Cantik-cantik Pelakor
Suasana di kelas sangat mencekam. Bagaimana tidak, aku hanya satu-satunya anak kelas 10 yang berada didalam kelas, sedangkan teman-teman sekelas ku ada diluar sambil memantau kedalam kelas.
Ya, bisa dibilang saat ini aku sedang dilabrak oleh kakak kelas. Lebih tepatnya ada 5 kakak kelas yang melabrak aku karena katanya aku mendekati pacarnya. Padahal sebenarnya aku sama sekali tidak mengetahui bahwa Kak Galih sudah memiliki pacar.
"Kak, aku minta maaf. Aku sama sekali gak tahu kalau Kak Galih udah punya pacar."
"Sama sekali gak tahu? lo pura-pura bodoh ya? Udah jelas-jelas di semua sosial media Galih terpampang jelas wajah gue," kesal Ajeng.
"Sumpah aku gak tahu, Kak. Lagian waktu itu Kak Galih bilangnya dia gak punya pacar. Jadi aku pikir dia emang gak punya pacar."
"Jadi sekarang kamu menyalahkan Galih?"
Tiba-tiba seseorang masuk kedalam kelas. Ya, itu Kak Galih. Sepertinya saat ini Kak Galih akan mengatakan yang sebenarnya, sebab bagaimanapun itu memang salahnya karena telah berselingkuh dari Kak Ajeng.
"Ajeng, kamu ngapain sih?" tanya Galih.
"Ya aku marahin dia. Udah jelas-jelas kan dia genit sama kamu."
"Udah ya jangan marah lagi. Lagipula aku gak suka sama dia, dia bukan tipe aku," kata Galih.
Delisa hanya melongo saat mendengar perkataan Galih. Padahal sudah jelas-jelas dia yang mendekati Delisa, bahkan sampai menyatakan cinta pada Delisa.
"Ayok pergi! malu dilihat sama banyak orang," kata Galih sambil menarik tangan Ajeng. Disaat keduanya pergi, teman-teman Ajeng juga ikut pergi.
Otomatis teman-teman sekelas ku masuk kedalam kelas sambil melirik ke arahku.
"Ada apa sih?" tanya Caca, sambil duduk di sebelahku.
"Aku dituduh merebut Kak Galih. Padahal Kak Galih yang dekati aku bahkan dia mengaku gak punya pacar."
"Masa sih Kak Galih kayak gitu, udah jelas-jelas dia punya pacar."
"Jadi kamu gak percaya sama aku?"
Karena sepertinya Caca tidak mempercayai aku, akhirnya aku memperlihatkan isi chatnya dengan Kak Galih dari awal sama akhir.
"Terus tadi kalian ngobrol apa aja?" tanya Caca penasaran, karena sebenarnya orang-orang yang tadi melihat ke kelas sebenarnya mereka tidak bisa mendengar dengan jelas perkataan Ajeng dan teman-temannya.
"Intinya Kak Ajeng marah, tapi tadi aku udah minta maaf kok."
"Kamu ngapain minta maaf? lagian yang salah itu Kak Galih."
"Aku minta maaf karena aku juga merasa bersalah karena gak mencari tahu info tentang Kak Galih terlebih dahulu."
"Makanya kata aku juga apa. Harusnya kamu buat akun instagram supaya bisa cari tahu informasi tentang orang."
Supaya tidak terjadi hal seperti ini lagi, akhirnya aku mengikuti saran dari Caca. Setelah dibuatkan akun, akhirnya aku mulai memposting foto-foto milikku karena tak mungkin jika tidak aku publikasikan.
"Ini gimana caranya biar pengikutnya banyak?"
"Kamu harus mengikuti orang dulu terus nanti orang itu akan mengikuti balik. Tapi kalau gak diikuti balik, kamu bisa chat orang itu buat mengikuti kamu."
"Oh begitu. Oke makasih infonya."
Aku segera mengikuti orang-orang yang diikuti oleh Caca karena kebanyakan orang yang Caca ikuti dikenal oleh ku.
Notifikasi terus berbunyi, banyak sekali orang yang langsung mengikuti aku. Ternyata aku baru tahu bahwa menyenangkan sekali jika diikuti oleh banyak orang.
Karena aku penasaran sekali, akhirnya aku mencari instagram Kak Galih untuk melihat foto-fotonya bersama Kak Ajeng. Dan ya, di postingannya hampir semua fotonya bersama Kak Ajeng.
...****************...
Bel istirahat berbunyi, aku dan Caca berlari kearah kantin karena kita sedang taruhan siapa yang telat datang ke kantin akan mentraktir.
Namun saat ditengah perjalanan, tiba-tiba seseorang menyiram ku dengan air minum, otomatis aku berhenti dan mematung. Kulihat orang itu hanya tertawa sambil melihatku tanpa merasa bersalah.
"Kak, kamu kok tega banget sih!" kata Caca tak terima karena teman dekatnya diperlakukan seperti itu.
"Makanya jangan merebut pacar orang," kata Ajeng sambil pergi.
Semakin lama perlakuan Ajeng semakin menyebalkan. Aku diam bukannya aku takut, tapi aku menghargai dia sebagai kakak kelas. Tapi kalau terus-terusan seperti itu aku tidak terima.
"Sa, lebih baik kamu ngobrol deh sama Kak Galih. Supaya dia memberikan penjelasan ke pacarnya agar dia mengaku kalau yang salah itu sebenernya dia."
"Ca, mana ada sih orang yang selingkuh ngaku."
"Siapa tahu Kak Galih kasihan gitu sama kamu setelah tahu kamu diperlakukan kayak gitu, nanti setelah itu pasti Kak Galih akan bicara yang sebenarnya ke Kak Ajeng."
Aku segera mengirim pesan ke Kak Galih. Setelah itu, aku buru-buru pergi ke rooftop untuk menunggunya. Karena jika ditempat ramai seperti ini sudah pasti dia tidak ingin bertemu denganku.
Skip
Sesampainya di rooftop, aku memikirkan bagaimana caranya supaya Kak Galih mengakui kesalahannya. Karena jika tidak, kemungkinan besar aku akan terus dibully oleh Kak Ajeng dan teman-temannya.
"Ada perlu apa?" tanya Galih yang baru saja datang.
Delisa spontan menoleh kebelakang. "Kak, aku mohon akui kesalahan Kakak. Aku gak mau dibully terus sama Kak Ajeng."
Galih melihat kearah rambut Delisa yang basah kuyup. "Oke."
Galih tiba-tiba mendekat kearah Delisa. "Sejujurnya gue itu capek sama tingkah Ajeng. Dia selalu berbuat seenaknya. Dan sebenarnya gue juga udah gak ada perasaan sama dia, makanya gue dekati lo. Maafin gue ya, kamu jadi diperlakukan seperti itu sama Ajeng."
"Iya gak apa-apa, Kak. Tapi seharusnya Kakak bicarakan hal itu baik-baik sama Kak Ajeng, bilang ke dia bahwa Kakak capek dengan tingkah lakunya bukan malah mencari cewek lain."
Galih mengangguk pelan, lalu ia pamit pergi untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Ajeng.
Setelah Galih pergi, Delisa bisa bernafas lega karena akhirnya Galih mengakui kesalahannya. Selain itu Delisa juga lega karena Ajeng pastinya tidak akan mengganggu Delisa lagi.
Ting!
Ting!
Ting!
Tiba-tiba banyak sekali notifikasi yang bermunculan. Dan setelah Delisa periksa ternyata ada chat dari akun yang tidak dikenal. Chat tersebut berupa ujaran kebencian bahkan menuduh Delisa sebagai pelakor.
Meskipun akun-akun tersebut menggunakan nama-nama aneh, tapi aku yakin bahwa itu adalah ulah Ajeng dan teman-temannya.
Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh, otomatis aku menoleh kebelakang. Terlihat ada seseorang yang berlari dengan cepat, sampai-sampai aku tak begitu jelas melihat wajahnya.
Sepertinya orang itu telah ada disini sebelum aku datang kesini. Dan tentunya dia pasti mendengar pembicaraan aku dan Galih. Tapi itu sangat bagus, karena pastinya orang itu jadi tahu bahwa yang salah bukan aku, melainkan Galih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
fatin fatin
Aku suka ini
2024-11-14
0