Laila duduk di pojok ruang tamu, menatap pesan misterius yang baru saja diterimanya. Angka-angka di layar ponsel berkelap-kelip, mengingatkan dia pada perasaan gelisah yang semakin dalam. Ia merasa seperti ada sesuatu yang mengintai mereka, meskipun tidak ada tanda-tanda yang jelas.
"Siapa yang mengirimkan pesan ini?" Laila bertanya pada dirinya sendiri, suaranya hampir tidak terdengar.
Keysha dan Rio masih memeriksa dokumen-dokumen yang mereka temukan, tetapi mereka merasa ada yang aneh dengan suasana malam itu. Ketika Laila menunjukkan pesan itu kepada mereka, suasana menjadi lebih tegang.
“Ini nggak bagus,” Rio berkata, mengernyitkan dahi. “Pesan ini mengingatkan kita pada ancaman yang lebih besar. Siapa pun yang mengirimkannya pasti tahu kita sedang menyelidiki hal-hal ini.”
“Aku nggak bisa tenang kalau nggak tahu siapa yang ada di balik semua ini,” Laila menjawab dengan suara hampir putus asa. “Tapi kita harus terus melangkah. Ada sesuatu yang lebih besar yang harus kita ungkap.”
Mereka bertiga kembali melanjutkan pencarian mereka. Laila merasa ada sesuatu yang terus menariknya ke arah yang lebih gelap, ke tempat-tempat yang tak terduga. Dengan setiap langkah, misteri ini semakin dalam, dan bahaya semakin nyata.
Ketika mereka mulai mengaitkan angka-angka yang ditemukan Laila, satu nama muncul kembali di benak mereka. Dika. Laila sudah merasa ada sesuatu yang salah, tetapi dia belum bisa memahaminya sepenuhnya. Dika selalu tampak terlalu dekat dengan setiap petunjuk yang mereka temukan, hampir seperti dia sudah mengetahui semuanya sebelum mereka.
"Jadi, kamu merasa Dika terlibat?" tanya Keysha, menyentuh bahu Laila pelan.
Laila mengangguk, wajahnya penuh kebingungan. "Ya, aku merasa seperti dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan. Tapi kenapa dia tidak memberi tahu kita? Apa yang dia sembunyikan?"
"Sebenarnya, aku juga mulai curiga dengan Dika," Rio menambahkan. "Dia sering kali tiba-tiba hilang ketika kita sedang mencari petunjuk, dan entah kenapa, aku merasa dia tidak sepenuhnya terbuka sama kita."
Mereka bertiga saling pandang, menyadari bahwa mungkin mereka sudah memasuki jalur yang lebih berbahaya. Pencarian ini bukan hanya tentang memecahkan teka-teki, tetapi tentang melibatkan orang-orang yang mereka kenal, orang-orang yang bisa jadi menyembunyikan rahasia kelam.
Laila kemudian memutuskan untuk bertemu dengan Dika secara langsung. Ia merasa bahwa sudah waktunya untuk mengetahui kebenaran, dan jika Dika adalah bagian dari teka-teki ini, maka ini adalah kesempatan mereka untuk mengungkap semuanya. Keysha dan Rio sepakat untuk menemani Laila, meskipun mereka tahu ini akan menjadi langkah yang berisiko.
Malam itu, mereka bertemu di sebuah kedai kopi yang sepi. Dika sudah duduk di meja pojok, matanya yang tajam menatap mereka saat mereka datang. Laila merasa gugup, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.
"Jadi, ada apa?" Dika bertanya, suaranya datar, tetapi ada ketegangan di baliknya.
Laila memulai percakapan dengan hati-hati. "Dika, kami sudah menemukan beberapa petunjuk. Dan aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kenapa kamu tidak memberitahu kami lebih awal?"
Dika terdiam beberapa saat, matanya beralih ke arah Keysha dan Rio. "Kalian tidak tahu apa-apa. Ini bukan hanya permainan untuk kalian. Kalau kalian terus mencari, kalian akan menyesal."
Laila merasa jantungnya berdetak lebih kencang. "Apa maksudmu? Dika, kami hanya ingin tahu kebenarannya."
"Kadang kebenaran itu lebih baik tidak diketahui," jawab Dika, suara rendah dan berat. "Ada hal-hal yang sebaiknya dibiarkan terlupakan."
Dengan kata-kata itu, Dika berdiri dan pergi tanpa menunggu mereka untuk bertanya lagi. Laila, Keysha, dan Rio saling pandang. Tiba-tiba, semua yang mereka pelajari terasa semakin gelap. Ada sesuatu yang lebih besar dari yang mereka kira, dan Dika tampaknya berusaha menghalangi mereka.
"Dia tahu lebih dari yang dia katakan," Rio berkata dengan suara serius. "Tapi kita nggak bisa berhenti sekarang. Kita harus terus mencari, apa pun yang terjadi."
Laila mengangguk dengan tekad. Mereka tidak bisa mundur. Misteri ini semakin dalam, dan mereka harus terus menggali untuk menemukan kebenaran yang tersembunyi.
Laila duduk di meja belajarnya, menatap selembar kertas yang ia temukan di file lama yang sempat terabaikan. Di atasnya tertulis kombinasi angka dan huruf yang tampak acak: R4V3N. Tanpa sadar, jari-jarinya menekan kertas itu lebih keras, seolah berharap bisa memecahkan misteri yang tersembunyi di dalamnya.
"Raven?" Laila bergumam, mencoba memahami apa arti dari kode tersebut. Rasa penasaran yang mendalam mulai menguasainya. Ia menatap kode itu berulang kali, berharap ada sesuatu yang ia lewatkan.
Keysha yang sedang duduk di dekatnya melirik dan bertanya, "Ada apa? Lagi mikirin apa tuh?"
Laila mengangkat kertas itu, menunjukkan kepada Keysha dan Rio yang baru saja memasuki ruangan. "Aku menemukan ini di salah satu file yang terlewat. Coba kalian lihat, ada sandi aneh, ‘R4V3N’. Apa itu nama? Atau semacam kode untuk sesuatu?"
Rio mengerutkan kening, membaca kode tersebut dengan cermat. "Aku nggak tahu, kayaknya bukan hal yang biasa. Bisa jadi petunjuk, tapi apa artinya? Kenapa hanya ada kode kayak gitu?"
“Raven… mungkin itu nama orang, atau tempat?” Keysha mencoba menebak, namun ia tampak bingung. "Tapi, kenapa hanya satu kata? Seharusnya ada sesuatu yang lebih jelas, kan?"
Laila merasakan ketegangan yang mulai menyelimuti ruang itu. Mereka belum menemukan apa pun yang jelas mengenai misteri ini, dan kini kode ini malah semakin menambah kebingungannya. "Aku nggak tahu. Ini aneh banget. Kenapa nggak ada petunjuk lebih lanjut?"
Keysha mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari sesuatu yang berhubungan dengan kata “Raven” di internet. Namun, semakin dia mencari, semakin dia merasa terjebak dalam labirin tanpa ujung. Semua yang ditemukan tentang "Raven" adalah nama yang digunakan dalam berbagai konteks: dari penyair hingga karakter fiksi, hingga nama yang terhubung dengan organisasi tertentu, tapi tak ada yang benar-benar menjelaskan apa-apa.
“Raven,” Rio berkata sambil mengernyitkan dahi, “aku pernah dengar tentang nama itu, tapi hanya sebagai istilah yang dipakai dalam dunia hacker. Tapi, apa hubungannya dengan kita?”
Laila mendesah. "Aku juga berpikir begitu. Mungkin ada hubungannya dengan sesuatu yang lebih besar, tapi kita nggak tahu siapa yang menulis kode ini atau kenapa mereka memilih kata itu."
"Apa mungkin ini petunjuk tentang Dika?" Keysha bertanya, matanya menyipit. "Dia kan sempat menghilang beberapa waktu lalu. Kalau benar dia terlibat, mungkin dia tahu lebih banyak dari yang dia katakan."
Laila menggigit bibir, merenung. "Aku nggak tahu. Dika bukan tipe orang yang suka kasih petunjuk. Tapi ini semakin aneh. Kenapa semua ini terjadi begitu mendalam dan misterius?"
Rio berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir. "Mungkin kita harus cari tahu lebih banyak. Jangan-jangan ini memang bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mungkin bukan hanya soal Dika, mungkin ada hal lain yang nggak kita tahu."
Ketiganya terdiam, saling berpandangan. Laila merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Mencari jawaban di dunia yang penuh dengan sandi ini rasanya semakin sulit. Namun, satu hal yang pasti, mereka tak bisa berhenti sekarang.
Keysha menatap Laila dengan serius. "Kita nggak akan tahu sampai kita mencari tahu lebih dalam. Ini cuma satu kode dari banyak yang harus kita pecahkan."
Laila mengangguk, meskipun rasa takut mulai menghampiri dirinya. Semua kode ini, petunjuk ini, semuanya seolah-olah membawa mereka lebih dalam ke dunia yang penuh dengan rahasia dan ketegangan yang mereka belum bisa pahami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
miilieaa
thor...
apa rahasianya bisa nulis banyak novel?
2024-12-13
1