...Happy Reading✨...
Di sebuah kamar dengan nuansa biru lautnya, dengan banyak sekali koleksi perhiasan dan pakaian yang di limited edition. Kamar yang sudah luasnya melebihi lapangan bola, dengan banyak pernak-pernik yang mengesankan bahwa ruangan itu layaknya ruangan tuan putri.
Lampu mewah nan besar menerangi kamar itu membuatnya tambah menjadi sangat estetika. Namun sayangnya pemilik kamar itu seperti sedang marah, bahkan kamar yang di buat khusus untuknya sebelum ia datang itu tak membuatnya senang.
Prang!
Salah satu parfum mahal yang hanya ada 2 didunia itu jatuh ke lantai dengan mengenaskan. Butiran pecahannya dan aromanya menguar kemana-mana. Amarahnya seperti sudah ke ubun-ubun, matanya penuh dengan balas dendam.
"Tak pernah sekalipun orang yang berani menyinggungku, tapi gadis kampungan itu berani sekali menamparku! Sialan!" Teriaknya lalu melempar seluruh make up yang ada di atas meja.
Prang!
Gadis dengan rambut pirang dan tinggi yang semampai. Kulitnya yang putih susu menambah kesan cantik pada dirinya. Bahkan pesonanya tak ada yang bisa menolak.
"Tunggu saja, apa akibat dari bermain-main dengan ku!" Lanjutnya lagi dengan seringai jahat, setelah kamar itu berantakan dan penuh pecahan. Otak bule satu ini seperti sedang menyusun hal jahat untuk seseorang yang berani mengusiknya.
Di segera menghubungi seseorang yang di tugaskan untuk menjaga di negara ini.
...****************...
"Ahhh~~ Shhh ~~~" Rintih seorang gadis yang tengah menggeliat di atas ranjang yang di penuhi oleh bunga mawar dan harum aroma terapi. Suaranya terus terdengar saat obat itu mulai menggerogoti tubuhnya. Obat yang ia tidak sadari telah masuk kedalam tubuh melalui botol air.
Tubuhnya sudah ia sentuh-sentuh di beberapa titik namun masih tidak memberikan kepu@s@n tertentu.
Miliknya masih berkedut dengan sangat kencang, bahkan ia saat ini tidak bisa berfikir dengar jernih. Bagaimana dan dimana ia sekarang, yang pasti ia sangat butuh pria saat ini juga.
Dress yang ia gunakan juga sudah jatuh hingga hingga pusarnya. Matanya sangat sayu dan ia butuh seseorang yang bisa membantunya.
Tangannya terus membe-lai tubuhnya sendiri dengan mata terpejam. Dibe-lai hingga tangannya juga terus bergerak memijat Rachel dan Samantha nya.
Jujur ini adalah pengalaman pertamanya dalam menyentuh tubuhnya dengan keadaan mengenaskan seperti ini. Dirinya tidak pernah sekalipun bercumbu bersama pasangan. Hingga ia menyentuh tubuhnya dengan asal dan berharap akan ada yang membantunya.
Ceklek!
Pintu yang seharusnya tidak terbuka itu kini terbuka, menampakan seorang pria dengan perawakan besar dan gagah tengah mematung menatapnya. Lampu kamar yang sengaja di buat redup semakin membuat gadis di atas kasur itu menjadi sangat menggoda. Kulitnya yang lumayan gelap di tambah cahaya lampu yang remang-remang membuat suasana menjadi sangat ero-tis.
Langkahnya sengaja ia perlahankan untuk melihat reaksi dari gadis yang sedang menatapnya dan tentu saja ia kenal gadis ini. Tenggorokannya terasa tercekat saat menatap mata sayu yang biasanya menunjukkan tatapan tajam.
Jika di lihat dari tingkahnya sudah bisa di pastikan bahwa gadis ini tengah dalam pengaruh obat. Karena jika ia sadar sudah pasti tidak akan pernah gadis itu melakukan hal seperti ini.
Melihat pria yang sangat ia kenal masuk, membuat sang gadis menatap dengan penuh harap.
"Sentuh aku tolong.... " Ucap gadis itu dengan suara serak. Karena tak mendapat respon apapun, dengan keberanian yang entah dari mana. Gadis yang tadinya duduk di atas kasur kini berpindah meloncat ke arah pria itu dan mengalungkan tangannya.
"Sentuh di sini~Ahh~ " Suara yang begitu merdu kini terdengar sangat jelas keluar dari bibir sang gadis yang sedang di gendong ala koala oleh pria itu.
Dengan mencoba menahan diri, pria itu memejamkan matanya sebentar. Ia pikir hanya menyen-tuh saja namun ternyata sisi liar dari gadis itu terlihat. Tangan gadis itu yang sedang memegang tangannya, di ajarkan untuk memijat lembut benda yang hanya di tutupi oleh bra hitam.
Dengan seringai yang penuh dengan misteri pria itu malah mengeraskan pegangnya hingga membuat gadis di depannya ini bersuara dengan sangat nikmat.
"Kau akan menyesali ini Tantri Davira.... " Ucap pria itu akhirnya menyebut namanya dan melepaskan pertahan dirinya. Dengan sangat agresif menggerakkan tangannya di benda kembar yang sudah menantang itu dan tangan yang merangkul pinggang gadis itu juga turun kebo-kongnya dan memijatnya secara bersamaan.
Tantri bersuara dengan sangat nikmat, rasa yang sudah tidak sabar di sentuh dengan manja kini ia rasakan juga akhirnya.
Cuphhh
Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menjadi menuntut. Gadis yang di panggil Tantri itu kini sudah semakin menekan kepala pria itu agar ciumannya semakin dalam.
Kaki pria itu berjalan ke arah kasur dan membaringkan gadis yang ada di dalam gendongannya itu dengan pelan. Merasa kalau pria yang menciu-mnya ini menjauh membuat raut wajah Tantri melemah seakan ia belum puas akan banyak hal.
Melihat itu membuat senyum pria itu seketika terukir, jika gadis itu melihat wajahnya nanti saat sadar. Akan kah ia masih bisa nenatapnya dengan memohon begini? Sepertinya tidak!
Tangan gadis itu sudah menyentuh area paling sakralnya dan memperlihatkan kepada pria itu. Membuat pria yang melihat itu menjadi tercekat dan membuka dasinya yang terasa mencekik.
"Kau yang memancing ku lebih dulu.... " Ucap pria itu semberi membuka bajunya sendiri. Lalu dengan penuh kabur gairah ia menci-um bibir Tantri yang sangat menggodanya itu.
"Akhh!" Pekik Tantri sesaat kemudian, menahan sakit di inti tubuhnya saat ia berusaha memasukannya sendiri dengan salah satu kaki yang sudah melingkar di pinggang pria itu.
"Shhttt kau gegabah!" Ucap pria itu menahan rasa menggigit di ujung miliknya.
Namun saat tau bahwa gadis yang sedang ia rangkul ini berusaha untuk mundur. Dengan kasar pria itu memaksanya masuk ke tempat yang belum pernah di masuki oleh pria mana pun.
Jleb
"Akhh!" Teriak Tantri saat sesuatu memaksa masuk kedalam intinya. Air matanya sudah turun begitu saja saking sakit yang belum pernah ia rasakan itu. Tangannya sudah menggigit bahu dari pria yang menarik pinggulnya hingga masuk setengah. Pria itu lalu mencium bibir ranum itu dengan sangat lembut agar melupakan sedikit rasa sakit itu.
Hingga hentakan terakhir, sempurna. Pria itu tak merasa keberatan akan cakaran dan gigitan dari Tantri. Dengan perlahan, ping gulnya ia maju mundurkan untuk memulai permainan. Tangis yang awalnya di dengar oleh pria itu kini berubah menjadi racauan nikmat yang meminta dirinya lebih cepat.
Di saat Tantri sudah medapat pelepasannya, pria itu masih sibuk karena belum mendapatkan nya.
Racauan keduanya terdengar saling sahut, bahkan mawar yang ada di atas ranjang itu ikut terangkat saat pria itu menghantam milik Tantri. Ranjang yang berdecit dan suara penyatuan yang terdengar menggelegar dengan penuh semangat itu tak menghalangi sama sekali.
Hingga 30 menit berlalu dan Tantri sudah pelepasan beberapa kali tapi pria itu masih sibuk memompa hingga akhirnya saat akan benar-benar keluar. Dengan cepat pria itu memeluk Tantri hingga miliknya mengeluarkan banyak cairan ke dalam rahim tantri hingga keluar saking banyaknya.
Setelah pelepasan yang butuh waktu lama itu, pria yang di penuhi oleh keringat tersebut masih terlihat belum puas. Di tatapnya gadis yang sudah terkapar dengan nafas yang sudah ngos-ngosan. Mata gadis itu langsung terpejam saking lelahnya. Bahkan tangannya yang tadi mencengkram seprai dengan sangat erat kini sudah terlihat lemas.
...****************...
Hello para pembaca yang baru maupun yang sudah mengikuti cerita Author sejak lama☺ Selamat datang di cerita baru ku🤓 Semoga kalian betah yaaa😁 Jangan lupa, like, komen sebanyak-banyaknya😍 Agar kita bisa berkomunikasi lewat komentar😘
Dan aku ingin ucapan kan untuk kalian semua...
HAPPY NEW YEARRRRRRR🎇🎆💥
SEMOGA TAHUN INI BISA MENJADI TAHUN YANG MENINGGALKAN KESAN BAIK DAN BAHAGIA UNTUK KALIAN SEMUA.🥰 GAK APA-APA UNTUK MENANGIS DAN SEDIH SEJENAK😊 AKU TAU KALIAN PASTI BISA DAN AKAN MENJADI ORANG YANG LEBIH BAIK.
SEMANGAT GUYSSSSS😘😘
...HAPPY READING ✨...
Setelah pelepasan yang butuh waktu lama itu, pria yang di penuhi oleh keringat tersebut masih terlihat belum puas. Di tatapnya gadis yang sudah terkapar dengan nafas yang sudah ngos-ngosan. Mata gadis itu langsung terpejam saking lelahnya. Bahkan tangannya yang tadi mencengkram seprai dengan sangat erat kini sudah terlihat lemas.
Pria itu segera menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Ia masih menatap miliknya yang kembali bangun saat menatap tubuh polos gadis di depannya ini. Begitu banyak tanda yang ia tinggalkan hingga membuat dirinya merasa bangga akan hal itu. Namun tak ingin melukai Tantri lebih jauh, pria itu melakukan permainan solo hingga setelah selesai ikut tidur mengarungi mimpi bersama gadis yang baru saja menjadi miliknya.
"Terima kasih, semoga mimpi indah... "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, tepat jam 8 pagi. Tantri baru saja mengerjapkan matanya. Netranya belum bisa mencerna apapun saat ini hingga beberapa menit kemudian ia teringat akan kejadian semalam. Dimana di mulai saat seorang wanita menjebaknya di kamar ini.
Seketika matanya memerah, tak berani menatap pria yang ada di sebelahnya yang sedang memeluknya. Matanya sudah tak sanggup menahan amarah dalam dirinya hingga air mata itu turun mengenai pipinya.
Bagaimana jika ucapan wanita itu benar? Apa yang sedang tidur bersamanya kemarin malam adalah calon suami dari sahabatnya sendiri? Lalu apa yang harus ia katakan pada sahabatnya itu nanti?
Argh! Sialan! Ini semua karena wanita yang bernama Zakira itu! Berani sekali ia menjebaknya dan membuatnya tidur dengan calon suami sahabatnya sendiri.
Hanya karena tamparan yang ia berikan pada gadis itu hingga membuatnya harus menanggung hal yang sangat besar. Ternyata ucapannya tak main-main, namun ia juga tak akan main-main membalasnya.
Tangannya naik dan menjambak rambutnya sendiri, kenapa dirinya begitu bodoh? Tak bisa ia bayangkan betapa sedih dan kecewanya Zara, sahabatnya sendiri saat tau ia tidur dengan calon suaminya sehari sebelum hari pernikahannya.
Bagaimana bisa ia menghancurkan hati sahabatnya itu? Dirinya terus merutuki hal yang ia bayangkan. Tanpa mau mengingat kejadian kemarin dan mengingat wajah pria yang bersamanya.
"Erggh... " Pria itu melenguh, bahkan bisa ia rasakan bahwa benda yang sudah mengobrak-abrik dirinya kemarin itu kembali bangun dan menyapa bokongnya.
Tanpa mau menoleh atau berusaha terlihat bangun, gadis itu segera memejamkan kembali matanya. Ia merasa bahwa pelukan pria itu melonggar dan kepalanya seperti dicium sebentar sebelum turun dari kasur.
Dengan masih bertubuh polos, pria itu turun dan hendak menuju kamar mandi. Dengan wajah bantalnya, dan menggaruk rambutnya yang gatal pria itu berjalan pelan ke arah kamar mandi.
"Apa dia mengira kalau aku Zara?" Gumam gadis itu lalu perlahan dengan air mata ia menoleh menatap pria itu dari belakang. Matanya kembali melotot saat melihat tubuh pria itu yang masih tidak mengenakan pakaian sama sekali. Hingga membuat benda yang membuatnya kesakitan dan nikmat itu bergerak bebas. Selain itu wajah pria itu semakin membuat Tantri syok dan lega.
"Kevin!" Pekik gadis itu tertahan, ternyata buka Arsenio tapi Kevin si pria menyebalkan yang membuat hidupnya menderita.
Pria itu sudah masuk kedalam kamar mandi dan entah melakukan apa yang pasti ia tidak peduli. Ia merasa lega karena bukan calon suami dari Zara tapi asistennya. Namun satu hal yang baru ia sadari saat ini. Ia bisa saja akan terikat dengan pria itu karena kejadian malam ini.
Tidak! Aku tidak mau terikat ataupun berurusan lagi dengannya! Tidak akan! Pikir Tantri sembari menghapus air matanya yang turun karena badannya yang terasa remuk redam.
"Ini adalah sebuah kesalahan! Dan itu tidak akan pernah berubah!" Ucapan gadis itu di sertai tangis yang entah kenapa malah semakin deras saat dirinya merasa lega dan sakit secara bersamaan.
Ia tidak memikirkan bahwa dirinya sudah kehilangan sesuatu yang selama ini ia jaga. Ia lebih takut kehilangan sahabat seperti Zara. Ia tidak mungkin mengadu sekarang dan mengatakan semua hal yang terjadi padanya. Besok adalah hari yang bahagia untuk Zara, tak akan ia biarkan gadis itu merasa sedih.
Dengan berusaha sangat keras, akhirnya Tantri bisa turun dari ranjang sialan itu. Lalu mengambil kimono mandi dan memakainya. Ia tidak mungkin mengenakan dress yang sudah tak berbentuk itu ataupun sampai menunggu Kevin keluar dari kamar mandi dan melihatnya.
Dengan terseok-seok Tantri menyeret kakinya agar keluar dari kamar terkutuk itu. Dengan sekuat tenaga, akhirnya Tantri bisa sampai di basement hotel tersebut. Sudah banyak mata yang menatapnya dengan aneh tapi mana ia peduli. Yang pasti ia harus sampai rumah sekarang.
