NovelToon NovelToon

Separuh Jiwaku Pergi

Diculik

Pagi yang indah mengawali hari seorang gadis cantik bernama Anita. Dengan motor matic yang baru dia beli beberapa hari lalu dari hasil tabungan selama dua tahun terakhir, Anita meninggalkan rumah menuju tempat kerja yang jaraknya hanya satu kilometer dari rumah.

Namun di tengah perjalanan di tempat yang sepi dan jarang dilalui oleh orang, Anita di hadang oleh beberapa mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya. Dan keluar beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam dengan tubuh kekar.

" Hei, apa yang kalian lakukan. Kenapa menghalangi jalanku. " sentak Anita dengan kesal.

"Ikut kami dengan baik-baik nona atau kami yang akan memaksa anda ikut dengan kami." kata salah seorang pria yang berdiri di hadapan Anita.

"Omong kosong, pergilah enyah dari hadapanku. " bentak Anita dan mencoba mencari jalan kosong untuk menghindari mereka dan segera pergi dari sana.

Orang-orang yang berada di sana saling berpandangan lalu menganggukkan kepala mereka bersamaan. Dan langsung melakukan tugas yang sudah diberikan kepada mereka. Yaitu membawa Anita secara baik-baik atau secara paksa.

"Hei apa-apaan ini! lepaskan aku, lepaskan aku. Lepas." pekik Anita.

Dia berusaha memberontak dan melepaskan diri dari cengkraman beberapa orang bertubuh kekar yang memaksanya masuk ke dalam sebuah mobil dan mengikat tangannya ke belakang.

"Lepaskan aku, sebenarnya kalian ini siapa? apa yang kalian lakukan padaku. Lepaskan. " Anita terus saja memberontak ingin di lepaskan, tapi tak di gubris sama sekali oleh mereka.

"Seharusnya anda tenang dan menurut ikut kami baik-baik, maka ini semua tidak akan pernah terjadi. " ujar salah satu orang yang duduk disamping Anita

"Hei, kalian dengar tidak, aku harus bekerja. Mau makan apa keluargaku jika aku tidak bekerja. Dan pasti atasan ku akan memecat ku jika aku libur tanpa pamit." Anita terus saja mengoceh dan bergerak mencoba melepaskan diri.

"Jalan,kita harus pergi, tuan pasti sudah menunggu. " ucap yang lainnya.

Anita terus saja memberontak ingin melepaskan diri, dan karena kesal melihat tingkah wanita yang terus bergerak seperti ulat bulu, akhirnya seorang dari mereka memukul tengkuk leher Anita hingga wanita itu tidak sadarkan diri.

"Kenapa kau memukulnya, aku tidak ikut tanggung jawab jika tuan marah karena wanita ini pingsan. " ujar yang lainnya.

"Mau bagaimana lagi, dia terlalu banyak bergerak. Kalau dia lepas, tuan akan semakin marah kepada kita, bodoh. " ujar orang yang memukul Anita.

"Benar juga. Ah, sudahlah yang penting Tuan mendapakan wanita ini. Dan kita sudah melakukan tugas kita dengan baik. Mungkin hanya sebuah tamparan atau tendangan di tulang kering kaki yang akan kita dapatkan sebagai hukuman. " ujar yang lainya dan diangguki setuju oleh teman-temannya.

Mobil hitam yang membawa Anita terus berjalan membelah jalanan yang sudah semakin macet karena bersamaan dengan waktu berangkat kerja. Hingga akhirnya mobil itu berhenti di sebuah rumah mewah dengan gaya Eropa yang mendominasi arsitektur bangunan tersebut.

Dengan sedikit ragu para orang-orang suruhan itu mencoba membangunkan Anita. Namun yang bersangkutan tidak kunjung membuka matanya. Dan hal itu membuat mereka panik.

"Bagaimana ini, dia tidak mau bangun. " kata salah seorang dari mereka.

"Bagaimana kalau kita gendong dan kita bawa masuk ke dalam rumah." sahut yang lainnya.

" Aku tidak mau tanganku dipotong Tuan. " yang lainnya menimpali.

"Apa yang kalian lakukan, kenapa kalian tidak segera membawa wanita itu ke dalam rumah? " tanya seseorang bersuara berat dan dingin yang langsung membuat para pengawal itu terdiam dan membeku.

Pria itu segera mendekat dan melihat apa yang terjadi. Kenapa para pengawalnya tiba-tiba terdiam setelah berisik tadi.

"Minggir, "

Pria itu menyingkirkan tubuh kekar pengawalnya begitu saja dan melihat ke dalam mobil apa yang terjadi sebenarnya. Matanya langsung membulat saat melihat seorang gadis sedang tergeletak dikursi penumpang.

"Apa yang kalian lakukan, dasar bodoh. " bentak pria itu begitu memekakkan telinga mereka yang ada disana

"Mengatasi seorang wanita saja tidak becus. Apa gunanya tubuh besar kalian tapi otak kalian kosong. " gerutunya dan langsung membawa wanita itu ke dalam gendongannya.

Pria berwajah tampan itu segera membawa tubuh Anita yang tak sadarkan diri masuk ke dalam rumah, dan merebahkannya di atas ranjang mewah di kamarnya.

"Dasar orang-orang tidak berguna. Mambawa seorang wanita saja tidak bisa sampai harus membuatnya pingsan. Maaf orang-orang ku memang bodoh, Anita. " gumam Pria itu menatap lembut wajah dengan mata terpejam yang sedang berbaring di atas ranjangnya.

Tangannya terulur dan merapikan anak rambut yang berantakan menutupi wajah lembut wanita itu. Dia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang agar datang ke rumahnya.

"Ada apa sayang, tumben kamu menghubungiku? " tanya seorang wanita yang di hubungi oleh pria tampan itu.

"Datanglah ke rumah, aku ingin kau memeriksa seseorang. Cepatlah. " kata Pria itu tak mau dibantah.

"Tapi, Jay kamu jangan seenaknya sendiri, aku sedang menuju ke rumah sakit. " protes wanita di seberang telepon dengan kesal.

"Aku tidak peduli segera datang ke rumah, aku tunggu. Awas saja kalau kamu tidak datang, aku akan membuatmu tidak bekerja lagi dirumah sakit itu atau rumah sakit manapun." Ancam Jayden dan langsung mematikan panggilan seenaknya.

Raut wajah Sintya yang awalnya ceria berubah menjadi kesal setelah mendapat telepon dari Jayden sepupunya yang suka seenaknya sendiri dalam bersikap dan mengambil keputusan. Tidak pandang itu keluarga atau bukan.

"Kenapa si Jayden tumben-tumbenan manggil aku sih. Biasanya juga manggil Juna kalau lagi sakit." gerutu Sintya dan langsung berbelok menuju rumah Jayden.

Sampai di rumah mewah saudaranya, Sintya langsung menuju ke kamar Jayden untuk melihat keadaan pria sombongnya itu. Memangnya dia sakit apa, sampai-sampai tidak bisa di tunda dan mengancamnya.

"Jay, lu sakit sepenting apa sih, sampai-sampai nggak bisa di tunda. Bikin ribet aja. " sapa Sintya dengan suara sedikit melengking yang sangat menyebalkan saat masuk ke kamar Jayden.

"Kamu bisa bicara sedikit anggun nggak. Teriak-teriak di rumah orang." ucap Jayden tak suka

Dengan sedikit berdecak Sintya berjalan mendekati Jayden untuk memeriksa keadaan pria pemaksa itu. Namun langkahnya terhenti dengan mata yang membulat saat melihat ada sosok lain yang tidur di ranjang kesayangan pria itu. Ranjang yang bahkan dia sendiri tidak boleh tidur disana sejak kecil.

"What is this? and who is she? " pekik Sintya penasaran dengan apa yang ada di depannya.

"Jangan banyak tanya, cepat periksa dia. Dan bangunkan dia segera, " ucap Nathan tak menghiraukan keterkejutan Sintya.

"Tapi siapa dia, kenapa bisa tidur di tempat tidurmu?" tanya Sintya sedikit kesal

"Dia, Anita. " jawab Jayden singkat.

"Anita siapa? Jangan bercanda, Jay?" Tanya Anita Penasaran.

"Pelayan di sebuah rumah makan. " jawab Jayden yang sebenarnya malas untuk menceritakan siapa Anita

"Lalu kenapa dia ada di sini? bagaimana kamu bisa membawanya kemari? " tanya Sintya penasaran.

