BAB. 06

Cewek dengan paras cantik yang di perkenalkan oleh bu Nita itu bernama Sania. Dia adalah karyawan baru yang di rekrut oleh bu Nita. Setahu Rere dan teman temannya di kantornya tidak ada lowongan. Tapi kenapa bu Nita malah menambah orang. Itu adalah pertanyaan yang sama yang ada di benak Rere dan kawan kawan.

Setelah perkenalan usai, Sania di tempatkan satu ruangan dengan Rere beserta timnya. Dia berada di meja antara Kevin dan Mika.

"Kalau nanti ada kesulitan, kamu bisa tanya ke saya atau yang lainya..." ucap Kevin biar Sania tidak merasa canggung di hari pertama ia kerja. Sania mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Kevin. Tak beda dengan Kevin, yang lain juga menawarkan kebaikan seperti kata Kevin. Sebagai karyawan baru, Sania di perlakukan dengan baik agar merasa nyaman dan betah. Sania mulai mengerjakan tugasnya. Kadang ia bertanya ke samping kiri atau kananya karena kurang faham.

"Ke kantin yuk, laper nih.." ucap Mika saat tiba jam istirahat. Rere Dan Cindy mengiyakan ajakan Mika. Tak lupa juga Sania di ajak serta. Seperti biasa, Rere dan kawan kawan berada di satu meja untuk makan bersama.

"Ngomong ngomong rumah kamu di mana San...?" tanya Cindy dengan mulut penuh makanan yang tengah di kunyahnya.

"Rumah saya sih jauh di luar kota, saya ngontrak deket dari sini..." jelas Sania.

"Oh, ngontrak? Sendiri gitu?" sahut Rere menimpali.

"He em...."

"Kapan kapan kita boleh main dong..." celetuk Cindy.

"Silahkan, pintu saya terbuka lebar kok...." jawab Sania begitu anggun.

"Ngomong ngomong, udah punya pacar belum nih...?" celetuk Juna sambil senyum senyum. Spontan saja pertanyaan Juna membuat Mika terbatuk entah karena tersedak atau apa. Secara saat itu ia juga tengah mengunyah makanannya. Dengan cepat Ata memberikan respon, memberikan satu botol air mineral kepada Mika.

"Makasih..." ucap Mika lalu meneguknya pelan.

"Ngapain sih ampe tersedak sedak...?" tanya Ata dengan wajah agak gimana gitu. Terkesan Ata seperti sedang cemburu, karena ia tahu penyebab Mika tersedak apa. Mika hanya diam. Dia juga tau ekspresi wajah Ata, lalu kembali melanjutkan makanya.

"Belum ada..." jawab Sania malu malu.

"Pas banget, ya nggak bro...?" seru Juna sambil menepuk lengan Ata.

"Iyah, pass banget..." jawab Ata sambil memasukan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Dengan mata yang tak ingin pindah pandangan dari Mika. Sedangkan yang di tatap tetap fokus makan untuk menutupi kejengkelan hatinya, karena pertanyaan Juna kepada Sania tadi.

Sementara itu, Rere iseng iseng buka ponselnya dan melihat kontak baru di hp nya. Ia kaget, karena ada satu kontak baru yang di namai Gilang. Karena penasaran, apakah itu nomor kontak cowok tadi, ia segera membuka kontak wa nya. Ternyata benar ada, karena ingin lebih memastikan, ia membuka foto profilnya.

"What....!!!?" Rere kaget dan terbengong. Semua mata tertuju ke Rere karena kaget juga kok Rere sampe sebegitu histerisnya.

"Kenapa sih lu Re...?" tanya Cindy.

"Eh, anu gak papa kok..." jawab Rere sambil cengar cengir. Dalam hati ia merasa senang sekali, karena cowok tadi memberikan nomornya sendiri tanpa Rere minta.

Semoga saja kita bisa berteman baik, esok lusa atau nanti, hihihi

"Kalau gk ada apa apa kenapa cengar cengir gitu, pasti ada apa apanya hayo..." desak Mika yang dari tadi diam.

"Apaan sih ah, ayok kita makan , bentar lagi masuk lagi." ujar Rere mengalihkan pembicaraan.

Siang itu cuaca sangat panas sekali. Matahari bersinar dengan teriknya hingga membuat orang mengeluarkan keringat karena hawa yang sangat gerah sekaki. Jam demi jam berlalu. Tibalah saatnya mereka pulang.

"Mbak Rere, boleh bareng...?" ujar Sania setelah selesai mengemasi barang barangnya.

"Boleh banget, ayok. Kontrakan kamu di mana? Kalau kita searah, sekalian saja ikut sama aku..." tawar Rere dengan Ramahnya.

"Iya, bareng aja sama Rere San...." imbuh Mika.

"Atau mau aku anterin nih...?" tawar Juna yang sudah memasang aksi di dekat Rere. Mendengar ucapan Juna, Mika agak cemburu di dalam hatinya. Mika diam. Raut wajah yang tadinya cerah, kini agak muram.

"Mbak Mika aku anterin saja, aku tau kok tadi kamu naik ojek..." celetuk Ata yang memakai tas ranselnya.

"Nggak usah Ta, aku naik ojek lagi aja..." tolak Mika.

"Nggak boleh nolak, kalau nolak aku akan tembak mbak Mika loh.." ucapan Ata membuat Mika mendelik.

Hiiihhh apaan sih nih bocah, ada saja ulah yang membuat aku berada di situasi yang tersiksa kayak gini. Gua tabok juga lu.

"Eheemmmm, pepet teruuussss...!!!" goda Juna yang tersenyum kepada Ata.

"Pantang nyeraaahhh...!!!!" jawab Ata membalas senyum Juna.

"Ayo..." ajak Ata menarik tangan Mika. Ha ittu membuat yang lain jadi meleleh. Bukanya si Mika malah temen temennya yang baper.

"Aduh aduh, kok hati aku jadi teraduk aduk gini sih, mau dong...." ucap Cindy meledek Mika.

"Apaan sih, diem nggak...?" ketus Mika kepada Cindy sambil berusaha melepas tanganya. Namun bukanya melepas, Ata semakin erat memegangnya.

"Nggak usah berontak, atau mau aku rangkul lagi nih...?" ancaman bocah tengil itu membuat Mika diam seketika. Seperti kerbau yang di cocok hidungnya, ia menurut saja saat Ata menggandengnya menuju parkiran. Semua orang yang melihatnya hanya senyum senyum. Mika hanya bisa menunduk.

Kayak anak kecil saja. Harus di gandeng kayak gini. Nurutin bocah tengil ini kayak orang bloon saja. Huh sumpah deh benci banget deh gue.

Rere dan yang lainya mengikuti Ata dan Mika dari belakang. Mereka seneng kalau keduanya bisa jadian. Karena selama ini Mika belum pernah pacaran, mungkin karena sikapnya yang cuek terhadap cowok. Mereka belum tau saja kalau Mika naksir Juna.

"Gimana San, jadikan ikut aku...?" ujar Rere saat sampai di parkiran.

"Oh makasih mbak, saya bawa mobil kok, tadi maksutnya bareng jalan keluarnya..." jelas Sania malu malu.

"Owalah, maaf maaf, saya yang gagal faham.." jawab Rere tak kalah malunya. Apa coba, dikira nebeng, ternyata eh ternyata dia bawa mobil juga, dasar Rere. Ia bergumam sendiri dalam hatinya. Rere membuka pintu mobilnya dan meletakkan tas kerjanya. Lalu duduk di depan setir seraya memakai sabuk pengamanya. Sejenak memanaskan mobilnya. Sambil melihat wajahnya di kaca sepion yang ada di dalam mobilnya.

Sementara itu, Ata dan Rere sudah berada di dekat mobil Ata. Dengan cekatan, Ata membukakan pintu untuk Mika.

"Silahkan masuk tuan putri...." ujar Ata menyuruh Mika masuk.

"Biasa aja kenapa si Ta, kayak sama pacarnya aja..." ujar Mika sewot.

"Loh loh loh, bentar lagi kan status itu mau aku resmikan mbak Mika ku yang manis..." jawab Ata dengan pedenya.

"Sekali lagi kamu ngomong...." belum sempat Mika melanjutkan Ata buru buru memotong.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!