Bab 2: Tawa di Balik Cemoohan

Hari terus berjalan dan waktu semakin berlalu, danu meranjak besar, dia mulai masuk ke sekolah dan terjun ke dunia nyata yang penuh sandiwara walau ia masih belum mengerti, tetapi ia tetap bercengkrama dengan bisikan yang tak terdengar oleh manusia-manusia biasanya. Matahari mulai mengintip di selah-selah bukit yang indah pertanda waktunya danu harus dibangunkan oleh ibunya.

Ibu siti “danu bangun, siap-siap kamu sekolah kan hari ini”

Danu “iya bu, danu sekolah, danu sudah bangun kok buk”

ibu siti “buruan mandi, nanti kamu telat kesekolah”

danu “iya.. iya bu”

danu segera bergegas kekamar mandi, agar ia tidak telat ke sekolahnya, karenakan sekolah di daerah nya lumayan jauh, lebih kurang 1km dari rumah danu.

Danu “ buk bapak kok gak ada”

ibu siti “ iya bapak sudah berangkat ke ladang tadi pagi, setelah sholat subuh bapak langsung berangkat, karena bapak katanya mau mupuk tanaman cabai dan tomat”

danu “pantas bu, biasanya bapak berangkatnya bareng sama danu heheheeee” danu sedikit tertawa.

Ibu siti “ya sudah buruan pakai baju mu, terus makan lalu berangkat”

danu “iya bu”

ibu siti “oh.. ya jangan lupa buku pelajaranya di susun”

danu “iya ibu ku sayang, ibu bawel kali, buku udah danu susun dari tadi malam loh bu”

jeritan danu dari kamarnya, setelah salesai, danu segera bergegasa ke maja makan yang sangat sederhana itu, untuk makan bersama ibunya.

Ibu siti “danu.... sini udah ibu siapi sarapan mu”

danu “iya loh bu, ibu ne lama-lama bawel kayak mak lampir heheheee…….”

Danu sambil bercandain ibunya yang sudah menunggu di meja makan, hal itu sudah terbiasa di keluarga ini, karena canda-candaan yang keluarga ini lakukan membuat keluarga kecil ini menjadi lebih harmonis, makan pagi pun sudah selesai, danu lansung berangkat ke sekolah, tak lupa danu meminta restu kepada ibunya dengan mencium tangan ibunya.

Danu “ bu danu pergi ya do’akan danu di sekolah agar dapat ilmu dan ilmunya bisa bermanfaat untuk danu dan keluarga”

ibu siti “ iya anak ku, ibu selalu do’akan kamu kok, agar kamu menjadi anak yang berguna untuk keluarga dan bangsa ini”

danu “iya bu makasih bu, danu berangkat bu”

ibu siti “ ehhh. Nanti dulu bekal mu ketinggalan tuh”

danu “eh iya bu maaf danu kelupaan heheee”

bu siti “ya uda ini masukkan kedalam tas mu”

danu memasukkan bekal yang di buat oleh ibunya, kedalam tas yang mulai usang,

danu “buk danu berangkat ya asslamualaikum”

Ibu siti “waalaikum salam”.

Danu berangkat kesekolah dengan berjalan kaki menju sekolahnya. Danu tak pernah berangkat bersama dengan teman-temannya, walau ada beberapa teman sekolah danu yang rumahnya berdekatan dengan rumah danu, karenakan danu dianggap gila oleh warga desa, Dan selalu dijauhi oleh teman-temannya. Tatapi danu tak pernah kesepian dikarenakan danu selalu bercengkrama dengan sekelilingnya seperti pohon, angin, sungai, binatang-binatang bahkan rerumputan yang sedang bergoyang heheee…. Udh kayak lagu Ebit G Ade. Mari kita kembali kecerita tadi sedikit intermeso agar pembaca tidak terlalu bosan. oke kita mulai………….

Di tangah perjalanan danu, bercengkrama dengan pepohonan yang rimbun, hari ini pohon-pohon bercerita tantang bagaimana iya tumbuh sampai sekarang. Pepohonan seling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Pohon “hai danu, bagaimana keadaan kamu hari ini”

danu “baik pak pohon, tidak ada yang membuat aku gelisah kok.”

Pohon “bagus lah nak danu, apakakh kamu mau mendengarkan cerita kami”

danu “ boleh lah pak pohon, agar danu juga tidak kesepian jalan sendiri heheheee…”

pohon “iya kami tau, kamu selalu kesepian karena kamu selalu di asingkan dengan teman-teman mu".

danu “alah pak pohon tak usah di pikirkan itu, kan sudah ada kalian yang sering bercengkrama dengan ku, jadi danu gak kesepian, ayooo cepat lah bercerita katanya pak pohon mau cerita tantang pak pohon.”

Pohon “ oke..oke”

pohon “ kamu mau dari mana ceritanya”

danu “sambungan yang semalam aja pak pohon, kalo dari awal semalam kan danu sudah dengerin cerita nya”

pohon “oke, kami ini sebarnya selalu berzikir kepada yang maha, tetapi manusia-manusia awam tak mendengarkannya hanya kamu yang bisa mendengarkannya”

danu “ kalo itu mah danu tau pak pohon heheee”

pohon “iya danu kamu tau, dan kami sebenarnya hidup untuk manusia, tetapi manusia selalu menyakiti kami untuk kepuasan mereka, demi ketamakan mereka.Terkadang kami sanggat sedih, tetapi itu sudah di gariskan oleh yang maha kami hanya menjalankannya, kami tidak boleh melanggarnya, tetapi kami yakin dari banyaknya ketamakan-ketamakan itu, ada beberapa yang peduli dengan kami, walau mereka tak seperti mu. Nanati kamu akan menemukan orang-orang yang seperti itu”

danu “ahhh….. Emang ada pak pohon, orang yang bukan sepereti aku yang peduli pak”

pohon “ada danu”

bumi/tanah pun menyaut

bumi/tanah ”kamu selalu menginjak aku danu, tapi kamu jarang bercerama dengan aku”

danu “ maaf-maaf kakek bumi, terkadang kakek bumi jarang mau cerita, tapi kalo kakek bumi mau cerita sama danu boleh.”

Bami/tanah terbatuk-batuk.

Bumi/tanah “ uhuk…uhukkk….. aku ini sudah tua, bahkan lebih tua dari kakek moyang mu, memang aku jarang berbicara dengan kamu danu, karena kalo aku terlalu sering berbicara, aku kena tegur sama yang maha”

danu “ kok bisa gitu kakek bumi”

bumi/tanah “hemmm ada yang bisa di bicarakan ada yang tidak danu”

danu ”hemmmm….. biasanya kalo kakek bumi bicara dengan danu dalam beberapa minggu pasti ada sesuatu yang akan terjadi”

bumi/tanah “hemmm….. kamu tau aja danu, kamu emang anak yang cerdas. Itu lah kakek jarang-jarang bicara sama kamu, yasudah kakek hanya kangen sama kamu danu, pesan kakek jangan pernah kamu lalai dengan yang maha danu”

danu “iya kek, jika allah mengizikan, danu tak akan lalai kek”

danu “pak pohon kamu kok diam”

pohon “iya kalo kakek bumi bicara semua seluruh alam tak ada satu pun yang berani menyela pembicaaannya, kami hanya terdiam dan sedikit khawatir ada apa lagi, bahkan sungai, angin, dan hewan tak ada yang berani.

Sungai pun menyaut.

Sungai “iya danu kami tak ada yang berani, yang berani Cuma makhluk tuhan yang bernama izrail yang berani mencabutnya, karena bangsa kalian dari setitik kakek bumi yang di cabut olehnya di perintahkan oleh yang maha”

di saat sungai berbicara, danu Pas melewati sungai kecil jadi sunagai pun menyaut pembicaraan danu dan pohon.

Sungai “kami semua kahawatir apa yang akan terjadi mudah-mudahan tidak terlalu besar hemmm”.

Pembicaraan itu malai diakhiri dengan danu karena danu dusah sampai di gerbang sekolah,

danu “pak pohon pak sungai danu sudahi ya, danu sudah sampai ne, terimakasih pak pohon dan pak sungai sudah nemani danu di perjalanan, hingga waktu perjalanan danu tak terasa sudah sampai di depan sekolah”

pohon, sungai “iya danu sama-sama, kami pun banyak berterimakasi kamu selalu mendengarkan keluh kesah kami”.

