Bab 3

Kekehan kecil terdengar, kepala Jeslyn mengangguk setuju, "Tolong jangan berpikir hal mesum terus menerus pada ku dan kakak mu itu, kami sebatas rekan kerja sebagai atasan dan bawahan." Jelas nya.

"Atasan dan bawahan nya?" Beo Afnan dengan kecil, lalu senyuman setan muncul disela-sela bibir nya, "Ah, aku tau, Kak Louis diatas dan kau dibawah? Begitu bukan? Atasan dan bawahan." Ujar nya dengan gerlingan tanpa dosa.

Diam, wajah Jeslyn sudah memburuk, ia benar-benar menahan kekesalan untuk tidak memukul kepala Afnan dengan kasar agar otak wanita itu kembali normal.

"Afnan! Aku serius!" Teriak Jeslyn dengan kesal, ia dengan kasar menyandarkan tubuh nya pada sandara sofa, lalu mengelus dada sabar, "Jangan membuat ku ingin memukul kepala mu itu."

Terlihat Afnan memutar bola mata jengah, lalu ia segera memposisikan tubuh nya untuk duduk menghadap Jeslyn, "Pukul saja jika berani."

Sejenak tatapan tak berminat Jeslyn layangkan, "Tidak, aku masih sayang pekerjaan ini."

"Sayang pekerjaan ini atau atasan mu?" Afnan tersenyum tanpa rasa bersalah, lalu mencolek lengan Jeslyn, bermaksud untuk menggoda wanita itu.

Dengan kasar Jeslyn memijat pelipis nya yang terasa begitu menyakitkan, ia benar-benar pusing dan tak habis pikir, mengapa Afnan selalu menggoda nya seperti ini! Membuat kepala nya nyut-nyutan saja.

Melihat keterdiaman Jeslyn tentu saja tidak membuat Afnan merasa bersalah, ia malah gercar untuk mencolek, mencubit pelan, lalu mengelus lengan Jeslyn.

"Disya sudah melahirkan, kau mau menjenguk nya?" Tanya Afnan tiba-tiba, ia juga turut menghentikan aksi nakal nya, lalu membuka totebag yang ia bawa untuk mengambil dua kaleng soda.

Mendengar ucapan itu membuat Jeslyn membuka mata nya dengan perlahan, "Sungguh? Cepat sekali dia melahirkan," Ujar nya dengan bingung.

Bukan tanpa sebab, hanya saja Jeslyn merasa kabar kehamilan Disya baru disampaikan lima bulan yang lalu, mengapa lahir nya bisa secepat itu?

Afnan menyodorkan satu kaleng soda yang mana langsung diterima Jeslyn, "Dia prematur." Jelas nya singkat, membuka pengancing soda, lalu meminum nya.

Binggung, prematur lima bulan? Memang nya bisa? Bukan kah itu beresiko pada kematian? Jeslyn sampai menggaruk rambut nya yang tak terasa gatal sama sekali, "Lalu? Bukan kah berarti masih lima bulan?"

"No Jes, kau lupa bahwa Disya tak sadar tengah mengandung? Baru ketahuan saat usia kandungan nya sudah dua bulan." Jawab Afnan dengan decakan, merasa heran karena Jeslyn sudah pikun dini.

Ahh, Jeslyn sampai menepuk dahi nya, benar ia sempat lupa bahwa Disya yang merupakan sahabat mereka tengah mengandung selama dua bulan saat dites, "Aku lupa, perempuan atau lelaki?"

"Jenis kelamin nya?" Afnan menjeda kalimat nya sejenak, kembali mengingat-ingat, "Perempuan."

Tshhh..... Jeslyn membuka kaleng soda, meneguk nya dan kembali menatap Afnan penasaran, "Mengapa  prematur? Seingat ku minggu lalu saat kita bertemu dia baik-baik saja."

"Dia jatuh dari tangga, kandungan nya tak sekuat Celia," Afnan mengedikkan bahu, mencomot snack chiki yang ada didalam totebag, lalu menyodorkan pada Jeslyn, seolah-olah tengah menawarkan.

Jika membicarakan Celia sahabat mereka, Jeslyn jadi ingat betul bahwa wanita itu pernah jatuh tergelincir bahkan tumbang berkali-kali, lebih naas lagi menghantam pembatas jalan, namun kandungan nya benar-benar kuat.

"Astaga, kapan kita akan menjenguk Disya? Aku tak sabar untuk melihat ponakan baru ku." Ujar Jeslyn dengan semangat, sorot mata nya berubah antusias, sesekali ia mencomot snack Afnan.

Dengan perlahan Afnan memiringkan kepala tampak tengah berpikir, "Mengapa semangat sekali?"

Jeslyn mengalihkan perhatian nya pada TV yang sengaja ia hidupkan tadi, "Memang nya kau tak bersemangat untuk melihat keponakan baru kita?" Tanya nya dengan tatapan penasaran.

"Aku lebih semangat apabila melihat keponakan asli ku lahir dari rahim mu." Beo Afnan dengan cengiran khas, lalu ekspresi nya pun bagai orang tanpa dosa.

Lagi-lagi Afnan menggoda Jeslyn, dengan konyol nya.

"Diam! Kepala ku benar-benar akan pecah jika kau terus menggoda ku seperti ini." Keluh Jeslyn mengusap wajah kasar, lalu kembali memfokuskan perhatiannya menatap TV, yang tengah menyiarkan kabar selebriti.

Cengiran kelinci muncul pada permukaan bibir Afnan, wanita itu memegang lengan Jeslyn manja, "Kau marah?" Tanya nya takut-takut.

Menoleh sejenak, kepala Jeslyn menggeleng, "Tidak, apa aku bisa meminta bantuan mu?"

"Of course."

"Antar aku kembali keruangan ku sendiri, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." Pinta Jeslyn dengan tatapan memohon, tak lupa tangan nya ia katupkan, sungguh ia tidak ingin berlama- lama berada di ruangan Louis.

Sejenak, Afnan diam, lalu menggelengkan kepala tanda tak setuju, "Disini saja menemani ku," Seru nya dengan bibir mengerucut, memegang lebih erat lengan Jeslyn, "Toh kaki mu sedang sakit."

Jeslyn menghela nafas, melirik kaki nya yang memang masih membiru padahal tak terasa sakit, "Kaki ku yang sakit bukan otak ku." Ia menjawab kesal, memutar bola mata nya jengah.

"Huft.... Memang nya sebarapa banyak pekerjaan mu?" Afnan bertanya penasaran, menginggat ia hanya menganggur membuat nya jiwa keingintahuan nya tinggi, apakah bekerja memang membutuhkan mental kuat?

Wajah Jeslyn kini mendatar, tanpa ekspresi, ia kembali ingat pekerjaan nya yang benar-benar menumpuk dan harus segera dikumpulkan, terutama menulis beberapa surat penawaran yang belum ia tuntaskan.

"Banyak, maka dari itu bawa aku kembali keruangan ku," Titah Jeslyn dengan helaan nafas, "Kau tau sendiri bahwa kakak mu itu kejam, jika aku mengumpulkan pekerjaan tidak tepat waktu, gaji ku benar-benar akan habis tak tersisa."

Afnan mengedipkan mata tak percaya, "Apa dia sekejam itu pada mu?"

Bibir Jeslyn mengatup, ia tengah memikirkan kalimat apa yang cocok untuk memberitahu seberapa kejam kakak lelaki wanita itu, "Heum, sangat kejam sebenar nya, namun emh.... "

"Namun apa?" Tanya Afnan mendesak, sebal sendiri karena Jeslyn menggantungkan kalimat, membuat ia penasaran.

Karena tentu saja Afnan akan berkata bahwa Louis sungguh royal pada nya, sikap juga oke, baik dan ramah, apalagi lelaki itu hangat, bagaimana bisa saat di kantor langsung berubah 390°?

"Kau tau sendiri dia sangat tegas."

Suara dengusan terdengar, "Tentu saja itu untuk kebaikan mu, jika Kak Louis tegas dan kejam itu untuk mendidik mu agar bisa menjadi ibu yang baik bagi keponakan ku kelak."

Benar bukan? Salah jika Jeslyn mengatakan keluhan nya pada Afnan, karena wanita itu diluar nalar! Jawaban macam apa itu? Tidak nyambung sama sekali, dan lagi-lagi Jeslyn kembali menghela nafas pasrah.

"Afnan, jaga ucapan mu." Suara bariton langsung menembus indera pendengaran begitu saja, Louis lelaki itu sudah berdiri didepan pintu menjulang tinggi tak lupa dengan tatapan tajam yang menghiasi ekspresi wajah nya.

Sejenak Jeslyn maupun Afnan speechless, ahh suara lelaki itu memang mengejutkan, "Heyy kak, aku hanya mengedukasi Jeslyn saja." Jelas Afnan dengan cengiran tanpa dosa.

"Apa agenda ku selanjutnya?" Louis menghentikan langkah nya sejenak, menatap Jeslyn dengan alis yang terangkat satu.

Jeslyn menggaruk tekuk leher nya, mencoba mengingat kegiatan apa setelah ini yang harus Louis lakukan.

"Seperti nya selama empat jam kedepan anda memiliki waktu luang, "

"Lalu?"

"Pada pukul 12 AM anda akan lunch dengan kolega dari perusahaan tambang."

Kepala Louis hanya mengangguk, ia segera melangkah menuju kursi kebesaran nya, namun sebelum itu ia sempat untuk mengelus pucuk kepala Afnan lembut, penuh kasih sayang.

Setelah duduk dengan nyaman, Louis menatap Jeslyn datar, "Kau tidak ingin kembali keruangan mu?" Tanya nya bagai pengusiran, mungkin sudah malas menatap wajah polosan Jeslyn.

"Ah, baik tuan." Jeslyn menunduk, lalu menyenggol lengan Afnan, meminta agar wanita itu mau membantu nya, "Bantu aku." Pinta nya dengan tatapan memelas.

Afnan mendengus, lalu memalingkan wajah nya, "Kak, biarkan Jeslyn disini untuk menemani ku," Celetuk nya dengan bibir monggat manggut, "Hari ini aku benar-benar bosan." Keluh nya dramatis.

Sial, Jeslyn melototi Afnan seolah-olah siap memakan tubuh wanita itu, laporan serta tugas nya bahkan menumpuk dan deadline mepet, tidak mungkin bukan jika ia harus menemani wanita itu, bisa-bisa kerjaan nya tidak akan selesai.

"Tidak bisa, Jeslyn sibuk, biar kakak yang menemani mu." Louis membalas ucapan itu dengan intonasi tinggi, seolah-olah tak ingin dibantah.

Kepala Afnan menggeleng kuat, "Tidak mau, Jeslyn harus menemani ku, biar saja Kak Zico yang meng-handle tugas Jeslyn." Ujar nya dengan bibir mengerucut, "Kali ini saja ku mohon kak."

Sejenak Louis menghela nafas, ia benar-benar bimbang antara menuruti keinginan sang adik atau bersikap profesional, namun tak lama senyuman setan tercetak di bibir nya.

"Baiklah, silakan namun gaji Jeslyn ku potong 25% lagi."

SKAKMAT!

ENAK SAJA!

TIDAK MAU!

Jeslyn segera menggeleng kepala tidak setuju, "Afnan, antar aku please, gaji ku sudah terpotong 15% kemarin." Jelas nya dengan tatapan sendu.

Demi Tuhan Jeslyn tidak ingin gaji nya benar-benar habis bulan ini, bisa-bisa ia akan diusir dari apartemen dan luntang luntung di jalanan, sangat tidak lucu.

Melihat wajah Jeslyn yang mulai memburuk dan memelas, membuat Afnan menghela nafas, lalu segera menarik tangan wanita itu menuju ruangan nya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47 (18)
48 Bab 48 (18)
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47 (18)
48
Bab 48 (18)
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!