NovelToon NovelToon

'Istri Kontrak Sang Milyader'

Bab 1

Xannia Clowin

   Gadis cantik dengan segala yang dia miliki, orang tua yang begitu menyayangi dan memanjakannya lantas tidak menjadikannya anak manja yang selalu bergantung dengan kedua orang tua.

Dia bahkan memasuki universitas impiannya melalui jalur beasiswa dan itu semua berkat kerja keras dan juga otak pintarnya.

Setelah menyelesaikan pendidikanya tiga bulan

yang lalu Xannia langsung melamar pekerjaan disalah satu perusahaan dengan mengandalkan kemampuannya sendiri.

Bahkan sang ayah pernah menawarinya untuk bekerja di perusahaan miliknya sendiri dengan jabatan yang menjanjikan.

Gadis yang kini akan genap berusia 22 itu bahkan aktif dalam hal sosial dan selalu menyempatkan dirinya untuk datang sebulan sekali di panti asuhan milik sang nenek dari pihak ibu.

Dan sekarang gadis cantik itu sudah rapi dengan stelan pakaian kerjanya, rambut panjang sepunggung yang dibiarkan terurai dan memoleskan sedikit lipstik berwarna nude di bibir seksinya.

Xannia mematut dirinya di depan cermin besar guna memastikan lagi penampilannya.

Setelah dirasa sudah selesai gadis cantik itu mengambil tas kerjanya yang berada di atas ranjang, dia berjalan kearah pintu kamarnya dan keluar dari sana.

Kemudian Xannia menuruni anak tangga dan menuju ruang makan dimana kedua orang tuanya sudah terlebih dahulu berada disana.

"Selamat pagi," sapa Xannia pada ayah dan juga ibu.

"Pagi juga sayang," balas sang ibu dan mencium pipi putri satu-satunya.

"Pagi dad," Xannia mencium pipi sang ayah yang sedang membaca korannya.

"Pagi juga sayang," ucap Martin, ayah Xannia.

"Kau bangun sedikit terlambat hari ini," ujar sang ayah.

"Mm... Aku harus menyelesaikan sedikit pekerjaanku yang aku bawa pulang kemarin," jawab Xannia sambil mendudukan dirinya.

"Sudah daddy bilang, bekerja saja di perusahaan daddy. Kalau kau disana tidak akan ada yang berani memerintahmu apalagi sampai bergadang hingga malam," tutur Martin.

"Bukan seperti itu dad, aku hanya ingin punya pengalaman kerja di perusahaan lain," ucap Xannia setelah meminum teh hangat yang ada di depannya.

"Kau ingin sarapan dengan apa sayang?" tanya Amanda, ibu Xannia.

"Roti saja mom, aku akan memakannya di mobil nanti," jawab Xannia.

"Jangan pernah makan sambil menyetir Xannia," tegur sang ayah.

"lya dad," sahut Xannia.

Amanda tersenyum melihat putrinya yang begitu menurut dengan ayahnya, Amanda mengoleskan selai nanas kesukaan Xannia di atas roti dan memberikannya pada sang putri.

"Makanlah dengan perlahan, dan jangan terburu-buru," ujar sang ibu memperingati.

"Iya mom," sahut xannia.

Xannia makan dengan perlahan seperti yang di katakan ibunya. Tapi, sesekali pandangan matanya akan tertuju pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mom, Dad !" ucap Xannia dan seketika mengalihkan pandangan kedua orang itu terhadapnya.

"Ada apa sayang?" tanya sang ibu.

"Sepertinya aku berencana untuk tinggal di apartement saja, agar lebih dekat dengan tempatku bekerja," ujar Xannia.

"No! Daddy tidak akan mengizinkanmu untuk tinggal sendirian apalagi di apartement," bantah Martin.

"Tapi dad, perjalanan dari mansion ke tempatku bekerja lumayan jauh. Aku hanya akan membeli apartement dekat perusahaan agar bisa berjalan kaki kesana," ucap Xannia yang masih kekeh dengan keputusannya.

"Daddy tidak akan pernah mengizinkanmu tinggal sendirian titik, itu sudah keputusan daddy," ujar Martin tegas.

Xannia menghembuskan napasnya dengan berat mendengar ketidak setujuan dari sang ayah.

Amanda memegang tangan suaminya dan mengusap-usapnya dengan lembut.

"Biarkan dia tinggal di apartement, dia sudah dewasa dan sebentar lagi akan berusia 22 tahun. Selama ini kita selalu memanjakannya dan selalu melaranganya untuk melakukan ini dan itu, jika dia bosan nanti juga dia akan pulang ke mansion," ucap Amanda memberikan pengertian pada suaminya dengan suara lembut yang mampu menenangkan siapapun.

Martin melihat kearah putrinya dan memandangi matanya yang penuh akan harap padanya.Dia tidak bisa menolak perkataan istrinya jika sang istri sudah menyetujui keinginan putri mereka.

Baiklah... Tapi, usahakan untuk pulang seminggu sekali ke mansion," ujar Martin.

Wajah Xannia memancarkan binar bahagia dan memeluk kedua orang tuanya.

Thanks mom," bisik Xannia di telinga sang ibu dan mengecup pipinya singkat.

Tapi ingat, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri,Dan jangan pernah pergi ke bar ataupun klub, timpal sang ayah.

Aku tahu dad...

Oh ya ... Apa kau tidak menghubungi Arsen selama seminggu ini?" tanya martin.

Aku terlalu sibuk untuk memegang ponsel," kilah xannia sambil memakan rotinya.

Aku tebak! Pasti pria itu mengadu pada daddy, lalu daddy akan menyuruhku untuk menghubunginya,

Bagaimana pun Arsen adalah tunanganmu, seharusnya kau bisa lebih memperhatikan dia. Bagaimana kalau dia sampai tergoda wanita lain karna kau jarang memperhatikan dirinya,

Itu bagus. Berarti aku bisa bebas darinya dan satu lagi pertunangan itu adalah rencana daddy bukan karna keinginan diriku sendiri.

Sayang--" sela sang ibu.

Aku sudah selesai mom. Aku pergi dulu," potong Xannia dan berdiri dari duduknya lalu meninggalkan kedua orang tuanya.

Sudah aku bilang kan? Jangan pernah membahas tentang Arsen di depan Xannia. Dia akan menjadi keras kepala jika itu menyangkut masalah pernikahan, dia sudah bersedia bertunangan dengan Arsen hanya karna kau, jelas Amanda dengan suara lembutnya memberikan pengertian pada suaminya.

Kau terlalu keras padanya masalah pasangan hidup untuknya.

Aku hanya ingin anak kita mendapatkan pria yang baik dan bertanggung jawab nanti. Kau tahukan jika aku sangat menyayangi Xannia? Aku hanya ingin yang terbaik untuknya.

Aku tahu... Maka dari itu dia selalu menuruti semua keinginanmu termasuk bertunangan dengan Arsen, dia tidak ingin melihatmu kecewa padanya.

Martin menghembuskan napasnya dengan berat sambil memejamkan matanya.

"Aku akan bicara nanti dengannya," ujar martin.

kau memang harus bicara padanya jawab amanda sambil mengusap tangan suaminya dengan lembut.

Sementara itu di dalam mobil Xannia terus saja menggerutu tidak jelas, moodnya hari benar-benar buruk,ditambah lagi dengan telpon dari Arsen berkali-kali dan itu membuatnya semakin jengkel.

"Ada apa?" tanya Xannia dengan ketus setelah mengangkat telpon dari tunangannya.

"Kenapa kau baru mengangkat sekarang? Aku sedang mengemudi jawab Xannia dengan nada malasnya

Xannia langsung mematikan panggilannya secara sepihak, karna dia sudah sampai di depan tempat kerjanya.Xannia langsung memarkirkan mobilnya di basement perusahaan, dia keluar dari dalam mobil dan berjalan kearah lobby.

Terlihat Xannia menyapa beberapa rekan kerjanya , dia juga menyapa salah satu office girl yang dia ajak tempo hari untuk makan siang bersama.

Walau berada di lingkungan pekerjaan Xannia tidak pernah membeda-bedakan jabatan seseorang dan itulah yang membuatnya memiliki banyak teman.

Dia berjalan kearah lift yang akan membawanya menuju ruang kerjanya.

"Xannia!" teriak seorang wanita sambil berlari kearahnya,kau Terlambat lagi kay?

Iya nih xan..." jawabnya sambil ngos-ngosan karna harus berlari.Bisa-bisa aku dimarahi lagi," keluh kay.

Kay adalah teman xannia yang merantau ke kota ini untuk bersekolah dan bekerja. Xannia bertemu dengan kay saat mereka sama-sama melamar ke perusahaan ini. Namun, sayangnya mereka berbeda divisi.

Bersambung .....

Bab 2

    Sekarang jam sudah menunjukan pukul lima sore sudah waktunya untuk Xannia pulang bekerja , ia langsuang membereskan meja kerjanya, dan bersiap untuk pulang.

Xannia berpamitan pada beberapa rekan kerjanya yang masih ada disana.

Kau tidak ingin ikut kami Kecaffe sebentar? Nadine berulang tahun dan dia akan mentraktir kita," ucap salah satu rekan kerja Xannia.

"Tidak! Aku akan langsung pulang saja," jawab Xannia.

"Baiklah, bye..." tutur rekan kerja Xannia dan keluar lebih dulu dari ruang kerja mereka. !

Xannia memasukan laptopnya kedalam tas miliknya, setelah dirasa tidak ada yang tertinggal Xannia meninggalkan ruang kerja itu.

     Dia menekan angka satu dimana lantai lobby berada, selagi menunggu lift Xannia melihat ponselnya dan banyak sekali pesan dari Arsen, yang notabenenya adalah tunangannya sendiri.

Kebanyakan dari isi pesan itu adalah mengajak Xannia untuk Berkencan dengannya .

Xannia tidak berniat untuk membalasnya dan malah mematikan ponselnya.

Ting...

   Pintu lift terbuka dan Xannia keluar dari sana berjalan menelusuri lobby yang cukup Ramai saat Xannia sedang berjalan dia melihat seorang office girl yang sedang di marahi oleh salah satu wanita yang dia tidak kenal.

Karna, merasa kasihan Xannia pun menghampiri dua orang tersebut dan mencoba untuk melerainya, karna perempuan itu akan menyiramkan kopi yang ada di tangannya pada office girl tersebut.

Xannia langsung menepis tangan wanita itu,sontak wanita itu menatap tajam Xannia dengan penuh amarah! Apa yang anda lakukan nona? Apa anda tidak tahu jika kopi itu masih panas," ujar Xannia yang tidak sengaja memegang cup kopi itu.

"Apa urusannya denganmu HAH? Mau menjadi seorang pahlawan? Asal kau tahu saja ya... Wanita udik ini sudah membuat sepatu pakaian mahalku basah karna air kotor ini," kesal wanita tersebut.

"Tapi, seharusnya anda jangan menyiramnya dengan air yang masih panas, anda cukup menegurnya saja," ujar Xannia

"Ckck... Kau pikir dengan aku menegurnya saja pakaian ku akan bersih kembali?" cibir wanita tersebut.

"Apa salahnya tinggal anda cuci kembali," jawab Xannia.

"Aku tidak memakai barang yang sudah kotor," jawabnya.

"Kalau begitu buang saja," Xannia masih saja bisa menjawab setiap perkataan wanita tersebut dan membuatnya semakin jengkel.

Sementara itu office girl tersebut sedari tadi mencoba untuk menghentikan xannia yang selalu saja beradu mulut dengan wanita tersebut.

Sedari tadi office girl tersebut terus saja meminta maaf pada wanita arogan itu.

"Kenapa kau terus-terusan meminta maaf, cukup sekali saja... Jangan pernah merasa bersalah pada wanita seperti itu," ucap xannia yang kesal sendiri.

"Awas kalian! Aku akan bilang pada pemilik perusahaan ini untuk memecat kalian berdua... Dilihat dari sudut mana pun kau pasti karyawan disini," ejek wanita tersebut.

"Silahkan saja aku tidak takut!" tantang xannia

Karna terlalu kesal wanita itu pun pergi meninggalkan Xannia dan office girl tersebut dengan mengeluarkan berbagai macam umpatan.

"Kenapa kau diam saja saat wanita itu akan menyiram-mu dengan kopi yang masih panas?

Office girl tersebut hanya diam saja dan tidak membalas perkataan xannia.

xannia menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Maaf, aku terlalu kesal tadi," ucap Xannia.

"Kau tidak pulang? Bukankah sudah waktunya jam pulang," ujarnya.

"Saya masih ada pekerjaan lain yang belum selesai," jawab office girl tersebut dengan pelan.

"Kalau begitu aku duluan... Jika wanita itu mengganggumu lawan saja," ujar xannia dan di angguki oleh office girl tersebut.

Xannia berjalan kearah basement dan menuju kearah mobilnya yang terparkir.

Dia menjalankan mobilnya meninggalkan area perusahaan tempatnya bekerja.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Karna dia memang sedang tidak terlalu terburu-buru untuk pulang ke mansion.

Di sepanjang perjalanan pandangannya tampak melihat kearah kiri dan kanan guna mencari apartement yang cocok untuk dirinya tempati, dan juga bangunan-bangunan itu dekat dengan tempatnya bekerja.

Dia akan kembali lagi besok untuk mendatangi apartement-apartement itu, mengingat besok adalah hari libur dan dia memiliki banyak waktu luang.Dia menyempatkan dirinya untuk berhenti di salah satu toko kue yang selalu di datangi sang ibu, dia akan membelikan kue kesukaan ibunya sebelum pulang.

Setelah memarkirkan mobilnya, dia keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam toko kue itu dan memesan dua kue , setelah itu ia membayarnya dan meninggalkan toko kue itu dan berjalan menuju mobilnya kembali .

Dia kembali melajukan mobilnya membelah jalanan kota New York yang tidak terlalu ramai.30 menit kemudian mobil yang di bawa sudah memasuki pekarangan mansion orang tuanya.

Setelah memasukan mobilnya kedalam garasi mobil, xannia berjalan kearah pintu utama mansion. Dia membuka salah satu pintu besar itu dengan satu tangannya yang lain.

"MOM, AKU PULANG...."Jangan berteriak sayang, terdengar suara sang ibu yang muncul dari arah dapur.

"Apa daddy belum pulang mom,tanya Xannia sambil mengecup pipi ibunya.

"Daddy-mu tidak akan pulang hari ini, dia harus pergi ke Manhattan untuk urusan bisnis," jawab sang mommy.

Kenapa mendadak sekali? Tadi pagi daddy tidak mengatakan apapun,"

Mungkin pekerjaannya memang mendadak dan tidak bisa di tinggal,.

Ooo ya ... Aku membawa kue kesukaan mommy, tadi aku mampir sebentar ke toko kue yang selalu mommy datangi," sambil memperlihatkan paper bag yang bertuliskan salah satu merek toko kue.

"Terima kasih sayang," Jadi, malam ini kita hanya akan makan malam berdua. saja mom?

Mm....begitulah sayang,tapi tidak apa apa mommy senang kamu pulang jadi mommy tidak kesepian !

Bagaimana kalau kita makan malam di taman belakang saja mom? Ide yang bagus... Mommy akan membuatkan makanan kesukaanmu,aku akan membantu mommy. Tapi, aku akan mengganti bajuku dulu," ujarnya.

Ia pun berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, sedangkan Amanda kembali kearah dapur.

ia membersihkan tubuhnya dengan cepat dan segera mengganti pakaiannya, dia tidak ingin membuat sang mommy menunggu terlalu lama.

Setelah dirasa sudah selesai akhirnya ia keluar dari kamarnya dan menyusul sang mommy yang sedang berada di dapur bersama dua orang pelayan.

Maaf mom menunggu lama!

"Tidak sayang... lagi pula kau tidak usah ikut membantu, kau pasti lelah karna seharian ini bekerja," ucap sang ibu.

"Tidak mom Aku tidak lelah sama sekali ucap xannia dan mulai membantu sang ibu.

"Oh ya mom, besok aku akan melihat apartement yang ada di dekat kantorku. Aku sudah menemukan 3 unit yang menurutku cocok dan sangat dekat dengan tempat kerjaku dan mungkin aku akan langsung pindah lusa," ucap xannia di sela-sela dia memotong sayuran.

"Kalau begitu nanti biar daddy yang mengurus pembayaran apartement-mu,"

"No mom... Aku akan membelinya dari gaji-ku selama bekerja, uangku lebih dari cukup untuk membeli satu unit apartement, lagu pula kalian juga selalu memberiku uang bulanan tolaknya dengan cepat. Karna dia tidak ingin terus bergantung pada orang tuanya.

Bersambungg....

Bab 3

      Dipagi yang cerah ini Xannia sudah siap dengan pakaian olahraganya , setiap weekend dia akan lari pagi mengeliling kompleks perumahan nya.

Sebelum keluar dari kamarnya xannia menguncir rambutnya asal.setelah nya ia keluar dan langsung melihat mammy nya!

"Pagi mom," sapa xannia pada sang ibu.

"Pagi juga sayang,"

"sebelum berangkat apa kau ingin sarapan dulu sayang?" tanya sang ibu.

"Tidak mom, aku akan jogging sebentar... Sudah lama aku tidak melakukan olahraga,

Gadis cantik itu mengambil air putih yang ada di atas meja makan dan meminumnya hingga tandas.

"Bye mom... Sarapan lah lebih dulu mom jika aku lama," ucap xannia yang tengah melambaikan tangannya pada sang ibu.Xannia berläri kecil keluar dari rumahnya.

"Selamat pagi," sapa xannia pada empat orang yang berjaga di gerbang rumahnya.

Sambil memperlihatkan senyumannya dan menyapa mereka dengan ramah.

"Bukankah nona xannia sangat baik bro?" tutur salah satu penjaga yang memiliki tato di lengan kirinya.

"Iya, waktu itu dia juga memberikan sebuah boneka untuk anak perempuanku yang sedang berulang tahun,

Dan ya nona xannia juga sering membelikan kita dan yang lainnya makanan enak bukan! dan di angguki oleh ke tiga orang tersebut.

Sambil berlari kecil xannia bahkan menyapa beberapa tetangganya yang juga tinggal di kawasan elit tersebut.

Butiran-butiran keringan sudah bermunculan didahinya mengingat dia sudah cukup jauh berlari.dia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya di taman yang juga masih berada di area kompleks tersebut,xannia membuka ponselnya dan hal yang pertama kali dia lihat adalah pesan dari kay.

Langsung saja ia menghubungi teman kerjanya itu.

"Halo kay? sapanya setelah panggilannya terhubung.

"Haii xan" jawab kay dari seberang telepon.

"Jam berapa kau bertemu dengan teman kencanmu itu? xannia mulai membuka topik pembicaraan

"nanti waktu makan siang tiba,.

"Apa kau yakin tidak keberatan mengajakku juga?" tanya xannia yang merasa sungkan jika harus menemani kay bertemu dengan teman kencannya.

"Tidak apa-apa, aku sudah bilang padanya untuk mengajak satu temanku," ucap kay.

"Bagaimana? Kau mau kan? Aku malu jika harus bertemu dengannya sendirian, apalagi ini adalah pertama kalinya kami bertemu," lanjutnya.

"APA? Jadi, ini pertama kali kau akan bertemu dengannya? Kau mengenal dia dimana? Bagaimana kalau dia bukan pria baik-baik kay?

"kay terdiam tidak langsung menjawab dan xannia tahu Jika temannya itu ragu untuk mengatakannya.

"D-dari aplikasi kencan buta kay membuka suaranya dengan ragu.

"Tapi, itu ulah temanku," lanjutnya.

"Baiklah, aku akan menemanimu... Aku akan datang ke apartement-mu nanti.

Cukup lama mereka mengobrol, xannia pun mengakhiri panggilan teleponnya karna sudah terlalu lama dia berada di luar rumah.

Xannia kembali berlari kecil menuju kearah rumahnya, di tengah perjalanan dia melihat salah satu rumah mewah yang barang-barangnya di bawa keluar oleh beberapa orang.

Seingat dia saat pergi tadi rumah itu masih sepi dan tidak ada orang disana,xannia mengacungkan bahunya dan pergi begitu saja, karna dia memang tidak dekat dengan tetangga-nya yang satu itu.

"Dimana mommy?" tanya xannia pada sala satu pelayan, setelah dia sampai di mansionnya.

"Nyonya berada di taman belakang nona.

"Apa mommy sudah sarapan?

"Belum nona, nyonya bilang dia akan menunggu anda dan sarapan bersama," jawab pelayan itu lagi.

