Perubahan Sikap

...Bismillahirrahmanirrahim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

...🍒Selamat membaca semua🍒...

Memastikan semua orang di ruang rawatnya sudah pergi Jia kembali terbangun, dia menoleh ke pintu untuk memastikan benar-benar tidak ada siapapun lagi selain dirinya.

"Kenapa jadi seperti ini, sial sekali hidupku harus berhadapan dengan pemeran protagonis yang pura-pura polos dan Raka si bodoh itu," raut wajah Jia tampak terlihat kesal, harus menerima kenyataan pahit yang tengah menimpa dirinya.

"Aku sepertinya mengingat sebuah adegan menarik setelah aku dibawa ke rumah sakit."

Jia tersenyum jahat ketika mengingat sesuatu yang tidak mungkin dilewatkan, dia bergegas bangkit dari tempat tidurnya. Sekarang Jia merasa tubuhnya sudah lebih cukup baik dari sebelumnya.

"Setidaknya ada sedikit hiburan tinggal di dunia yang kecil ini."

Tidak ada yang tau jika Jia pergi meninggalkan kamar rawatnya, di tengah keramaian rumah sakit banyak orang berlalu lalang, Jia berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan perlahan-lahan, rasa sakit pada tubuhnya sejenak ia abaikan. Walaupun sudah cukup membaik tetap saja Jia perlu banyak istirahat tidak boleh keliaran dulu seperti sekarang ini.

Bruk...

"Maaf, maaf," ucap Jia tidak sengaja menabrak seorang karena dia jalan terburu-buru.

Sedangkan pria yang Jia tabrak hanya menatap Jia dalam diam tak bicara sepatah kata pun, dia hanya terlihat bingung melihat tubuh Jia seperti mau pingsan hanya karena bertabrakan dengan dirinya, membuat Jia dalam hati.

'Sial, tubuh ini lemah sekali! Aku hanya tertabrak pelan tapi rasanya mau pingsan. Menabrak orang saja rasanya seperti ditabrak truk Kontainer. Seharusnya aku tidak hidup di dunia aneh ini, sudah punya tubuh begitu lemah, aku rasanya ingin pulang!'

Pria di hadapan Jia menatap bingung setelah mendengar perkataan Jia barusan. Yang membuatnya aneh dia tidak melihat Jia membuka mulut untuk kembali bersuara. 'Apa ada yang salah denganku?' heran pria itu bertanya-tanya pada diri sendiri.

'Oh tidak! Aku tidak boleh terus disini sebelum ketinggalan adegan menarik yang dilakukan Raka si bajingan itu dengan sahabat kecil tercintanya.'

Sejenak Jia menatap orang yang dia tabrak, Jia tidak menyadari keanehan pria di depannya ini. "Sekali lagi saya minta maaf, saya sedang terburu-buru, permisi," ujar Jia berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari pria yang tak sengaja dia tabrak barusan.

"Apa itu tadi," gumamnya sambil terus memperhatikan punggung Jia yang terus menjauh dari hadapannya.

"Bos."

"Bos."

"Tuan Raymonnn!" si pemilik nama langsung menoleh seraya menatap tajam orang yang baru saja memanggil namanya.

"Asisten Liu! Saya tidak tuli, bisa tidak jangan teriak-teriak!"

"Gimana saja nggak teriak bos, dari tadi dipanggil bos nggak nengok-nengok malah terus memperhatikan perempuan cantik yang tidak sengaja menabrak anda." Liu bicara dengan santai.

Tak sadar jika Raymon sudah menatapnya tajam seakan ingin membunuh Liu saat itu juga. "Asisten Liu, kau mau gajimu dipotong!"

"Hehe, tidak begitu Tuan Raymon, saya akan diam, anggap saja saya angin lalu."

Raymon tampak tidak begitu menanggapi Liu lagi, dia masih kepikiran akan kejadian barusan. Tapi diamnya Raymon justru membuat Liu bukannya merasa lega malah dia merasa posisinya semakin terancam tadi.

"Liu."

"Iya bos!" jawab Liu cepat, tentu saja pria dengan pakaian rapi itu tidak ingin lagi kena semprot oleh bosnya.

"Apakah kamu mendengar apa yang perempuan tadi katakan?"

