•PANTI ASUHAN•
Selagi Andrew dan Diana asik berpelukan mereka sampai tidak menyadari kedatangan pastor yang juga terkejut dengan keramaian yang berada diluar, sampai pastor memanggil nama Andrew untuk memastikan kalau itu emang dia.
"Andre?" panggil pastor
Andrew yang mendengar suara merdu pastor langsung melepaskan pelukan antara dia dan Diana, yang lain juga ikutan melihat beliau karena melihat kedatangannya para anak² panti meneriaki nama pastor dan berlari kearahnya.
"Bapak," jerit anak² panti
"Eh kalian jangan ngerumunin bapak kayak gitu kasihan bapak," protes Andrew ke mereka
Ketika diomelin sama Andrew anak-anak itu hanya bisa memeletkan lidah mereka dan malah meledek dia dengan suara keras, sedangkan Andrew hanya bisa mendengus kesal ekspresinya itu ditengok sama
Yang lain ada yang menertawakan, dan ada yang hanya geleng-geleng kepala ketika melihat kejadian tersebut.
"Sudah-sudah jangan begado lagi, Andre sebenarnya ada apa ini nak?, kenapa banyak orang-orang berbadan besar disini?," tanya pastor
"Aku mau bilang kalau sebenarnya aku udah dapat pekerjaan semalam dan orang-orang ini merupakan anak buah dari orang yang mempekerjakan aku, dan aku dapat pekerjaan sebagai bodyguard sekaligus asisten pribadi dari majikan baruku," jelas Andrew
"Wah bagus kalau sudah dapat, berarti ibu tidak perlu khawatir kamu jadi penggangguran lagi eh tapi kenapa mesti ada mereka disini?" bingung Diana
Andrew yang mendengar keantusiasan dari orang-orang panti ketika mendengar omongannya juga ikut bahagia, namun sepertunya mesti menunda itu karena mendengar ucapan Diana.
"Iya, kenapa?" tanya pastor penasaran.
"Ah sebenarnya mereka ikut Andre pulang karena mau bantu kemas-kemas barang untuk dibawa ke rumah majikan baru Andre, karena kalau aku mau bekerja dengan mereka aku mesti ikut tinggal bareng di rumah majikanku," ucap Andrew pelan-pelan
Anak-anak yang mendengar perkataan Andrew jadi mulai menangis bahkan ada yang berguling-guling di tanah karena abang mereka satu-satunya yang paling mereka sayang, mau pergi dari sana dan itu juga mampu membuat semua penghuni panti jadi ikutan sedih.
"Kenapa gitu nak?" tanya Diana heran
"Cukup Diana, Andre mari ikut bapak. Ada yang mau bapak omongin," cetus pastor
Andrew yang melihat itu hanya bisa menaikan satu alisnya, menatap kearah Diana yang juga sedang menatap dia. Diana memberi isyarat untuk ikut langkah sang pastor Andrew yang mengerti, arti isyarat yang diberi sama Diana memilih ikut pastor ke belakang rumah panti.
•BELAKANG PANTI ASUHAN•
Andrew telah sampai di belakang dan melihat bapak pastor sudah duduk di kursi yang memang tersedia di belakang, dia melangkahkan kakinya mendekati pastor setelah di sampingnya dia memilih ikut duduk dan bertanya.
"Ada apa bapak?," tanya Andrew
Pastor yang tadinya asik melihat kedepan jadi menghadap kesamping, lebih tepatnya ke arah Andrew yang sekarang sudah duduk tepat disamping dia. Setelah lama memandang Andrew bapak menatap ke depan lagi setelahnya menghela napas panjang kemudian berucap.
"Nak sebenarnya ada satu rahasia yang mau bapak katakan ke kamu," pastor
"Ada apa bapak, kenapa sampai nada bicaranya serius gitu emang ada yang penting?" heran Andrew
"Rahasia ini sangat penting, karena berhubungan dengan bagaimana bapak dulu bisa menemukanmu." Pastor mengatakan itu dengan nada yang serius
"Emang apa itu bapak?" tanya Andrew penasaran
"Dulu saat bapak lagi berjalan santai menikmati udara di sore hari, secara tidak sengaja bapak mendengar suara tangisan bayi. Bapak pikir itu hanya halusinasi bapak saja, jadi bapak hiraukan dengan mulai berjalan lagi,
"Tapi ternyata suara itu benaran nyata dan pas bapak tajam kan pendengaran bapak, bapak memang mendengar suata tangisan seorang bayi setelah feeling bapak benar, bapak mulai mencari si sumber suara tersebut. pas dicari ternyata suara itu berasal dari box besar yang terhanyut arus sungai, yang ternyata itu adalah box bayi," jelas pastor
"Jadi sebenarnya aku ditemukan hanyut arus sungai?, bukan ditemukan di samping tong sampah?" tanya Andrew pura-pura kesal
"Eh i-iya itu benar, maaf ya bapak sama yang lain telah bohong." sergah pastor meminta maaf sambil memasang muka memelas
"Ah baiklah," sahut Andrew, sebenarnya tadi niatnya hanya bercanda tapi malah dianggap serius sama sang pastor
"Terima kasih nak," ucap pastor," baiklah bapak lanjut ya." lanjut bapak
"Iya lanjutkan," jawab Andrew
"Baiklah setelah itu bapak berenang dan mengambil box itu ke daratan, setelah sampai di darat bapak buka box itu dan pas bapak buka ternyata isinya bayi kelihatan berusia 2 bulan dengan di samping bayi itu terdapat dua tas yang ternyata berisi uang lengkap ada surat di dalamnya, bapak mengeluarkan kamu dari box itu bersamaan dengan 2 tas itu.
"Bapak letak tas itu di tanah dan bapak mulai mengambil surat yang berada di sisi luar tas dan bapak baca tapi~~" pastor menggantung ucapannya.
"Tapi kenapa pak?" bingung Andrew
"Tapi ternyata tulisan itu bukan menggunakan bahasa indonesia tapi menggunakan bahasa italia yang dimana bapak tidak terlalu paham, jadi bapak memutuskan untuk lain kali saja membaca nya setelah itu bapak cek isi kedua tas itu pas bapak buka sedikit resletingnya eh ternyata duit yang sangat banyak. Apalagi itu bukan mata uang indonesia tapi euro jadi bapak yakin itu bisa ratusan juta,
"Sebenarnya bapak bimbang antara mau membawa pulang kamu sama semua barang-barang mewah itu atau tidak, tapi setelah lama berpikir dan daripada terlalu lama disitu takut dimaling orang lain jadi bapak putuskan, bapak bawa pulang kamu pas dibawa pulang ibu dan yang lain terkejut dengan keadaan bapak yang membawa box yang berisi bayi dan uang yang amat banyak itu namun bapak yakinkan mereka kalau kita bisa mengurusmu dan ya lihat ibumu sangat menyayangimu begitupun yang lain" tutur pastor
Andrew yang mendengar penjelasan bapak yang sangat panjang itu terharu, dia kemudian memeluk bapak dengan sangat erat sedangkan si bapak bingung kenapa anak bandelnya itu tiba-tiba memeluknya bahkan sampai menangis begitu, namun si bapak tetap membalas pelukan itu.
•KAMAR ANDREW•
Diana membantu Ryan dan bodyguard lainnya untuk mengemasi barang-barang Andrew yang sangat banyak itu, sekarang mereka telah selesai menyelesaikan semuanya hanya tinggal mengangkat keluar semua box berisi pakaian dan perlengkapan lainnya.
Sebenarnya akan ada orang yang bakalan mau mengangkat semua barang itu namun tetap dibantu sama bodyguard lainnya agar pekerjaan cepat selesai, sekarang di kamar itu hanya tinggal Diana sama Ryan saja.
"Terima kasih nak.." gantung Diana, dia tidak mengetahui nama orang di depannya.
"Ryan buk, panggil saja Ryan." jelas Ryan dingin
"Ah iya nak Ryan, terima kasih karena sudah mau repot mengemasi dan membawa semua barang anak saya, di masa depan pasti bakal saya balas jasa kamu ini." cetus Diana
"Tidak perlu terima kasih buk, sebenarnya saya tidak mau melakukan semua ini karena ini semua atas perintah dari majikan saya mangkanya itu saya mau membantu kalau tidak pasti sudah saya biarkan dia kerjakan sendiri." balas Ryan ketus
"A-ah iya," canggung Diana
Setelah itu Diana dan Ryan hanya bisa terdiam tidak berbicara lagi sampai kedatangan Andrew yang mengusir hawa canggung di kamar itu, Diana menghembus napas lega karena diselamatkan sama suara cempreng Andrew sedangkan Ryan hanya menatap dalam diam tidak bicara sedikitpun.
"IBU," teriak Andrew
"Ada apa nak?, kenapa teriak-teriak gitu malu ada orang lain disini." tegur Diana
"Eheheh." Andrew hanya cengengesan saja
Diana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd anaknya itu, Andrew masih asik cengengesan sampai dilihatin sama Ryan setelah 5 lima menit kemudian barulah Andrew buka suara.
"Hm gini buk, aku mau minta maaf sama ibuk atas semua kelakuanku sedari kecil sampai sekarang karena sudah banyak merepotkan ibu, bapak, dan para biara lainnya, bahkan dulu aku pernah sampai masuk kantor polisi karena sudah menghajar wajah anggota dpr sampai babak belur, dan puncaknya aku juga pernah menghajar pengusaha asal italia yang membuatku jadi tidak bisa lanjut kuliah." Andrew menceritakan semua itu sambil menggenggam tangan Diana.
"Dan sekarang aku bakal pergi keluar untuk bekerja sama orang kaya agar bisa nanti bisa ajak jalan-jalan kalian semua sekaligus juga sebagai mengenang jasa dan budi kalian karena sudah mau mengurusku sedari bayi sampai sekarang, padahal aku bukanlah anak kandungmu tapi kamu ibu sudah menganggapku seperti anakmu sendiri begitu pun sebaliknya." lanjut Andrew
Diana menangis terharu ketika mendengar ucapan manis dari anak kesayangannya itu, sampai membuat Andrew mengelap air mata yang ada jatuh di pipi sang ibu, dia jadi ikutan menangis ketika Diana nangis dia memegang kedua pipi Diana dengan tulus mengelus kedua pipinya dengan lembut sampai aksi mereka di hentikan sama Ryan.
"Sampai kapan kita begini terus?" tanya Ryan dingin
Andrew dan Diana tersentak kecil ketika Ryan berbicara kemudian tertawa bersama membuat Ryan heran dan berpikir dalam hati 'ada apa dengan mereka berdua, apakah mereka sudah gila'.
"Oke-oke cukup, nak ibu tidak pernah benar-benar marah sama kamu karena ibu tahu kamu melakukan semua perbuatan itu bukan untuk membela kejahatan tapi untuk membela kebaikan, yang tentu saja ibu maafkan kok jadi jangan ngomong gitu lagi oke nanti ibu jadi merasa bersalah. Sudah jangan nangis hanya gara-gara ibu menangis kamu juga ikutan menangis ingat kamu itu laki-laki harus nampak tegar mengerti," nasehat Diana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments