Bab 2: Dalam Bayang-Bayang

Suasana di dalam kastil semakin mencekam setelah kematian Elisa yang misterius. Tubuh Elisa yang terbaring di lantai ruang bawah tanah masih menyisakan bayang-bayang ketakutan di setiap sudut kastil. Teman-teman Isabella berdiri dalam kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan, sementara Isabella sendiri merasa seolah terjebak dalam mimpi buruk yang tidak kunjung berakhir.

Jonathan menggenggam erat lengannya, wajahnya tampak cemas. "Kita harus pergi dari sini. Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi," katanya dengan suara yang penuh ketegangan.

Namun, Isabella tidak menjawab. Pandangannya tertuju pada dinding yang dipenuhi tulisan darah yang mengerikan. "Mereka akan datang." Kata-kata itu terus berputar dalam pikirannya. Apa maksudnya? Siapa yang akan datang?

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Viktor, pria tinggi dengan wajah serius. Matanya yang tajam mencari-cari petunjuk, tapi tidak ada jawaban. Hanya kesunyian yang memenuhi ruang bawah tanah itu.

Beberapa teman mulai tampak panik, berbisik-bisik satu sama lain. Di tengah kekacauan itu, Maria mendekati Isabella dengan wajah pucat. "Kita harus keluar dari kastil ini. Ada sesuatu yang sangat salah di sini."

Isabella menatapnya tanpa berkata-kata. Perasaan gelisah yang menguasai dirinya semakin kuat, seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka, menunggu untuk menyerang. Beberapa detik terasa seperti berjam-jam ketika suara langkah kaki berat terdengar lagi, kali ini semakin dekat.

"Apa itu?" Viktor bertanya, matanya memicing tajam ke lorong yang gelap di ujung ruang bawah tanah. Langkah-langkah itu datang dari arah sana, seolah mengarah ke mereka.

Isabella merasakan jantungnya berdebar kencang. Mereka semua terdiam, mencoba mendengarkan, namun suara itu tiba-tiba berhenti. Keheningan yang mencekam melingkupi mereka.

"Jangan biarkan diri kalian terperangkap oleh ketakutan," suara pria tua penjaga kastil itu tiba-tiba terdengar, mengagetkan mereka. Sosoknya muncul dari balik bayang-bayang, berdiri di ambang pintu ruang bawah tanah. Wajahnya yang keriput tampak semakin gelap di bawah cahaya temaram. "Kastil ini memiliki sejarah yang panjang, sejarah yang penuh dengan darah."

"Kami perlu pergi," Jonathan berkata dengan ketegangan di suaranya, "Ada yang sangat salah di sini."

Penjaga kastil itu menggelengkan kepala perlahan, wajahnya yang datar tidak menunjukkan tanda-tanda empati. "Kalian tidak bisa pergi. Tidak ada yang bisa keluar dari sini dengan selamat." Suaranya seakan mengandung ancaman.

Maria menggigil di samping Isabella, wajahnya memucat lebih jauh. "Apa maksudmu? Kenapa kita tidak bisa pergi?"

Pria itu menatap mereka semua dengan tatapan tajam. "Kalian sudah memasuki tempat ini dengan niat yang salah. Kastil ini milik mereka. Mereka yang mengendalikan segalanya di sini. Kalian hanya bisa bertahan jika kalian mengikuti aturan mereka."

Isabella merasa tubuhnya kaku. "Siapa mereka?"

Penjaga itu menghela napas berat, seolah-olah pertanyaan ini telah ia dengar ribuan kali. "Mereka adalah bayangan dari masa lalu, roh yang terjebak dalam kastil ini, tidak bisa pergi, tidak bisa meninggalkan tempat ini. Mereka akan menghukum kalian jika kalian melawan. Kalian harus menerima kenyataan ini jika ingin tetap hidup."

Hati Isabella berdebar cepat. "Apa yang harus kami lakukan?"

Pria itu mendekat dan bisikannya terasa seperti suara dari lubang gelap yang dalam. "Pilihannya sederhana. Jika kalian ingin bertahan, jangan pernah membuka pintu yang tidak seharusnya dibuka. Jangan mengungkapkan rahasia kastil ini. Dan, yang paling penting, jangan pernah sendirian di tempat yang sepi."

Setelah mengatakan itu, pria itu berbalik dan meninggalkan mereka, hilang kembali ke dalam kegelapan kastil. Meninggalkan kelompok yang kini semakin bingung dan ketakutan. Ketegangan di udara terasa semakin berat. Bayangan-bayangan gelap mulai memenuhi pikiran Isabella. Apa yang harus mereka lakukan sekarang? Mereka terperangkap di dalam kastil ini, dengan masa lalu yang tidak mereka ketahui, dan kekuatan gelap yang sedang mengintai mereka.

Sambil menatap pintu ruang bawah tanah yang masih terbuka, Viktor berkata dengan suara pelan, "Kita harus mencari jalan keluar. Mungkin ada sesuatu di luar yang bisa membantu kita."

Isabella mengangguk, meskipun dalam hatinya, perasaan cemas semakin dalam. "Tetapi hati-hati. Kastil ini tidak seperti yang kita kira."

Mereka semua keluar dari ruang bawah tanah dan menuju ke lorong-lorong panjang kastil, dengan langkah hati-hati. Setiap langkah yang mereka ambil terasa berat, seperti ada sesuatu yang mengikutinya, mengawasi setiap gerakan mereka. Tiba-tiba, mereka berhenti di sebuah pintu yang besar dan terkunci di salah satu sudut kastil.

"Pintu ini... kita belum melihatnya sebelumnya," Maria berkata, menatap pintu yang tampak berbeda dari yang lain. Tidak ada lampu minyak di sekitar pintu ini, hanya kegelapan yang menggantung di sekelilingnya.

Mereka mencoba mendorong pintu itu, tetapi tidak bergerak. Di seberang pintu, ada suara berdesir lembut, seperti suara desahan dari seseorang yang berusaha untuk berbicara.

Isabella menatap pintu itu dengan curiga. "Apa yang ada di balik pintu ini?" gumamnya, dan sebelum ada yang menjawab, suara ketukan yang lebih keras tiba-tiba terdengar dari balik pintu. Ketukan yang seakan memanggil mereka, menantang mereka untuk membuka pintu yang tersegel rapat itu.

Tanpa disadari, Isabella meraih gagang pintu. Sebuah perasaan tidak wajar menguasai dirinya. Sesuatu menariknya untuk membuka pintu itu.

"Jangan!" teriak Viktor, tetapi sudah terlambat. Pintu itu terbuka dengan sendirinya, menghasilkan suara berderit yang tajam. Ketika pintu terbuka sepenuhnya, bayangan hitam yang menyeramkan melintas cepat di depan mereka, membuat udara terasa semakin berat.

Di dalam, mereka menemukan sebuah ruangan besar, dengan langit-langit yang tinggi dan dinding penuh dengan lukisan-lukisan yang rusak. Di tengah ruangan, ada sebuah meja tua, dengan benda-benda yang tampak seperti peninggalan masa lalu. Namun, yang paling mencolok adalah sebuah cermin besar yang terletak di tengah meja, bercahaya redup.

Isabella merasa tubuhnya kaku, matanya terpaku pada cermin itu. Begitu ia menatap lebih lama, bayangan dalam cermin mulai bergerak, seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya, sesuatu yang mengintai mereka.

Suara langkah kaki terdengar lagi, kali ini lebih keras dan lebih dekat. Sesuatu sedang datang.

Episodes
1 Bab 1: Suara dari Kegelapan
2 Bab 2: Dalam Bayang-Bayang
3 Bab 3: Cermin yang Menelan
4 Bab 4: Jerat Tanpa Jalan Keluar
5 Bab 4: Jerat Tanpa Jalan Keluar
6 Bab 6: Jeruji dari Batu
7 Bab 7: Labirin yang Menelan
8 Bab 8: Teror Tanpa Akhir
9 Bab 9: Wajah di Balik Topeng
10 Bab 10: Bayangan yang Terus Menghantui
11 Bab 11: Malam Terpanjang
12 Bab 12: Gerbang Kegelapan
13 Bab 13: Persembahan Terakhir
14 Bab 14: Bayang-Bayang Dendam
15 Bab 15: Labirin Kematian
16 Bab 16: Pengorbanan di Balik Kegelapan
17 Bab 17: Kebenaran yang Terungkap
18 Bab 18: Bayang-Bayang Kematian
19 Bab 19: Jejak dalam Kegelapan
20 Bab 20: Lingkaran Neraka
21 Bab 21: Pengorbanan Terakhir
22 Bab 22: Kegelapan yang Tak Pernah Padam
23 Bab 23: Jejak yang Tak Terhapuskan
24 Bab 24: Penutupan yang Terlambat
25 Bab 25: Bayangan yang Tertinggal
26 Bab 26: Lingkaran Teror
27 Bab 27: Malam yang Bikin Merinding
28 Bab 28: Kebenaran yang Menampar
29 Bab 29: Malam yang Gak Ada Habisnya
30 Bab 30: Malam Penuh Darah
31 Bab 31: Perang Tanpa Akhir
32 Bab 32: Bayang-Bayang Terakhir
33 Bab 33: Pertarungan Terakhir di Tengah Kegelapan
34 Bab 34: Malam Tanpa Akhir
35 Bab 34: Jejak yang Tak Terhapuskan
36 Bab 36: Simbol Kehancuran
37 Bab 37: Darah dan Pengorbanan
38 Bab 38: Bayang-Bayang yang Tak Hilang
39 Bab 39: Lingkaran Pengkhianatan
40 Bab 40: Cahaya dalam Kegelapan
41 Bab 41: Serangan dari Kegelapan
42 BAB 42: BISIKAN DARI KEGELAPAN
43 BAB 43: BAYANGAN YANG TAK PERNAH PERGI
44 BAB 44: KEBANGKITAN BAYANGAN
45 BAB 45: MENGIKUTI JEJAK MALAM
46 BAB 46: MALAM DARI BAYANGAN
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1: Suara dari Kegelapan
2
Bab 2: Dalam Bayang-Bayang
3
Bab 3: Cermin yang Menelan
4
Bab 4: Jerat Tanpa Jalan Keluar
5
Bab 4: Jerat Tanpa Jalan Keluar
6
Bab 6: Jeruji dari Batu
7
Bab 7: Labirin yang Menelan
8
Bab 8: Teror Tanpa Akhir
9
Bab 9: Wajah di Balik Topeng
10
Bab 10: Bayangan yang Terus Menghantui
11
Bab 11: Malam Terpanjang
12
Bab 12: Gerbang Kegelapan
13
Bab 13: Persembahan Terakhir
14
Bab 14: Bayang-Bayang Dendam
15
Bab 15: Labirin Kematian
16
Bab 16: Pengorbanan di Balik Kegelapan
17
Bab 17: Kebenaran yang Terungkap
18
Bab 18: Bayang-Bayang Kematian
19
Bab 19: Jejak dalam Kegelapan
20
Bab 20: Lingkaran Neraka
21
Bab 21: Pengorbanan Terakhir
22
Bab 22: Kegelapan yang Tak Pernah Padam
23
Bab 23: Jejak yang Tak Terhapuskan
24
Bab 24: Penutupan yang Terlambat
25
Bab 25: Bayangan yang Tertinggal
26
Bab 26: Lingkaran Teror
27
Bab 27: Malam yang Bikin Merinding
28
Bab 28: Kebenaran yang Menampar
29
Bab 29: Malam yang Gak Ada Habisnya
30
Bab 30: Malam Penuh Darah
31
Bab 31: Perang Tanpa Akhir
32
Bab 32: Bayang-Bayang Terakhir
33
Bab 33: Pertarungan Terakhir di Tengah Kegelapan
34
Bab 34: Malam Tanpa Akhir
35
Bab 34: Jejak yang Tak Terhapuskan
36
Bab 36: Simbol Kehancuran
37
Bab 37: Darah dan Pengorbanan
38
Bab 38: Bayang-Bayang yang Tak Hilang
39
Bab 39: Lingkaran Pengkhianatan
40
Bab 40: Cahaya dalam Kegelapan
41
Bab 41: Serangan dari Kegelapan
42
BAB 42: BISIKAN DARI KEGELAPAN
43
BAB 43: BAYANGAN YANG TAK PERNAH PERGI
44
BAB 44: KEBANGKITAN BAYANGAN
45
BAB 45: MENGIKUTI JEJAK MALAM
46
BAB 46: MALAM DARI BAYANGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!