Episode 4

"padahal kita masih belum lama ketemu, tapi bisa-bisa nya aku udah ngerepotin kakak" kataku lagi

"Ya ampun kakak kira karna apa, lagian kamu ini kayak sama orang lain aja, padahal jelas-jelas Kamu tau kalau kita ini saudara, dan saudara memang sudah semestinya saling melengkapi satu sama lain bukan" kata kak Nira dengan sangat ramah

Jika di tanya apakah aku terharu? Jelas sekali aku terharu, bagaimanapun ini merupakan pengalaman pertama bagiku memiliki seorang kerabat kandung dan dia adalah saudara kembarku sendiri,

Aku sangat bersyukur atas segala Nikmat yang Tuhan berikan, di saat aku sedang terpuruk dan merasakan duniaku telah hancur, tiba-tiba Dia menggantikan nya dengan mempertemukan aku dengan saudara kandung ku, aku sangat bahagia

dan sekarang aku seperti merasa kalau aku sudah tidak butuh apapun lagi, pekerjaan, harta, karir dan ketenaran, semua itu sudah bukan prioritas ku lagi, bagiku cukup kak nira seorang yang selalu ada untukku, aku sudah sangat bahagia melebihi apapun

Aku merasa kini aku sudah tidak sendiri lagi, ada kak nira bersamaku, aku sangat bahagia, aku berharap aku dan kak Nira bisa saling melengkapi dan tidak akan terpisahkan sampai kapanpun

Saking bahagianya aku, hingga tak sadar sepasang mataku telah mengeluarkan buliran cairan bening sampai kak nira menyadarinya

"Lea, kok kamu nangis?!" tanya kak nira yang mengagetkan ku

"Ah enggak kok kak, aku cuma kelilipan aja" kilah ku sambil buru-buru mengusap pipiku yang sudah basah

"mana ada kelilipan sampai keluar air mata segitu banyak" kata kak Nira yang tak percaya dengan alasanku

Dia berjalan menghampiri ku dan memberikan selembar tisu "Kamu tuh kalo lagi ada masalah bilang sama kakak, kamu harus ingat kalau kamu sudah punya kakak sekarang"

"Enggak kok kak, aku sama sekali gak lagi ada masalah, tadi aku cuma terbawa suasana aja, bagaimanapun kakak kan tau sendiri kalau ini adalah pertama kalinya aku merasakan punya seorang kakak dan aku udah gak sendiri lagi di dunia ini"

Kak Nira membantu mengelap pipiku yang basah sebelumnya dan dia membawaku kepelukan nya, untuk beberapa saat aku terhanyut dalam suasana yang membuatku merasakan sebuah kehangatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku terharu sekaligus bahagia, ini adalah kali pertamanya aku mendapatkan pelukan dari seseorang yang memiliki hubungan darah dengan ku, yaitu kakak kandungku

Hidup dan tinggal di sebuah panti asuhan selama lebih dari 15 tahun hingga akhirnya aku memiliki rumah sendiri dan mandiri, membuat aku terbiasa dengan kesendirian, meski sebelumnya ketika aku masih di panti, aku memiliki banyak orang di sekitarku namun mereka juga memiliki kesibukan mereka sendiri, begitupun dengan aku yang memilih untuk menyibukkan diriku dengan belajar dan bekerja hingga bisa sukses dan mandiri

Setelah beberapa saat kak Nira melepaskan pelukannya dariku, dia kembali menangkup dengan lembut wajahku dengan kedua belah tangan nya, dia menatapku seolah memastikan kalau tidak ada yang salah atau aku sedang berbohong pada nya, namun aku yang berkata jujur dengan apa adanya, tidak ada yang perlu aku takutkan jika dia akan menemukan kebohongan

"Lea kamu dengerin kakak!" katanya

"Umm" anggukku dengan cepat

"Mulai sekarang, kamu, Kakak, kita, jangan ada lagi yang perlu di sembunyikan, kakak gak mau ya kalau kamu masih nganggap kakak kayak orang luar" jelasnya dengan mimik wajah yang serius

"Oke" jawabku cepat sambil menampilkan senyuman termanis ku

"Kamu tunjangan yang bisa nya oke oke aja, dengerin yang kakak bilang tadi, kamu punya kakak dan kakak punya kamu, kita itu berdua itu paket lengkap jadi harus saling terbuka kalau setiap ada masalah dan saling berbagi ketika sedang susah ataupun senang, ngerti?!!"

"Siap komandan!!... hehee"

Tuinggg....!!!! Ampun deh, kepalaku di toyor sama kak Nira, gara-gara aku yang malah menjawabnya sambil bercanda padahal jelas-jelas dia lagi ngomong serius

"Ya udah gih kita makan, perut kakak udah keroncongan dari tadi tau gak?!" kata kak Nira sambil menarik tangan ku agar duduk di bangku meja makan

Aku pun dengan patuh menurutinya, aku sudah duduk manis di kursi ku sementara dia sedang sibuk menyiapkan makanan cepat saji yang ia beli sebelum nya

dia tidak mengijinkan ku untuk membantunya dan aku hanya. Usa pasrah dan membiarkan dia melakukan nya sendiri

Ya Tuhan,.. sebahagia inikah memiliki keluarga, di usiaku yang ke 25tahun ini, aku benar-benar tidak menyangka kalau aku bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan kakak kembarku dan dia merupakan keluarga kandung ku satu-satunya

Tak butuh waktu lama kini makanan pun sudah tersaji dengan sangat indah di hadapanku, ada ayam bakar dan lalapan sayur terung, tahu, tempe, dan kemangi juga sambalnya, tapi entah mengapa ketika aku melihat menu itu rasanya seperti ada yang kurang dan aku tiba-tiba tersadar, ternyata Pete nya yang gak ada, Oalah ternyata rukunnya ketinggal satu

Tapi gak papa deh, aku tetap bersyukur setidaknya aku masih bisa makan dengan apa yang ada saja, lagian ini juga merupakan pertama kali nya aku makan bersama kak Nira dan dia juga yang mentraktirku, jadi aku harus tetap bersyukur

Tapi tunggu dulu, kebingungan ku tidak sampai disitu saja, aku tiba-tiba di buat bertanya-tanya ketika melihat makanan kak Nira yang ternyata berbeda denganku

Punya dia bahkan tidak ada ayam nya sama sekali, aku pun terhenyak saat menyadari nya sehingga mulut ku yang tidak memiliki rem ini tidak bisa jika hanya diam saja

"Loh kak, kok menu makan kita beda, punya aku ada ayam nya, tapi punya kakak?!" tanyaku heran

Kak Nira tersenyum ketika mendengar pertanyaan dariku "Lea... Kakak cuma lagi diet aja kok"

"Diet?! Yang benar saja kak, udah kurus gitu kok masih diet, nanti kalau kakak jadi sakit gimana coba?!"

"Lea... ini bukan karna masalah sakit gak sakit atau kurus gak kurusnya, bagaimana pun kakak kan seorang model, jadi sudah kewajiban kakak untuk menjaga kesehatan tubuh dengan mengatur pola makan sehat"

Kak Nira menjelaskan padaku sambil tersenyum dan berkata lembut, aku pun mengerti ketika ia memberi tau ku tentang pekerjaan nya yang sebagai model

Aku tau, seorang model memang sudah seharusnya menjaga dan mengatur gaya hidupnya, terutama untuk kesehatan dan bentuk tubuh

"Oh jadi gitu, oke deh aku ngerti!" jawabku sambil mangut-mangut

Setelah berbincang beberapa saat dan kami pun telah menyelesaikan makan siang kamu, tiba-tiba aku di kagetkan dengan suara dering ponsel milik kak Nira

Kring... Kring... Kring...

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

maaf y thor... saya sbg pembaca nih koq jd kpikiran y... kak dsnira koq bisa tahu kembaranny bernama alea???

2024-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!