Tubuh Mala langsung menegang kala menatap dirinya yang sedang berbaring di sebuah kamar yang sangat mewah.ini bukan kamar milik nya karena dari luas nya saja jelas tak sama begitu juga dengan kenyamanan kasur yang sedang dia tempati.bola mata Mala nyaris berlari keluar ketika menyadari bahwa tak ada satu pun kain yang menutupi tubuh nya.sangat jauh dari kebiasaan nya selama ini dan Mala langsung menarik selimut untuk menutupi bagian tubuh yang sudah terekspos nyata.
Tak hanya sampai disitu saja,dunia nya seakan hancur berkeping-keping melihat ada seorang pria yang ikut berbaring di samping nya dengan keadaan sama persis seperti nya.pria itu tidur menelungkup dengan tubuh bagian atas yang di biarkan terbuka begitu saja.
" Mampus! Kenapa Aku bisa di sini? Tidur sama pria ini lagi?" batin Mala sambil memainkan jemari nya.
Malam tadi Mala memang sengaja datang ke sebuah hotel untuk menghadiri pesta yang sengaja di selenggarakan sebagai salam perpisahan dan perayaan kelulusan dengan teman- teman satu sekolah nya.entah bagaimana cerita nya Mala tidak tahu kalau harus berakhir seperti ini.
Seingat nya ia hanya minum segelas jus jeruk dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
" Kayak nya wajah dia oke juga,tapi kalau dia suami dari wanita lain gimana? Aku bukan pelakor dan nggak punya niat mau jadi pelakor." batin Mala sibuk berbicara sendiri.
Dalam keadaan seperti ini,Mala masih sempat- sempat nya mengagumi paras tampan dari Davin yang hanya terlihat sekilas saja.harum parfum milik Davin membuat Mala begitu betah menghirup nya.maklum saja seumur hidup nya baru kali ini dia mencium wangi parfum sekuat ini.
Beberapa saat hening tanpa suara karena Mala yang masih sibuk mengamati otot-otot kekar milik Davin.ya pria ini adalah Davin putra sulung dari Alvarendra Darwis.
Sempat-sempatnya lagi Mala menelan ludah ketika selimut yang di pakai oleh Davin melorot karena tendangan kaki panjang dari pria itu.
" Awww..." Mala merintih kesakitan ketika hendak mengubah posisi tidur nya.
Sebagai seorang siswa yang cukup berprestasi di sekolah nya,tentu saja Mala paham apa yang telah terjadi kepada nya semalam sampai membuat bagian bawah nya terasa sangat nyeri dan ada noda merah yang menempel pada seprei ini.
Otak Mala mulai bekerja keras menyusun puzzle teka-teki yang membuat dia kehilangan mahkota berharga nya.
Mala tidak tahu siapa yang sudah berani menjebak nya sampai berakhir seperti ini.seingat nya tak pernah memiliki musuh selama duduk di bangku sekolah menengah atas.
Mala menggeleng cepat kepala nya karena pusing mencari dalang dari di balik kejadian buruk ini.
" Kalau sampai Aku hamil! Tamat lah riwayat ku." desah Mala yang sangat tidak ikhlas kehilangan masa muda nya.
Belum lagi orang tua nya pasti akan kecewa dengan sikap nya yang tidak bisa menjaga diri.padahal dia hanya pamit pergi sebentar tapi malah sampai kebablasan seperti ini.
Apa kata orang - orang di lingkungan rumah nya,teman sekolah dan guru-guru yang mengenal nya jika tahu Mala hamil di luar nikah dan tidak melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi.
Ahhh...Mala frustasi tapi tidak tahu bagaimana cara untuk menangisi nasib buruk nya .Mala bukan lah wanita cengeng dan lemah tapi dia juga tidak sekuat ini untuk menghadapi kenyataan yang begitu buruk.
Mala bangkit memungut seluruh pakaian yang dia pakai semalam, beruntung tak ada yang robek sehingga masih bisa di gunakan untuk pulang ke rumah menemui orang tua nya.Mala berjalan mengendap masuk ke kamar mandi.rasa nya sangat malu sekali kalau harus bertatap muka dengan pria yang sudah berani tidur satu ranjang dengan nya.
Mala dengan hati-hati membasuh tubuh bagian bawah nya, secepat kilat dia menyelesaikan acara bersih-bersih agar bisa segera pergi dari tempat ini.
" Apa Aku pura-pura tidak terjadi apa-apa aja ya,baru juga satu kali begituan nya, pasti tidak akan langsung hamil." kata Mala dalam hati sambil menutup rapat pintu kamar ini.sebelum benar- benar pergi dari sana.Mala terlebih dahulu menyempatkan diri untuk menatap cukup lama wajah Davin yang masih terlelap damai.
Seperti nya pria itu sangat kelelahan sampai - sampai tidak terusik dengan segala pergerakan yang dia lakukan.Mala kembali melanjutkan niat nya untuk turun mencari angkot yang bisa mengantarkan nya pulang.
Pemikiran Mala yang masih labil dan serba di anggap enteng membuat nya berpikiran untuk melupakan tanggung jawab dari orang yang telah merusak masa depan nya.
Dalam benak nya,Kota ini luas dan mereka pasti tidak akan bertemu lagi.
Di sisi lain.Davin baru saja terbangun dengan rasa lelah dan kepala pusing setelah mendengar ponsel yang berada di saku celana nya berdering kuat.dengan mata yang masih lengket Davin memungut kembali celana yang berserakan di atas lantai .lalu dia ambil ponsel yang pada layar nya tertulis nama sang sekretaris.
Davin baru satu tahun ini mengganti kan posisi ayah nya .pria paruh baya itu membuat nya tak punya pilihan lain selain menerus kan tongkat estafet kepemimpinan di perusahaan raksasa milik keluarga Darwis.tadi malam merupakan malam pertama Davin bisa berkumpul lagi dengan sahabat nya setelah sibuk dengan segala pekerjaan yang tak ada habis nya.
" Tuan, setengah jam lagi kita ada meeting dengan investor dari luar negeri." kata wanita itu dari ujung sana.
Davin spontan membuka lebar-lebar kedua mata nya lalu melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sepuluh.Davin mulai kelimpungan.selama ini dia adalah sosok yang tepat waktu dan tak pernah suka menunda-nunda pekerjaan.Davin mengubah posisi duduk nya menjadi tegak dan tak sengaja mata nya melirik kearah bagian bawah nya yang polos tanpa kain segitiga.
" Sial..." umpat Davin ketika melihat ada bekas cairan yang sudah lengket pada batang perkutut nya.
Davin menyugar kasar rambut nya ke arah belakang, karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman memabukkan itu sampai membuat dia kehilangan kesadaran.
" Bagaimana Tuan? Anda sudah berada di mana sekarang?" desak sekretaris nya lagi.
" CK...Iya...Iya ini Aku akan segera ke sana." Davin segera memutuskan sambungan telepon itu dan beralih menatap ke arah seprei yang kotor oleh sebuah noda berwarna merah menyala.
Rasa bersalah langsung menjalar dalam benak nya,Mama nya pasti akan kecewa jika mengetahui apa yang sudah dia lakukan di sini.tapi Davin merasa heran kepada teman tidur nya yang memilih pergi tanpa membangun kan nya terlebih dahulu.
" Kenapa dia pergi begitu cepat? Apa dia tidak butuh tanggung jawab dari ku?" gumam nya mencari petunjuk yang bisa membantu dia bertemu dengan wanita itu tapi sayang nya wanita misterius itu sama sekali tidak meninggalkan jejak.
Davin menjerit karena sadar kalau yang mereka lakukan malam tadi adalah yang pertama bagi wanita itu,ada perasaan campur aduk yang Davin rasakan sekarang.
Walaupun selama ini Davin tak pernah terlihat menggandeng seorang wanita, tetapi jauh di dalam lubuk hati nya telah terukir nama seseorang yang begitu berarti untuk hidup nya.selama ini Davin selalu mengagumi wanita itu dalam diam nya tapi tidak pernah berani mengutarakan rasa cinta nya secara langsung.Davin jatuh cinta kepada wanita yang usianya lebih tua darinya.sampai sekarang Davin masih berusaha mencari cara untuk mendapatkan hati wanita itu tapi belum sempat semua nya terwujud malah mendapati tubuh nya yang sudah berkhianat dengan wanita asing.
" Apa yang harus Aku lakukan?" tanya nya kepada angin yang berhembus di depan mata nya.
Sadar jika tidak punya banyak waktu lagi,Davin dengan cepat menggulung semua pakaian nya lalu di bawa masuk ke kamar mandi, nanti di kantor dia akan mengganti pakaian nya karena sudah tidak punya banyak waktu lagi jika harus membeli pakaian baru.
Meskipun pikiran nya masih sibuk dengan wanita yang menjadi teman tidur nya semalam, untuk sementara waktu terpaksa dia lupakan karena harus mengurus pekerjaan yang sangat penting.
Setelah mandi kilat,Davin bergegas keluar dari kamar hotel tanpa menghiraukan kepala yang masih Pusing dan perut yang bunyi minta untuk di isi.
Sambil menyetir mobil,Davin mengusap bagian tubuh yang terasa nyeri terkena cakaran yang dia yakini pelaku nya adalah wanita asing itu.
" Apa Aku main nya sangat kasar sampai membuat dia bringas seperti ini?" gumam Davin dalam hati.
" Bodoh nya ...Malah Aku tidak ingat sama sekali dengan kejadian semalam." kata Davin merutuki kesalahan nya.
Tanpa di ketahui oleh Davin,bahwa ada sebuah mobil yang terus mengikuti nya dari belakang.salah satu dari penumpang mobil itu terlihat sedang menghubungi seseorang.kedua mobil ini terus beriringan sampai ke perusahaan D.E grup dan Davin sama sekali tidak menyadari nya.
" Kamu harus ke negara D untuk mengecek perusahaan kita di sana,Papa sudah tidak bisa membantu Kamu lagi karena sudah menjadi tanggung jawab mu menyelesaikan masalah yang terjadi pada perusahaan kita." Davin tak bisa membantah ucapan Papa nya.
Setelah menyelesaikan beberapa meeting penting,sore hari nya Davin bertolak menuju ke negara D dengan membawa serta rasa penasarannya terhadap wanita asing itu.
" Aku pergi dulu, nanti Aku akan berusaha menemui wanita itu." kata nya lagi tapi tidak bisa memastikan kapan waktu itu akan datang.
Bersambung...
Selamat datang di karya baru author, mumpung masih bab pertama jadi kalian boleh banget nabung bab dulu ya guys.
Mala menjalani hari-hari nya seperti biasa,tak ada yang berubah walaupun sebenarnya sesuatu yang berharga dalam diri nya telah hilang di renggut pria tak di kenal,ia hanya berharap agar kelak bisa bertemu dengan pria yang mencintai nya tulus tanpa memandang rendah kekurangan yang dia miliki.kedua orang tua Mala juga tak curiga kepada anak mereka karena waktu itu Mala beralasan menginap di rumah teman nya dan orang tua Mala seperti nya percaya dengan alasan tersebut.
"Semoga saja Aku ke terima di universitas Bakti Jaya." batin Mala penuh harap.
Mala sangat berharap bisa masuk ke universitas tersebut karena memang sudah menjadi impian nya sejak awal masuk ke sekolah menengah atas.rata- rata teman sekolah nya juga banyak yang memilih universitas tersebut karena memang merupakan universitas terbaik dari yang ada di kota ini.
Ekor mata Mala tak sengaja menatap kalender yang berdiri kokoh di meja belajar nya, sudah begitu lama kejadian ini berlalu dan Mala masih belum merasakan tanda aneh pada tubuh nya.
" Biasa nya tamu bulanan Aku datang nya di minggu-minggu ini,jangan sampai dia telat datang nya." kata Mala mulai khawatir di tengah upaya nya melupakan kejadian malam itu.
Jika sampai tamu bulanannya tidak datang tepat waktu,Mala bisa menduga bahwa telah terjadi sesuatu kepada nya.usaha keras nya untuk masuk ke universitas favorit itu pasti akan gagal total.mana ada mahasiswa baru tapi sudah hamil tanpa punya suami.apa kata mahasiswa lain nya?
" Aduh gawat ini!Ayah sama Bunda pasti bakal kecewa banget sama Aku." Mala berjalan mondar mandir di dalam kamar nya.
Tak hilang akal,Mala masuk ke kamar mandi lalu mengecek sendiri apakah tamu bulanan itu sudah datang atau belum,tapi hasil nya malah tidak sesuai dengan keinginan nya.Mala membuka ponsel mencari obat herbal yang bisa membuat tamu bulanan nya segera datang.
" Eh..Tapi tunggu dulu deh! Sebaiknya Aku tunggu sampai akhir Minggu aja,kalau memang nggak datang juga, Aku bakalan cari si Mbok jamu ." karena seingat dia setiap pagi di depan rumah nya Mbok jamu pasti selalu lewat.Mala yakin obat herbal itu pasti bisa membantu masalah nya.
Di saat Mala sedang berpikir keras tentang tamu bulanan nya,pintu kamar Mala tiba-tiba di ketuk dari luar.
" Iya Bun, sebentar." kata Mala sedikit berteriak agar kedengaran oleh bunda nya.
" Kamu belum mandi juga? Ayah sudah nunggu Kamu di meja makan,cepat mandi biar sarapan bareng." Bunda Endah menerobos masuk sambil mengamati kamar putri semata wayangnya.ternyata kamar ini sudah rapi karena memang Mala selalu di ajarkan untuk membersihkan kamar nya secara mandiri.
Mala memang anak tunggal tapi dia bukan lah wanita yang manja, sejak sedini,Ia sudah di ajarkan oleh kedua orang tua nya cara memasak, membersihkan rumah dan pekerjaan ringan lain nya.
Mala selalu membantu sang Bunda karena memang di rumah mereka tidak memiliki asisten rumah tangga.rumah sederhana ini menjadi saksi nya betapa Mala menjadi anak yang manis dan selalu membanggakan kedua orang tua nya.
" Iya Bun, maaf tadi Mala keasikan baca komik." ujar Mala beralasan.
" Ya sudah tidak apa-apa, Sekarang mandi sana ,Bunda mau turun dulu ya." lembut sekali tutur kata yang keluar dari mulut wanita yang sudah melahirkan nya.Mala tersentil tak ingin mengecewakan Bunda nya.
Setelah kepergian Bunda nya,Mala terduduk di lantai sambil mengerang marah kepada diri nya sendiri.nasi sudah menjadi bubur.menyesal sudah percuma tapi dia sangat berharap agar ke depan tidak terjadi sesuatu kepada nya yang bisa membuat keluarga nya menjadi bahan omongan orang lain.
Di tempat yang berbeda.
Empat Minggu sudah berlalu,Davin berhasil membereskan masalah yang terjadi pada perusahaan nya di negara D,dan sekarang sedang dalam perjalanan untuk kembali ke ibu kota.
Selama di sana,dia benar-benar fokus bekerja dan sama sekali tidak pernah membahas lagi tentang wanita yang sudah di tiduri nya waktu itu.
" Akhirnya bisa pulang ke rumah juga." gumam nya lalu memejamkan mata karena jarak yang di tempuh cukup lah panjang.dari pada melamun lebih baik waktu yang begitu berharga ini di gunakan untuk beristirahat saja karena besok pagi dia sudah harus kembali ke kantor pusat.
Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang.Davin tiba juga di depan rumah besar dan mewah yang di tempati nya bersama keluarga besar.Davin tak pernah di izin kan untuk tinggal sendirian karena sang Mama yang tidak mau berjauhan dari nya.walaupun selalu direcoki oleh adik kembar nya, Davin tak pernah marah malah menikmati kebersamaan ini.
Pada garasi rumah tampak beberapa mobil berjejer rapi.pertanda kalau penghuni rumah sedang lengkap.
Dengan langkah santai dan wajah datar nya Davin memasuki rumah, seorang asisten rumah tangga langsung menyambut kedatangan nya.Davin diam tak berbicara apa-apa karena memang sudah seperti ini kebiasaan nya.
" Kamu sudah pulang? Ikut Papa ke ruang kerja." titah Al dengan suara tegas dan wajah memendam amarah.
Davin mengangguk dengan pelan dengan mata yang menatap ke arah Mama nya.
Jika sudah seperti ini,Davin yakin bahwa ada sesuatu yang sangat serius yang akan di bicarakan oleh Papa nya.
" Mas! Anak ku baru pulang malah Kamu ajak ke ruang kerja, kasihan Abang,Mas!" seru Maisya menginterupsi karena tidak suka dengan perintah dari suami nya.
" Hanya sebentar saja sayang, nanti dia bisa istirahat sepuasnya." Al mengecup kening Maisya lalu berjalan terlebih dahulu menuju ke ruang kerja nya.
Maisya tidak bisa protes lagi, tubuh Davin sudah di peluk oleh Mama dan adik perempuan nya.sedangkan adik laki-laki nya sama cuek nya dengan Davin.
" Oleh-oleh untuk Aku mana Bang?" tagih Raisha adik bungsunya.
" Abang nggak sempat beli oleh - oleh.nanti Kamu beli aja sendiri oleh-oleh nya." kata Davin sambil mengusap kepala sang adik.
Maisya langsung tertawa mendengar ucapan putra nya,mana ada oleh-oleh beli sendiri,apa sebegitu kaku nya sang putra sampai tidak tahu cara membeli oleh-oleh?
" Kalau beli sendiri itu bukan nama nya oleh-oleh Bang? Lagian masa oleh-oleh nya di beli di sini?" sahut Maisya masih tertawa kecil.
" Abang benar-benar ngeselin,nyesal Sasa nyambut Abang pulang tapi nggak bawa oleh-oleh." gerutu Sasa kembali duduk di samping kembaran nya.
" Maaf Dek, nanti Abang Transfer uang nya ke rekening Kamu.beli apapun yang Kamu mau."wajah Sasa langsung berubah cerah.jika Abang pertama nya sudah berkata seperti itu.maka Sasa bisa puas berbelanja karena Davin bukan lah tipe Abang yang pelit.
Detik itu juga Davin langsung mengirim sejumlah uang ke rekening sang adik,bukan hanya Sasa saja,Maisya juga ikut mendapatkan oleh-oleh mentah dari putra nya.notifikasi sudah terdengar sebagai pertanda bahwa uang telah masuk ke rekening mereka.membuat kedua wanita ini bersorak gembira.
Davin geleng-geleng kepala,padahal saldo di rekening Mama nya tidak terbilang lagi,tapi baru di beri segitu saja sudah bahagia nggak ketulungan.
" Kamu nggak minta oleh-oleh juga?" tanya Davin kepada Rayyan adik nomer dua nya yang sedang sibuk dengan layar ponsel.
" Hm..." Rayyan berdehem singkat.
