Waktu terus berlalu dengan cepat, ujian sekolah kini sudah selesai dan liburan sudah diambang pintu.
Begitu juga cinta Dinda semakin tumbuh subur dalam hati , informasi yang didapat tentang Azzam semakin mulus dan lancar
Apakah cinta nya akan mulus? apakah seindah bayangan nya? Mari kita ikuti terus nya perjalan nya.
Cinta tidak akan tumbuh dalam hati jika tidak selalu saling bertemu dan bersama, begitu juga dengan Dinda dan Azzam, mereka selalu bertemu walau hanya sesaat di kantin, walau hanya dengan lempar senyum dan curi pandang
Azzam seolah oleh memberi lampu hijau, kepada Dinda sehingga Dinda semakin berani maju dan merasa pede kepada Azzam
"liburan kemana Din? Tanya aja
"ingin nya kehati kamu mas Azzam jawab Dinda dengan tersenyum
"bisa saja kamu ini Din, tersenyum Azzam
"he he he he hanya membalas tawaan kecil Dinda sambil mengambil gelas yang berisi es teh
"berarti aku akan merindukan mu Din, ucap Azzam sambil melihat wajah Dinda
"kan mas Azzam bisa main kerumah ku,
"entar aku ganggu kamu kerja, kalau kesana, jawab Azzam
"iya gak lah, asal chat dulu kalau mau ketemu, tutur Dinda
"pakai janjian kali, kayak ketemu presiden saja Din, tersenyum Azzam
"iya kan kamu presiden nya, aku ibu negara nya, gombalan Dinda dengan tersenyum
"sudah sudah gombal saja, malu dilihatin yang lain Lo ucap Azzam sambil menoleh ke kanan dan kekiri
Dinda hanya tersenyum manis tanpa membalas ucapan Azzam
Dinda dan Azzam mengobrol begitu mesra nya, Fadil yang mendengar kan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya
Tidak biasa nya Azzam lama mengobrol dengan Dinda di kantin, dan biasa nya selalu ditemani ana, tapi ana lagi siap siap untuk pulang jadi tidak bisa menemani mereka
jam sudah menunjuk kan pukul 01:00 Dinda berpamitan, karna pondok kelihatan sudah sepi karna hampir semua santri putra dan putri telah pulang kampung,
"aku pulang dulu ya mas, ucap Dinda
"iya hati hati dijalan, jangan ngebut ngebut, polll gas saja, ejek Azzam tersenyum kearah Dinda
"ok tuan ku laksanaken , kamu juga jaga hati dan mata untuk ku, pesan Dinda menatap kearah Azzam
"hati ku selalu aku jaga Din, tapi kadang Hilaf nama nya juga manusia, jawab Azzam membalas senyuman Dinda
"Hilaf nama nya jangan kelamaan,
"emang kenapa? tanya Dinda
"kalau kelamaan namanya hilaf permanen mas, nanti susah untuk putar balik, jawab Dinda masih dengan tersenyum
"ada saja kamu ini Din, jangan panggil aku mas lah panggil kang saja, titah Azzam
"emang nya kenapa? Tanya Dinda
"tidak apa apa gak enak didengar nya, jawab Azzam sambil menggaruk kepala belakang nya
"terserah aku lah mau panggil apa ke kamu mas, pokok aku panggil nya mas titik. Ngotot Dinda dengan tatapan yang tajam kearah Azzam
"hemmm... memang susah kalau bilang sama bocil ini, ucap Azzam sambil menggelengkan kepala nya
"emang kenapa kalau aku bocil mas, kamu gak suka dengan ku, ucap Dinda dengan muka yang mulai memerah.
"tidak begitu Din, tapi.....
"tapi apa mas, aku masih kecil terus tidak bisa apa apa iya? Atau kamu mau mempermainkan hati ku? , Dinda mulai tak bisa mengontrol diri nya
"tidak begitu Din, aku hanya becanda tadi , jawab Azzam yang mulai bingung dengan keadaan nya, karna Dinda mulai marah dan tidak terima jika dikatain boci
"kamu bilang becanda mas? Aku bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi mas, jika kamu tidak suka jangan memberi lampu hijau, ingat itu. Ancam Dinda dengan nada tinggi, dan langsung meningal kan Azzam dengan berlari
"Din.... Din... Teriak Azzam sambil berlari mengejar Dinda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments