#9. Mantan Kekasih•

#9

Sementara itu. 

Kawasan kota tua mulai temaram, karena senja hampir berganti dengan malam. Wanita itu menatap sekeliling, kawasan kota tua menyimpan salah satu kenangan indah dalam hidupnya, kenangan masa mudanya yang cenderung suka memberontak ketimbang menjadi gadis penurut. 

“Mom!!” teriakan bocah berusia 6 tahun itu membuyarkan lamunannya. Bocah tersebut tertawa bahagia bersama Nannynya walau hanya memainkan gelembung sabun yang ia beli dari pedagang kaki lima di sekitar tempat itu. Di negara tempat mereka tinggal Edgar tak pernah bermain di ruangan terbuka dengan bebas, karena musuh sang Daddy ada dimana-mana. 

Wanita itu pun melambaikan tangan tanda merespon panggilan Edgar putranya, cahaya hidupnya di tengah masa depan yang masih gelap, penyemangat dalam menjalani biduk rumah tangga bersama suaminya. 

Rupanya Edgar tak puas hanya dengan gelembung, karena beberapa saat kemudian ia meminta bola pada sang nanny. Wanita itu mengangguk dari kejauhan, pertanda ia mengizinkan pengasuh tersebut membelikan bola untuk Edgar. 

Dengan riang bocah itu menendang bolanya kesana kemari, hingga sang nanny kelelahan mengikutinya. “Tuan Ed … kita istirahat dulu, ya?” Pinta sang Nanny. 

Bocah itu cemberut, “Aku masih ingin main.” 

“Sebentar saja, yuk minum dulu, kan tadi juga makannya belum habis. Setelah makan kita main lagi,” bujuk sang Nanny. 

“Tapi ini sudah gelap.” Edgar mulai merengek, ia tak mungkin mengajak mommynya main bola, karena mommynya sudah terlalu sibuk setiap hari. Pasti sangat lelah mengurus pekerjaannya. 

“Nanti, di kamar, Nanny temani main.” Kembali Nanny coba membujuk Edgar. 

“Gak seru.” Dengan kesal Edgar menendang bolanya, agaknya energi kemarahannya cukup kuat hingga membuat bola tersebut melayang cukup jauh. Namun seseorang berhasil menangkapnya. 

Sang Nanny segera berlari menghampiri orang yang telah berhasil menangkap bola milik Edgar, “Maaf, sekali lagi maaf, tuan muda saya sedang kesal, jadi dia melampiaskan amarahnya dengan menendang bola.” 

Nanny itu sudah berpikir bahwa pria tersebut akan kesal atau minimal membentaknya, namun pria itu tersenyum. Bahkan ketika Edgar mendekat untuk meminta maaf, dia berjongkok dan mengajak Edgar berkenalan. “Hai … siapa namamu?” 

“Edgar,” jawabnya singkat. 

“Nama yang bagus, kamu mengingatkanku pada keponakanku, dia juga seusia dirimu saat ini, namanya Ryuga.” Alih-alih mengenalkan dirinya, Danesh justru mengenalkan nama keponakannya. “Mau Uncle temani main bola? Kebetulan Uncle sedang menunggu teman-teman Uncle yang sebentar lagi datang.” 

“Bolehkah? tapi …” Edgar tampak menunduk takut, ia tak berani bicara dengan orang asing, itu adalah aturan utama yang harus diingatnya jika ingin selamat. “Nanny …” 

“Tuan muda ingat pesan Mommy, kan??” 

“Tapi aku masih ingin main,” pintanya memelas, dan kedua mata bulatnya mulai berkaca-kaca. 

Karena tak tega pada majikan kecilnya, Nanny itu pun memberikan solusi. “Kita tanya Mommy saja.” 

“Uncle, bolehkah aku bertanya pada Mommyku dulu?” Dengan sopan, Edgar pamit untuk meminta izin pada sang Mommy. 

Ponsel pria itu berdering, “Baiklah, Uncle akan menunggu sambil menerima panggilan,” jawabnya seraya menunjukkan ponselnya yang tengah berdering. 

Edgar dan sang Nanny, berlari kecil menghampiri wanita yang sejak awal hanya menunggu sambil duduk di salah satu meja food court. “Mommy, ada Uncle baik yang mengajakku main bola, apakah boleh aku bermain bola dengannya?” 

Wanita itu masih kebingungan, ia menatap Nanny yang sejak tadi menemani Edgar bermain. “Bisa kamu jelaskan?” 

“Saya mengajak Tuan Edgar istirahat, tapi dia masih ingin main bola, kebetulan kami bertemu pria itu, dan dia bersedia menemani Tuan Muda main bola.” Nanny menunjuk pria yang tengah ia bicarakan. 

Pria itu berdiri di bawah salah satu tiang lampu, hingga wajahnya terlihat sangat jelas, kendati telah 10 tahun berlalu, wajah itu masih melekat kuat dalam ingatannya. Kala itu ia hanya bisa meraung menangisinya, peristiwa penembakan itu terjadi tepat di depan matanya, dan ia tak bisa melakukan apa-apa untuk menolongnya. Hingga saat ini, tak sedetik pun ia sanggup menghapus peristiwa menyakitkan tersebut dari ingatannya. 

Cangkir yang ada di genggaman wanita itu bergetar, kemudian jatuh, cairan didalamnya membasahi permukaan meja. “Nyonya, Anda tidak apa-apa?” 

Wanita itu menggeleng, “aku tidak apa-apa.” Dengan terbata-bata ia menjawab. “Pergilah, tapi tetap awasi Edgar dari dekat,” perintah wanita itu. 

Nanny dan Edgar kembali ke tempat Danesh berada, sementara Renata buru-buru memakai masker yang selalu dia bawa di dalam tasnya. 

Danesh tak boleh tahu keberadaannya, serta fakta bahwa bahwa Edgar adalah putranya, apalagi jika sampai suaminya tahu, tak terbayang bagaimana murkanya pria itu. 

•••

Dengan lincah Edgar menggiring bola kemudian menendangnya dengan kuat hingga Danesh tak sanggup menghalaunya. Wajahnya berseri-seri bahagia, padahal Danesh hanya memberinya kesempatan untuk menendang bola.

“Goooolll… !!” seru Edgar girang, bahkan Danesh pun ikut bertepuk tangan. Pria itu sungguh-sungguh menemani Edgar bermain, karena ia pun menunggu anak buahnya yang belum juga tiba. 

Tanpa terasa 20 menit sudah Danesh menemani Edgar bermain, tentunya dengan Nanny yang mengawasi mereka dari jarak aman. 

Wajah dan sebagian tubuh Edgar basah karena keringat, namun wajahnya tak menyiratkan rasa lelah. Danesh tersenyum, Edgar benar-benar seperti Ryu yang tak pernah mengenal lelah jika sudah bermain bola.

Namun sungguh ajaib, karena Edgar justru terlihat bahagia, walau rasa lelah mendera tubuh kecilnya. 

“Kapt!!“ Suara teriakan mengalihkan perhatian Danesh. Keempat anak buahnya akhirnya datang juga. 

Danesh mendekati Edgar, untuk berpamitan. 

“Tos dulu, Nak.” Danesh mengangkat telapak tangannya. 

Plak! 

Suara dua telapak tangan saling beradu, kemudian Danesh mengacak rambut Edgar, “You're a good Boy.” Danesh memuji lawan kecilnya. 

“Thank you so much, Uncle. Lain kali jika kita bertemu, maukan Uncle bermain lagi denganku?” 

“Of course. Karena teman-teman Uncle sudah datang, Uncle permisi dulu, yah?” 

“Hmmm.” Edgar melambaikan tangannya. 

Sebelum pergi, Danesh menyempatkan diri mengangguk pada wanita yang ia ketahui sebagai Ibu dari Edgar. Wajahnya samar-samar, bahkan tertutup masker, membuat Danesh sama sekali tak mengenali bahwa wanita itu adalah mantan kekasihnya. 

Danesh reflek merangkul bahu Rara, ketika berjalan menjauh, hal itu sudah biasa ia lakukan, karena ia sudah menganggap Rara sebagai adik perempuannya.

"Kapt, aku lelah sekali, gendong aku," rengek Marco ketika melompat ke punggung Danesh, seperti anak koala.

"Boleh, tapi sampai tikungan di depan, gantian kau yang menggendongku."

"Kalau begitu, aku tak akan turun."

"Aku akan membantingmu," ancam Danesh.

Bukannya takut, justru Marco tawa terdengar semakin keras.

Ditempatnya menunggu, Renata meneteskan air mata kala wajah tampan tersebut berpaling kemudian pergi dari tempat tersebut. Bahkan tawa ceria Danesh bersama teman-temannya membuat Kerinduannya sedikit terobati. Ia seperti melihat Danesh yang dulu ceria dan suka menolong. Kendati demikian perasaan bersalah masih terus menghantui dirinya. “Semoga ini perjumpaan terakhir kita, aku tak mau membahayakanmu lagi,” ujarnya lirih. 

Kedatangan Renata ke Indonesia, hanya ingin berziarah ke makam ibunya, serta menyelesaikan beberapa urusan kecil. Dan esok lusa dia akan kembali ke Italia, tempat ia tinggal di mansion mewah milik Gerald suaminya. 

Terpopuler

Comments

Sh

Sh

tuch khan .keinginan aku di komentar ep 1 tercapai ..PPN ga jadi naik....apa keinginanku Danesh jadian lagi ama Renata dikabulkan ama Moon ??? Tapi keturunan Geraldy pebinor lagi donk .Habis Dean terbitlah Danesh...Apa yang terjadi ama Mommy Bella ??? Dapat mantu ..1 janda dokter tanpa anak dan 1 janda mafia dengan anak....hmmmmmm

2025-01-01

2

Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸

Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸

janji ya thor..si renata cm sbg CAMEO aja...mosok keturunan geraldy dpt istri org beranak 1..klo adis dy janda dan memang pernah mjd calon mantu yg sempet gagal meskipun restu bumi dan langit serta klg menyertai saat itu...

2025-01-01

1

Nar Sih

Nar Sih

msih penasarn dgn kisah cinta nya danes dgn renata ,kak. moon

2025-01-01

2

lihat semua
Episodes
1 #1. PROLOG (DUA KEJADIAN BERBEDA)
2 #2. Sebuah Misi•
3 #3. Mahasiswa Baru•
4 #4. Tabrakan•
5 #5. Wanita Bergaun Merah•
6 #6. Go! Go! Gooo!!!
7 #7. Perjalanan Mengesankan•
8 #8. Aroma Yang Tak Asing•
9 #9. Mantan Kekasih•
10 #10. Rahasia Negara•
11 #11. Rumah Yang Terasa Asing•
12 #12. Siapa Namanya?•
13 #13. Madame Vivi•
14 #14. Perjalanan Mengesankan, Part 2•
15 #15. Tewas Secara Misterius•
16 #16. Kembali Buntu•
17 #17. Bukan Tempat Untuk Pacaran•
18 #18. Rupanya Karena Dia Wanita.
19 #19. Kamu Mengenal Mr. B?•
20 #20. Tak Pernah Menyesal•
21 #21. Baldi Morgan•
22 #22. Serahkan Padaku•
23 #23. Mengemudi Dengan Kecepatan Siput•
24 #24. Rupanya Dia Biang Keroknya•
25 #25. Aku Tak Butuh Dia•
26 #26. Maju Salah, Mundur Pun Salah•
27 #27. Jalanku Dan Jalanmu Berbeda•
28 #28. Ironi Menyakitkan•
29 #29. Apa Pekerjaannya?•
30 #30. Bukankah Kang Kurir Ini Kekasihmu? •
31 #31. Ada Penyusup Yang Mencuri Data•
32 #32. Laksanakan!•
33 #33. Sesal•
34 #34. Gerald Santiago•
35 #35. Si Pembuat Cherry Pil•
36 #36. Merasa Tak Berdaya•
37 #37. Aku Punya Informasi Untukmu•
38 #38. I'm Your Informan•
39 #39. Petaka Datang tanpa Diduga•
40 #40. Dia Komandan Dhera•
41 #41. Jelly Liquid, Part 1•
42 #42. Jelly Liquid, Part 2•
43 #43. Ditinggal Sendiri•
44 #44. Lupakan Kejadian Malam Itu•
45 #45. Kemarahan Gerald.
46 #46. Broken Heart, Part 1•
47 #47. Broken Heart, Part 2•
48 #48. Twinkle-Twinkle Little Star•
49 #49. Epilog•
50 NEW! NEW! NEW!
Episodes

Updated 50 Episodes

1
#1. PROLOG (DUA KEJADIAN BERBEDA)
2
#2. Sebuah Misi•
3
#3. Mahasiswa Baru•
4
#4. Tabrakan•
5
#5. Wanita Bergaun Merah•
6
#6. Go! Go! Gooo!!!
7
#7. Perjalanan Mengesankan•
8
#8. Aroma Yang Tak Asing•
9
#9. Mantan Kekasih•
10
#10. Rahasia Negara•
11
#11. Rumah Yang Terasa Asing•
12
#12. Siapa Namanya?•
13
#13. Madame Vivi•
14
#14. Perjalanan Mengesankan, Part 2•
15
#15. Tewas Secara Misterius•
16
#16. Kembali Buntu•
17
#17. Bukan Tempat Untuk Pacaran•
18
#18. Rupanya Karena Dia Wanita.
19
#19. Kamu Mengenal Mr. B?•
20
#20. Tak Pernah Menyesal•
21
#21. Baldi Morgan•
22
#22. Serahkan Padaku•
23
#23. Mengemudi Dengan Kecepatan Siput•
24
#24. Rupanya Dia Biang Keroknya•
25
#25. Aku Tak Butuh Dia•
26
#26. Maju Salah, Mundur Pun Salah•
27
#27. Jalanku Dan Jalanmu Berbeda•
28
#28. Ironi Menyakitkan•
29
#29. Apa Pekerjaannya?•
30
#30. Bukankah Kang Kurir Ini Kekasihmu? •
31
#31. Ada Penyusup Yang Mencuri Data•
32
#32. Laksanakan!•
33
#33. Sesal•
34
#34. Gerald Santiago•
35
#35. Si Pembuat Cherry Pil•
36
#36. Merasa Tak Berdaya•
37
#37. Aku Punya Informasi Untukmu•
38
#38. I'm Your Informan•
39
#39. Petaka Datang tanpa Diduga•
40
#40. Dia Komandan Dhera•
41
#41. Jelly Liquid, Part 1•
42
#42. Jelly Liquid, Part 2•
43
#43. Ditinggal Sendiri•
44
#44. Lupakan Kejadian Malam Itu•
45
#45. Kemarahan Gerald.
46
#46. Broken Heart, Part 1•
47
#47. Broken Heart, Part 2•
48
#48. Twinkle-Twinkle Little Star•
49
#49. Epilog•
50
NEW! NEW! NEW!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!