"Hai nama aku Hasna Ahmad, aku lahir di Desa Mahalona di Kota Malili. Aku anak ke dua dari tiga bersaudara, ibuku bernama Ramlah Zubair dan ayahku Ahmad Sholeh. Aku memiliki kakak bernama Hana Putri Ahmad, dia sedang melanjutkan Pendidikan di Pascasarjana IAIN Palopo, sedangkan adik aku bernama Husna Ahmad dia sedang menempuh Pendidikan di SMP Negeri Mahalona. Terima kasih." itulah perkenalan Hasna saat kuliah pertamanya atau biasa disebut dengan kontrak kuliah yang diharuskan untuk memperkenalkan diri didepan kelas.
"Baik. Silahkan duduk Hasna." ujar ibu dosen yang mengajar atas nama Andi Wahyuni, yaitu dosen Speaking.
"Terima kasih bu Uni." ucap Hasna ramah lalu kembali ke tempat duduknya.
"Selanjutnya Rosalinda. Silahkan maju ke depan untuk perkenalkan diri." ucap ibu Uni mempersilahkan. Rosalinda maju ke depan untuk memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Rosalinda, biasa dipanggil Ocha. Saya lahir di Luwu Timur pada tanggal 17 Januari 1997. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya bernama Risaldi, dia masih duduk di bangku kelas XI SMA Negeri Burau. Ibu saya bernama Rita Hamadi, dan ayah saya bernama Reza Riadi. Ayah dan ibu saya sepupu, mereka menikah karena dijodohkan. Terima kasih." ucapnya setelah memperkenalkan diri. Teman² satu kelasnya tertawa karena merasa lucu dengan teman barunya ini.
"Hahahaha." tawa mereka kompak.
"Ok. Silahkan kembali ke tempatnya Ocha." ucap ibu Uni. "Semua sudah perkenalan kan?" tanyanya lagi.
"Sudah bu." jawab mahasiswa bersama.
"Sekarang kita belajar tentang speaking. Silahkan kalian perhatikan gambar di papan tulis." ucap bu Uni akan menjelaskan.
"Sampai disini ada yang ingin bertanya?" tanya bu Uni setelah menjelaskan. "Baik kalau sudah tidak ada yang bertanya maka ibu tutup pertemuan kelas kita dengan sama² membaca Alhamdulillah. Ibu akhiri dengan ucapan Wassalamu'alaikum wr wb." ucap bu Uni lalu pamit keluar.
"Hay Hasna. Kita belajar bersama yuk?" sapa Udin sekaligus bertanya.
"Mau belajar apa? Kita kan gak dapat tugas Udin!" ucap Hasna santai.
"Iya Udin aneh. Oh, jangan² ada maunya si Udin ini." ucap Ocha curiga. "Ngaku kamu Udin!" paksa Ocha supaya Udin mengaku.
"Sssttt kamu ini berisik sekali." Bisik Udin pada Ocha.
"Berarti bener dong?" tanya ocha lagi. Udin hanya diam tanpa menanggapi ucapan Ocha. Sedangkan Hasna sibuk dengan bukunya untuk disusun kemudian dimasukkan dalam tas.
"Kamu mau langsung pulang Hasna?" tanya Ocha ketika melihat Hasna bersiap untuk pulang.
"Iya. Emang kamu mau kemana?" tanya Hasna santai. Tadi Hasna sempat mendengar percakapan Ocha dan Udin tetapi dia tidak mau menanggapi dan tidak mau ambil pusing.
"Ke kantin yuk! Makan disana saja. Bagaimana Din?" ajak Ocha pada Hasna sambil memastikan pada Udin.
"Boleh. Ayok." ajak Udin semangat.
"Ikut dong!" ucap Iskandar teman Udin lalu mengekor dibelakangnya meski belum disetujui.
"Hasna mau kan?" tanya Ocha saat mereka sudah keluar ruangan menyusul Udin dibelakang. Hana mengangguk mengiyakan ajakan Ocha, ya dia mau demi sahabatnya itu.
Diperjalanan menuju kantin Udin berjama beriringan dengan Iskandar dan Hasna dengan Ocha.
"Hasna, kamu kenapa sih diam saja?" tanya Ocha.
"Emang aku harus teriak² gitu? Entar disangka orang gila aku. Kamu mau punya teman orang gila?" tanya Hasna santai tapi serius.
"Ya gak gitu juga maksud aku Hasna. Kamu tau kan kalau Udin suka sama kamu?" tanya Ocha berbisik karena disini suasana ramai melalui beberapa senior yang sedang nongkrong.
"Iya kan kita berteman satu kelas." jawabnya cuek.
"Bukan itu Hasna!" ujar Ocha geram. "Susah jelasin ke orang jomblo." gerutu Ocha yang masih didengar Hasna.
"Aku itu single tau! Begini² sahabat kamu!" jawabnya.
"Iya iya. Jangan kelamaan jomblo entar gak laku." ledek Ocha.
"Masih fokus kuliah Ocha, baru juga masuk masak mau mikir nikah!" ucap Hasna lagi. "Nanti akan datang jodoh disaat yang tepat Ocha." ucapnya bijak. "Sekarang fokus cita², kalau itu dah tercapai nanti Cinta akan menyusul." lanjutnya.
"Cinta siapa? Cewek baru ya?" tanya Iskandar lalu duduk didepan Hasna yang dibatasi oleh meja makan.
"Kamu geser Isk, situ depan aku." protes Ocha.
"Kenapa kah?" tanya Isk heran.
"Udah nurut aja." ucap Ocha lalu Isk beralih ke depan Ocha. Udin yang baru selesai mesan bakso duduk depan Hasna. Ocha hanya mengkode mata dengan Isk yang langsung dipahami.
"Kalian aku pesankan bakso kuah tanpa mie, semua sama." ucap Udin bersuara.
"Ok." jawab Isk singkat.
"Aman lah, ada buras kok." Sahut Ocha.
"Enak nih pakai buras." Hasna bersuara. Dia wanita cuek, jarang bersuara kalau sama orang yang baru dikenal. Tapi jika bersuara langsung pas kena dijantung!
"Permisi. Bakso empat tanpa mie." ucap pelayan kantin sopan membawa nampan.
"Terima kasih." ucap mereka bersama. Pelayan mengangguk lalu kembali bekerja.
"Ayo. Makan lah!" ajak Udin.
"Tentu." jawab Ocha dan Isk.
Mereka makan dengan tenang, usai makan pada bersiap pulang.
"Biar aku yang bayar." ucap Udin.
"Gak usah Udin aku bisa bayar sendiri." jawab Hasna sambil menyodorkan uang 50rb.
"Gak usah Hasna, aku tadi yang ajak kalian kok." ucap Udin sambil tersenyum lalu mengembalikan uang Hasna ke telapak tangan Hasna. "Pakai ini saja Mb." ucap Udin sambil memberikan uang 100rb kepada Mb kasirnya.
"Terima kasih Udin." ucap Hasna lalu pergi meninggalkan Udin yang masih menunggu uang kembaliannya.
"Hasna tunggu." Udin mengejar Hana sambil memanggil namanya.
"Ada apa Udin?" tanya Hasna sambil membalikkan badannya menghadap Udin.
"Aku boleh bicara sebentar?" tanya Udin.
"Bicaralah." kata Hasna.
"Disana ya!" tunjuk Udin pada gazebo yang kosong lalu mereka menuju kesana berdua. Sedangkan Ocha dan Isk entah kemana mereka sudah duluan menghilang tanpa pamit.
"Ada apa Udin?" tanya Hasna karena sudah beberapa menit mereka duduk tapi Udin masih bungkam.
"Hasna aku menyukaimu sejak pertama bertemu, saat ospek pun aku selalu memperhatikanmu. Aku berusaha untuk melupakanmu Hasna tapi justru aku makin terbayang dengan wajahmu Hasna. Maaf jika aku lancang Hasna tapi aku sungguh²." ucap Udin menjelaskan.
"Hasna, bagaimana tanggapan kamu?" tanya Udin karena dia melihat Hasna hanya diam saja tanpa menjawab.
"Aku harus jawab apa Udin? Jujur aku belum pernah pacaran jadi aku gak mengerti hal begitu. Aku mungkin pernah kagum tapi hanya sekedar kagum saja selebihnya entahlah aku gak paham. Terima kasih sudah menyukaiku, aku juga menyukaimu sebagai teman karena tujuanku kesini menuntut ilmu Udin, aku ingin suskes dan membahagiakan orang tuaku." ucap Hasna menjelaskan tujuannya ke Palopo.
Mereka diam cukup lama, sibuk dengan pikiran mereka masing².
"Kalau sudah tidak ada yang dibahas aku permisi mau pulang Udin." Udin hanya mengangguk lalu Hasna bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan Udin sendirian.
......................
Bersambung ♤♤♤
Diperjalanan dari Kampus menuju kos Hasna sempat berpikir.
"Apa aku keterlaluan ya sama Udin? Tapi aku memang gak mau pacaran." batin Hasna. "Maafkan aku Udin." ucapnya dalam hati.
Sampai dikos ternyata sudah ada Ocha dan Iskandar diteras. "Kalian disini?" tanya Hasna heran. "Habis makan bakso main kabur saja, kirain menghilang kemana! Kalian pacaran ya?" tanya Hasna curiga.
"Baru PDKT, sssttt jangan berisik." bisik Ocha seraya mendekatkan dirinya pada Hasna. "Maaf ya aku duluan tanpa pamit." ucap Ocha memelas.
"Tega kamu!" ucap Hasna pura² kesal dan cuek masuk ke dalam kamarnya.
"Maaf ya Hasna." teriaknya karena Hasna berlalu menuju kamar mereka.
"Kalian gak apa²kan? Apa Hasna marah padamu?" tanya Iskandar.
"Gak kok. Dia emang gitu orangnya cuek²." ucap Ocha santai.
"Ya sudah. Aku pamit ya!" ucap Isk pada Ocha.
"Iya ok. Makasih ya traktiran minumannya." ucap Ocha sebelum Isk pulang. "By." lambaian tangan keduanya menutup perjumpaan mereka.
"Mana traktirannya?" tanya Hasna tiba² muncul mengagetkan Ocha.
"Hasna. Kamu ini bikin kaget saja!" ujarnya sambil memegang dadanya yang deg²an.
"Maaf. Kamu beneran PDKT sama dia?" tanya Hasna memastikan.
"Kok kamu nanya begitu Hasna?" tanya balik Ocha.
"Ya gak kenapa² sih, dia itu tampangnya gak meyakinkan." jelas Hasna.
"Maksud kamu? Gak meyakinkan gimana?" tanya Ocha lagi.
"Kayak matre, apalagi kamu royal sama kayak Udin." jawab Hasna jujur.
Ocha sempat berpikir keras karena memang mereka baru kenal, mungkin baru hitungan minggu saja.
"Sini minumannya. Ada bagianku gak?" tanya Hasna pada Ocha.
"Ada ini." Ocha membuka kantong plastik yang berisi 2 gelas boba rasa coklat dan vanila. "Kamu mau rasa apa? Disini ada rasa coklat dan vanila." ucap Ocha menjelaskan.
"Sembarang deh yang penting dikasih." ucap Hasna pasrah karena dia dapat anugrah masak harus memilih.
"Kamu yang rasa coklat saja ya? Aku vanila." ucap Ocha seraya menyodorkan satu gelas boba kepada Hasna.
"Thank you Ocha." ucap Hasna sambil tersenyum. "Tapi ini dia baik mau traktir kamu Ocha, sebaiknya kamu selidiki dulu baik buruknya Isk jangan sampai nyesel. Meski hanya pacaran tapi tetap saja harus serius lebih baik lagi jika langsung nikah kayak kak Hana." jelas Hasna.
"Hhhmmm kamu benar Hasna. Apalagi kesini kan mau sekolah." gumam Ocha pelan.
"Masuk kamar yuk." ajak Hasna. Ocha mengangguk lalu ikut bangkit menuju kamar mereka di kos Berkah.
Mereka langsung istirahat ketika tiba dikamar, nanti sore lagi mereka akan ke kampus karena ada jadwal mata kuliah.
"Aku tidur dulu ya Ocha, nanti tolong bangunkan kalau dzuhur." pesan Hasna pada Ocha.
"Ok. Baru juga jam sebelas. Tidurlah!" jawab Ocha. Hasna tertidur sedangkan Ocha asyik berbalas chat dengan Isk.
"Benar kata Hasna kalau aku gak boleh gegabah, lebih enak kayak Hasna jomblo." batin Ocha.
***
Siang Hasna bangun shalat lalu makan, kemudian menyempatkan diri belajar mencari materi sesuai dengan mata kuliah.
"Kamu rajin banget Hasna, kita kan belum belajar semua?" tanya Ocha heran.
"Hanya persiapan saja Ocha. Tidak ada salahnya kita juga berinisiatif cari materi sendiri." ucap Hasna yang memang benar jika mahasiswa perlu mencari jangan mau disuap terus.
"Betul juga sih. Aku nanti saja deh belajar kalau ada tugas." ucap Ocha santai.
Sore hari mereka ke kampus ba'da ashar.
"Selamat sore." ucap Pak Takwim dosen Metode Baca Tulis Al-Qur'an.
"Iya pak." ucap mahasiswa kompak.
"Buka bukunya silahkan kalian menulis surah al-Fatihah dengan artinya." ucapnya enteng padahal baru pertemuan pertama.
"Huuuu." ucap mahasiswa.
"Waktunya 15 menit." ucap pak Takwim tegas.
"Sudah habis waktunya silahkan dikumpul. Biar dibuku ya jangan dirobek!" ucap pak Takwim tegas, dia tidak suka dibantah!
Mahasiswa dan mahasiswi maju ke depan untuk mengumpulkan tugasnya menulis al-Fatihah dengan artinya.
"Baik. Saya akan perkenalkan nama saya Dr. Takwim, M.Pd. Saya alumni S1 di UIN Makassar, dan S2 di UIN Malang, S3 di UIN Makassar lagi. Saya berasal dari Bone, lahir disana pada tahun 1984. Status saya sudah menikah dan memiliki satu Putri, juga satu isteri." wajah serius tapi ucapan bercanda, mahasiswa hanya mampu senyum tanpa berani mengeluarkan suara.
"Saya memerintahkan kalian untuk menulis surat Al-Fatihah bertujuan untuk mengetahui penulisan bahasa Arab kalian, memahami makna surat tersebut beserta artinya, dan memahami mata kuliah MBTA. Mata kuliah MBTA atau metode baca tulis al-Qur'an diterapkan bukan hanya untuk memahami bacaannya atau tulisannya saja tetapi untuk mengetahui keduanya serta memahami makna isi kandungannya meski sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama." ucap pak Takwim menjelaskan.
"Pak saya boleh bertanya?" tanya Hasna.
"Wah ini bagus, biasanya mahasiswa disuruh bertanya tidak ada yang mau bertanya. Tapi ini belum saya suruh dia sudah mau bertanya. Silahkan perkenalkan diri lalu ajukan pertanyaan." ucap Pak Takwim.
"Terima kasih atas kesempatannya pak Dr. Takwim, saya atas nama Hasna Ahmad mau bertanya mengenai surat al-Fatihah menjadi surat pembuka dalam al-Qur'an padahal surat yang pertama turun surat al-Alaq. Mengapa seperti itu pak Dr. Takwim?" tanya Hasna.
"Baik pertanyaan yang bagus. Siapa yang mau menjawab?" tanya pak Takwim.
"Saya pak. Saya atas nama Rosalinda ingin menjawab pertanyaan saudari Hasna. Dalam al-Qur'an surat pertama yakni al-Fatihah kerena merupakan pembuka. Dan kalau surat yang turun duluan memang al-Alaq tapi disitu diperintahkan untuk membaca. Terima kasih." jawab Ocha setelah dipersilahkan menjawab oleh pak Takwim dengan anggukan kecil.
"Bagus. Ada ysng mau menjawab lagi?" tanya pak Takwim. "Ok kalau tidak ada yang mau menjawab maka saya akan mempertegas jawabannya." ucapnya.
"Surat al-Fatihah menjadi surat pembuka al-Qur'an karena mengandung dasar dari seluruh perincian al-Qur'an. Sementara itu, surat Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., tetapi dalam potongan ayat. Ada beberapa pendapat ulama mengenai surat pertama yang Allah swt., turunkan yakni: 1. Sebagian besar ahli tafsir berpendapat bahwa surat pertama yang diturunkan adalah Al-Fatihah. 2. Ibnu Abbas dan Mujahid berpendapat bahwa awal surah yang pertama kali diturunkan adalah Al-Alaq. 3. Sebagian ulama lain menafsirkan bahwa Al-Fatihah adalah surat pertama yang diturunkan dalam konteks surah yang utuh. Cara membaca Al-Qur'an yang utama adalah dengan urutan mushaf, yaitu dimulai dari surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surat Al-Baqarah, surat Ali Imran, dan seterusnya." ucap Pak Takwim menjelaskan.
"Tugas. Tuliskan surat al-Alaq ayat 1-5 dengan artinya. Masih ada yang mau bertanya?" Semua diam. "Ok saya akhiri dengan ucapan Alhamdulillah." setelah salam lalu keluar ruangan.
"Huft. Kayaknya dosennya santai tapi kok tegang ya!" gumam Ocha pelan.
"Tarik nafas Cha. Jangan pinsan karena baru pertemuan pertama." ledek Tuti.
"Gak lah. Hanya tegang doang." elaknya. "Udah yuk pulang." ajak Ocha pada Hasna.
......................
Bersambung ♤♤♤
Hari-hari Hasna lalui dengan belajar, bercanda dengan temannya di kampus mau pun di kos. Meski dia jarang berbicara tetapi dia anak yang ceria. Dia tidak suka menampakkan kesedihan di depan orang lain.
Selesai dua semester, kini saatnya liburan. "Pengen pulang kampung deh." gumamnya pelan. Dia bersiap dan akan pulang kampung. "[Kak, aku mau pulang kampung ya? Boleh?]" pesan terkirim buat Hana sang kakak.
"[Pulang lah jika rindu ayah dan ibu de]" balas Hana cepat, dia sedang sibuk kerja tugas di rumah temannya. Hana dan Hasna tinggal di kos Berkah bersama Ocha juga.
"[Okey kak]" balas Hasna cepat. Dia bahagia akan bertemu ayah dan ibunya. Usai bersiap dia menghubungi mobil untuk menjemputnya di kos.
Sorenya Hasna pulang ke rumah dengan riang, disambut oleh ibu, dan adiknya yaitu Husna. "Kak Hasna pulang gak bilang-bilang!" ujarnya cemberut.
"Loh, jadi Husna gak suka kakak pulang?" tanyanya penuh selidik. Ibu hanya tersenyum melihat keakraban kedua putrinya.
"Senang sih, lebih senang lagi kalau ada oleh-olehnya." jawabnya jujur. Hasna mengeluarkan oleh-oleh makanan ringan khas Kota P yaitu Beppa Tori.
"Ish, kakak gak asyik. Masak kue ginian?" tanyanya sambil ngeledek.
"Husna, siapa yang ajari begitu nak?" tanya sang ibu lembut. "Itu makanan, ayo diambil." ujarnya lagi. Husna mengambil dan menyimpan di atas meja, tidak ada niat memakannya.
"Ya Allah de, ini makanan enak kok." ucap Hasna geram. Mungkin karena anak bungsu makanya begitu Husna. Pikirnya.
Beberapa minggu di rumah, kini saatnya kembali ke kota P. "Kenapa cepat sekali di kampung kak?" tanya Husna sedih. Begitu lah mereka kalau jauh rindu, kalau dekat berkelahi kayak anak-anak.
"Sudah habis waktu liburnya de. Hari Senin kakak sudah kuliah Perdana." ujarnya lembut memberikan Husna pemahaman.
"Kak Hana malah gak pulang." ucap Husna cemberut. "Aku juga mau tinggal disana bu." imbuhnya. Ibu Ramlah hanya tersenyum menanggapi ucapan si bungsu.
"Okey aku berangkat bu." pamit Hasna pada ibu begitu juga pada ayah Ahmad. Mencium punggung tangan keduanya. Memeluk erat sang adik bungsu.
Hasna naik dalam mobil angkutan umum menuju kota P untuk menuntut ilmu di Institusi negeri. "Ternyata waktu begitu cepat berlalu." batinnya menatap jalanan yang cukup ramai.
Jika naik angkutan umum, maka harus siap singgah menjemput dan mengantar penumpang turun tepat pada tujuan. Hasna hanya menghela nafas panjang. "Sabar." batinnya.
Sepanjang perjalanan Hasna hanya menatap jalan. Ada pepohonan, rumah, kendaraan, dan lainnya. Dia sudah mulai tidak mabok karena terbiasa naik kendaraan roda empat.
"Alhamdulillah akhirnya sampai juga di kos." gumamnya pelan, dia bawa naik tas dan juga barangnya.
"Hai Hasna sudah datang." sambut Ocha membantu membawakan barang Hasna lainnya.
"Makasih Cha. Kakak ku ada gak?" tanya Hasna pelan. Dia istirahat di kursi, bersandar pada dinding untuk melepaskan penat.
"Ada di kamar. Kak Hana sibuk terus. Dia gak pulang ya?" tanya Ocha penuh selidik.
"Gak." jawab Hasna singkat sambil geleng kepala. "Dia harus cari uang tambahan Cha supaya bisa bayar kuliahnya." imbuhnya.
"Senin kan kita kuliah umum?" tanya Hasna memastikan. Ocha mengangguk sebagai jawaban. "Semoga ada harapan." batinnya.
"Masuk lah, ada kakak mu di dalam." ucap Ocha lirih. Hasna mengangguk lalu masuk dalam kamar.
"Hai kak, sibuk?" sapa Hasna pada Hana. Mereka bersalaman dan berpelukan sebentar. Hasna duduk dekat sang kakak yang berada di depan laptop.
"Lumayan, banyak job dik." jawab Hana jujur. "Bisa pake biaya makan lah." imbuhnya. Hasna mengangguk paham. Kakaknya memang pekerja keras!
"Aku juga harus bisa bekerja keras sepertinya." batinnya semangat. Senin pun telah tiba, kini saatnya Hasna bersiap ke kampus. "Aku pamit ke kampus ya kak!" ujarnya sambil mencium punggung tangan Hana.
"Iya de. Nanti saya juga ke kampus agak siangan." ucap Hana. Dia sedang duduk-duduk di teras sambil memainkan ponselnya. Hasna pun berangkat ke kampus bersama Ocha.
"Ayo." ajak Hasna pada Ocha yang memang aga lelet. Mereka akhirnya berangkat berdua.
"Kalian beda karakternya." celetuk Ocha. "Kamu lebih cuek-cuek gitu, tapi sekali bicara cukup menyinggung. Kalau kak Hana kalem, anggun dia." ucap Ocha jujur.
Tiba di kampus, mereka langsung diarahkan ke aula serba guna. "Duduk di depan yuk!" ajak Ocha. Hasna mengangguk setuju, mereka menuju ke kursi bagian depan khusus mahasiswa.
Karena ada juga bagian depan khusus dosen tamu atau rektornya. Acara akan dimulai, mahasiswa sudah mulai memenuhi ruangan. Acara di mulai dengan lancar sampai tiba saatnya pengumuman mahasiswa berprestasi di angkatan Program Studi.
"Program Studi Bahasa Inggris diraih oleh pertama Sri Hastuti Humairah, kedua Hasna Ahmad, dan ketiga Andi Awaluddin." ucap MC lantang.
"Yang telah disebutkan namanya silahkan maju ke depan." imbuhnya. Hasna dag dig dug. Dia hendak bangkit dan disoraki oleh teman-temannya.
"Cie, selamat Hasna." ujar Ocha paling keras suaranya.
"Hasna..." teriak teman lainnya. Antara iri atau mendukung, Hasna tidak peduli. Dia memang fokus belajar supaya sukses.
"Alhamdulillah. Terima kasih ibu dan ayah, semua berkat doa kalian." batin Hasna maju ke depan untuk mengambil sertifikat dan uang pesangon.
Setibanya di depan langsung diberikan setifikatnya, ucapan selamat pun telah dilontarkan oleh dosen yang maju memberikan penghargaan.
"Tetap pertahankan ya." ucap dosen Andi Wahyuni. Hasna mengangguk dengan senyuman yang merekah. Dia bangga pada dirinya, harus lebih semangat lagi. Dengan begini dia akan dapat membantu perekonomian keluarga.
"Terima kasih Mis." jawab Hasna singkat. Usai penyerahan hadiah, saatnya foto bersama dengan dosen dan teman-teman yang berprestasi.
Hasna kembali ke tempatnya, dia mencoba untuk biasa saja karena tidak baik jika sombong. Itu baru awal mula perjuangan panjang.
Beberapa bulan kuliah Hasna di panggil oleh pihak Prodi. "Ada apa ya?" batinnya dia bersiap ke kampus.
"Kak, aku mau ke kampus dulu karena dipanggil pihak Prodi." pamitnya pada Hana sang kakak.
"Iya de. Pergi sama siapa?" tanya Hana. Dia sedang sibuk dengan laptopnya. Hari-hari Hana kalau tidak kuliah ya kerja makalah.
"Sama Ocha kak, dia sedang siap-siap." jawab Hasna jujur. Dia keluar kamar dan menunggu Ocha. Lima menit menunggu akhirnya Ocha keluar juga.
"Ayo." ajaknya. Hasna berdiri mengambil sepatunya lalu berangkat. Sebenarnya Hasna bisa berangkat sendiri. Karena ketahuan Ocha jadi dia ikut.
Mereka berjalan kaki menuju kampus karena kampus dan kos hanya berjarak beberapa meter saja. Kampus mereka islami yang otomatis mengenakan hijab.
Setibanya di Prodi, Hasna masuk ke dalam bersama Ocha. "Kak saya Hasna Ahmad disuruh menghadap." ucap Hasna jujur.
"Tunggu ya!" jawab staf Prodi atas nama Fitri. Hasna dan Ocha mengangguk lalu duduk dikursi tunggu.
...----------------...
Assalamu'alaikum. Maaf ya baru update! Jangan lupa mampir dikisah Hana judulnya TERPAKSA MENIKAHI. Terima kasih ♠︎
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!