Bab 5: Kejutan yang Tak Terduga

Keesokan harinya.

Setelah pulang kerja, Dani dan Aisha duduk berdua di teras rumahnya Danu kalu ini. Rumah mereka bersebelahan di komplek yang sama.

Dani: "Gimana hubungan kalian?"

Aisha: "Udah mulai dekat sih, Dan. Dia perhatian dan mulai terbuka. Ya walau ga semuanya sih dia ceritain. Kayak punya trauma gitu, Dan."

Aisha: (menghela nafasnya dulu) "Kamu tahu, dia minta padaku untuk bersabar. Dan dia memintaku untuk hubungan lebih jauh lagi. Apa maksudnya dia suka dan cinta aku ya Dan?"

Dani: (Menghela nafas dengan berat) "Aku sih dukung dan ikut seneng denger kamu begitu. Tapi yang pernah aku bilang hati hati, ga semua laki laki baik. Kamu jangan mau tertipu dan akhirnya kamu sendiri yang terluka, Sha. Kenapa aku selalu ingin kamu jujur sama aku, kamu polos Sha. Baru kenal cinta."

Aisha: (memeluk Dani dan terkekeh) "Makasih ya, Dan. Kamu itu selalu jadi sahabat terbaikku dari kita kecil sampai gede bareng.)

Dani hanya tersenyum, antara Dani dan Aisha itu udah kayak anak kembar.

Dani: "Janji, Sha."

Dani yang mengeluarkan satu tangan di depan Aisha.

Aisha: "Janji!"

Aisha yang menyambut tangan Aisha, lalu kedua telapak tangan mereka di tepuk dan menggerakkan sesuai dengan pertama kali di minta Aisha. Lalu keduanya tertawa menikmati waktu yang mulai malam.

Dani: "Dah sana, tidur. Udah malam. Besok kita bakal nguli lagi."

Aisha: "Oke, Dan."

Akhirnya, Aisha pulang ke rumahnya. Mengambil minuman di dapur untuk teman santainya membawanya ke ruang tamu. Suara telepon berdering nama Arya tertera di layar, membuatnya sedikit heran dan penasaran.

> Aisha: “Halo, Arya? Ada apa?”

> Arya: “Hai, Aisha... Kamu sibuk sekarang?”

> Aisha: “Enggak, kenapa? Kok tumben telepon malam-malam begini?”

> Arya: “Aku ada di depan rumah kamu sekarang, bisa ketemu sebentar?”

Aisha terdiam, terkejut. Arya datang tanpa pemberitahuan? Pasti ada hal penting yang ingin dia sampaikan.

> Aisha: “Oh, tunggu sebentar, aku bukakan pintunya.”

Aisha segera membuka pintu dan melihat Arya berdiri di sana, dengan wajah serius yang bercampur gugup.

Aisha: “Masuk, Arya. Kamu kelihatan nggak biasanya. Ada apa sebenarnya?”

Arya: (berusaha tersenyum) “Terima kasih, Aisha. Maaf aku datang tiba-tiba.”

Aisha: “Nggak apa-apa. Tapi, kamu benar-benar bikin aku penasaran.”

Arya: “Aisha... ada banyak hal yang sudah lama ingin aku bicarakan sama kamu. Dan aku rasa, aku nggak bisa menunda lagi.”

Aisha: “Hmm, ini tentang apa?”

Arya duduk, tampak berusaha menyusun kata-kata di pikirannya sebelum berbicara.

Arya: “Aisha, aku... aku rasa, aku sudah jatuh cinta sama kamu. Aku tahu ini mungkin terdengar mendadak. Tapi setiap kali aku bersama kamu, aku merasa seperti menemukan sesuatu yang hilang dalam hidupku.”

Aisha menatapnya terkejut, tak menyangka Arya akan mengatakan hal itu.

Aisha: “Arya... kamu serius? Aku nggak pernah menyangka kamu punya perasaan seperti itu.”

Arya: (mengangguk) “Serius, Aisha. Aku nggak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Kamu membawa kebahagiaan yang aku pikir nggak akan pernah aku rasakan lagi.”

Aisha: (menunduk malu) “Aku nggak tahu harus bilang apa. Ini... terlalu tiba-tiba.”

Arya: “Maaf kalau aku membuatmu merasa nggak nyaman. Aku nggak bermaksud menekan kamu, Aisha. Aku hanya ingin jujur dengan perasaanku.”