"Tentu saja bos, dia minta maaf karena telah menabrak anda, dia juga bilang terburu-buru. Anehnya kenapa sepertinya dia sama sekali tidak mengenal anda."

"Asisten Liu!"

"Heh, iya bos maaf, maaf."

Pria dengan tubuh atlet dan berwajah tampan penuh karisma, mengenakan stelan kantor itu hanya mengangguk pelan. Auranya terlihat sangat penuh wibawa.

"Selain itu apakah kamu mendengar dia mengatakan hal lain?" sekali lagi Raymon memastikan apakah ada hal aneh yang terjadi. Tapi gelengan kepala dari asisten Liu membuat Raymon merasa heran.

"Bos, kita hampir terlambat," ujar asisten Liu mengingatkan Raymon ada keperluan penting yang harus mereka lakukan di rumah sakit.

Bergegas Raymon kembali berjalan menuju sebuah ruangan pengurus rumah sakit Tama setelah membuat janji sebelumnya.

Sampai di ruangan yang dituju Raymon dan Liu segar masuk ke dalam, kedua orang itu terlihat bicara serius dengan pengurus rumah sakit Tama tersebut.

Tidak begitu lama mereka berada di dalam ruangan pengurus rumah sakit Tama, Raymon dan asisten Liu sudah kembali keluar berjalan didekat sebuah ruangan yang ada Jia di dalam sana.

Sementara itu Jia akhirnya sampai di depan ruangan yang ia tuju. Ia mengintip lewat kaca kecil di pintu dan melihat Raka serta Sania sedang berbicara serius.

'Aku hampir terlambat untuk melihat secara langsung adegan penuh drama ini. Tubuh ini begitu lemah sehingga berjalan dari ruang rawat ku hingga kesini saja butuh waktu hampir setengah jam, kalau tidak salah aku juga sempat nyasar tadi,' Jia menggelengkan kepalanya sendiri, tidak sadar jika ada yang memperhatikannya.

"Ah, aku akhirnya bisa melihat secara langsung adegan ini, tidak hanya sekadar membaca bukunya saja," gumam Jia sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.

Di dalam, Sania menangis terisak, dengan suara yang dibuat-buat dramatis.

"Raka, aku minta maaf atas semua ini. Aku sungguh tidak ingin Jia salah paham. Aku tidak tahu jika dia akan kembali nekat bunuh diri melihat kedekatan kita, padahal aku sudah menegaskan pada Jia jika kita hanya sebatas sahabat masa kecil."

Jia hampir tersedak udara. "Salah paham? Aku salah paham? Astaga, aku ingin muntah rasanya, jika saja drama ini bisa tayang di dunia nyata aku jadi produsernya! novel mba Mika sungguh jelek,' ejek Jia, sibuk dengan pikirannya sendiri dia tidak sadar jika Raka melihat kehadirannya.

Tanpa disadari, Raymon juga sudah berada tak jauh dari Jia. Jia tertawa kecil melihat Sania semakin larut dalam adegan melodramatisnya.

Tepat saat itu, suara Raka terdengar. "Jia, apa yang kamu lakukan di sini?"

Jia tersentak, lalu perlahan menoleh ke arah semua orang di ruangan. "Oh, hai semuanya. Aku cuma mau bilang, wah, drama kalian berdua luar biasa! Bravo! Harusnya kalian dapat penghargaan FTV tahun ini."

Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Sania yang air matanya hampir jatuh sia-sia.

Raymon yang melihat kejadian itu dari kejauhan hanya bisa memegangi keningnya. "Sopan sekali bicaranya." Raymon menggeleng pelan.

"Sayang, kenapa kamu ada di sini? Bukankah kamu harus banyak istirahat?" tanya nenek dengan nada penuh kasih sayang.

"Nenek, aku baik-baik saja. Aku cuma mau melihat Sania dan Raka yang, yah, sangat cocok jadi pasangan." Jia lalu mengacungkan dua jempol sambil tersenyum lebar, lalu berkedip sok imut.

Tingkah Jia ini membuat semua orang merasa merasa aneh akan sikap Jia.

Terpopuler

Comments

pizza

pizza

merasakan getaran emosi dalam setiap kata.

2024-12-05

1

Ayu Dani

Ayu Dani

pisah

2025-01-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!