Leluhur Rao Tan Ho

Untuk beberapa saat, tidak terasa apa apa, lalu perlahan terasa ada energi mulai bergolak di perut Xiao Yuen.

Kali ini setelah menelan Tan Lam Thien (pil Langit biru) itu, ledakan dalam tubuh Xiao Yuen tidak lagi lima kali berturut turut, tetapi hanya empat kali, hal itu berkenaan dengan tingkat kultivasi nya yang sudah kian tinggi.

Setelah melonjak empat tingkat, kini kultivasi Xiao Yuen menerobos kembali ketanah Alan Raja akhir.

Awan mendung berwarna putih abu abu tiba tiba muncul diatas kepala Xiao Yuen, dan bersamaan dengan itu, dentuman petir kesengsaraan pun menyambar Xiao Yuen.

Petir kesengsaraan tingkat tiga yang berwarna oranye itu menghantam tubuh Xiao Yuen hingga hitam dan mengepulkan asap tebal.

Tetapi Xiao Yuen tetap tegar berdiri, mempersiapkan segenap kemampuan nya untuk menghadapi petir kesengsaraan tingkat tiga itu.

"Jder!" ....

Untuk kedua kali nya petir itu menyambar tubuh Xiao Yuen membuat rambut dan pakaian nya pun kini sudah gosong, namun masih tetap tegar berdiri menantang langit.

"Jder!" ....

Untuk ketiga kali nya petir kesengsaraan menghantam tubuh Xiao Yuen, hingga tubuh anak itu bergetar beberapa saat, namun setelah mengumpulkan hawa murninya beberapa waktu, kekuatan nya pun pulih kembali.

Tiba tiba dari awan tadi, turun air hujan kebahagiaan sebagai pengesahan kenaikan tingkat kultivasi Xiao Yuen sekarang.

Air hujan kebahagiaan itu meluruhkan semua jelaga dan gosong di seluruh tubuh Xiao Yuen, dan kini diganti dengan kulit baru yang jauh lebih putih.

Bahkan rambut dan alis serta bulu mata yang tadi nya juga gosong, tiba tiba secara aneh, kini tumbuh kembali dengan lebih lebat.

Untung Xiao Yuen membawa baju ganti yang cukup banyak waktu dia membeli pakaian di kota Xibo dulu.

Hari itu, Xiao Yuen pulang dengan dua ikat besar kayu bakar, yang dia antar langsung ke dapur umum di tempat murid murid tingkat atas berada.

Setiap hari, Xiao Yuen hanya bisa menatap kearah murid murid yang berlatih gerakan bela diri di tiap tiap tingkatan nya, tanpa ada seorang suhu pun yang mau mengangkat diri nya sebagai seorang murid.

Pada satu ketika, Xiao Yuen beristirahat sejenak di bawah pohon di tingkat dasar, setelah beberapa kali membawa air ke tempat leluhur dia tingkat atas.

Selagi asik berteduh, tiba tiba Cio Ma, Bik pang dan Leng Cia datang menghampiri nya, serta duduk di sebelah Xiao Yuen.

"Saudara Xiao Yuen, bagai mana keadaan mu di atas?" tanya Cio Ma membuka pembicaraan.

"Baik baik saja saudara Cio Ma, dan kalian sendiri bagai mana?" tanya Xiao Yuen.

"Hm! Kami?, yeah seperti yang kau lihat, berlatih dan berkultivasi, sekarang kami sudah di tingkat menengah dasar, mungkin tahun depan bisa menerobos ke ranah Alam Taruna awal, tetapi kau kami lihat tidak ada kemajuan apa apa, hanya fisik mu saja yang kian kekar dan Gwe Khang mu yang semakin besar, lain nya tidak ada kemajuan, apa yang telah dilakukan oleh leluhur pada mu?, masa leluhur tidak mengajari mu?" tanya Cio Ma heran.

"Tugas ku setiap hari mengangkut air dan mencari kayu bakar saja, sekalipun leluhur tidak pernah mengajari aku jurus silat apapun, apa lagi berkultivasi!" jawab Xiao Yuen tersenyum kearah tiga orang sahabat nya itu.

Ketiga sahabat nya itu mendesah berat, "kudengar dari paman tukang kebun, bahwa kau anak ke empat puluh yang bekerja pada leluhur, tiga puluh sembilan lain nya melarikan diri semua nya, karena tidak tahan disuruh mengangkut air setiap hari" ujar Leng Cia ikut bicara.

Mendengar itu, untuk beberapa saat lama nya, Xiao Yuen terdiam membisu, perasaan nya tiba tiba tidak lagi nyaman.

"Melarikan diri?, mungkin kah itu?,di belakang perguruan ini hutan, dan di sekeliling hutan adalah jurang yang terjal dan dalam, lewat mana?" tanya Xiao Yuen.

Ketiga sahabat nya itu mengangkat bahu mereka, "mana kami tahu, mungkin karena tidak sanggup lagi menanggung beban, sehingga mereka jadi nekat" jawab Cio Ma terkesan asal, namun masuk akal sekali.

"Kasihan, semoga saya tahan" sahut Xiao Yuen heran melihat para murid dasar pagi pagi sudah berlatih jurus silat.

"Kami sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi tahunan di kota Ming!" sahut Bik pang.

"Hanya kalian?" tanya Xiao Yuen.

"Ya tidak lah, tetapi ada tiga katagori, usia sepuluh hingga duabelas tahun, usia tiga belas hingga lima belas tahun, dan usia enam belas hingga dua puluh tahun" jawab Cio Ma.

"Kapan kompetisi itu diadakan?" tanya Xiao Yuen lagi.

"Sekitar lima purnama dari sekarang, maka nya kami giat berlatih dengan keras!" sahut Leng Cia.

"Hei kalian bertiga!, bukan nya giat berlatih, malah ngobrol dengan budak!, dasar pemalas!" tiba tiba terdengar suara bentakan seorang gadis kecil berwajah cantik dengan rambut nya yang di kepang menjadi dua.

"Celaka nona muda Shi Er datang, ayo kita latihan lagi!" bisik Cio Ma bergegas pergi dari tempat itu.

"Hei! Kau budak hina!, tidak boleh bicara dengan para murid di tempat ini, tugas mu hanya mengangkut air untuk leluhur!" terdengar kembali bentakan dari Shi Er atau lengkapnya Rao Shi Er, putri bungsu oleh Rao Pang Ong sang patriak Kau Lun Bu Koan (perguruan silat Kau Lun ) ini.

"Maaf siocia!, maafkan saya, maaf!,maaf!" ucap Xiao Yuen sambil membungkukan badan nya beberapa kali, lalu bergegas turun ke arah sungai.

"Hei tolol! Tunggu dulu!" bentak Shi Er marah.

Xiao Yuen terus berlari ke arah sungai, tidak ingin meladeni anak gadis cantik yang sombong itu, meskipun dia berteriak marah.

Gadis kecil yang cantik itu hanya menghentakkan kaki nya ketanah karena saking kesal nya.

Seorang gadis kecil yang cantik seumuran dengan Shi Er datang menghampiri nya dengan wajah keheranan.

"Ada apa Shi Er?" tanya gadis kecil yang cantik itu pada Shi Er.

"Aku kesal dengan budak hina itu, malah ngobrol dengan murid murid kelas dasar!" gerutu Shi Er marah.

"Budak?, budak siapa yang kau maksudkan?" tanya gadis kecil itu heran.

"Ah kau ini juga!, siapa lagi kalau bukan si tukang angkat air itu, dia kan budak dari leluhur!" ucap Shi Er marah.

"Oooh! Dia, biarkan saja dia, paling sebentar lagi juga minggat karena tidak tahan, oh iya!, tetapi tenaga nya sangat kuat juga Shi Er, lihat saja dia mempunyai mengangkat empat ember sekaligus sambil berlari ke atas!" ujar Rao Ming Yi atau Ming Ming saudara sepupu Shi Er.

"Sekuat apapun dia, kata ayah, jika tidak bisa berkultivasi, tetaplah seorang sampah yang tidak ada guna nya, kau tahu?, karena itulah maka tidak ada seorang suhu pun di Bu Koan ini yang Sudi mengangkat nya sebagai murid, dia hanya seorang pecundang hina!" seru Shi Er berapi api.

Kini kehidupan Xiao Yuen di perguruan silat itu mulai menemui kesulitan. Perundungan nyaris setiap hari dia terima dari putra putri patriak, bahkan Tetua perguruan yang merupakan adik dari patriak perguruan sendiri.

Bahkan kini ada beberapa anak lain yang juga mulai berani menjahati nya.

Xiao Yuen yang tidak ingin ada seorangpun yang tahu tentang diri nya yang sebenarnya, hanya menghindar saja.

Tanpa terasa, sepuluh purnama kembali berlalu, dan malam ini adalah purnama kesepuluh, selama Xiao Yuen berada di Kau Lun Bu Koan (perguruan silat Kau Lun).

