rival•
10 #10. Ledakan Amarah•
11 #11. Tentang Dhera•
12 #12. Tamu Tak Diundang•
13 #13. Yakin Bisa Mencintaiku?
14 #14. Pengakuan Danesh•
15 #15. Karma•
16 #16. Hendak Kemana Kita•
17 #17. Rumah Dhera, Part 1•
18 #18. Rumah Dhera, Part 2•
19 #19. Rumah Dhera, Part 3•
20 #20. Rumah Dhera. Part 4•
21 #21. SAH. Menjemput Malam Pertama•
22 #22. Di Kamar Yang Sama•
23 #23. Menggoda Istri Baru•
24 #24. Membangun Keluarga Kecil Kita Sendiri•
25 #25. Jadi Kamu Pelakunya?••
26 #26. Cemburu••
27 #27. Rindu Tapi Tak Mau Mengaku••
28 #28. Tertangkap Basah•
29 #29. Daddy Dan Dua Jagoannya••
30 #30. Sama-sama Tak Mau Mengambil Alih•
31 #31. Kamar Pengantin Baru••
32 #32. Paman Eric Sakit••
33 #33. Perjalanan Mengesankan Bersama Mertua••
34 #34. Kamu Dimana, Sayang?••
35 #35. Bukan Halusinasi Atau Imajinasi••
36 #36. Bertahan Karena Harta••
37 #37. Dulu Impianku, Kini Jadi Milikmu••
38 #38. Saringan Tahu Seksi••
39 #39. Rahasia Ibu Mertua••
40 #40. Bu Rita Sakit••
41 #41•
42 #42•
43 #43•
44 #44•
45 #45•
46 #46•
47 #47•
48 #48•
49 #49•
50 #50•
51 #51•
52 #52•
53 #53•
54 #54•
55 #55•
56 #56•
57 #57•
58 #58•
59 #59•
60 #60•
61 #61•
62 #62•
63 #63•
64 #64•
65 #65•
66 #66•
67 #67•
68 #68
69 #69•
70 #70•
71 #71•
72 #72•
73 #73•
74 #74•
75 #75•
76 #76•
77 #77•
78 #78•
79 #79. Boncap 1•
80 #80. Boncap 2•
81 #81. Boncap 3•
82 #82. Boncap 4•
83 #83. Boncap 5•
84 #84. Boncap 6•
85 #85. Boncap 7•
86 #86. Boncap 8•
87 #88. Boncap 9
Episodes

Updated 87 Episodes

1
#1. Aku Hamil•
2
#2. Aksi Penyanderaan•
3
#3. Aksi Penyelamatan•
4
#4. Menetas sendiri•
5
#5. Hamil, Tapi Masih Single•
6
#6. Mereka Anakku•
7
#7. Sindiran•
8
#8. Nasehat Dean•
9
#9. Rival•
10
#10. Ledakan Amarah•
11
#11. Tentang Dhera•
12
#12. Tamu Tak Diundang•
13
#13. Yakin Bisa Mencintaiku?
14
#14. Pengakuan Danesh•
15
#15. Karma•
16
#16. Hendak Kemana Kita•
17
#17. Rumah Dhera, Part 1•
18
#18. Rumah Dhera, Part 2•
19
#19. Rumah Dhera, Part 3•
20
#20. Rumah Dhera. Part 4•
21
#21. SAH. Menjemput Malam Pertama•
22
#22. Di Kamar Yang Sama•
23
#23. Menggoda Istri Baru•
24
#24. Membangun Keluarga Kecil Kita Sendiri•
25
#25. Jadi Kamu Pelakunya?••
26
#26. Cemburu••
27
#27. Rindu Tapi Tak Mau Mengaku••
28
#28. Tertangkap Basah•
29
#29. Daddy Dan Dua Jagoannya••
30
#30. Sama-sama Tak Mau Mengambil Alih•
31
#31. Kamar Pengantin Baru••
32
#32. Paman Eric Sakit••
33
#33. Perjalanan Mengesankan Bersama Mertua••
34
#34. Kamu Dimana, Sayang?••
35
#35. Bukan Halusinasi Atau Imajinasi••
36
#36. Bertahan Karena Harta••
37
#37. Dulu Impianku, Kini Jadi Milikmu••
38
#38. Saringan Tahu Seksi••
39
#39. Rahasia Ibu Mertua••
40
#40. Bu Rita Sakit••
41
#41•
42
#42•
43
#43•
44
#44•
45
#45•
46
#46•
47
#47•
48
#48•
49
#49•
50
#50•
51
#51•
52
#52•
53
#53•
54
#54•
55
#55•
56
#56•
57
#57•
58
#58•
59
#59•
60
#60•
61
#61•
62
#62•
63
#63•
64
#64•
65
#65•
66
#66•
67
#67•
68
#68
69
#69•
70
#70•
71
#71•
72
#72•
73
#73•
74
#74•
75
#75•
76
#76•
77
#77•
78
#78•
79
#79. Boncap 1•
80
#80. Boncap 2•
81
#81. Boncap 3•
82
#82. Boncap 4•
83
#83. Boncap 5•
84
#84. Boncap 6•
85
#85. Boncap 7•
86
#86. Boncap 8•
87
#88. Boncap 9

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!