Padahal yang Nara butuhkan disaat seperti ini adalah pelukan, tapi Noah tidak akan pernah melakukan hal itu padanya. Pada akhirnya Nara berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis, ia berusaha menahan buliran bening yang akan meluncur dimata indahnya.
Tangan Noah meremas erat dada Nara hingga wanita itu meringis kesakitan. Mobil sedan mewah milik Noah terparkir dihalaman Perusahaan Dawson Group. Nara lega karena tangan Noah sudah tidak memegang dadanya lagi, setidaknya rasa sakit itu sudah tidak ia rasakan lagi.
Tapi, semua harapan Nara itu sirna karna Noah mengarahkan dirinya untuk duduk di pangkuannya. “Patuhlah!” Perintah Noah dengan tatapan super tajam karna Nara kelihatan mau memberontak.
Nara memang pada dasarnya memang patuh kepada Noah maka langsung mengikuti kemauan pria tampan yang tidak memiliki hati itu. Disaat Nara sudah duduk manis di pangkuannya maka langsung saja tangan Noah meremas erat dua bongkahan milik. Nara dengan sangat kasar.
“Sial! Kenapa tubuhmu sangat indah, Nara!” Noah geram melihat keindahan yang dimiliki Nara, benar-benar tertata dengan indah hanya untuknya.
Nara menahan tangan Noah yang terus meremas dua gunung kembarnya. “Jangan sentuh aku!”
Seketika tangan Nara langsung menjauh, ia bingung harus memegang apa selain tubuh Noah bukan. Tanpa merasa kasihan sedikitpun langsung saja Noah melahap bibir merah delima milik Nara. Melakukan lumayan yang sangat kasar meskipun tidak ada balasan dari Nara karna wanita itu tidak tahu harus membalas dengan cara apa.
Tok.. Tok.
Suara kaca jendela yang diketuk membuat aktivitas dua manusia itu tertunda. Nara menunduk malu karna bibirnya diusap oleh tangan Noah.
“Kembali ke tempat mu tadi,” Suara Noah sangat dingin dan tidak ramah sekali.
Tanpa dibantu oleh Noah, Nara membenarkan seragamnya yang terlihat acak-acakan. Ia duduk kembali di bangku awal sambil memperhatikan Noah yang sedang meredakan tarikan napasnya.
“Ingat, jangan katakan apapun dengan orang yang menyapa dirimu!” Ancam Noah yang mana Nara angguki.
Noah membuka pintu mobil hingga terlihat wajah Daffa yang merupakan asisten pribadinya.
“Tuan, meeting dengan Pak Farid sebentar lagi. Sebaiknya Anda segera bersiap-siap,” ucap Farid dengan sangat serius kepada Noah.
“Hem,” Noah turun dari mobil begitu pula Nara. Sebagai seorang yang sudah lama mengenal Noah tentu saja Daffa tidak akan hal apa yang membuat Nara malah pergi Perusahaan bukan ke sekolah.
Semua karyawan menatap penuh benci kepada sosok Nara yang berjalan di samping Noah. Memang setiap orang yang melihat Nara meskipun dia terlahir sebagai anak adopsi dari keluarga kaya tapi tetap saja ada orang-orang yang benci dengan sosok Nara yang lemah itu.
Nara terus berjalan mendekati Noah yang bahkan tidak terlihat sama sekali rasa pedulinya dengannya. Tapi, bagi Nara bersama dengan Noah ia merasa aman. Setidaknya Noah adalah Kakaknya sendiri meskipun terkadang melakukan tindakan kasar.
~
Pintu lift terbuka menuju ruangan Noah yang berada di lantai atas, kala Noah masuk kedalam ruangannya rupanya ada orang yang sudah duduk manis disana.
“Hei keponakanku..” Sapa Rendi, ya adik dari Mama Clara yang merupakan sosok wanita yang melahirkan Noah bukan Nara.
