...Bismillahirrahmanirrahim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
Malam itu meskipun Jia sangat bahagia atas keberhasilannya usai mendapatkan banyak uang dari menjual barang, ada rasa yang tiba-tiba menganggu. Saat dia memandang liontin berlian putih Ame, yang kini resmi menjadi miliknya, perasaan aneh mulai meresap dalam diri Jia Kebahagiaan yang dia rasakan terasa hampa, seolah ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
Dia terus bertanya-tanya dalam hati, mengapa liontin ini membuat hatinya terasa berat. Apakah itu karena ia tahu perselingkuhan Raka dan Sania? Ataukah ada sesuatu yang lebih dalam, yang belum ia pahami?
Selesai pesta Jia bergegas pulang dengan wajah terus berseri, dia tak henti-hentinya tersenyum sambil memandang liontin berlian. Sekarang Jia memutuskan tidak pulang seorang diri karena dia membawa Nia ikut bersamanya atas izin tuan Arsan dan kesedian Nia untuk bekerja dengan Jia.
Malam ini Jia tidak bertemu langsung dengan Raka dan Sani di acara pesta, tapi Jia melihat keduanya, sayangnya Sania dan Raka tidak tahu jika Jia ada di pesta malam ini juga. Jia pun tau malam ini Rak tidak akan pulang, karena dia sedang bersenang-senang bersama Sania, keduanya akan menghabiskan malam berdua mereka.
Jia mengusap air mata yang menetes tanpa disadari, merasa bingung dengan emosinya sendiri. Apakah ia merasa marah? Atau kecewa? Mungkin keduanya, tapi rasa yang paling kuat adalah perasaan kecewa yang begitu dalam, seolah hati ini sudah tergerus oleh kebohongan dan pengkhianatan. Bahkan saat melihat Raka dan Sania di pesta, meski mereka tidak tahu ia hadir, Jia tak bisa mengusir perasaan yang terus mengusik hatinya. Ia merasa marah, tapi lebih dari itu, ia merasa seakan sudah lelah. Lelah dengan semua permainan ini. Lelah dengan apa yang terjadi di sekitar dirinya. Lelah dengan semuanya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Jia bertanya pada dirinya sendiri, suara hatinya penuh dengan keraguan yang tak terucapkan
Namun, dia mencoba untuk tidak membiarkan perasaan itu merusak malam bahagianya. "Baiklah Jia, biarkan mereka bersenang-senang," ujarnya pada diri sendiri. Tetapi meskipun ia berusaha meyakinkan dirinya, hatinya tak sepenuhnya tenang.
Sejenak Jia menatap kedalam gedung itu kembali berharap bisa bertemu Raka dan Sania agar kedua orang itu terkejut melihat dirinya datang ke pesta besar ini sebagai salah satu tamu VVIP.
Sayangnya harapan Jia pupus, yang dia lihat bukan Raka maupun Sania. Justru Jia tak sengaja melihat Raymon yang diam-diam memperhatikannya, hanya saja Jia pura-pura tidak tahu saja. Lagipula saat ini Jia belum tau pasti di dalam novel ini Raymon kawan atau justru lawan seperti Raka.
Tentang Raymon yang memperhatikannya, Jia tak tahu apa yang harus dipikirkan. Sebagai seseorang yang sangat memahami dunia novel ini, ia tahu bahwa setiap langkah bisa sangat berbahaya. Siapa Raymon sebenarnya? Teman atau musuh?
Raka orang terdekat yang justru menjadi lawan Jia yang sebenarnya. Rupanya bukan hanya Jia menyadari keberadaan Raymon, Nia yang berdiri tepat disamping Jia juga menyadari keberadaan Raymon. Gadis itu menyenggol pelan lengan Jia, seraya tersenyum senang tidak tau apa sebabnya membuat Jia yang melihat senyum Nia ini merasa heran.
"Ada apa denganmu?" heran Jia masih tidak mengerti.
"Nona memangnya anda tidak sadar jika sejak tadi tuan Raymon memperhatikan, anda. Aku rasa sepertinya tuan Raymon tertarik dengan anda, nona." Jia memang sadar akan yang dikatakan, tapi untuk Nia mengatakan jika Rayon sepertinya menyukai dirinya Jia tidak begitu menanggapi yang membuat Jia merasa aneh malah ketika melihat wajah malu-malu Nia mulai memerah.
Sekali lagi Jia memastikan dia terpaksa menoleh kearah jarum jam, dimana Raymon berada, melihat ada orang dibelakang Raymon sedang senyum-senyum tidak jelas membuat Jia langsung paham ada sesuatu yang terjadi dengan Nia dan asisten Liu, dia menggelengkan kepala pelan. Sampai membuat Raymon di atas sana pasti salah paham dengan tingkah Jia saat ini.
Jia sendiri lalu kembali fokus pada Nia. Dia memperhatikan Nia dengan saksama. "Nia, kamu yakin ingin ikut bekerja denganku?" Jia kembali memastikan walaupun tadi di dalam sudah jelas.
"Tentu saja nona."
"Walaupun kita akan jarang bertemu dengan keluarga Arsan?"
"Iya nona, kenapa tidak. Kemanapun nona Jia pergi saya akan ikut."
"Lalu bagaimana dengan asisten Liu?" pertanyaan Jia yang satu ini cukup mengejutkan sampai membuat Nia menatap Jia untuk mencari tau apa maksud dari nona barunya ini. Wajah Nia semakin terlihat memerah atas ucapan Jia barusan.
"Maksudnya nona Jia?" Nia malah balik bertanya walaupun mukanya justru semakin memerah merona. Jia menggelengkan kepala pelan.
"Nia, Nia," gumamnya pelan merasa tingkah Nia sangat lucu bagi Jia. Nia benar-benar menghibur Jia sekarang, akhirnya di dunia novel ini Jia mendapatkan seorang teman.
Dia tau jelas karakter Nia yang memang dijelaskan dalam novel. Tidak ada yang paling tau akan karakter semua orang di dalam cerita 'Antagonis Rahasia.' Kecuali Jia, dia sudah membaca semua sifat karakter di dalam novel kecuali Raymon.
"Baiklah, ayo segera kembali ke mobil. Aku lelah ingin segera istirahat," ajak Jia akhirnya mengabaikan Raymon dan asisten Liu yang masih setia memperhatikan kedua wanita dibawah sana yang berjalan menuju pintu utama gedung.
"Kamu bisa mengemudi?" tanya Jia ketika mereka sampai diparkiran tepat di depan mobil milik Jia.
"Bisa nona."
"Punya SIM?" Nia mengangguk, membuat Jia tersenyum senang.
"Tugas pertamamu mengemudilah untukku, Nia. Aku sedang tidak ingin mengemudikan mobil." Jia melempar kunci mobil pada Nia dengan sigap Nia menangkap kunci mobilnya, dia terlihat senang bisa melakukan pekerjaan pertamanya untuk Jia.
Jia tidak tahu kenapa Nia ingin sekali bekerja dengannya, bisa dianggap Nia sebenarnya masih bekerja dengan tuan Arsan tapi tugasnya untuk ikut dengan Jia agar Nia bisa membantu Jia dalam banyak hal.
"Dengan senang hati nona."
Nia mengemudikan mobil, Jia terdiam, matanya terus tertuju pada liontin itu. Mungkin ia masih belum siap menerima kenyataan yang harus dihadapinya. Semua yang terjadi seakan menjadi beban yang sulit untuk diungkapkan. Apakah ia akan terus mempertahankan kebahagiaan yang rapuh ini, ataukah ia harus menghadapi kenyataan dengan segala kepahitan yang menyertainya?
'Kenapa rasanya sakit sekali setiap aku menatap liontin berlian ini. Semakin lama aku menatap liontin ini, aku semakin merasa memilik sebuah ikatan yang dalam tapi aku sendiri tidak tau ikatan apa antara aku dengan liontin ini.' Jia mengelap air matanya yang jatuh tanpa permisi.
'Di dalam novel aslinya tidak dijelaskan secara detil rahasia dari liontin berlian putri Ame, sekarang aku merasa aneh tapi juga merasa punya ikatan yang begitu dekat.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments