Episode 3

"Bunda ... " teriak gadis itu yang berlari ke satu arah.

Seorang gadis yang masih menggunakan seragam putih abu-abu itu. Langsung menghamburkan ke pelukan ibunya.

"Nay, maafi bunda, Nak. Bunda gak bisa jagai kamu lagi," ucap buk Nur sedih melihat anaknya.

"Gak, Bun. Enggak! Bunda jangan ngomong gitu. Om, lepasi ibuku, Om. Lepasi!" Naya pun memukul-mukul bodyguard itu, berusaha membantu ibunya.

Hanaya Humairah. Gadis cantik yang  lemah lembut. Kulit putih bersih, rambutnya panjang hitam kilat bergelombang. Lesung pipi sebelah kiri menambahkan kemanisan diwajahnya. Tingginya 155 cm dan beratnya 45kg. Bentuk tubuh yang ideal untuk seusianya. Yang kini beranjak 17 tahun.

"Nay, Bunda gapapa. Kamu cepat pergi sekarang, Nay! Biar semua ibu yang tanggung," seru buk Nur.

"Gak, Bun. Apapun yang terjadi. Naya gak bakal biarin ibu terluka. Naya akan berusaha minta izin mereka buat lepasin, Bunda."

Naya pun berlari menuju ke arah Malik. Namun bukan Malik yang ia hampiri, melainkan Gery, asistennya Malik.

" Tuan. Tolong, Tuan. Tolong lepasin ibu saya. Ibu saya orang baik, Tuan. Pasti ini salah paham atau mungkin ada yang fitnah Ibu saya. Iya, pasti ini ada yang fitnah ibu saya."

Naya terus memohon sambil memegang kaki gery.

"Maafkan saya gadis kecil. Tapi saya tidak punya hak atas itu," jelas Gery

'Hah, apa maksudnya ini? Bukan kah dia bosnya' batin Naya bertanya-tanya.

Dia pun mendongak keatas melihat Gery. Ternyata orang yang dia lihat melirik ke samping. Memberi isyarat bahwa bos sebenarnya ada di sebelah.

'Hah, apakah dia bosnya. Tapi kok masih mengenakan seragam seperti yang kupakai. Yasudahlah, mau siapapun bosnya. Aku harus bisa membujuknya,' batin Naya kembali.

Naya pun berganti memegang kaki Malik. Memelas diberikan kemudahan.

"Kak. Tolong, kak. Tolong lepasin ibu saya. Saya yakin ibu saya pasti gak bersalah.

Bukhggg ...

Bukannya mendapat jawaban. Malik malah menendang Naya.

Membuat si empunya kaget bukan kepalang.

"Naya ...!" teriak buk Nur yang kaget melihat anak nya terjemberat ke belakang.

Melihat ibunya dan tersenyum. "Naya, gapapa, Bun."

Naya pun kembali memohon lagi kepada Malik.

"Kak. Saya mohon, tolong lepasin ibu saya, Kak" Naya kembali memohon.

Melihat gadis itu terus memohon. Membuat Malik jengah. Akhirnya dia pun angkat bicara juga.

"Lo denger baik-baik. Gak ada kata MAAF, buat orang yang udah hancuri keluarga, gue," tegasnya.

"Apa? Hancuri! Enggak, Kak. Pasti kakak salah orang. Ibu ku tak seperti itu," bantah Naya yang tidak terima orang lain berprasangkah buruk tentang ibunya.

"Lo liat buktinya sendiri! Kalau ibu lo menerima uang 100jt dari bokep gue. Yang buat nyokap gue bunuh diri karena sakit hati yang dibuat ibu lo. Dasar Pelakor!" bentak Malik.

Naya yang syok mendengar penuturan Malik. Menggelengkan kepalanya tak percaya. Dia pun mendekat ke ibu nya.

"Bun, benar kah yang dibilang mereka? Pasti itu semua gak bener kan, Bun. Pasti mereka salah orang kan, Bun? Iya kan, Bun?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari Naya. Membuat ibu nya tidak bisa menjawab, yang hanya bisa menundukkan kepala nya sambil geleng-geleng.

Gery pun memberi isyarat kepada anak buahnya, untuk melepaskan sebentar. Agar anak dan ibu itu bisa bicara.

Buk Nur pun langsung mendekap anaknya. Memberi pelukan hangat, agar anaknya sedikit tenang.

"Nay, maafi bunda, Nak. Bunda terpaksa ngelakuin ini untuk biaya perobatan mu. Tapi sungguh, Bunda gak pernah selingkuh sama pak Rama, Nak. Naya percaya kan sama Bunda?"

"Iya, Bun. Naya percaya. Tapi kenapa uangnya sampai sebanyak itu, bukannya hari itu Bunda bilang, kalau Naya cuma operasi usus buntu. Tapi kenapa biaya nya sampai segitu?" tanya Naya yang tak habis fikir.

Malik yang melihat drama queen antara ibu dan anak itu pun, ingin segera dia akhiri. Namun, belum sempat dia berkata. Gery lebih dulu memberitahu berita lain.

"Maaf, Tuan. Saya baru dapat kabar dari orang kita. Kalau suami dia adalah teman papa tuan dari kecil. Mungkin saya rasa ... Tuan besar ingin balas ..."

"Stop!" Malik menghentikan ucapan gery dengan tangannya diangkat keatas.

Rasa dendamnya lebih besar ketimbang belas kasih saat ini. Hingga siapa pun tak mau dia dengar.

"Segera lakukan tugasmu," ucap Malik dingin, menyuruh Gery.

Gery pun langsung memberi isyarat agar anak buahnya membawa ibu itu.

Melihat ibunya di pegang lagi. Naya pun berusaha menepis mereka.

"Lepasin, saya mohon. Tolong lepasin ibu saya. Jangan sakiti ibu saya. Saya mohon!" Naya terus memberontak memohon belas kasian kepada mereka.

Sedangkan buk Nur, tidak bisa berkata lagi, dia hanya pasrah. Dengan air mata yang menderai sebagai saksinya.

Naya pun tidak bisa tinggal diam. Dia pun kembali membujuk Malik.

"Kak, tolong lepasin ibu saya. Jika kakak melepaskan ibu saya. Saya berjanji akan melakukan apapun yang anda mau. Tapi tolong! jangan hukum ibu saya," ucap Naya yang bersimpuh dikaki Malik. Karena tidak ada pilihan lain. Yang terpenting ibunya selamat. Itulah yang dia pikirkan saat ini.

Malik sendiri masih diam belum bersuara. Dia masih berpikir. Apakah perbuatanya kali ini sudah benar untuk menghukum wanita yang sudah membuat ibunya tiada. Apakah itu sepadan dengan apa yang dia perbuat.

Hingga akhirnya ia pun berkata.

"Menikah denganku."

Seketika membuat Naya pun membulatkan matanya. Tak terkecuali mereka semua yang ada disitu juga.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nami/Namiko

Nami/Namiko

Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.

2025-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!