"Sial! Terbuat dari apa pria itu hingga membuatku susah berjalan begini!" Gerutu Tantri sembari menunggu taksi online yang sudah ia pesan.
"Ke alamat ini ya pak!" Ucap Tantri sembari menunjukan alamat pada taksi itu saat sudah ada di dalam taksi.
"Siap nona... "
Tantri menatap keluar jendela dengan mata yang tajam dan dingin. Akan ia buat perhitungan pada gadis yang bernama Zakira tersebut.
Ting!
Sebuah pesan masuk dari sahabatnya Zara.
Zara monyet📩
Tan! Kenapa tidak pulang kemarin!?
Me✉️
Aku langsung pulang saat selesai acara kemarin!
Zara monyet📩
Bohong! Kak Sandi bilang kau tidak jadi ikut ke acara itu!
Tantri mengusap wajahnya dengan gusar, pasti Zara sudah menghubungi Sandi. Ia awalnya memang hendak pergi ke pesta ulang tahun teman dari Sandi. Ia sudah terlanjur janji dan tidak bisa mengingkarinya.
Tapi tetap saja ia mengingkari janji itu karena kejadian ini. Awalnya ia memang sudah berangkat menuju tempat yang di kirimkan oleh pria itu, namun sebuah kecelakaan mendadak terjadi di tengah jalan.
Flashback on
Kecelakaan besar dan beruntun membuat Tantri menjadi sangat tegang Dan syok. Untuk merilekskan pikirannya ia malah menerima air yang di berikan oleh si sopir yang merasa iba padanya. Ia pikir baik sekali bapak ini sampai memberikannya sebotol air.
"Terima kasih pak, untuk jalan di depan kan sudah tidak bisa di lalui. Apa ada jalan alternatif lain!" Tanya Tantri setelah meminum sebotol air tersebut.
"Ada neng, tapi lebih jauh. Tidak apa kan?" Tanya pak sopir dengan senyum menyeringai yang tidak di lihat oleh Tantri. Gadis itu melihat jam tangannya lalu mengangguk. Masih ada waktu sebelum bertemu dengan Sandi.
Akhirnya sopir itu memutar arah mobilnya dan mencari jalan yang katanya alternatif. Namun seiring taksi ini berjalan, Tantri merasa tubuhnya tiba-tiba gerah yang berubah panas. Badannya mulai tidak bisa duduk dengan diam. AC taksi sudah ia minta naikan tapi masih tetap ia merasa panas.
Pak sopir itu terlihat tersenyum saat melihat reaksi minuman itu pada gadis di belakangnya itu.
Di dalam taksi, pria itu sengaja memberikan botol air yang sudah ia campur dengan obat perangsang. Agar dimana nantinya rencana dari nona mudanya bisa berjalan sesuai rencana. Pria itu mengantar hingga depan sebuah hotel mewah, yang mana akan di gelar acara pernikahan Zara. Dengan santai sopir itu menyuruh Tantri naik ke lantai 50 di kamar 304 untuk mencari penawar.
...****************...
Akhirnya Chapter 1 ku lulus guys😍, udah seminggu di perbaiki masih aja di tolak. 😆 Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, para readers ku tersayang😘 Terima kasih🍑
...Happy Reading ✨...
Di dalam taksi, pria itu sengaja memberikan botol air yang sudah ia campur dengan obat perangsang. Agar dimana nantinya rencana dari nona mudanya bisa berjalan sesuai rencana. Pria itu mengantar hingga depan sebuah hotel mewah, yang mana akan di gelar acara pernikahan Zara. Dengan santai sopir itu menyuruh Tantri naik ke lantai 50 di kamar 304 untuk mencari penawar.
Yang mana saat dia sampai disana untuk mencari penawar yang di katakan oleh supir itu, ternyata malah membuat gadis itu tercengang. Dimana ternyata kamar ini sudah di hiasi dengan hiasan kamar pengantin baru. Harum semerbak bunga dan lilin yang hidup di setiap sudut kamar ini. Di tengah kasur itu juga sudah terisi nama Sahabatnya dan calon suaminya.