Davin merasa sedang berbicara kepada diri nya sendiri,tanpa berpikir panjang Davin lalu mengirim kembali sejumlah uang kepada adik laki-laki nya ini.dia harus adil karena memang seperti itu lah ajaran kedua orang tua nya.
" Terimakasih." kata Rayyan singkat tanpa menatap ke arah sang Abang.
Davin bergegas menuju ke ruang kerja karena tidak ingin membuat Papa nya menunggu lebih lama lagi.begitu sampai di depan pintu,Davin mengetuk pintu sampai akhir terdengar suara dari dalam baru lah dia berani melangkah masuk.
" Brak..."
Al langsung melayangkan gumpalan tangan nya ke perut Davin.membuat Davin terjatuh karena posisi belum siap.
" Apa yang sudah Kamu lakukan kepada wanita itu?" teriak Al emosi.
Begitu mendapatkan laporan dari anak buah nya mengenai Davin yang menginap bersama seorang wanita muda,darah Al langsung mendidih.sebagai orang tua yang begitu menyayangi anak nya,Al dan Maisya tak pernah lepas tangan.selama ini ketiga anak nya selalu di jaga dan di awasi oleh anak buah Al.
Awal nya Al ingin meminta Davin segera pulang dan menyelesaikan masalah yang sudah dia ciptakan sendiri,tapi mengingat masalah yang terjadi pada perusahaan nya juga sangat serius,Al menahan diri menunggu kepulangan sang putra.
Al sudah meminta anak buah nya mencari bukti,di sana terlihat bahwa Davin yang mabuk berat sampai salah masuk kamar dan berakhir dengan meniduri wanita muda yang sudah di jebak oleh teman-temannya.
Jangan tanya dari mana Al mendapatkan semua bukti itu, kekuasaan dan nama besar yang dia miliki membuat apapun yang dia inginkan bisa dengan mudah di dapatkan.
" Apa maksudnya Pa?" tanya Davin berusaha bangkit sambil memegang perut yang terasa sangat sakit.
" Malam sebelum keberangkatan mu ke negara D,Kamu menginap di hotel dengan seorang wanita muda.jangan pikir Papa tidak tahu ya." teriak Al lagi.
" Apa Kamu lupa apa yang sudah Papa dan Mama tanam kan pada Kamu dan adik-adik mu,kenapa Kamu mengulang kembali kesalahan yang pernah Papa lakukan? Kenapa Dav?" sambung Al hilang kendali.
Dulu Al memang menjebak Maisya secara Sadar dan mereka akhirnya menikah,tapi sekarang putra nya malah ikut-ikutan walaupun tidak sadar tapi Davin sudah melanggar janji nya kepada mereka berdua.Davin memang tidak pernah membuat ulah lagi,tapi sekali nya membuat ulah malah begitu fatal dan Al memilih menyimpan ini sendiri karena tidak tahu bagaimana cara menceritakan nya kepada sang istri.
Ingatan Davin mulai kembali,dia berusaha memberi alasan tapi malah buntu karena Al terus menyerang nya.
" Maaf Pa, waktu itu..." belum sempat Davin menyelesaikan ucapan nya.Al sudah terlebih dahulu memotong pembicaraan putra nya.
" Papa tidak butuh Maaf dan penjelasan dari Kamu,cari wanita itu dan bertanggung jawab lah kepada nya.jangan sampai gara-gara ulah Kamu ini keluarga besar kita mendapatkan karma nya,Kamu punya adik perempuan.bagaimana perasaan mu Jika itu terjadi kepada Adik mu." Davin kembali merasa bersalah.ucapan Papa nya ada benar nya juga.tapi dia tidak tahu bagaimana menjelaskan ini kepada Mama nya.
" Masalah Mama mu! Biar Papa yang urus,tugas Kamu cari wanita itu lalu lakukan lah apa yang seharusnya Kamu lakukan.Kamu lah orang pertama yang sudah menyentuh wanita itu." Davin kaget mendengar ucapan Papa nya.apa sampai sebegitu detail nya kembaran nya ini tahu tentang hidup nya.jangan- jangan Al juga punya rekaman malam panas itu.
Davin menatap curiga ke arah Papa nya, dalam diri pria paruh baya ini begitu banyak kejutan tak terduga.diam- diam Davin sangat mengagumi nya.
" Dari mana Papa tahu tentang itu?" tanya Davin penasaran.
" Setelah Kamu keluar dari kamar hotel itu,anak buah Papa langsung melihat isi kamar dan menemukan noda merah di atas tempat tidur,Kamu sudah merusak anak gadis orang lain.jadi bertanggung jawab lah jika ingin mendapatkan maaf dari Papa." kata Al jujur dan tegas. Al yakin putra nya bisa mengambil sikap untuk masalah ini.
Walaupun sebenarnya kecewa tetapi Al juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Davin,ini semua terjadi di luar kesadaran sang putra.dan sial nya waktu itu ada wanita malang yang masuk dalam perangkap teman nya yang jahat.
" Kenapa nggak Papa sendiri yang cari wanita itu? Aku sibuk dan lelah Pa?" tolak Davin yang merasa Papa nya sangat bisa di andalkan.
Al menatap tajam putra nya, sudah baik hanya mendapat satu bogeman mentah,ini malah minta yang aneh-aneh lagi.
Al bisa saja melakukan nya,tapi biar lah Davin yang bertindak karena dia lah dalang di balik semua ini.
" Kamu yang meniduri nya ,jadi Kamu juga yang harus mencari tahu asal usul wanita itu, tenang saja! Jika Kamu mengalami kendala, telpon saja Om Bili dan dia akan selalu membantu Kamu." Davin mengangguk pelan .niat mau istirahat sebentar terpaksa di tunda karena sudah memiliki misi baru yang tak kalah penting dari istirahat.
" Pesan Papa! Jangan minum lagi jika Kamu tidak sanggup,jangan sampai ada kejadian ini untuk yang kedua kali nya,kalau Kamu tidak ingin di musuhi oleh Mama mu." Al tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan putra nya seorang diri di dalam ruang kerja ini.
Davin melempar tubuh pasrah nya ke atas sofa yang ada di dalam ruangan kerja sang Papa. Suasana sepi seperti ini semakin membuat nya merasa bersalah kepada tiga wanita sekaligus.
" Maaf ! Aku terpaksa menyerah mengejar cinta mu,tapi rasa cinta ku tak pernah hilang untuk mu." Davin berbicara dalam hati.pikiran nya tertuju kepada wanita idaman nya yang kembali tak bisa di miliki nya sampai kapanpun.
Davin mengotak-atik ponsel nya mencari cara untuk bisa mendapatkan identitas wanita yang sudah dia nodai,sebuah pesan masuk membuat Davin berdiri dari tempat duduk nya lalu pergi meninggalkan rumah tanpa di ketahui oleh Mama dan adik perempuan nya manja.
Bersambung...
Misi pencarian baru saja di mulai.jalanan menuju ke hotel sangat lenggang karena langit sudah begitu pekat menyisakan cahaya rembulan yang menyinari ibu kota ini.Davin bisa tiba lebih cepat dari biasa nya,ia turun dari mobil dengan memakai pakaian santai dan juga jacket kulit hitam yang membungkus tubuh kekar nya.
Begitu sampai di lobby hotel.Davin langsung bertanya kepada seseorang hingga pada akhirnya di bawa menuju ke ruang keamanan.seorang pria yang masih memakai seragam kerja nya datang mendekati Davin dan Davin pun membalas menatap pria tersebut.
"Selamat malam Pak,ada yang bisa saya bantu?"sapa pria itu pelan dan ramah.
" Malam juga Pak." balas Davin singkat.orang gila mana yang datang bertemu seseorang malam-malam begini.tapi Davin terpaksa melakukan nya.
Davin sengaja segera bertindak agar masalah ini cepat selesai.belum lagi sang Mama pasti akan segera tahu mengenai permasalahan nya,Davin berpikir Mama nya pasti akan kepikiran jika masalah ini belum menemukan titik terang.
" Di mana kepala staf keamanan nya Pak? Saya ingin bertemu dengan nya?" tanya Davin tanpa berbasa-basi.
" Beliau ada di dalam ruangan nya Pak,akan saya panggil kan untuk anda."jawab pria tersebut,lalu bangkit melakukan apa yang sudah dia katakan tadi.
Lima menit kemudian, seorang pria paruh baya berbadan kekar dan tinggi muncul di hadapan Davin, dari postur tubuh nya Davin yakin kalau pria ini adalah orang yang sedang dia tunggu.
" Malam Pak,ada apa anda mencari saya?" tanya kepala staf setelah menjabat tangan Davin.
Davin mulai menceritakan semua nya kepada pria ini,satu pun tidak ada yang dia tutupi karena sangat berharap bisa mendapatkan apa yang di inginkan melalui cerita yang telah dia katakan tadi.
Kepala staf keamanan mendengar cerita dari Davin dan sesekali terlihat menganggukkan kepala nya.
" Maaf Pak, untuk mendapatkan bukti cctv nya ada beberapa prosedur yang harus di ikuti dan terlebih dahulu Kami harus mendapatkan persetujuan dari Bos."mimik wajah Davin langsung berubah drastis.kedua tangan nya sudah bertumpu di pinggang nya.
Davin tak habis pikir ternyata untuk mendapatkan bukti itu tidak lah semudah yang dia bayangkan.terlebih lagi Pria di depan nya ini seperti nya tidak mengenali siapa dia.padahal wajah nya sudah sangat mirip sekali dengan wajah Papa nya,tapi kok masih ada orang yang tidak tahu siapa dia.Davin lagi-lagi kalah jauh dari Papa nya.Davin masih anak kemarin sore beda hal nya dengan Al yang bisa sekejap mata membereskan rintangan yang ada.
" Apa saya tidak bisa mendapatkan rekaman Cctv itu sekarang juga?" tanya Davin sekali.
" Mohon maaf Pak, tidak bisa.ada privasi tamu hotel yang harus kami jaga.permintaan bapak akan kami tindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang telah ada." kata pria ini tegas.
Davin memutar otak tak ingin menyerah begitu saja,dia lalu mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi seseorang yang tentu saja bisa membantu nya memecahkan kebuntuan ini.
Davin sedikit menjauh dari kepala staf keamanan tersebut.ponsel genggam nya sudah menempel pada salah satu telinga.mana dia pikir kan lagi kalau tidak baik mengganggu waktu istirahat orang lain, yang dia inginkan adalah menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.
" Baik Om, terimakasih." Davin menarik ujung bibir nya ke atas dan nyaris tidak terlihat ketika sambungan telepon itu telah berakhir.
Beberapa saat kemudian.Davin akhirnya bisa dengan mudah mendapatkan rekaman Cctv pada malam itu berkat bantuan dari Bili yang merupakan asisten kesayangan Papa nya.
Seperti nya Davin masih harus belajar banyak dari sang Papa dan juga asisten kesayangan nya itu.
Adrenalin dalam diri Davin mulai bergejolak, teka-teki wajah wanita yang sudah tidur dengan nya memenuhi kepala nya.
Davin menatap lurus layar monitor yang sedang menyala di depan mata nya.tak ada satu pun yang dia lewati.detik demi detik dan menit demi menit akhirnya mulai membuah kan hasil,salah satu cctv berhasil merekam dengan jelas bentuk wajah wanita yang keluar dari kamar tersebut.
" Masih muda." batin Davin dengan dahi yang mengernyit sempurna.
Berulang kali Davin mencoba memastikan kembali, tetapi dia sama sekali tidak mengenal wanita tersebut.
Dalam rekaman tersebut terlihat jelas kalau wanita itu lah yang terlebih dahulu masuk ke dalam kamar hotel dengan tiga orang wanita yang memperhatikan nya dari jauh,dari gelagat wanita itu seperti nya telah terjadi sesuatu yang tidak beres pada nya.setelah wanita itu masuk.Davin ikut menerobos masuk dan dia ingat telah mengunci pintu kamar hotel agar tidak ada penyusup yang masuk.setelah pintu terkunci rapat,tanpa di ketahui oleh Davin bahwa dari arah luar datang seorang pria dengan wajah bringas dan banyak tato di tubuh nya yang mencoba ikut masuk ke kamar itu namun sayang nya tertahan sampai di pintu karena Davin sudah terlebih dahulu masuk ke dalam sana.
Selebihnya Davin tak ingat lagi apa yang sudah terjadi dan di rekaman Cctv pada pagi hari nya,dia melihat wanita itu keluar dari kamar hotel dengan tergesa-gesa dan setengah berlari seperti ingin menghindari seseorang.apa mungkin itu dia ya?
Setelah rekaman selesai di putar.Davin lalu meminta salinan rekaman tersebut.di mana nanti rekaman ini lah yang akan membantu nya menemukan wanita asing itu.
"Boleh kah saya meminta rekaman Cctv pada bagian yang saya katakan tadi?" tanya Davin dengan wajah dingin nya.
" Tentu saja boleh Pak,Saya akan mengurus nya sekarang juga."jawab kepala staf keamanan ini dengan cepat karena dia sudah tahu siapa pria yang berbicara dengan nya barusan.
Sedikit saja melakukan kesalahan, pekerjaan dan nyawa lah yang akan menjadi taruhan nya.kasihan keluarga nya di rumah jika sampai terjadi sesuatu kepada nya.kepala staf keamanan dengan cepat menyalin rekaman Cctv tersebut lalu di kirim ke ponsel milik Davin.
" Terimakasih Pak." ucap Davin dan tidak lupa memberikan beberapa lembar uang merah kepada pria tersebut.
Awal nya kepala staf keamanan menolak pemberian Davin,sayang nya Davin tidak menerima penolakan dan segera pergi dari sana dengan pikiran yang sudah melayang jauh.
" Alhamdulillah... Akhirnya ada uang tambahan untuk membayar SPP anak ku." kata kepala staf keamanan dan tidak pernah menyangka bisa mendapatkan rezeki nomplok di malam yang sepi dan gelap ini.
Pikiran Davin sudah penuh oleh wajah wanita muda yang ada pada rekaman tadi.tanpa sadar bahwa dia telah mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.
Tujuan nya kali ini adalah apartemen pribadi yang merupakan hadiah dari sang Oma.ia butuh waktu untuk sendiri sambil memikirkan semua nya tanpa ada gangguan.seperti biasa nya.Davin kembali tidak menyadari bahwa ada anak buah dari Papa nya yang mengikuti dari belakang.sebegitu pintar nya anak buah Al menyamar sampai membuat Davin sama sekali tidak curiga kepada mereka.
Sementara itu,di dalam kamar utama rumah mewah .Al sedang berusaha menjelaskan kepada Maisya apa yang sebenarnya telah di lakukan oleh anak mereka.lebih cepat Maisya tahu maka itu lebih baik begitu lah pemikiran Al.awal nya Maisya tidak percaya dan menuduh Al hanya mengarang cerita untuk membuat nama putra kesayangan nya jelek di depan mata nya.namun setelah Al kembali menjelaskan lebih lanjut tentang Davin pada malam itu.Maisya langsung menangis tak percaya.
Padahal selama ini dia selalu mendidik putra nya agar menghargai perempuan.Maisya tentu tak ingin kejadian di masa lalu kembali terulang untuk putra sulung nya.namun karma telah bekerja begitu cepat.Maisya tak bisa menyangkal nya lagi dan dia terus menangis di dalam pelukan suami nya.
" Aku memang ingin dia segera memiliki pendamping hidup,tapi bukan dengan cara seperti ini Mas." kata Maisya di sela Isak tangis nya.
Al mengusap punggung istri nya dengan lembut,dia tahu Maisya sedang kecewa dan butuh waktu untuk melepas semua rasa sesak itu.Al tidak akan melarang istri nya untuk memarahi putra mereka karena sebenarnya Al pun belum bisa melupakan apa yang sudah putra sulungnya itu perbuat.
" Terus di mana wanita itu sekarang Mas? Apa dia adalah wanita yang baik?" tanya Maisya ingin tahu.
Maisya tak akan pernah membiarkan putra nya mendapatkan wanita yang suka mengobral murah harga diri nya, meskipun Davin sudah melakukan kesalahan bukan berarti mereka harus menerima wanita itu begitu saja.
" Ada di rumah nya,dia masih Virgin ketika disentuh oleh anak kita, wanita itu masih sangat muda dan baru saja lulus dari sekolah menengah atas." Al terus menceritakan kepada Maisya apa yang sudah di ketahui tentang calon menantu nya itu.bisa Al pasti kan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik dan tidak pernah berbuat aneh-aneh.
Maisya kembali terkejut mendengar penjelasan dari suami nya.namun dia juga merasa lega dan senang karena putra nya mendapatkan orang yang tepat.harta bukan lagi tolak ukur dalam mencari jodoh karena dia pun berasal dari keluarga yang serba kekurangan.
" Kalau begitu kapan kita melamar dia untuk Davin,jangan sampai dia hamil di luar nikah dan depresi karena kehamilan nya itu."Maisya tampak bersemangat.sebentar lagi jika memang sudah rezeki mereka maka dia akan mendapatkan seorang cucu.
Rumah mewah ini pasti akan ramai,apa yang selama ini mereka idamkan akhirnya akan terwujud juga.si kembar pasti akan senang mendengar kabar baik ini.
" Sabar Ma,biar Davin yang bergerak sendiri mencari wanita itu.dia harus menjadi pria yang bertanggung jawab.Aku tidak mungkin selalu menggendong nya ." sarkas Al lalu di iyakan oleh istri nya.
" Aku mau bicara dulu sama Davin." Maisya hendak bangkit tapi sudah terlebih dahulu di tahan oleh suami nya.
Percuma mencari Davin sekarang karena yang di cari istri nya sedang tidak berada di kamar nya, bahkan ponsel nya pun ikut - ikutan di non aktifkan karena sedang ingin menyendiri.
" Dia lagi pergi, lebih baik kita bikin adik dulu buat si kembar.mereka sudah besar butuh adik bayi." Al mencium lembut bibir istrinya.
Walaupun sudah tidak muda lagi ,tapi kalau urusan yang satu ini tak bisa di tunda-tunda lagi.tenaga Al pun tak kalah kuat nya dari anak muda dan dia selalu sanggup bermain kuda-kudaan sampai beberapa ronde.
Ciuman ini terasa hangat dan penuh perasaan,Maisya ikut terbawa arus dan sesekali membalas permainan bibir suami nya.Maisya tersenyum di tengah pertempuran bibir itu.
" Sayang..." bisik Al setelah ciuman mereka terlepas.
" Boleh kan sayang?" tanya Al penuh semangat.
Maisya tersenyum tanpa berkata-kata sambil mengangguk pelan,menolak juga percuma karena Al selalu punya sejuta cara untuk menjebak nya.pasangan suami istri ini akhirnya terhanyut dalam momen yang begitu indah dan syahdu.masalah Davin akan mereka urus pada esok hari.sekarang waktu nya untuk bercocok tanam.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!