Kelahiran Muhammad Ali menjadi kebahagiaan bagi keluarga Ali. Hari hari dilalui dengan wajah senyum setiap melihat Ali. 40 hari setelah kelahiran, keluarga Ali mudik ke Kota Bangun, tepatnya pergi ke rumah mertua Bu Diyah, yakni Nek Ajeng. Di sana, mereka mengadakan acara tasmiyah bayi Ali. Setelah pulang dari tasmiyah, 7 hari kemudian, mereka pindah ke kontrakan baru.
Alasan ingin pindah karena Bu Diyah ingin tinggal dekat masjid agar Hasan bisa shalat dan TPA lebih dekat karena harus berjalan kaki. Di situ pula, rumah baru Hasan dekat dengan rumah teman teman sekolahnya, yaitu Rafi, Rehan, Dija, dan teman teman lainnya di ujung gang. Beberapa tahun kemudian tepatnya Ali berumur 3 tahun, Bu Diyah sedang bersantai sambil menjaga Ali, tiba tiba saja saudara laki lakinya yaitu Pak Reno dan istrinya yaitu Bu Gisel datang ke rumahnya.
"Assalamu'alaikum.." Kata Pak Reno.
"Wa'alaikumussalam.." Jawab Bu Diyah.
Setelah Pak Reno dan istrinya duduk di ruang tamu, mulailah mereka berbicara.
"Kakak tumben datang ke rumah tanpa memberi kabar?" Tanya Bu Diyah.
"Saya mau tanya ke Pak Burhan, kan kerjanya udah berpuluh puluh tahun kerjanya selalu di perusahaan, nggak ada niat mau usaha lain kah pak?" Tanya Pak Reno.
"Pengen sih...tapi modal belum cukup.." Kata Pak Burhan.
"Kalau mau usaha, memangnya mau usaha apaan pak?" Tanya Pak Reno.
"Insyaallah..kalau ada rezeki, mau usaha rental mobil. Biar awal awal rental mobil sendiri." Kata Pak Burhan.
"Kalau mau berhenti kerja, nanti saya belikan mobil. Nanti setoran perbulannya biar Pak Burhan yang bayar, terus untuk sekolah bulanan Syarif di pondok pesantren biar saya yang bayarkan untuk beberapa bulan kedepan karena Pak Burhan sudah berhenti kerja." Kata Pak Reno.
"Kalau adek mau usaha apa?" Tanya Pak Reno.
"Kalau saya kakak kan sudah tau kalau saya hobinya jualan, maunya sih jualan sembako." Kata Bu Diyah.
"Nah, kebetulan kami itu kan jualan, tapi kami rencana mau berhenti jualan. Gimana kalau jualan kami itu kami bawa ke sini semuanya. Termasuk kulkas sama etalase. Bayarnya biar nanti kalau jualannya sudah berkembang." Kata Pak Reno.
"Oo iya boleh boleh!! Alhamdulillah Masya Allah!! Nggak papa kok kak..mau saya. Nanti kalau mau antar. Kabari dulu ya kak, soalnya kami harus bikin raknya dulu." Kata Bu Diyah.
Setelah percakapan panjang itu, akhirnya mereka pun pulang. Bu Diyah sungguh senang dengan tawaran dari Pak Reno dan Bu Gisel.
Namun ternyata, tanpa memberi kabar, Pak Reno dan anak buahnya langsung datang mengantarkan barang barang jualan ke rumah Bu Diyah.
"Hah?! Kok langsung antar??! Kan saya bilang kabari dulu!!" Kata Bu Diyah dengan kesal.
Bu Diyah sangat kesal karena kondisi rumah mereka yang kecil namun Pak Reno malah tertawa.
"Nggak papa, atur aja. Itu namanya rezeki. Disusun saja dengan rapi. Insya Allah muat. Nggak papa penuh, itu namanya rezeki." Kata Pak Reno.
Akhirnya barang pun disusun oleh anak buah Pak Reno. Barang barang tersebut sangat banyak hingga memenuhi ruang tamu dan ruang tengah. Setelah menyusun barang, Pak Reno memberikan catatan barang lalu pamit untuk pulang.
Setelah pulang, mau tidak mau barang itu harus dibiarkan. Keesokan harinya, sambilan mengulur waktu, Bu Diyah menyusun barang barang itu di rak kaca. Sedangkan Pak Burhan membeli bahan bahan untuk membuat rak. Mulailah dari pergi ke somel untuk membeli papan dan balok. Lalu pergi ke tempat bangunan untuk membeli paku. Setelah bahannya telah siap, lalu dibuatlah rak untuk jualan karena kebetulan Pak Burhan dapat cuti kerja selama 2 Minggu.
....BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments