Drama keluarga

"kalian ini, kaya bapak sama anak aja. Otak kalian bisa sama-sama membaca!" kata tante sulis menggelengkan kepala.

Kedua nya pun tertawa mendengar perkataan tante sulis yang sangat lucu menurut mereka.

"papa itu udah menganggap Andine anak sendiri mah, makanya kita klop banget. Iya gak ndine?" kata om darma yang langsung di angguki oleh Andine.

"iyaa dong om, lagian Andine seneng. Serasa ada papah sama mamah di sini!" seru ku dengan nada riang.

"iyaalah,, iyaalah, terserah kalian aja" kata tante sulis pada akhirnya.

Pada akhirnya mereka pun meneruskan percakapan mereka sampai waktu telah menunjukkan pukul empat sore, Andine pun berpamitan kepada keduanya.

"Om,, tante, Andine kayanya harus pulang sekarang!" seru Andine.

"baiklah,, segera lah selesaikan mainan mu, om sudah sangat muak dengan suami mu itu. Jangan sampai kedua orangtua mu tau apa yang sudah terjadi pada rumah tangga kalian!" kata om darma membuat Andine menganggukan kepala.

"tentu saja,, asal aja om darma tidak mengatakan apa pun pada mereka!" kata Andine membuat om darma tertawa kecil.

"oke lah oke lah, tenang aja. Yang pasti kamu harus menyelesaikan semua nya secepat mungkin, toh berkas perceraian kalian sudah masuk ke pengadilan agama. Jadi mungkin beberapa hari lagi akan sampai ke rumah kalian, sebisa mungkin kamu sudah keluar dari rumah itu!" kata om darma sambil mengantar Andine hingga depan pintu rumah bersama tante sulis.

"insyaallah om, aku pasti akan menyelesaikannya dengan cepat!" jawab Andine.

"bagus,, kalau begitu berhati-hati lah" kata om darma membuat Andine tersenyum, ia pun menyalami tangan keduanya dan memeluk tante sulis sebentar sebelum berpamitan pulang.

Setiba nya di rumah, ia sudah dihadang oleh ibu mertua dan adik iparnya.

"bagus ya, suami kerja banting tulang istri nya malahan keluyuran gak jelas dari pagi sampai malam begini!!" kata bu Murni.

"pasti dia memfoya-foyakan uang dari Mas Rudi bu, Niken yakin!!" kata Niken, adik iparnya membuat Andine memutar bola mata malas.

"kau bicara seolah Mas mu itu memberikan aku banyak uang saja!!" kata Andine dengan sinis.

"walaupun Rudi tidak memberikan mu banyak uang, nyatanya dia bisa membiayai hidup kamu hingga sekarang kan!" kata bu Murni dengan sinis, yang justru membuat Andine tertawa kencang sambil memasuki rumah.

Kedua orang itu justru saling pandang melihat respon Andine yang sangat tidak masuk akal di mata mereka.

"Apa kalian lupa dari mana asal hidup kalian selama ini? Siapa yang membiayai kehidupan kalian? Aku!! Jangan berkata seolah-olah aku menikmati uang anak mu, sementara selama ini kalian lah yang menikmati semua nya dari ku!!" kata Andine dengan mata menatap tajam ke arah keduanya.

"jaga bicara mu Andine!! Aku mertuamu, gak sepantasnya kamu berkata seperti itu padaku. Apa yang kamu berikan itu ada lah kewajibanmu sebagai menantu untuk berbakti pada suami mu dan keluarga nya!!" kata bu Murni dengan mata melotot tajam pada Andine.

"Apa? bakti seperti apa yang harus aku berikan untuk suami yang gak pernah membiayai istrinya, bahkan untuk nafkah saja masih mengandalkan istrinya. Apa pantas anak ibu itu di katakan sebagai suami?!" kata Andine membuat Bu Murni membelalakan mata.

"oiyaa,, jangan lupa rumah, mobil, biaya kuliah, biaya kehidupan hedon ibu, semua itu juga menggunakan uang ku kalau ibu lupa. Lantas sekarang saat aku sudah tidak bisa memberikan semuanya pada kalian, kalian memperlalukan aku layaknya sampah. Tapi kenyataannya, bukan aku yang sampah. Kalian lah sampah itu, masih untung aku memungut kalian dari jalanan dulu jadi sempat menikmati kemewahan kalau tidak. Cih,, sampah akan tetap jadi sampah!!!" kata Andine membuat bu Murni dan Niken tersulut emosi dan akhirnya melayang kan tamparan pada menantunya itu.

plaaakk,, plaaakkk

"kurang ajar!!! Berani sekali kamu menghinaku, hah!!" kata bu Murni menatap nyalang menantunya setelah memberikan dua tamparan.

Andine pun menatap bu Murni dengan mata memerah, Dikit demi sedikit ia melangkah maju menghampiri mertuanya.

Plaakk,, plaakkk

Gantian, Andine menampar pipi mertuanya dengan sangat kencang. Membuat adik iparnya terjingkat kaget, tak menyangka kakak iparnya akan membalas perlakuan ibu nya.

"bagaimana rasanya? Sakit bukan? Itu belum seberapa, kau akan merasakan yang lebih dari ini jika masih berani bermain tangan dengan ku! Dan kamu, ja-la-ng! Jangan kira aku takut dengan mu, sekali ku buka kedok mu tamatlah riwayatmu!!" kata Andine menatap keduanya dengan tatapan tajam dan menusuk.

Setelahnya, ia pun masuk kedalam kamar berukuran tiga kali dua setengah meter itu sambil memegangi pipinya. Ia pun memotretnya dan mengirimkannya pada tante sulis.

"kau harus visum nak,,,!" kata tante sulis yang sangat khawatir pada Andine.

"tidak usah tante, tidak apa. Aku tidak mungkin meninggalkan rumah lagi pada jam segini, kalau besok mungkin sudah akan membaik" kata Andine dalam pesan pada tante sulis.

"baiklah kalau begitu, jika ada apa-apa lau harus beritahu om dan tante ya" jawab tante sulis membuat Andine tersenyum.

"pasti tante, terimakasih" jawabnya.

Di ruang tamu, bu Murni dan Niken masih syok dengan apa yang terjadi pada mereka. Tentu saja mereka tak menyangka jika Andine akan membalas perlakuan mereka terhadap perempuan itu.

"i-ibu gapapa?" tanya Niken pada ibu nya yang langsung menatap tajam pada anak perempuan nya itu.

"gapapa gundul mu itu, kamu gak lihat pipi ibu merah kaya begini kamu masih bilang gapapa?!" kata bu Murni dengan sinis.

"ayok kita duduk dulu bu, lagian ibu kenapa pakai nampar dia segala sih. Udah tau sekarang dia sudah berani sama kita, ibu malah bergaya melawan dia pakai fisik. Kena sendiri kan batunya!!" kata Niken sambil membawa ibu nya duduk di sofa sederhana dirumah itu.

"kamu menyalahkan ibu? Kamu gak denger tadi dia menghina kita habis-habisan,hah!!" kata bu Murni dengan nada kesal.

"tapi ga perlu pakai nampar dia segala bu, kan kita bisa adukan sama mas Rudi nanti biar Mas Rudi yang memberikan pelajaran pada perempuan itu. Sekarang jadinya, ibu sendiri kan yang kena pembalasan dia!!" kata Niken membuat bu Murni mengerucutkan bibir.

"awas aja kalau Mas mu pulang nanti, akan ibu adukan dia biar di hajar habis-habisan oleh Mas mu!" kata bu Murni dengan mata mengkilap marah.

"sudah lah bu,,, sebentar lagi juga Mas Rudi pulang, nanti kita adukan pada Mas Rudi!" kata Niken.

"apa yang mau di adukan?" tanya Rudi yang sudah berada di ambang pintu rumah.

"kamu sudah sampai mas, duduk dulu!" kata Niken membuat Rudi langsung duduk bersebrangan dengan ibu dan adiknya itu.

"ada apa bu? Kenapa pipi ibu merah begitu?" tanya Rudi membuat bu Murni langsung mengeluarkan air mata buayanya.

"ini semua gara-gara istri kamu Rud, dia menampar ibu dan menghina kita!!" kata bu Murni tanpa menjelaskan dengan detailnya.

"Apa? Andine menampar ibu?!" kata Rudi dengan wajah menyiratkan kemarahan pada istrinya.

"iyaa mas, bahkan mbak Andine juga menghina kita dan mengatai aku ja-la-ng!" kata Niken dengan menundukkan kepala.

"Andine berkata begitu? Kurang ajaarr!!! Dimana dia sekarang?!" tanya Rudi dengan mata mengkilat marah.

"Di-ka,,,," kata Niken terhenti mendengar suara Andine di belakang Rudi.

"Aku di sini!!" kata Andine dengan tangan bersedekap di dada, Rudi menghampiri istrinya dan hendak melayangkan tangannya. Namun, sebelum tangan itu sampai di wajah mulus sang istri. Tendangan maut tepat mengenai area intimnya, Andine pun tersenyum sinis melihat suami nya yang meringis kesakitan.

"aaaaaahhhhkkk,,, sa-kitt" Gumamnya lirih sebelum dirinya jatuh sambil memegangi area pusakanya.

"Mas! Rudi!!" teriak Bu Murni dan Niken secara bersamaan.

"Kamu sudah gila ya Ndine, kamu melukai suami mu sendiri!!" kata Bu Murni dengan mata menyalang.

"bukannya itu yang kalian mau? Aku memperlakukan orang sebagaimana aku di perlakukan! Jadi, nikmati saja balasan atas apa yang kalian lakukan padaku. Jangan kalian pikir aku akan menjadi Andine yang bodoh seperti dulu, aku tidak selemah itu!!!" kata Andine dengan wajah sinis menatap ketiga orang benali dalam hidupnya itu.

"huh,,, benar kata om darma, aku harus menyelesaikan ini secepatnya!" gumamnya dalam hati sambil kembali masuk kedalam kamar tanpa menghiraukan lagi ketiga orang itu.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

tega ya Ndin nendang itunya Rudi😄
tapi aku suka

2025-04-04

0

Titah😍

Titah😍

bagus andine jangan lemah

2025-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui hal menyakitkan.
2 Menemui Pengacara Keluarga
3 Drama Ibu Mertua.
4 Bebenah
5 Malam Terakhir dirumah.
6 Pindah
7 Perdebatan.
8 Drama pagi
9 Pergi ke Mall
10 Menyusun rencana.
11 Drama keluarga
12 Pergi
13 Setelah kepergian Andine
14 Bertemu di Mall
15 Tidak tau diri.
16 Memastikan Tidak ada pembagian Harta gono-gini
17 Hari Persidangan
18 Sidang pertama.
19 Rencana pergi
20 Rencana usaha tante sulis.
21 Rencana di Mulai.
22 I'an coming new zealand.
23 Vidio tersebar.
24 Welcome in New Zealand, Andine!
25 Rudi sakit.
26 Rudi di Rawat.
27 Hamid dan Nita.
28 Belanja sebelum ke Australia.
29 I'm coming Australia
30 Operasi.
31 RADIT.
32 Rudi sadar
33 Back to Indonesia
34 Obrolan seputar rencana Usaha baru
35 Rudi pulang dari Rumah Sakit
36 Percakapan para Perempuan
37 Melamar pekerjaan.
38 Bertemu Kerabat Almarhum ayah.
39 Luka lama bu Murni
40 Kantor baru
41 Pekerjaan Niken.
42 Kecurigaan Rudi
43 Cerita Pada Om Surya.
44 Memulai Usaha baru Tante Sulis.
45 Berjalan lancar
46 Penemuan Rudi.
47 Kedatangan bu Murni ke kantor Andine.
48 Niken lagi, Niken lagi
49 Viral lagi
50 Kunjungan Surya
51 Menuju kepulangan Mami Papi.
52 Tiba di Indonesia.
53 Kejutan!
54 Hamil.
55 Skincare berbahaya.
56 Pengumuman
57 Taktik
58 Owner skincare licik.
59 Melaporkan!
60 Konfrensi pers.
61 Musuh dalan selimut.
62 Tertangkap!
63 Bertemu Rudi.
64 mencoba berbicara.
65 Kembali bersiasat.
66 Kekesalan Nuri.
67 Cerita Surya.
68 Rudi bebaaall
69 Obsesi bu Murni.
70 Pemikiran Niken
71 Menemui Om Darma
72 Permintaan Mami
73 Rencana bu Murni
74 Kecurangan Rudi.
75 Rudi tertangkap.
76 Bukan Andine yang Dia kenal.
77 Jaminan kebebasan.
78 Di Usir.
79 Rencana membebaskan Rudi.
80 Obrolan Santai
81 Menjual perhiasan.
82 Kabar kebebasan Rudi.
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mengetahui hal menyakitkan.
2
Menemui Pengacara Keluarga
3
Drama Ibu Mertua.
4
Bebenah
5
Malam Terakhir dirumah.
6
Pindah
7
Perdebatan.
8
Drama pagi
9
Pergi ke Mall
10
Menyusun rencana.
11
Drama keluarga
12
Pergi
13
Setelah kepergian Andine
14
Bertemu di Mall
15
Tidak tau diri.
16
Memastikan Tidak ada pembagian Harta gono-gini
17
Hari Persidangan
18
Sidang pertama.
19
Rencana pergi
20
Rencana usaha tante sulis.
21
Rencana di Mulai.
22
I'an coming new zealand.
23
Vidio tersebar.
24
Welcome in New Zealand, Andine!
25
Rudi sakit.
26
Rudi di Rawat.
27
Hamid dan Nita.
28
Belanja sebelum ke Australia.
29
I'm coming Australia
30
Operasi.
31
RADIT.
32
Rudi sadar
33
Back to Indonesia
34
Obrolan seputar rencana Usaha baru
35
Rudi pulang dari Rumah Sakit
36
Percakapan para Perempuan
37
Melamar pekerjaan.
38
Bertemu Kerabat Almarhum ayah.
39
Luka lama bu Murni
40
Kantor baru
41
Pekerjaan Niken.
42
Kecurigaan Rudi
43
Cerita Pada Om Surya.
44
Memulai Usaha baru Tante Sulis.
45
Berjalan lancar
46
Penemuan Rudi.
47
Kedatangan bu Murni ke kantor Andine.
48
Niken lagi, Niken lagi
49
Viral lagi
50
Kunjungan Surya
51
Menuju kepulangan Mami Papi.
52
Tiba di Indonesia.
53
Kejutan!
54
Hamil.
55
Skincare berbahaya.
56
Pengumuman
57
Taktik
58
Owner skincare licik.
59
Melaporkan!
60
Konfrensi pers.
61
Musuh dalan selimut.
62
Tertangkap!
63
Bertemu Rudi.
64
mencoba berbicara.
65
Kembali bersiasat.
66
Kekesalan Nuri.
67
Cerita Surya.
68
Rudi bebaaall
69
Obsesi bu Murni.
70
Pemikiran Niken
71
Menemui Om Darma
72
Permintaan Mami
73
Rencana bu Murni
74
Kecurangan Rudi.
75
Rudi tertangkap.
76
Bukan Andine yang Dia kenal.
77
Jaminan kebebasan.
78
Di Usir.
79
Rencana membebaskan Rudi.
80
Obrolan Santai
81
Menjual perhiasan.
82
Kabar kebebasan Rudi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!