Danu pun sampai dan masuk kedalam kelas, tak lama danu masuk ke kelas lonceng sekolah pun berbunyi, pertanda siswa-siswi harus bergegas masuk dan duduk dengan rapi. Oh.. ya pembaca danu ini sering di cemooh ketika dia masuk ke dalam kelas, tetapi danu tetap senyum bahkan guru-guru yang ada di sekolah itu sering membicarakan danu dengan keanehannya, tetapi semua itu danu hiraukan. O ya saya lupa bahwasanya danu saat ini sekolah kelas 5 SD. Oke ini Cuma informasi sekarang kita kembali ke dalam cerita.

Di hari ini tidak ada yang special, hari ni seperti hari-hari biasanya danu selalu menyendiri dan danu selalu di cemooh oleh teman-temannya yang di bilang gila, karena danu sering terlihat berbicara sendiri, walau pun seperti itu danu selalu tegar menghadapi semua ini. Memeng !!!! danu terkadang sedikit kesal dan sedih, tetapi kekesalan dan kesedihannya itu selalu di hibur dengan alam. waktu sudah menunjukan pukul 12.00 wib, biasanya pertanda mulai memasuki waktnya pulang sekolah, tak begitu lama lonceng pertanda pulang pun berbunyi, sorak soraya seluruh anak-anak di dalam kelas……..” horeee…. Pulanggg”. Tetapi danu hanya biasa saja tidak seperti anak-anak yang lainnya. Dari keseluruhan anak di kelasnya yang kurang lebih umur-umur 11 tahun, danu terbilang anak yang dewasa tidak seperti teman-temannya.

Seperti biasanya danu selalu pulang sendiri tak ada teman yang mau jalan dengannya, tetapi danu tetap santai karena dia selalu di temani dengan alam. Di perjalannan pulang seperti bisa danu selalu berbincang-bincang dengan alam, yang ada di sekelilingnya, tidak ada yang special danu hanya mendengarkan bisikan-bisakan dari alam yang terkadang menceritakan kisah mereka dari sedih maupun gembira. kurang lebih ada 1jam danu berjalan, sampailah ia di depan rumahnya.

Danu “asslamualaikum bu” saut dari luar rumah

ibu siti “waalaikumsalam"

ibu siti "nak gimana sekolah mu hari ini”

seperti biasa ketika pulang ibu siti selalu menyambut anaknya dengan kasih sayang dan menanyakan bagaimana ketika di sekolah.

Danu “baik-baik saja bu, tak ada yang special seperti biasanya aja bu”

ibu siti “bagus lah gimana kamu hari ini ada PR”

danu “gak ada buk”

ibu siti “ya sudah, ganti pakaian mu lalu makan”

danu “iya bu, o ya buk habis makan danu boleh main keladang, yaaa sekalian bantu-bantu bapak kan danu tidak ada PR juga kan”

danu juga anak yang rajin jikalau danu tidak ada pekerjaan dari sekolahnya danu selalu membantu bapaknya keladang.

Ibu siti “ya sudah tapi makan dulu ya, sekalian bawakan cemilan buat bapak mu”

danu “ iya bu”.

Danu langsung masuk kekamarnya dan mengganti pakaiannya, lalu danu bergegas ke meja makan dan ia langsung makan kerena dia tak mau berlama-lama di rumah, setelah selesai danu pun langsung berangkat,

danu “bu danu berangkat ya assalamualaikum”

ibu siti “iya walaikumsalam, dasar anak itu tak bisa diam dirumah” gerutu dari seorang ibu yang sanyang kepada anaknya.

Ibu siti “ hati-hati ya danu”

danu “iya bu”

saut danu mulai menjauh dari rumahnya.

Dengan berjalan yang santai danu pun sampai di ladang bapaknya,

danu “assalamualaikum pak”

pak mamat “waalaikumsalam, eh kamu nak ngapain kemari” saut pak mamat yang sedang istirahat.

Danu “iya pak, mau bantui bapak lah masak mau yang lainnya”

candaan danu kepada bapaknya, pak mamat pun tak mau kalah,

pak mamat “eh… kamu danu, biasanya kamu kalo kemari pasti ada maunya, pasti minta sesuatu sama bapak atau kamu kangen sama yang di sono tuh”

pak mamat menunjuk pohon beringin di pinggir sungai.

Danu “ heheeeehheheee” danu tertawa sambil tersenyum kecil,

danu “bapak tau aja, kali ini gak pak, danu mau bantuin bapak kata ibu bapak hari ini mupuk makanya danu mau bantuin bapak, dan lagian danu juga taka ada pekerjaan dari sekolah kok pak”.

Pak mamat “ ya sudah, kalo gitu sini duduk”

danu “o ya pak, ini ada cemilan buat bapak dari ibu, katanya buat teman ngopi”

pak mamat “ ibu mu tau aja, apa mau nya bapak”

danu “ iya… iyalah pak, kan ibu nya danu”

sambil tersenyum danu bicara kepada bapaknya . tak lama anak dan bapak itu berbincang sambil menikmati cemilan dan kopi “yang di minum oleh pak mamat”, karena danu kurang suka dengan kopi, danu hanya minum air putih. Setelah selasai mereka beristirah, pak mamat dan danu melanjutkan perjaannya.

Danu “pak, danu ngerjain apa pak”

pak mamat “ohh…. Iya, kamu bersikan rumput yang sudah tinggi di sana”

danu “iya pak”.

Danu mengerjakan apa yang diintruksikan oleh bapaknya . waktu bergulir matahari mulai terbenam suara-suara alam pun mulai berganti, pertanda sudah memasuki fase yang berbeda. Mereka berdua bergegas untuk pulang. Hari ini danu tidak bercengkram dengan pohon beringin tua yang di pinggir sungai di karenakan danu sibuk dengan yang di perintahkan bapaknya, beringin tua itu juga mengerti apa yang danu alami, beringin tua tak mau merepotkan danu.

Sampailah mereka di rumah, danu dan bapaknya langsung bergegas bersih bersih, karena sebentar lagi mereka sekeluarga melakukan sebuah penghormatan dan syukur kepada yang maha dengan melakukan ibadah. Suara azan terdengar sayup-sayup pertanda ibadah magrib sudah masuk dan segera di mulai. Satu keluarga mulai melakukan peribadahan dengan di awali takbir pak mamat “ALLAHUAKBAR” ikuti lah para makmum, ibu dan danu “allahuakbar” peribadahan di magrib ini sangat lah khusyuk dan di akhiri dengan salam pak mamat “asslamualaikum (kanan)” “asslamualaikum (kiri)” dan di sambut para makmum dengan hikmat ibu dan danu “asslamualaikum (kanan)” “asslamualaikum (kiri) tak lupa mereka memohon kepada yang maha untuk pengampunan dosa-dosa yang tidak disengaja maupun disengaja. Setelah mereka selesai beribadah mereka menuju meja makan untuk malaksanakan makan malam, makan mala mini begitu hikmat tanpa candaan. Setelah makan malam selesai pak mamat dan ibu siti menyuruh danu untuk belajar, mengulangi pelajaran di sekolah tadi.

Ibu siti “danu kamu jangan lupa belajar ya”

danu “iya bu”

danu pun langsung masuk kekamar untuk belar. Disela-sela waktu mau menuju sholat isa pak mamat dan ibu siti berbincang,

ibu siti “pak gimana danu tadi, benar dia bantui bapak, atau danu Cuma main-main di pinggir sungai sambil bicara-bicara sendiri”

pak mamat “gak kok buk, danu bener-bener bantui bapak, sama sekali danu tak ke pinggir sungai. Sudalah buk jangan terlalu khawatir dengan kelebihan danu, danu juga tau mana yang benar dan mana yang salah. bapak percaya sama danu, bahkan bapak lihat danu lebih dewasa ketimbang anak-anak seumurannya"

bu siti “iya pak, ibu tau tapi, ibu terkadang takut nnti danu kalau begini terus danu gak bakalan di terima oleh penduduk”

pak mamat “tidak buk, bapak yakin bukan danu yang datang tapi para warga yang datang, percaya lah bu”

ibu siti “ya uwesss lah pak, kalo bapak percaya dengan danu ibu harus apa lagi. Istri kan harus mengikuti seorang imamnya”

pak mamat “nah itu ibu tau, ya sudah waktu isa mulai masuk , panggil danu bu kita sholat berjamaah”

ibu siti “iya pak”

ibu siti segera kekamar danu untuk menyuruh danu sholat berjamaah

ibu siti “danu waktu isa sudah masuk kita sholat jamaah”

danu “iya bu”.

