Orang pertama yang selalu membantunya dari setelah memasuki perusahaan. Seorang atasan yang paling dermawan dan pilih kasih, itulah Binara Mahendra.
Mengikuti langkah Bima menelusuri lorong, hingga sampai ke lift. Dirinya kemudian menekan tombol, hingga lift naik ke lantai 8, tempat ruangan asisten pribadi pemilik perusahaan ini.
Dirinya memasuki ruangan yang berada di sebelah ruangan CEO. Tidak ada yang aneh, hanya saja atasannya ini terkesan pendiam dan dingin seperti biasanya.
Interior ruangan yang begitu rapi, tapi berkas menumpuk. Rak-rak dipenuhi dengan berbagai dokumen yang entah apa isinya. Benar-benar asisten pribadi bos, yang bahkan lebih banyak mengambil alih, jika CEO tidak ada.
Tanggung jawab yang seharusnya dipegang oleh wakil CEO, lebih sering dipegang olehnya. Tanggung jawab yang besar, termasuk membantu mengelola aset sampingan majikannya, membuat gaji Bima benar-benar tidak wajar, karena besarnya tanggung jawab yang dipegang olehnya.
"Kapan aku naik jabatan hingga setinggi Binara Mahendra..." Gumamnya dengan suara kecil membayangkan ini semua menjadi miliknya. Dapat dibayangkan, gaji beserta bonus orang ini.
Bima duduk terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan Heru yang duduk di hadapannya.
"A...ada apa ya pak?" Tanyanya.
"SP 1, karena kamu terlambat hari ini. Seharusnya kamu mendapatkan ini dari bagian HRD, tapi aku ingin memberikannya padamu secara langsung." Kalimat dari Bima membuat Heru pucat pasi.
Bukankah dirinya hampir setiap awal bulan gajian selalu terlambat, dan tidak pernah ada masalah? Tapi kenapa sekarang itu menjadi masalah?
"Tapi saya sering terlambat. Kenapa sekarang---" Kalimat Heru di sela.
"Itu karena aku selalu melindungimu. Sekarang aku bertanya apa alasanmu terlambat bulan lalu?" Tanya Bima.
"A...aku ingin membahagiakan istri dan anakku. Jadi aku menyewa villa, berlibur bersama---" Lagi-lagi kata-kata Heru disela.
"Soraya?" Bima tersenyum menghina."Dengar! Dengan uang aku bisa membuat Soraya membuka baju, bahkan melebarkan kedua pahanya."
Heru mengepalkan tangan, mencerna maksud orang ini. Apa mungkin Binara Mahendra menyukai Soraya, dan ingin merebut Soraya darinya? Tidak! Soraya adalah cinta sejati seorang Heru.
"Pak Bima menyukai Soraya? Walaupun pak Bima atasanku, tapi Soraya hanya akan menjadi milikku. Orang yang aku cintai. Kami saling mencintai!" Teriak Heru.
Tawa perlahan keluar dari mulut Bima. Gila! Benar-benar gila! Jadi semua uang yang diberikannya pada Heru untuk membahagiakan Dira, digunakan bersenang-senang dengan Soraya?
"Cinta! Cinta mana yang menyakiti orang lain. Kamu ingin membuat drama Romeo dan Juliet. Dimana Romeo meniduri Rosaline (sepupu Juliet) tapi malah mengumbar, menyatakan cinta pada Juliet!?" Kalimat dari Bima penuh senyuman.
"Siapa Rosaline?" Tanya Heru berfikir, benar-benar pria yang minim literasi. Sebuah keajaiban menjadi manager di perusahaan ini. Membuat Bima lembur hampir setiap hari hanya untuk memperbaiki pekerjaannya yang hancur lebur.
"Intinya, kamu sudah tidur dengan istrimu, sudah juga punya anak dengannya. Tapi masih mengumbar menyatakan cinta pada Soraya." Bima menghela napas kasar."Cinta sejati omong kosong. B*ngsat!" Pada akhirnya satu kata kasar keluar juga dari mulut Bima.
"Itu urusan pribadiku. Pak Bima tidak boleh ikut campur. Jika pak Bima menyukai Soraya, lebih baik lupakan perasaan itu. Karena aku tidak akan membiarkannya. Anakku mungkin sedang berada dalam perut Soraya." Tegas Heru, mengira yang dicintai orang ini adalah Soraya.
"Br*ngsek! *njing kawin." Bima menghela napas. Bagaimana pria pilihan orang tua Dira dapat seperti ini?
"Berhenti mengumpat dan mengguruiku. Karena aku tau tujuanmu hanya Soraya..." Heru mengepalkan tangannya menahan amarah. Dirinya tidak ingin dipecat hanya karena memukul atasannya.
Bima menghela napas berusaha tersenyum, benar-benar berusaha. Membayangkan bagaimana perasaan Dira dan anaknya jika mengetahui apa yang dikatakan Heru.
"Aku akan berhenti memberikan bonus dari uangku pribadi padamu. Tidak akan ada perlakuan istimewa lagi. Bos besar sudah menegurku, karena melakukan nepotisme saat mengangkatmu menjadi manager. Aku harap kamu mengerti. Karena itu agar dapat berselingkuh dengan tenang, sebaiknya sewa kamar hotel untuk melakukannya. Jangan melakukannya lagi di kantor. Jika tidak ingin menjadi pengangguran." Bima tersenyum, meraih sekitar lima map yang dipenuhi dengan dokumen.
"Dan, ini ide sampah milikmu yang disusun sembarangan." Lanjut Bima, memberikan pekerjaan Heru yang seharusnya di revisi hari ini.
"Apa ini karena hubunganku dengan Soraya? Ini namanya menyalahgunakan jabatan!" Ucap Heru tidak terima.
"Susun dari awal, harus selesai tepat waktu. Jika tidak, HRD secara otomatis akan mempertimbangkan jabatanmu kembali." Pemuda yang kembali memakai kacamata bacanya. Memasukkan flashdisk pada laptop, benar-benar enggan bicara pada orang ini.
"Baik...tapi kamu akan menyesal, saat aku mengadu pada karyawan lainnya." Heru melangkah meninggalkan ruangan Bima. Masih dendam, dan ada rasa cemburu. Tidak ingin Soraya-nya yang super cantik dan sempurna direbut.
Sedangkan Bima."Astaga! Bagaimana bisa Dira menikah dengan sampah!" Teriak pemuda itu, mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.
Menghela napas, Binara Mahendra mulai membuka laci meja kerjanya. Matanya menatap ke arah masa lalunya dengan Dira.
Suka duka mereka jalani bersama selama lima tahun. Sebelum akhirnya Bima mulai dikejar dept collector, mendiang ayahnya meninggalkan banyak hutang padanya.
Orang tua Dira juga mendatanginya, berkata tidak rela memiliki menantu seperti dirinya. Bima memahami segalanya, setiap orang tua akan menyayangi anak-anak mereka, menginginkan yang terbaik.
Namun, yang membuat pada akhirnya Bima mengambil keputusan adalah niat Dira untuk bunuh diri bersama Bima, akibat tidak mendapatkan restu. Menghela napas, berpura-pura selingkuh, sudah bosan dengan Dira menjadi cara bagi Bima agar Dira menyerah akan dirinya. Bagaimana jika Dira dicelakai penagih hutang? Bagaimana jika Dira bersikeras untuk bunuh diri bersama?
Entahlah...
Namun, kebahagiaan Dira hanya itulah yang ada di fikirannya."Dia pintar memasak, bau bawangnya membuat aku merindukannya..." gumam Bima, mengeluarkan ingusnya.
Benar-benar atasan galak di depan bawahan. Tapi memiliki hati melankolis.
***
"Jadi pak Bima menyukai Soraya?" Tanya Burhan (karyawan bagian pemasaran).
"Benar! Karena cemburu, jadi pria tidak tahu diri itu memberikan pekerjaan setinggi gunung Himalaya padaku. Benar-benar atasan yang menyalahgunakan jabatan." Jawab Heru, yang masih mengunyah makanannya.
"Justru aneh, pekerjaanmu sedikit padahal jabatanmu manager. Pada akhirnya pak Bima tobat juga. Mengetahui nepotisme adalah perbuatan tidak benar." Manager bagian keuangan tersenyum mendengar keluhan Heru.
"Pak Bima menyalahgunakan jabatannya, karena Soraya. Tapi kenapa kalian jadi bilang pak Bima itu nepotisme. Aku mendapatkan jabatanku dengan cara yang bersih!" Heru benar-benar terlihat yakin. Memakan bekal yang dibuat istrinya.
"Heru! Ingat anak istri di rumah." Nasehat dari Burhan.
"Iya, aku ingat istriku Dira, anakku Pino." Heru menatap jenuh, meminum air putih.
"Sekali palu pengadilan diketuk, maka kamu harus merelakan Dira tidur dengan pak Bima. Anakmu memanggil pak Bima ayah. Kemudian Pino akan memiliki adik, hasil karya istrimu dan pak Bima..." Ucap manager keuangan.
Heru terbatuk-batuk meminum air putih, kemudian tertawa."Siapa yang mau dengan wanita bau bawang seperti istriku..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
mang tri
gaji besar aja dipikirin, tp kerjaan ga becus. jadi manager aja krn bima yg bantu, skrg sok2an pengen jadi bima huhhh 😡
2025-01-28
0
Senjaa💞
dan tidak lama lg kutukan manager keuangan akan jd kenyataan..bima akan merebut istrimu,heru🤣🤣🤣
2025-01-28
3
Abimanyu Rara Mpuzz
hei manusia sampah yang dikatakan temenmu benar adanya, dasar gak ngotak dikira dia bisa melakukan apapun tanpa Bima 🤨
2025-01-28
2