"Aku menculiknya. " jawab Jayden angkuh tanpa beban sedikitpun.

"What! are you crazy, Huh!"

Sadar

Jayden hanya menggedikkan bahunya acuh, dia tidak peduli dengan semua tindakannya yang benar atau salah. Apa yang dia inginkan harus dia dapatkan. Baik itu dalam hal pekerjaan atau dalam hal wanita.

Dan sesuatu yang sangat di sayangkan dari Jayden adalah dia tidak memiliki belas kasihan kepada siapapun. sifatnya yang dingin dan sangat keras itu membuatnya ditakuti oleh siapapun. Entah bagaimana nasib Anita setelah ini setelah berurusan dengan pria itu.

"Kau urus dia dan sadarkan dia segera. Aku harus menghukum orang-orang yang sudah melakukan ini kepadanya. Dasar orang-orang bodoh. " gerutunya dan langsung keluar dari kamar.

Sintya hanya geleng-geleng kepala melihat kepergian Jayden. Pria itu sebenarnya mirip dengan siapa? kenapa begitu keras kepada siapapun yang sudah mengusiknya.

Sintya lalu memeriksa keadaan Anita yang sangat normal tidak ada masalah dengan wanita itu. Dengan sedikit mengoleskan minyak yang hangat dengan bau sedikit keras akhirnya Sintya berhasil membangunkan Anita.

Perlahan Anita mengerjapkan matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Setelah nyawanya mulai terkumpul Anita langsung terbangun dan melihat di sekelilingnya yang terlihat sangat berbeda dan asing, dia juga menangkap sosok seorang wanita yang duduk di sampingnya.

"Kau sudah sadar, Anita. " sapa Sintya yang melihat kebingungan pada Anita.

"Kau siapa, dan dimana aku? " tanya Anita kebingungan.

"Ini kamar saudaraku, selamat datang." ucapnya dengan ramah.

Anita terdiam dan mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya beberapa waktu lalu. Saat semua ingatannya kembali, Anita langsung membulat kan matanya dan akan beranjak dari duduknya namun di tahan oleh Sintya.

"Kau mau kemana? " tanyanya.

"Aku harus pergi, aku diculik oleh seseorang. Ini sangat menakutkan. Bisa saja dia melakukan hal buruk kepadaku. " kata Anita dengan wajah pucat.

"Tenanglah, tunggu kedatangan saudaraku. Dan tanyakan baik-baik apa yang dia inginkan sebenarnya dan kenapa dia menculikmu. " ujar Sintya.

"Jadi saudara mu yang menculikku?" tanya Anita terkejut mendengar penjelasan Sintya.

Sintya mengangguk dan tersenyum, "Iya dia sedang dibawah dan menghukum anak buahnya yang sudah memukulmu sampai kamu pingsan." kaya Sintya.

"Bagaimana bisa aku bertemu dengan orang yang sudah menculik ku. Bisa-bisa aku akan memukulnya dan menghajarnya jika dia ada di depanku. Aku tidak peduli siapa dia, karena dia sudah merugikanku, dia membuatku terlambat kerja bisa-bisa aku di pecat karena hal konyol ini. " kata Anita dengan wajah kesal.

Sintya tersenyum penuh kemenangan melihat reaksi Anita yang terlihat kesal dan marah. Sepertinya sekarang Jayden menemukan lawan yang sepadan dengannya.

"Rasakan kau pria bermuka datar. " batin Sintya tertawa puas.

Anita segera keluar dari kamar mewah itu dengan kepala yang masih terasa berat setelah di pukul oleh pria tak di kenal tadi. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan, jika dia bertemu dengan pria-pria tadi akan dipastikan dia akan membuat perhitungan dengan mereka.

Di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu yang lumayan luas Jayden sudah memberikan hukuman sesuai dengan dugaan salah seorang anak buahnya tadi yaitu menendang tulang kering mereka yang sudah berani membuat Anita tidak sadarkan diri. Kini Jayden duduk di hadapan anak buahnya yang sedang berdiri dengan kepala tertunduk.

"Sepertinya kalian harus melakukan latihan lagi untuk melakukan misi seperti ini. Jangan sampai membuat kesalahan lagi." kata Jayden datar dengan satu kaki bertumpu pada kaki lainnya.

"Maafkan kami, Tuan. Kami benar-benar tidak berani melakukannya lagi kepada nona Anita. " ucap salah seorang dari mereka.

Anita yang baru sampai di lantai bawah sayup-sayup mendengar namanya di sebut, dia langsung menoleh ke sumber suara yang letaknya tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.

Tentu saja hal itu membuat Anita penasaran, kenapa ada orang yang berani memanggil namanya. Apa mereka sedang membicarakannya? Wanita itu mendekat perlahan ke asal suara untuk melihat siapa yang sudah membicarakannya. Dan seketika matanya membulat saat tau siapa mereka yang sudah membicarakannya.

"Kalian? Ternyata kalian ada disini. " Pekik Anita dengan wajah kesal.

Seketika keempat pria tadi menoleh ke asal suara yang membuat mereka semua terkejut.

Dengan wajah kesal yang tidak bisa di sembunyikan lagi, Anita berjalan mendekati keempat pria yang sedang berdiri menunduk seperti sedang mendapatkan hukuman atau nasehat dari seseorang.

Tapi dia tidak peduli yang ada di otak nya saat ini adalah membuat perhitungan dengan mereka yang sudah menculiknya. Anita langsung berjalan mendekat dan dia langsung menendang kaki keempat pria yang sudah menculiknya.

Keempat pria itupun meringis kesakitan sambil memegangi kaki mereka yang mendapatkan tendangan dari dua orang yang berbeda dalam jarak waktu singkat. Sungguh apes nasib mereka, karena mendapatkan dua kali tendangan di tempat yang sama .

"Katakan padaku siapa yang sudah menyuruh kalian , seenaknya saja menculik orang yang tidak dikenal . Lihatlah sekarang sudah jam berapa , aku sudah terlambat bekerja dan mungkin atasanku akan memecat ku ." omel Anita tanpa jeda .

"Kalau aku dipecat memangnya kalian mau mengganti kerugianku, atau orang yang menyuruh kalian yang membayar semua gajiku bulan ini, dan memberiku pekerjaan dengan gaji sepuluh kali lipat dari gaji sebelumnya ."

Anita terus saja bicara sambil melotot ke arah empat pria yang sedang tertunduk , mereka tidak berani mengangkat kepala atau mengatakan sesuatu karena di belakang Anita Ada sosok pria berwajah datar sedang memperhatikan mereka . Dan menatap wanita itu dengan tatapan aneh .

"Katakan padaku Dimana orang yang sudah menyuruh kalian. Aku ingin bertemu dengannya dan menghajarnya, karena sudah berani bermain-main denganku . Dasar sialan !"

Wajah Jayden yang datar berubah berkerut saat dia mendengar Anita akan menghajarnya dan mengumpatinya. Baru kali ini ada orang yang berani bicara seperti itu kepadnya.

Sedangkan Sintya yang baru sampai di tempat mereka berkumpul langsung berdiri di samping kursi yang di duduki Jayden ingin sekali dia melepaskan tawanya, namun dia berusaha menahan semua keinginannya itu karena tidak ingin berurusan dengan Jayden.

"Hei, Anita apa kau ingin bertemu dengan pria yang sudah menyuruh mereka untuk menculikmu? " tanya Sintya mulai memprovokasi.

"Tentu sa–, "

ucapan Anita terhenti dengan tubuh membeku saat dia berbalik dan melihat sosok pria tampan sedang duduk dan menyandarkan tubuhnya di kursi single dengan ukiran kepala naga dan menatapnya dengan tajam seperti mata elang yang sudah mengunci targetnya. Sungguh pria itu terlihat seperti bos mafia yang sedang menatap mangsanya.

"Dia adalah pria yang sudah menyuruh keempat pria itu menculikmu. Sekarang lakukan apa yang ingin kau lakukan padanya. Lampiaskan semua kekesalan mu padanya karena sudah menculikmu, membuatmu terlambat kerja dan mungkin kamu akan dipecat gara-gara tidak masuk kerja hari ini tanpa pamit. " Sintya mengingatkan semua ucapan Anita di kamar tadi.

"Ya, apa yang ingin kamu lakukan padaku. " ucap Jayden yang langsung berdiri dan berjalan mendekati Anita

Ingin Menikah

Jayden berjalan mendekati Anita yang sedang tertergun saat melihat dirinya. Namun saat jarak Jayden sudah semakin dekat, Anita mendengar pekikan suara dari Sintya yang menyuruhnya untuk sadar.

"Anita, bangun dari lamunanmu sebelum pria itu menerkammu." pekik Sintya sambil tertawa.

Seketika Anita langsung tersadar dari lamunannya, dan berjalan mundur kebelakang saat Jayden terus berusaha mendekatinya. Jayden tersenyum mengejek melihat ketakutan di wajah Anita, mana keberanian wanita itu tadi yang ingin membuat perhitungan dengannya.

Omong kosong, tidak akan ada satu orang pun yang berani menantangnya. Tidak ada seorangpun yang berani kepadanya. Kita lihat saja apa yang akan dilakukan wanita ini kepadanya.

"Heh, kau bisa menghentikan langkahmu tidak, jika tidak aku pastikan kau akan menyesal. " ucap Anita dengan suara bergetar karena gugup.

"Benarkah, memangnya apa yang bisa kau lakukan padaku. Kau hanya wanita lemah yang akan tunduk padaku. " kata Jayden dengan senyum miringnya.

Seketika Anita langsung menghentikan langkah nya dan menatap tajam ke arah pria tampan itu. Kekaguman sesaat akan ketampanan pria itu langsung menghilang saat dia mendengar kepercayaan diri dan kesombongan pria itu.

Jayden ikut menghentikan langkahnya saat melihat Anita berhenti. Dan membalas tatapan Anita yang terlihat tidak suka kepadanya.

"Apa, apa yang ingin kau lakukan kepadaku. Kau hanya wanita lemah yang tidak akan pernah bisa berbuat apa-apa kepadaku. " ucap Jayden lagi menegaskan kalau tidak akan ada seorangpun yang berani melawannya.

"Omong kosong, dasar pria bodoh. " pekik Anita.

Dia langsung melangkah maju ke depan mengikis jarak antara mereka berdua. Lalu menginjak kaki Jayden dengan hentakan kaki yang sangat keras hingga membuat Jayden membulatkan matanya dan meringis tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Anita kepadanya.

Belum lagi rasa sakit di kaki Jayden reda, kini dia merasakan tendangan di tulang kering di kedua kakinya dan itu semakin menambah rasa sakit berkali-kali lipat hingga membuat Jayden berteriak kesakitan dan memegangi kedua kakinya sampai membungkuk.

Pada kesempatan itu, Anita tidak memberikan kesempatan lagi kepada Jayden dan menghantam kepalanya dengan kepala Anita sendiri hingga membuat Jayden jatuh tersungkur. Melihat lawannya jatuh, Anita berdiri tegak dengan sombongnya sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat benturan tadi.

Sintya dan keempat pengawal Jayden hanya bisa melongo saat melihat Anita berhasil mengalahkan Jayden. Ini adalah pemandangan langka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Seorang Jayden dikalahkan oleh wanita.

"Wah, ini adalah sesuatu yang luar biasa yang aku lihat pagi ini. Sungguh menarik. " kata Sintya yang langsung menutup ponselnya dan memasukkan nya ke dalam tas.

"Sial, apa yang kalian lihat, tangkap wanita itu. " bentak Jayden kepada keempat pengawalnya yang hanya diam melihatnya dihajar oleh Anita.

Tentu saja keempat pengawal itu terkejut dan segera melakukan perintah Jayden untuk menangkap Anita. Tapi sayangnya itu bukanlah hal yang mudah, karena ternyata Anita jago bermain beladiri dan berhasil mengalahkan mereka satu persatu.

Jayden dibantu Sintya untuk berdiri dan melihat kelincahan Anita dalam membalas pukulan dan tendangan dari anak buahnya dengan begitu apiknya. Merasa tak percaya, karena seingat dia Anita adalah wanita lemah lembut dan sangat sopan.

"Ternyata wanita ini boleh juga Jay, dia tidak mudah di tangani seperti wanita-wanita diluar sana yang bahkan rela memberikan tubuh mereka kepadamu secara gratis. " ucap Anita saat berhasil membantu Jayden kembali duduk di kursinya,

Bagaimana pun sifat Jayden yang sangat menyebalkan dan arogan. Dia tetaplah saudaranya, karena itu Sintya masih mau membantunya dan memeriksa keadaan Jayden setelah mendapatkan tendangan tak terduga dari seorang wanita bernama Anita.

Bibir Jayden tersungging saat mendengar ucapan sepupunya. Memang selama ini tidak ada yang berani mengusiknya. Kecuali wanita ini, disaat pertemuan pertama mereka, sosok Anita selalu saja terngiang-ngiang diingatan Jayden . Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menculik Anita dan bicara sesuatu yang penting dengannya.

"Heh, apa kalian masih tetap menjadi bodoh, tidak bisa mengatasi satu orang saja. " ucap Jayden kepada keempat pengawalnya.

Mereka tetap menyerang Anita satu persatu dan mendapatkan perlawanan dari wanita itu. Sungguh Anita benar-benar tidak mau kalah dengan mereka.

"Aku akan menghapus hukuman kalian jika berhasil menangkapnya. " ucap Jayden sambil mengusap-usap kakinya yang masih terasa sakit dan panas. Wanita itu benar-benar menendangnya dengan sangat keras.

Mendengar perintah Jayden mereka langsung bekerja sama untuk melumpuhkan Anita. Dan karena mereka melakukan pengeroyokan akhirnya Anita bisa ditaklukan juga dan harus menyerah meski dia terus memberontak meminta untuk dilepaskan.

"Heh, kalian banci. Kenapa kalian harus bermain keroyokan saat bersamaku. Apa kalian tidak bisa melawan ku satu persatu. " ucap Anita dengan kesal karena dia dikalahkan dengan cara curang. Seorang wanita melawan empat pria berbadan besar, benar-benar keterlaluan.

Tapi apapun yang keluar dari mulut Anita tidak di gubris sama sekali oleh mereka. Karena bagi mereka perintah Jayden lebih penting dari pada ejekan dari Anita.

"Duduk kan dia disana dan tinggalkan kami. Pergilah." perintah Jayden saat anak buahnya berhasil menangkap Anita.

"Gila lu ya, Jay. Segitunya ngelawan cewek, sampai main keroyokan. " kata Sintya yang sekarang sudah duduk disamping Anita.

"Kamu pergi dari sini. Aku hanya ingin bicara berdua dengan wanita ini. " ucap Jayden sambil mengibaskan tangannya meminta Sintya pergi dari rumahnya

"Seenaknya kamu ya, Jay. Udah membuatku kesini buru-buru, setelah urusan selesai kamu malah menyuruhku pergi dari sini. Mana bayaranku, " kata Sintya dengan wajah kesal, dia lalu menengadahkan tangannya meminta uang bayaran karena sudah menyadarkan Anita tadi.

"Dasar lintah darat. " gerutu Jayden dan langsung mentransfer sejumlah uang kepada Sintya.

"Thanks ya, sayang. Selamat bersenang-senang. "

Setelah mendapatkan uangnya, Sintya segera pergi dari rumah Jayden dan meninggalkan Anita dan sepupunya itu sendirian. Sebenarnya tidak tega sih meninggalkan Anita sendirian bersama dengan Jayden. Tapi Sintya percaya Jayden tidak akan melukai Anita.

"Kata kan padaku apa sebenarnya yang kau inginkan kenapa kau membawaku kemari. Sedangkan kita tidak pernah bertemu dan aku tidak pernah melakukan kesalahan apapun padamu. "

Akhirnya Anita berani bertanya apa keinginan Jayden. Kenapa pria itu begitu ingin menangkapnya. Apa maksud dibalik penculikannya sebenarnya.

"Kau bilang Kau tidak pernah melihatku? Ya benar kita memang tidak pernah bertemu, berkenalan atau basa-basi. Tapi aku sudah pernah bertemu denganmu sebelumnya dan sejak saat itu aku tidak bisa melupakanmu. "

Anita terdiam dan mencoba mencerna dan mengingat kapan dia bertemu dengan pria ini. Pria gila yang terobsesi dengannya. Tapi sekeras apapun dia mencoba mengingatnya, Anita tetap tidak bisa mengingat kapan mereka bertemu.

"Lalu apa hubungannya denganku, aku tidak pernah tau siapa kamu, Dan tidak ingat kapan kita bertemu, lalu kenapa kau melakukan ini padaku."

"Karena aku ingin menikahimu. "

"Gila! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!