"Baiklah, bilang pada mommy kalau aku sudah pulang dan sedang membersihkan diri dulu,

"Baik nona,

ia pun menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya.

Dia membuka seluruh pakaiannya di kamar mandi dan memasukannya kedalam keranjang cucian kotor.setelahnya ia memutuskan untuk mandi di bawah guyuran air shower.

15 menit kemudian xannia baru menyelesaikan mandinya dengan bathrobe yang menutupi tubuh telanjangnya dan juga sebuah handuk kecil yang menutupi rambut basahnya.ia berjalan kearah walk in closet dan mencari pakaian yang cocok untuk dia kenakan, dan akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress berwarna putih dengan motif bunga matahari.

     Setelah mengeringkan rambutnya dan memoles wajahnya dengan make-up tipis,

Rambut panjang sepunggungnya dia biarkan tergerai begitu saja tanpa memakai pernak-pernik apapun untuk rambutnya.ia mencari sang ibu di ruang makan dan ternyata tidak ada, lalu dia melangkahkan kakinya menuju kearah taman belakang. Disana, dia dapat melihat punggung sang ibu yang duduk membelakangi dirinya.

"Mom, ayo kita sarapan, dengan suara lembut xannia menyapa ibunya sambil menyentuh bahu sang ibu.

"Kau sudah selesai?" tanya mommy Amanda.

"Sudah! Ayo sarapan," ujarnya lagi.

Xannia pun mengapit lengan sang ibu dan mereka berjalan berdampingan menuju ruang makan.

"Kapan daddy akan pulang mom?

"Mommy tidak tahu, daddy-mu tidak bilang akan pulang kapan dan berapa lama disana. Mungkin, pekerjaannya terlalu banyak.

"Bagaimana kalau kamu menyetujui perkataan daddy untuk bekerja di perusahaannya, mommy kasihan melihat daddy-mu yang harus pergi keluar kota bahkan harus ke luar negeri,? Akan aku pikirkan lagi mom," putus xannia akhirnya..

Sebenarnya di juga kasihan melihat sang ayah yang harus bekerja sampai larut malam dan kekurangan waktu istirahat dan waktu berdua dengan sang ibu.

"Terima kasih sayang," ucap mommy amanda memberikan senyuman terbaiknya.

"Kau jadi hari ini melihat apartement?

"Mm... Tapi, aku akan menemui temanku sebentar," jawab xannia setelah meneguk minumannya.

"Usahakan untuk pulang setiap weekend, mommy akan kesepian karna disini tidak akan dirimu lagi," ujar Amanda sendu.

"baiklah mommy ku sayang," ucap xannia dengan senyuman manjanya

Dan akhirnya mereka pun makan dengan tenang tanpa ada obrolan apapun lagi.

Setelah selesai makan xannia membantu sang ibu membawa piring-piring kotor itu ke dapur dan memasukannya ke dalam alat pencuci piring otomatis.

"Jam berapa kau akan pergi?" tanya Amanda.

"menjelang makan siang nanti mom, masih banyak waktu , Jadi aku akan menemani mommy sebentar," ucap xannia.

"Mommy akan pergi ke rumah kaca, kau mau ikut?" tanya sang ibu.

"Of course," jawab xannia cepat.ia mengikuti sang ibu yang berjalan kearah halaman samping mansion dimana disana terdapat sebuah rumah kaca yang berukuran cukup besar.

Rumah kaca yang semua isinya adalah bunga dan juga tanaman kesukaan sang ibu. Dan karna kebiasaan itulah membuat xannia juga menyukai berbagai macam tanaman dan sesekali juga akan menanam bunga bersama sang ibu.

"Wow... Sudah lama aku tidak masuk kesini," ucap xannia yang terkesima melihat beberapa bunga yang bermekaran.

"Kau terlalu sibuk bekerja dan jarang sekali kemari," sahut Amanda ibu xannia sambil menyiram bunga-bunga.

"Jika aku sudah menikah nanti, aku juga akan membuat rumah kaca seperti ini di rumah kami,

"Dengan Arsen?" goda sang ibu.

Mommm.....rengek Xannia

Ku harap suamiku nanti bukan dia , gumam Xannia

    *Bersembung........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!