BAB. 10

"Terus gimana, kok diem..?" tanya Albert yang antusias mendengarkan lanjutan cerita adiknya.

"Dia tuh kayaknya benci banget sama Ata, tiap Ata goda bawaanya selalu jutek, galak dan sinis, padahal aku bener bener sayang sama dia ...." jelas Atta.

"Sekarang....?" Albert meletakkan ponselnya.

"Tadi sore sewaktu Ata mengantarnya pulang, Ata tanya ke dia, apakah dia benci sama aku, jawabanya bikin down hati aku..."

"Maksudnya...?"

"Dia jawab dengan tegas, kalau ia bener bener benci, kecewa banget..."

"Sekarang abang tanya, lu bener bener cinta nggak ma tu cewek....?"

"Ya cinta bang, dunia Ata tuh serasa di penuhi dengan dia..."

"Lah kenapa kalau lu cinta harus kecewa segala, orang yang bener bener cinta, akan memperjuangkan cintanya, nggak patah semangat kayak kamu. Kejar dong sampai dapet. Gini aja, lu mau nggak ikuti saran abang, kalau mau abang kasih nih bocorannya..."

"Mau lah, apa tuh....?"

Albert berkata dengan pelan kepada Ata. Ia memberi tahu trik agar cewek yang di taksir Ata bisa di dapatkan. Kakak beradik itu kompak. Kayak cewek yang lagi ngegosip aja. Kadang berbisik di telinga Ata dan kadang ada gerakan tangan Albert yang menjelaskan kepada Ata. Setelah mendengar penjelasan Albert secara panjang lebar, Ata manggut manggut.

"Yakin kak cara itu berhasil....?" tanya Ata agak ragu.

"Ya di coba saja dulu, kalau belum di coba kan belum tau, soal hasil mah belakangan aja.." bujuk Albert.

"Baiklah, okelah kalau begitu..."

"Nah gitu dong, ini baru adiknya abang, semangat...!!!!" ucap Albert sambil mengangkat tangan kananya memberi semangat kepada adiknya.

"Ya udah bang makasi saranya, Ata masuk kamar dulu, mau tidur besok kerja. Kakak mah enak kerja di kantor sendiri, mau masuk kapan aja mah suka suka.."

"Heh, bocah gemblung. Enak aja masuk suka suka. Justru kakak harus jadi contoh yang baik buat karyawan kakak, tapi besok mah kakak libur, soalnya hari sabtu..." tukas Albert.

"Sama saja kan kak, ya sudah kak di lanjut saja..."

Setelah berkata demikian, Ata meninggalkan Albert yang kembali fokus ke ponselnya. Ia menuju kamarnya karena matanya sudah lengket dan mengisyaratkan sudah waktunya istirahat. Benar saja, baru saja ia masuk, merebahkan tubuhnya di ranjang, tak ada 5 menit ia sudah tertidur dengan lelap. Belum sempat juga ia menarik selimutnya, rasa kantuk sudah menguasainya duluan.

Malam kian larut. Angin malam bertiup dengan lembutnya. Membawa hawa dingin yang membuat orang semakin lelap dalam tidurnya dan terbuai dalam mimpi mimpi yang indah.

Waktu berlalu begitu cepat. Pagi pun tiba. Semua kembali beraktifitas seperti biasa. Karena hari ini hari sabtu, tidak semua orang masuk kerja. Ada yang libur, ada yang masuk kerja tapi cuma setengah hari, dan masih banyak lagi.

"Jangan lupa nanti malam semuanya.... " ucap Kevin mengingatkan teman sekantornya.

"Enggaklah Vin, kalau makan makan mah kita selalu ingat..." sahut Cindy. Rere menoleh ke arah Cindy dan tersenyum.

"Apa Re, benerkan...?" ucap Cindy yang tau arti senyuman Rere.

"Iya tapi jangan di perjelas gitu dong Cin..." jawab Rere dengan sedikit berkelakar.

Kali ini Ata diam. Sejak ia datang, ia menampakan wajah datar yang lebih ke tenang. Kal ini juga ia tak menghiraukan Mika. Biasanya setiap kali Mika datang, ia selalu menyambutnya dengan godaan godaan kecilnya.

"Pagi...?" ucap Mika saat datang. Semua menjawab salamnya. Namun tidak dengan Ata. Ia melihat sekilas wajah Mika lalu kembali fokus ke pekerjaanya. Mika berjalan melewati meja Ata. atapi tak ada kata godaan seperti biasanya. Tapi itu lah yang di harapkan oleh Mika.

Nah aku harap begini, kamu nggak usah usil dan jail sama aku. Begini kan lebih manis.

Mika tersenyum sendiri. Ia menempatkan pantatnya di kursi dan mulai beraktifitas seperti biasa. Pagi itu entah kenapa laptop Mika error. Sudah di utak atiknya tapi masih tetep error juga. Sial banget hari itu. Padahal ia ada satu kerjaan yang harus di selesaikan.

"Aduuh, gimana nih....?" Mika kebingungan. Ia menoleh kanan dan kirinya. Semua sedang memakai laptop masing masing. Hanya satu orang yang sedang tidak memakai laptopnya yaitu Ata. Karena kerjaanya sudah selesai kemaren, kini ia tinggal duduk santai sambil melihat ulang hasil kerjanya.

"Ngapain lu Mik, dari tadi kok kayak kebingungan gitu...?" tanya Rere yang melihat temenya beraut panik.

"Ini Re, laptop gue pake error segala, mana bu Nita minta pas pulang nanti harus selesai..." ucap Mika sambil memgang kepalanya.

"Tuh pinjem aja laptop si Ata, kan nggak di pake...." ujar Rere menunjuk leptop si Ata.

Alah, hal yang gue hindari malah justru yang harus gue dekati. Sompret deh ah. Keadaan yang sangat menjengkelkan. Semua ini gara gara laptop ini. Huuhhh.

Mika mengumpat dalam hati. Ia mengetuk pelan laptopnya karena kesal. Dengan berat hati ia berdiri dan berjalan ke meja Ata. Agak ragu sih karena baru kemaren ia membuat Ata kesal. Mika melihat Ata diam menekuni ponselnya. Memang hari ini ia agak beda. Ia lebih banyak diam di banding hari hari biasanya.

"Em Ta, boleh pinjam laptop kamu nggak..?" ucap Mika membuka suara. Ata menengok ke arah suara di sampingnya.

"Boleh silahkan..." jawab Ata dengan ekspresi wajah yang datar. Ata memberikan laptopnya kepada Mika. Lalu kembali menekuni ponselnya tanpa melihat wajah Mika sedikitpun. Mika sudah merasa ada yang beda dalam diri Ata hari ini. Namun ia tak begitu menghiraukannya. Setelah menerima laptop dari Ata, Mika kembali ke mejanya. Lalu dengan segera menyelesaikan kerjaanya. Setelah dua jam berlalu, selesai sudah, dan langsung saja ia mengembalikan laptopnya kepada Ata.

"Ta, terimakasih..." ucap Mika menyodorkannya kepada Ata.

"Sama sama..." jawab Ata menerimanya dan meletakan di atas meja kerjanya. Tak sepatah kata pun kalimat godaan yang keluar dari bibir Ata. Hari ini bener bener ia mengunci mulutnya kepada Mika. Kalau selain Mika, Ata seperti biasanya.

"Semuanya aku pulang duluan...." ujar Ata yang berdiri lebih dulu dari yang lainnya.

"Buru buru amat Ta, nggak mau mampir nyoklat dulu sama kita kita..." tanya Juna sembari berdiri dari duduknya.

"Enggak makasi, ada urusan..." jawab Ata singkat.

"Mika juga ikut lo...." sambung Rere. Ata tak menjawab. Hanya membalas senyuman yang semu.

"Tumben tumbenan, aku rasa seperti ada yang beda sama Ata...." gumam Rere kepada Mika.

"Kenapa ya sama si Ata...?" tambah Rere dan Mika hanya menanggapi dengan mengangkat bahu serta tangannya.

"Kamu nggak merasa Mik, ada yang aneh sama dia...?" tanya Rere lagi.

"Merasa sih, tapi bodo amat...?" jawabnya cuek.

"Bro jangan lupa tar malem..." ucap Kevin mengingatkan Ata sebelum ia benar benar keluar dari ruangan itu. Ata membalikan badan seraya mengacungkan jempol tangan kananya kepada Kevin. Lalu benar benar meninggalkan ruangan kantornya untuk segera pulang. Sedangkan yang lainnya, mampir nyoklat dulu setelah ini.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!