Melihat Rendi membuat Nara menjadi takut, ia langsung memegang tangan Noah meskipun mendapatkan tatapan tajam dari pria itu. Tapi, Nara tidak perduli. Ia ingin mendapat perlindungan dari Noah, ia tidak mau dekat dengan Rendi yang memiliki pandangan sangat cabul kepadanya.
“Paman sedang apa di ruanganku?” tanya Noah dengan nada ataupun ekspresi wajah yang tidak ramah sama sekali.
Rendi yang memang tahu dari awal kalau memang Noah memiliki sifat yang dingin terlihat biasa saja. Menikmati permen yang ada di meja Noah sambil menatap intens Nara yang bersembunyi dibelakang Nara.
“Kenapa kau malah membawa adikmu ke Kantor, Noah? Bukankah dia harusnya sekolah?” Malah Rendi mengalihkan pertanyaan Noah dengan pertanyaan balik.
“Aku rasa hal seperti ini bukanlah urusan paman sama sekali,” jawab Noah begitu saja, ia mengarahkan Nara untuk duduk berhadapan dengan Rendi disofa.
Padahal Nara sudah menggelengkan kepalanya kepada Noah untuk jangan membiarkan dia duduk berhadapan dengan pria tua itu.
“Tidak apa, Nara.. Dia Pamanmu.. Tidak akan mungkin menyakiti, bukankah begitu, Paman?” tanya Noah kepada Rendi yang tersenyum manis.
“Itu benar sekali, ah kau membuatku menjadi tidak nyaman saja, Noah. Sebaiknya aku mau kembali ke ruangan Manager dulu,” Rendi pamit pergi karna disanalah pria itu bekerja.
Kepergian Rendi langsung saja Noah menghela napas panjang, menatap ke arah Nara yang terlihat menunduk meremas erat rok abu-abunya.
“Dengar, Nara..” Seketika Nara langsung melihat kearah Noah. “Jangan dekat-dekat dengan Rendi, dia itu cabul.” Peringatnya.
“Baik, Kak..” Nara merespon seadanya saja, ia melihat dengan baik Noah yang kembali berbicara dengan Daffa.
Sebenarnya Nara tidak tahu apa gunanya dia dibawa ke tempat seperti ini kalau hanya untuk diam merenungkan segala nasibnya. Tapi, Nara sangat takut untuk bertanya dengan Noah. Pria itu akan marah dan menampilkan ekspresi wajah yang menyeramkan pastinya.
“Kau tetap disini, jangan lupa kunci pintu ruangan ini, Nara. Jangan biar siapapun orang masuk,” ujar Noah yang Nara angguki mantap dengan tatapan lugunya.
Noah mendekati Nara, meraih tangan wanita itu hingga bangkit. Tangan Noah melingkar pada pinggang ramping Nara, membuat wajah cantik itu mendongak kearahnya.
“Aku heran.. Kenapa setiap pria yang melihatmu selalu berpikir kotor..” ucap Noah yang sebenarnya Nara juga tidak tahu akan itu.
“Darah memang tidak pernah menipu,” Kata Noah lagi, tentu alis Nara sampai mengkerut karna tidak mengerti dengan apa maksud yang dikatakan Noah itu.
Tangan satunya milik Noah menangkup wajah cantik Nara, ia melumat secara kasar bibir Nara meskipun wanita itu sedikit susah membalasnya.
“Emmm..” Tangan Nara bingung harus memegang apa disaat seperti ini.
Andai Noah tidak marah kalau disentuh pasi Nara akan memegang tangan pria itu. Tapi, hal seperti itu tidak pernah diizinkan oleh Noah.
“Kau cantik disaat sehabis aku cium begini,” ujar Noah sembari tersenyum sinis kepada Nara yang hanya diam saja.
Bahkan dihadapan Daffa tanpa malu Noah melakukan semua itu, ia hanya memikirkan keinginan saja. Siapa yang bisa mengatur dan melarang Noah? Ayah dan Ibunya saja angkat tangan kalau soal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
AYU TIME KARTIKA
lanjut
2024-11-18
0