Senja baru saja berlalu, dan malam baru menjelang, di ufuk timur nampak sang purnama mulai menyembul.

"Krieeeet!" .....

Pintu rumah kediaman leluhur Rao Tan Ho terbuka perlahan. Dan dari dalam rumah kediaman nya itu, muncul sosok leluhur Rao Tan Ho mengenakan jubah hitam panjang dengan sebuah penutup kepala nya yang juga terbuat dari kain hitam itu.

Saat berada di depan rumah kediaman nya yang terasa sunyi sepi itu, leluhur Rao Tan Ho menatap kearah bulan beberapa saat lama nya.

"Tuan!, malam ini malam terakhir pengorbanan yang ku persembahkan, akhir Dunia lama, dan awal Dunia yang baru, dengan tatanan yang baru!" gumam pria tua itu sambil terus menatap kearah bulan, "sebentar lagi gerhana tiba, dan aku harus mempersembahkan persembahan ke empat puluh ku ini" ucap nya bergegas melangkah kearah pondok kecil tempat Xiao Yuen tertidur.

Diambil nya semacam pipa cangklong dari balik baju nya, lalu di sulut nya tembakau di ujung cangklong itu.

Di hisap nya cangklong itu

kuat kuat, lalu asapnya dia hembuskan kearah dalam pondok tempat Xiao Yuen tidur.

...****************...

Terpopuler

Comments

Wan Trado

Wan Trado

sebaiknya pergi saja dari sana, lalu teruskan tujuan utama mencari cinta Hai si ayah kandung