Mereka pun mulai sholat berjamaah. Setelah selesai meraka melanjutkan istirahat, maklum di kampung kalo malam begini sudah tidak ada aktipitas yang berlebihan kecuali jika ada yang kemalangan dan hajatan.

Pagi yang cerah danu mulai berangkat kesekolah dengan berjalan kaki, danu merasa sedikit aneh dengan keadaan alam yang sunyi tidak ada satupun bisikan yang beehembus di telinga danu.

Danu “( didalam hati) kok rasanya aneh, kenapa alam-alam tak satu pun yang bercengkrama dengan ku, apakah mereka ngambek heheeeee….. “ sedikit guyonan danu.

Danu “ah biarkan lah, mungkin mereka lagi sibuk kali heheee”

danu tak menghiraukan dengan keadaan alam yang seakan-akan tak ingin berbicara. Danu terus berjalan sendiri dengan sedikit hati yang gelisah, akhirnya danu sampai di sekolahnya. tidak lupa danu mendengar bisikan dari temannya yang berbicara tentang danu.

Bayu “lihat tuh si anak gila datang, pasti dia nnti berbicara-bicara sendiri”

bayu berbisik kepada teman-temanya, terdengar sayup-sayup si telinga danu perkataan teman-temanya, danu pun tak mau ambil pusing, danu hanya tertawa dan menguatkan hatinya sabil berkata di dalam hati

danu “karena meraka tidak mengerti, tapi ya sudah lah”.

Lonceng masuk telah berbunyi sa nya seluruh siswa masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran, tak lama guru meraka masuk,

pak budi “ asslamualaikum, pagi anak-anak”

siswa langsung menjawab dengan serempak

siswa “waalaikumsalam, pagi pak”,

di hari ini pak budi masuk pertanda pelajaran matematika akan segera di mulai. Tak lama berselang pak budi mengajar, danu serius mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh pak budi, tiba-tiba terdengar suara bisakan, danu….. bumi/tanah menegur danu.

Kakek bumi “ danu…. Danu….”

Danu pun tersentak hingga terkaget

danu “(didalam hati) hahhh….. kakek bumi kok menyapa ku, ada apa gerangan ini apakah ada satu pertanda untuk ku, apa aku salah ya..”

kakek bumu “danu… danu, tak perlu kamu berbicara didalam hati kakek tau, mau kamu bicara kuat mau pun di dalam hati kakek tau apan yang kamu bicarakan”

danu “hemmm iya kek ada apa kek”

kakek bumi “dengarkan danu sebentar lagi kakek akan berguncang (gempa bumi) berhati-hatilah jangan panik dan tetaplah ingat kepada yang maha itu saja pesan kakek kepada mu”

danu “waduh gawat ini, kek… kek apa guncangan nya kuat kek”

tetapi kakek bumi/tanah tak menjawabnya

danu “ kakek… kakek”.

Danu pun sedikit khawatir kapan akan terjadi…

kakek bumi “sebentar lagi”

danu “waduhhhh”.

Di tangah-tangah pelajaran danu langsung berdiri dan berbicara kepada pak budi,

danu “pak sebentar lagi ada gempa bumi pak”

pak danu “apa danu….. Yang ada ada saja kamu tidak mungkin, ya sudah kamu segera duduk jangan buat risau dan panik teman-teman kamu”

riza “gila dia tuh pak”

pak danu “sudah-sudah kita mulai belajar lagi jangan hiraukan perkataan danu tadi ya anak-anak”

siswa “iya pak”.

Tak lama berselang bumi pun berguncang lumayan keras, anak-anak pada panik

siswa “pak gempa-gempa.. lariiiiiii”

pak danu “jangan lari pelan-pelan keluarnya, jangan panik”,

pak danu memberi himbauan agar anak-anak jangan panik, danu pun hanya santai, ia berlindung di bawah meja, karena itu yang diajarkan oleh guru giografi dan ajaran alam kepadanya, setelah semua sudah keluar pak budi melihat danu masih di bawah meja.

Pak budi “danu cepat kealur”

danu “iya pak”

danu bergegas untuk keluar dari rungan kelasnya. Setelah seluruh siswa dan siswi keluar dan berkumpul di halaman sekolah sambil menceritakan apa yang di bilang oleh danu. Bukanya mereka semakin percaya malah mereka semakin takut dan mengasingkan danu, guru-guru mulai menganggap danu sebagai anak yang berhayalan tinggi dan manakutkan. Tetapi ada satu teman kelasnya yang bernama sari mulai tertarik dengan keanehan danu.

Sari “(didalam hati) hemmm apa yang di bilang danu itu jadi kenyataan apakah danu benar-benar anak yang spesial, bisa mendengarkan dan bercengkrama dengan alam”

sari mendekati danu dan menyapa danu,

sari “hay danu, kenapa kamu gak ngumpul disana”

danu “ah tidak sari, aku selalu diasingkan dan dianggap gila sama mereka, bahkan kamu juga kan. Apa kamu ingin mengatakan hal yang sama dengan mereka”

sari “tidak danu, aku sangat tertarik dengan apa yang kamu bilang tadi di kelas, dan itu terjadi. Apa kamu bisa mendengar dan merasakan keanehan yang terjadi jika alam mau melakukan sesuatu”

danu “ hemmmmm….. iya sar, bahkan aku bisa bercengrma dengan mereka makanya aku di anggap gila dengan mereka, saudah lah sar jangan terlalu dekat dengan ku nanti kamu kena imbasnya”

sari “tidak papa danu, orang aku yang mau kok ada apa urusan mereka, aku mau berteman sama siapa”

danu “ ya sudahlah kalau gitu, yang penting aku sudah bilang, jangan nnti orang tua mu kerumah ku, memarihan bapak dan ibu ku.

Sari “tidak lah dan, aku kan hanya berteman dengan mu, lagian kita sekelas, biasa tuh kalo kita berteman, yang penting aku tertarik dengan kelebihan kamu, apa aku bisa merasakan seperti kamu. Kalo bisa enak juga ya, heheeeee…..”

danu “ entah lah sar, aku juga tidak tau, aku sedari kecil sudah bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam”

sari “oh…. Iya, yang benar!”

danu “ iya sari”.

Percakapan itu terhenti dikarenakan kepala sekolah berbicara,

kepala sekolah “anak-anak semua ngumpul dan berbaris, bapak ingin berbicara dengan kalian semua”

para siswa beranjak untuk ngupul dan berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Kelapa sekolah “anak-anak di karenakan terjadinya gempa seluruh siswa dan siswi segera di pulang”

siswa “horeee… horeeee kita pulang”

kepala sekolah “diam dulu… iya hari ini kita pulang, tapi besok masuk kembali jika tidak terjadi gempa susulan, jangan ada yang mampir kemana-mana langsung pulang ya”

siswa “iya pakkk”.

Dan seluruh siswa segera masuk kekelas mangambil tas nya masing-masing dan langsung pulang. Dan dihari itu dengan tragedi gempa, danu mulai memiliki teman bicara bukan hanya alam saja yaitu SARI yang tertarik dengan keanehan yang di miliki oleh danu.

Episodes
1 BAB 1 : Bisikan yang tak terlihat
2 Bab 2: Tawa di Balik Cemoohan
3 Bab 3 : Kebijakansanan pohon tua
4 BAB 4 : Pengakuan Sang Jati Diri
5 Bab 5: Misteri di Tengah Desa
6 BAB 6 : Jalan Menuju Pemahaman
7 BAB 7 : Menghadapi Dunia dengan Keteguhan
8 BAB 8 : Kisah Yang Terpendam (Bab khusus)
9 BAB 9 : Kejadian Yang Tidak Diinginkan (Bab Khusus)
10 BAB 10 : Perihnya Perpisahan (Bab Khusus)
11 BAB 11 : Akhirnya Bersatu Kembali
12 BAB 12 : Suasana Baru
13 BAB 13 : Hari-hari Yang Melelahkan
14 BAB 14 : Perjuangan Dan Pengharapan
15 BAB 15 : Bisikan Yang Membuat Kegelisahan
16 BAB 16 : Liburan (1)
17 BAB 17 : Liburan (2)
18 BAB 18 : Liburan (3)
19 BAB 19 : Pembuktian
20 BAB 20 : Kebahagiaan, Kesedihan
21 BAB 21 : Kesedihan Mendalam
22 BAB 22 : Mengungkapkan Kisah Yang Disembunyikan
23 BAB 23 : Suara-suara Yang Memanggil
24 BAB 24 : Danu Yang Menghilang
25 BAB 25 : Pencarian Dan Pertemuan
26 BAB 26 : Cahaya Ditengah Keraguan
27 BAB 27 : Penjaga Bukit
28 BAB 28 : Kekuatan Yang Mulai Muncul
29 BAB 29 : Persatuan Di Tengah Ancaman
30 BAB 30 : Bisikan Dari Bukit
31 BAB 31 : Peringatan Dari Alam Dan Leluhur
32 BAB 32 : Kemenangan Alam
33 BAB 33 : Cahaya Baru Di Desa
34 BAB 34 : Kembali Ke Bukit
35 BAB 35 : Pesan Dari Mimpi
36 BAB 36 : Pertanda Dari Alam Lain
37 BAB 37 : Tantangan Baru
38 BAB 38 : Kekuatan Dan Persatuan
39 BAB 39 : Mempelajari Bahasa Alam Lain
40 BAB 40 : Perjanjian Dengan Alam Lain
41 BAB 41 : Ujian Baru Untuk Danu
42 BAB 42 : Penglihatan Dari Masa Lalu
43 BAB 43 : Tanda-tanda Kehidupan Baru
44 BAB 44 : Serangan Yang Tiba-tiba
45 BAB 45 : Pecahnya Peperangan
46 BAB 46 : Pengorbanan IBUNDA Ratu
47 BAB 47 : Menyusun Strategi Dan Menyempurnakan Kekuatan
48 BAB 48 : Persiapan Penyerangan
49 BAB 49 : Saatnya Penyerangan
50 BAB 50 : Penyerangan Dan Terbunuhnya Raja Kegelapan
51 BAB 51 : Kekuatan Kegelapan
52 BAB 52 : Kembali ke dunia nyata.
53 BAB 53 : Menuju Gua Yang Tersembunyi
54 BAB 54 : Menemukan Gua Yang Tersembunyi.
55 BAB 55 : Mulai Penyegelan Serta mengendalikan Kekuatan Kegelapan
56 BAB 56 : Proses Yang Mengejutkan
57 BAB 57 : Menunggu Keputusan Sekar
58 BAB 58 : Mengungkapkan Semua Rahasia Yang Disembunyikan.
59 BAB 59 : Kekecewaan Sari
60 BAB 60 : Menahan Emosi Demi Kebaikan Semuanya
61 BAB 61 : Memberikan Pemahaman Dari Mimpi
62 BAB 62 : Rasa Pengertian Yang Muncul
63 BAB 63 : Meminta Izin Dari Alam Lain
64 BAB 64 : Mengajak Sari Ke Dunia Lain.
65 BAB 65 : Kembali Ke Dunia Nyata Dan Merencanakan Pergi Ke Kota.
66 BAB 66 : Berangkat Ke Kota Dan Meminta Izin
67 BAB 67 : Kembali Ke Masa Depan
68 BAB 68 : Raya dan Kerajaan Sangkala
69 BAB 69 : Rencana
70 BAB 70 : Kebenaran Yang Sesungguhnya
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 : Bisikan yang tak terlihat
2
Bab 2: Tawa di Balik Cemoohan
3
Bab 3 : Kebijakansanan pohon tua
4
BAB 4 : Pengakuan Sang Jati Diri
5
Bab 5: Misteri di Tengah Desa
6
BAB 6 : Jalan Menuju Pemahaman
7
BAB 7 : Menghadapi Dunia dengan Keteguhan
8
BAB 8 : Kisah Yang Terpendam (Bab khusus)
9
BAB 9 : Kejadian Yang Tidak Diinginkan (Bab Khusus)
10
BAB 10 : Perihnya Perpisahan (Bab Khusus)
11
BAB 11 : Akhirnya Bersatu Kembali
12
BAB 12 : Suasana Baru
13
BAB 13 : Hari-hari Yang Melelahkan
14
BAB 14 : Perjuangan Dan Pengharapan
15
BAB 15 : Bisikan Yang Membuat Kegelisahan
16
BAB 16 : Liburan (1)
17
BAB 17 : Liburan (2)
18
BAB 18 : Liburan (3)
19
BAB 19 : Pembuktian
20
BAB 20 : Kebahagiaan, Kesedihan
21
BAB 21 : Kesedihan Mendalam
22
BAB 22 : Mengungkapkan Kisah Yang Disembunyikan
23
BAB 23 : Suara-suara Yang Memanggil
24
BAB 24 : Danu Yang Menghilang
25
BAB 25 : Pencarian Dan Pertemuan
26
BAB 26 : Cahaya Ditengah Keraguan
27
BAB 27 : Penjaga Bukit
28
BAB 28 : Kekuatan Yang Mulai Muncul
29
BAB 29 : Persatuan Di Tengah Ancaman
30
BAB 30 : Bisikan Dari Bukit
31
BAB 31 : Peringatan Dari Alam Dan Leluhur
32
BAB 32 : Kemenangan Alam
33
BAB 33 : Cahaya Baru Di Desa
34
BAB 34 : Kembali Ke Bukit
35
BAB 35 : Pesan Dari Mimpi
36
BAB 36 : Pertanda Dari Alam Lain
37
BAB 37 : Tantangan Baru
38
BAB 38 : Kekuatan Dan Persatuan
39
BAB 39 : Mempelajari Bahasa Alam Lain
40
BAB 40 : Perjanjian Dengan Alam Lain
41
BAB 41 : Ujian Baru Untuk Danu
42
BAB 42 : Penglihatan Dari Masa Lalu
43
BAB 43 : Tanda-tanda Kehidupan Baru
44
BAB 44 : Serangan Yang Tiba-tiba
45
BAB 45 : Pecahnya Peperangan
46
BAB 46 : Pengorbanan IBUNDA Ratu
47
BAB 47 : Menyusun Strategi Dan Menyempurnakan Kekuatan
48
BAB 48 : Persiapan Penyerangan
49
BAB 49 : Saatnya Penyerangan
50
BAB 50 : Penyerangan Dan Terbunuhnya Raja Kegelapan
51
BAB 51 : Kekuatan Kegelapan
52
BAB 52 : Kembali ke dunia nyata.
53
BAB 53 : Menuju Gua Yang Tersembunyi
54
BAB 54 : Menemukan Gua Yang Tersembunyi.
55
BAB 55 : Mulai Penyegelan Serta mengendalikan Kekuatan Kegelapan
56
BAB 56 : Proses Yang Mengejutkan
57
BAB 57 : Menunggu Keputusan Sekar
58
BAB 58 : Mengungkapkan Semua Rahasia Yang Disembunyikan.
59
BAB 59 : Kekecewaan Sari
60
BAB 60 : Menahan Emosi Demi Kebaikan Semuanya
61
BAB 61 : Memberikan Pemahaman Dari Mimpi
62
BAB 62 : Rasa Pengertian Yang Muncul
63
BAB 63 : Meminta Izin Dari Alam Lain
64
BAB 64 : Mengajak Sari Ke Dunia Lain.
65
BAB 65 : Kembali Ke Dunia Nyata Dan Merencanakan Pergi Ke Kota.
66
BAB 66 : Berangkat Ke Kota Dan Meminta Izin
67
BAB 67 : Kembali Ke Masa Depan
68
BAB 68 : Raya dan Kerajaan Sangkala
69
BAB 69 : Rencana
70
BAB 70 : Kebenaran Yang Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!