Di saat masih termenung dengan menahan hasrat, seorang gadis masuk dan mendorong dirinya hingga terjerembab ke atas kasur. Bagaimana tidak jatuh jia tubuhnya yang saat itu tidak fokus malah di dorong oleh setan yang bernama Zakira itu.
Bruk!
"Kenapa? Terkejut? Bukankah ini seru?" Ucap seorang gadis yang sudah ada di dalam ruangan itu.
"Kau!!! Shttt... " Tantri berteriak dengan berusaha menahan desahan dan deru nafas yang memburu.
"Jangan berteriak, nanti suara mu akan habis jika kakakku datang dan memperkosamu!"
"Apa?!"
"Ya! Kakakku Arsenio! Bukankan ini akan menyenangkan! Wow!! Aku sangat senang bila membayangkan betapa sedih dan kecewanya Zara saat tau, sahabat dan calon suaminya bercinta sehari sebelum pernikahannya."
"Itu akan sangat menyenangkan bukan? Akan ada banyak air mata dan tamparan nanti!" Ucap Zakira senang dengan melompat kecil saking senangnya.
"Kenapa? Kau sudah tidak tahan? Jika kau tidak di sentuh maka otakmu yang akan mati nantinya! Wowoooo! Ini akan lebih menyenangkan saat kedua sahabat dekat ini menjadi musuh bebuyutan." Ucap Zakira lagi, Tantri sudah meracau dengan meremas kasur putih yang sudah sangat indah itu dengan air mata kesedihan. Ia tidak bisa menahan diri hingga tanpa sadar ia sendiri hendak membuka baju sendiri.
"Kasihan sekali! Kau sudah sangat kesakitan! Tak lama lagi kakakku akan datang dengan kondisi yang sama! Ups tidak! Kakak sudah naik ke lift! Selamat menikmati malam pengantin kalian!!!" Gadis itu pergi dari kamar itu dan turun ke bawah, sepertinya ia akan tidur dengan tenang malam ini.
Flasback off
Dan pada akhirnya dirinya tau apa yang terjadi. Malam yang seharusnya ia lakukan dengan orang yang ia cinta. Kini harus ia berikan pada pria menyebalkan seperti Kevin. Tapi jika tidak kevin yang datang kemarin maka sudah bisa di pastikan bahwa hal terakhir yang bisa ia lakukan adalah bunuh diri.
Benar ! Ia akan melakukan apapun agar temannya ini bisa bersama orang yang ia cinta, meski ia masih tidak menyukai Arsenio setelah apa yang di lakukan pria itu terhadap Zara.
Matanya menatap jalanan yang lenggang itu, dengan otak yang berfikir alasan apa yang bisa ia berikan pada Zara sekarang. Karena untuk jujur dirinya tidak bisa! Zara akan sedih dan marah saat tau siapa yang bermalam dengannya. Dan bagaimana situasinya, ia tidak bisa bayangkan itu.
Dengan segera gadis itu kembali mengetik pesan pada Zara setelah menemukan alasan yang tidak bisa di tolak oleh Zara.
Me✉️
Kemarin tiba-tiba saja Nathan menelepon dan mengatakan kalau ia bertengkar dengan ayah.
Zara Monyet📩
Lalu sekarang Nathan sudah kembali ke rumah?
Me✉️
Tentu saja sudah, aku tidak ingin kena imbas karena menyembunyikan tuyul peliharaan keluargaku.
Zara Monyet📩
Dan kau salah satu peliharaan mereka juga!
Tantri terkekeh sendiri membaca pesan tersebut, Zara memang adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki. Tak hanya sahabat, gadis itu juga adalah keluarga yang selalu ada bersama dengannya.
Yang bahkan lebih dekat dari keluarganya sendiri. Tak ada yang pasti kenapa mereka bisa berteman, yang pasti mereka begitu saling melindungi selayaknya keluarga.
Keluarga Zara juga menerima baik dirinya, di anggap sebagai anak sendiri. Bagaimana mereka memperlakukan Zara, maka begitu juga Tantri di perlakukan. Tak heran jika ia lebih nyaman bersama dengan keluarga Zara dari pada keluarganya.
Keluarganya Tantri juga utuh, namun sama sekali tidak ada kehangatan di dalamnya. Keluarganya masih memandang kalau laki-laki adalah segalanya. Dimana ia sebagai anak perempuan terkadang tidak dianggap karena pemikiran turun temurun itu.
Perempuan tidak akan bisa seperti laki-laki! Perempuan hanya hiasan rumah yang akan layu saat tiba nantinya, dan masih banyak lagi selogan keluarganya.
Ia ingin mendapat kasih sayang yang layak selayaknya anak lainnya. Tidak ingin di bedakan lewat gender atau kepribadian mereka.
Namun sampai saat ini tidak bisa ia dapatkan sepenuhnya. Hingga membuatnya mencari sesuatu yang hangat itu dari pasangan. Setidaknya akan ada yang mencintainya dan memperlakukan dirinya dengan sangat baik.
Ia juga sangat berharap dan berdoa, akan ada orang yang memberikan cinta yang lebih besar dari cintanya. Hingga ia bertemu dengan Alex, pria matang berusia 35 tahun yang memberikannya kejutan di hari spesial nya.
Pria itu menjadi dekat dengannya tapi tidak berjalan dengan lancar. Tantri yang sudah mendam rasa pada pria itu, kini harus pupus dan menambah luka baru yang belum sembuh itu.
Pria matang itu mengetahui perasaan Tantri yang mulai posesif. Hingga pria itu memutuskan menolak dirinya sebelum ia mengungkapkan perasaan nya. Pria itu mengatakan dengan jelas bahwa ia belum bisa menerima orang baru setelah perceraiannya dengan sang mantan istri.
Brengsek bukan? Benar sekali! Pria itu yang memulai mendekatinya lebih dulu, lalu pria itu juga yang membuatnya jatuh cinta. Tapi mengapa hanya ia yang terluka? Apa sekejam ini dunia memperlakukan anak seperti nya?
Hingga karena kejadian itu membuat Tantri tidak percaya akan laki-laki manapun. Alex meninggalkan trust isu yang sangat dalam padanya. Pikirannya kini berubah menjadi, tak akan ada yang bisa mencintainya hingga kapan pun.
Tak akan ada hal yang indah yang akan terjadi di dalam hidupnya. Itu adalah hal yang kini sudah terpatri dalam di dalam hati dan pikirannya.
Tak terasa air matanya turun begitu saja, matanya menatap jalanan yang sedang menuju rumahnya. Hingga mobil berhenti disebuah rumah minimalis atas namanya. Rumah dimana ia bebas dan bisa kembali menjadi dirinya sendiri.
"Berapa pak?" Tanya Tantri yang hendak turun sembari menatap pak sopir yang juga menatapnya.
"Gratis neng.. " Sahut si bapak yang membuat Tantri kaget. Ini bukan jarak yang dekat hingga bisa membuat bapak itu bersedekah padanya.
"Tapi pak, ini jauh... Katakan saja berapa, saya bisa bayar kok." Sahut Tantri yang waspada, ia juga melihat mata bapak itu menatap iba padanya. Bahkan nafas panjang pria paruh baya itu keluarkan sembari menatap Tantri.
"Tidak apa neng, bapak iklas... Jika sedang ada masalah berserah saja pada yang kuasa ya neng... " Ucap bapak itu seakan menceramahi dirinya.
Gadis yang masih bingung itu tetap turun karena paksaan si sopir taksi. Dengan masih kebingungan, Tantri menuju masuk kedalam rumahnya.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!