2025-01-23

0

Wak Jon

Wak Jon

Waduhh...,iblis sialan juga rupanya

2025-03-23

0

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

1

2025-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Istana Negeri Hindi Pura.
2 Kedatangan Guru Darma.
3 Berlayar.
4 Diamuk Badai.
5 Shi Lai Yung, Si Ratu Duyung.
6 Bantuan Ratu Duyung.
7 Kuil Emas di Tengah Lembah.
8 Buah Pir Iblis.
9 Masih ada Harapan.
10 Pusara Delapan Dewa.
11 Pusaka Peninggalan Delapan Dewa.
12 Setelah Tiga Musim Berlalu.
13 Qilin Emas Surgawi.
14 Menuju Daratan besar
15 Bajak Laut Hai Kwi.
16 Tiba di Kota Xibo.
17 Kau Lun Bu Koan.
18 Puncak Gunung di Balik Awan.
19 Leluhur Rao Tan Ho
20 Mo Thianshi (Bidadari Iblis).
21 Kematian yang Membingungkan.
22 Dara Kecil yang Sombong.
23 Pek Ngo Sian Li (Dewi Angsa putih).
24 Perjanjian.
25 Adik Seperguruan.
26 Ji Bin Kui.
27 Tertuduh.
28 Dijadikan Tumbal Kesalahan.
29 Tragedi Memalukan.
30 Anak Tak Berguna, ataukah Anak Istimewa?.
31 Tabib Kecil.
32 Perebutan Qilin emas sakti.
33 Munculnya Tokoh Tokoh Tua.
34 Perebutan Gelang Sakti.
35 Lembah Sim Cik kok.
36 Turun Gunung.
37 Kawanan Serigala Loreng.
38 Kedatangan Siluman Serigala Loreng.
39 Manusia Siluman Serigala.
40 Putri Siluman Serigala Loreng.
41 Dilema Putri Ya Yuna.
42 Yang Chun Sam Sai.
43 Pengkhianat.
44 Penyusup.
45 Tertuduh.
46 Pertemuan Kembali.
47 Pembalasan dari Niu Niu.
48 Perjalanan ke Utara.
49 Siluman Burung Hantu.
50 Sim Cik Kui.
51 Membuat Huru Hara.
52 Korban Mulai Berjatuhan.
53 Dihadang.
54 Ang Hek Siang Mo.
55 Penghadangan yang Gagal.
56 Tiba di Istana Sucang.
57 Racun Ulat Sutera Salju.
58 Di Kurung.
59 Pembebasan Kota Raja Sucang.
60 Tiba di Pantai Utara.
61 Mencari Letak Makam Kuno.
62 Hutan Persik.
63 Pertukaran benda paling Berharga
64 Kembali ke Daratan Besar.
65 Jing Thaoke.
66 Guan Taijin.
67 Tawaran Menjadi Pengawal.
68 Dua Pemuda Kembar.
69 Siasat Licik Yu Fei.
70 Masuk Perangkap.
71 Nyaris Saja.
72 Hek Lim.
73 Pertarungan Ditengah Rimba.
74 Pertarungan dengan Kha Bu Tha.
75 Undangan sang Ratu.
76 Kemurkaan Ratu Gao Shi Me.
77 Pertarungan Xiao Yuen dan Ratu Gao Shi Me.
78 Ouwyang Kuan Tong.
79 Ratu Gao Shi Me Kasmaran.
80 Ratu Gao Shi Me Gila.
81 Sumpah Sang Ratu.
82 Kejadian.
83 Xiao Yuen sang Pembantai.
84 Cahaya Rembulan Ditengah Gurun.
85 Cincin Portal Dimensi Ruang Waktu.
86 Pewaris Lam Hun Po Kiam.
87 Kota Siluman.
88 Ciok Seng Kok, (Lembah Batu Suci).
89 Ciok Seng (Batu Suci).
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Istana Negeri Hindi Pura.
2
Kedatangan Guru Darma.
3
Berlayar.
4
Diamuk Badai.
5
Shi Lai Yung, Si Ratu Duyung.
6
Bantuan Ratu Duyung.
7
Kuil Emas di Tengah Lembah.
8
Buah Pir Iblis.
9
Masih ada Harapan.
10
Pusara Delapan Dewa.
11
Pusaka Peninggalan Delapan Dewa.
12
Setelah Tiga Musim Berlalu.
13
Qilin Emas Surgawi.
14
Menuju Daratan besar
15
Bajak Laut Hai Kwi.
16
Tiba di Kota Xibo.
17
Kau Lun Bu Koan.
18
Puncak Gunung di Balik Awan.
19
Leluhur Rao Tan Ho
20
Mo Thianshi (Bidadari Iblis).
21
Kematian yang Membingungkan.
22
Dara Kecil yang Sombong.
23
Pek Ngo Sian Li (Dewi Angsa putih).
24
Perjanjian.
25
Adik Seperguruan.
26
Ji Bin Kui.
27
Tertuduh.
28
Dijadikan Tumbal Kesalahan.
29
Tragedi Memalukan.
30
Anak Tak Berguna, ataukah Anak Istimewa?.
31
Tabib Kecil.
32
Perebutan Qilin emas sakti.
33
Munculnya Tokoh Tokoh Tua.
34
Perebutan Gelang Sakti.
35
Lembah Sim Cik kok.
36
Turun Gunung.
37
Kawanan Serigala Loreng.
38
Kedatangan Siluman Serigala Loreng.
39
Manusia Siluman Serigala.
40
Putri Siluman Serigala Loreng.
41
Dilema Putri Ya Yuna.
42
Yang Chun Sam Sai.
43
Pengkhianat.
44
Penyusup.
45
Tertuduh.
46
Pertemuan Kembali.
47
Pembalasan dari Niu Niu.
48
Perjalanan ke Utara.
49
Siluman Burung Hantu.
50
Sim Cik Kui.
51
Membuat Huru Hara.
52
Korban Mulai Berjatuhan.
53
Dihadang.
54
Ang Hek Siang Mo.
55
Penghadangan yang Gagal.
56
Tiba di Istana Sucang.
57
Racun Ulat Sutera Salju.
58
Di Kurung.
59
Pembebasan Kota Raja Sucang.
60
Tiba di Pantai Utara.
61
Mencari Letak Makam Kuno.
62
Hutan Persik.
63
Pertukaran benda paling Berharga
64
Kembali ke Daratan Besar.
65
Jing Thaoke.
66
Guan Taijin.
67
Tawaran Menjadi Pengawal.
68
Dua Pemuda Kembar.
69
Siasat Licik Yu Fei.
70
Masuk Perangkap.
71
Nyaris Saja.
72
Hek Lim.
73
Pertarungan Ditengah Rimba.
74
Pertarungan dengan Kha Bu Tha.
75
Undangan sang Ratu.
76
Kemurkaan Ratu Gao Shi Me.
77
Pertarungan Xiao Yuen dan Ratu Gao Shi Me.
78
Ouwyang Kuan Tong.
79
Ratu Gao Shi Me Kasmaran.
80
Ratu Gao Shi Me Gila.
81
Sumpah Sang Ratu.
82
Kejadian.
83
Xiao Yuen sang Pembantai.
84
Cahaya Rembulan Ditengah Gurun.
85
Cincin Portal Dimensi Ruang Waktu.
86
Pewaris Lam Hun Po Kiam.
87
Kota Siluman.
88
Ciok Seng Kok, (Lembah Batu Suci).
89
Ciok Seng (Batu Suci).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!