Aisha: “Bukan, bukan begitu. Sebenarnya, aku juga punya perasaan yang sama. Tapi... aku takut, Arya. Takut kalau nanti kamu berubah pikiran.”

Aku di tembak sama Arya, hi hi hi senangnya. Berbunga bunga lah aku, jomblo abadi kayak aku udah pecah telor! Batinnya berteriak kegirangan.

Secara mendadak Aisha di kejutkan dengan pernyataan cinta dari Arya membuat dia salah tingkah dan merona di wajahnya. Senang sekali bahkan tidak bisa di ungkapkan kata kata.

Arya: “Aisha, aku janji aku nggak akan berubah. Aku sudah terlalu banyak kehilangan dalam hidupku, dan aku nggak mau kehilangan kamu juga.”

Aisha: “Tapi, Arya, kita baru saja mengenal satu sama lain. Bagaimana kalau nanti kita menghadapi masalah yang besar?”

Arya: “Semua hubungan pasti ada tantangannya, Aisha. Tapi aku yakin, kalau kita saling percaya, kita bisa melewati semuanya.”

Aisha: “Kamu benar. Aku hanya perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan semua ini.”

Arya: “Aku nggak akan memaksamu, Aisha. Kita bisa menjalani ini perlahan-lahan. Yang penting, aku ingin kamu tahu bahwa aku serius.”

Aisha mengangguk perlahan, merasa sedikit lega dengan kata-kata Arya.

Aisha: “Baiklah, Arya. Kalau begitu, kita bisa coba perlahan-lahan. Tapi... aku ingin jujur juga.”

Arya: “Tentu saja. Apa yang ingin kamu katakan?”

Aisha: “Aku... aku takut ada sesuatu dari masa lalumu yang akan mengganggu kita. Aku merasa kamu masih menyimpan rahasia, dan itu membuatku ragu.”

Arya menunduk sejenak, seolah berjuang dengan perasaannya sendiri.

Arya: “Aku nggak bisa bohong, Aisha. Aku memang punya masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Tapi aku sudah berusaha untuk melepaskannya, dan sekarang, kamu adalah masa depanku.”

Aisha: “Aku ingin percaya itu, Arya. Tapi bagaimana kalau nanti masa lalu itu datang lagi?”

Arya: “Kalau memang itu terjadi, aku akan menghadapi bersama kamu, Aisha. Aku nggak akan biarkan apa pun menghalangi kita.”

Aisha tersenyum tipis, merasa sedikit tenang mendengar komitmen Arya.

Aisha: “Terima kasih, Arya. Aku harap kita benar-benar bisa melalui semuanya bersama-sama.”

Arya: “Tentu, Aisha. Aku nggak akan meninggalkanmu begitu saja. Kamu bisa percaya padaku.”

Aisha: “Aku akan mencoba, Arya. Tapi tolong jangan buat aku kecewa.”

Arya: “Aku janji, Aisha. Aku akan lakukan yang terbaik untuk menjaga perasaanmu.”

Malam semakin larut, namun percakapan mereka terasa semakin dalam. Aisha merasa bahwa dirinya benar-benar berada dalam hubungan yang baru, hubungan yang mungkin akan mengubah hidupnya. Namun, di balik janji dan komitmen yang diucapkan, ada perasaan was-was yang tetap menggelayut di hatinya.

Aisha: “Arya... satu pertanyaan terakhir. Apakah kamu benar-benar siap untuk meninggalkan masa lalu itu?”

Arya: (menghela napas) “Aisha, aku sudah mencoba melupakan masa lalu itu sejak lama. Tapi, kamu harus tahu, itu bukan hal yang mudah.”

Aisha: “Kalau begitu, apakah kamu yakin bisa menjadikan aku prioritasmu sekarang?”

Arya: “Aku yakin, Aisha. Aku akan berusaha sepenuh hati untuk menjaga perasaanmu.”

Aisha: “Baiklah, Arya. Aku akan percaya padamu... Tapi kalau suatu saat aku merasa kamu masih terikat dengan masa lalumu, aku harap kamu bisa terbuka.”

Arya: “Aku berjanji, Aisha. Kamu akan jadi yang terpenting bagiku sekarang.”

Dengan percakapan yang semakin intens, malam itu berakhir dengan janji-janji yang menggantung di udara, seolah menunggu masa depan untuk memberikan jawabannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung.

Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Ketertarikan yang Meningkat
3 Bab 3: Bayangan Masa Lalu
4 Bab 4: Mengungkap Lapisan Demi Lapisan
5 Bab 5: Kejutan yang Tak Terduga
6 Bab 6: Bayangan Masa Lalu yang menghantui
7 Bab 7: Janji yang Tertunda
8 Bab 8: Luka yang Tak Terucap
9 Bab 9: Keputusan yang Berat
10 Bab 10: Kesungguhan Arya
11 Bab 11: Ujian Keseriusan
12 Bab 12: Menghadapi Bayang-bayang Masa Lalu
13 Bab 13: Perasaan yang Makin Rumit
14 Bab 14: Cinta yang Menguji Kesetiaan
15 Bab 15: Kenyataan yang Menyakitkan
16 Bab 16: Keputusan Aisha
17 Bab 17: Tempat Baru
18 Bab 18: Sudah terbiasa Aisha
19 Bab 19: Aisha Semakin Bersinar
20 Bab 20: Sakitnya Aisha
21 Bab 21: Sakit Membawa Hikmah
22 Bab 22: Pernyataan Cinta
23 Bab 23: Pertemuan tidak terduga
24 Bab 24: Kenangan Indah Masa Lalu
25 Bab 25: "Cinta dalam Diam" – POV Dani
26 Bab 26: Kejujuran yang Terpendam – POV Dani
27 Bab 27: Pertemuan Kembali
28 Bab 28: Perkenalan Keluarga Arya
29 Bab 29: Simbol Cinta Arya
30 Bab 30: Restu Keluarga Aisha
31 Bab 31: Godaan Aisha
32 Bab 32: Lamaran Mewah dan Megah
33 Bab 33: Persiapan Pernikahan
34 Bab 34: Di Toko Perhiasan
35 Bab 35: Tugas Dadakan
36 Bab 36: Kejutan Tidak Terduga Berlanjut
37 Bab 37: Pencarian Aisha
38 Bab 38: Pertemuan
39 Bab 39: H-3 Pernikahan
40 Bab 40: Pingitan
41 Bab 41: Pernikahan Aisha
42 Promo karya baru
43 promo karya terbaru
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Ketertarikan yang Meningkat
3
Bab 3: Bayangan Masa Lalu
4
Bab 4: Mengungkap Lapisan Demi Lapisan
5
Bab 5: Kejutan yang Tak Terduga
6
Bab 6: Bayangan Masa Lalu yang menghantui
7
Bab 7: Janji yang Tertunda
8
Bab 8: Luka yang Tak Terucap
9
Bab 9: Keputusan yang Berat
10
Bab 10: Kesungguhan Arya
11
Bab 11: Ujian Keseriusan
12
Bab 12: Menghadapi Bayang-bayang Masa Lalu
13
Bab 13: Perasaan yang Makin Rumit
14
Bab 14: Cinta yang Menguji Kesetiaan
15
Bab 15: Kenyataan yang Menyakitkan
16
Bab 16: Keputusan Aisha
17
Bab 17: Tempat Baru
18
Bab 18: Sudah terbiasa Aisha
19
Bab 19: Aisha Semakin Bersinar
20
Bab 20: Sakitnya Aisha
21
Bab 21: Sakit Membawa Hikmah
22
Bab 22: Pernyataan Cinta
23
Bab 23: Pertemuan tidak terduga
24
Bab 24: Kenangan Indah Masa Lalu
25
Bab 25: "Cinta dalam Diam" – POV Dani
26
Bab 26: Kejujuran yang Terpendam – POV Dani
27
Bab 27: Pertemuan Kembali
28
Bab 28: Perkenalan Keluarga Arya
29
Bab 29: Simbol Cinta Arya
30
Bab 30: Restu Keluarga Aisha
31
Bab 31: Godaan Aisha
32
Bab 32: Lamaran Mewah dan Megah
33
Bab 33: Persiapan Pernikahan
34
Bab 34: Di Toko Perhiasan
35
Bab 35: Tugas Dadakan
36
Bab 36: Kejutan Tidak Terduga Berlanjut
37
Bab 37: Pencarian Aisha
38
Bab 38: Pertemuan
39
Bab 39: H-3 Pernikahan
40
Bab 40: Pingitan
41
Bab 41: Pernikahan Aisha
42
Promo karya baru
43
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!