Bab 5 (Revisi)

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar Yessa. Yessa sudah tidur di pelukan sang pengasuh.

Aku berjalan mendekati putriku yang sudah terlelap, dan menatapnya dengan perasaan berkecamuk.

"Maafkan Mommy sayang, Mommy belum bisa mempertemukan mu dengan Daddy." kataku, dengan suara serak. Lalu membelai pipinya.

Dewi sang pengasuh terbangun karena tanganku tak sengaja menyentuh tangannya.

"Mbak sudah bangun?" tanya nya, lalu melepaskan pelukannya dari tubuh Yessa secara perlahan.

Aku tersenyum dan mengangguk. "Baru saja, Yessa rewel tidak hari ini?" tanyaku, tanpa menatap Dewi. Karena pandanganku masih fokus pada wajah Yessa yang sangat mirip Dimas.

"Yessa tidak rewel mbak, seperti biasanya. Selalu menjadi anak yang baik!" ucap Dewi antusias.

Aku menoleh kearahnya, dan tersenyum manis. Lalu mengecup pipi gembil milik Yessa.

"Ya sudah, kamu tidur lagi saja. Mbak mau keatas dulu."

Dewi mengangguk, dan kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Yessa. Dewi memang aku bebaskan untuk tidur bersama Yessa. Meskipun begitu, aku memberikan kamar pribadi untuknya.

Aku keluar dari dalam kamar putriku, dan menuju ke lantai atas, untuk membersihkan diri dan beristirahat.

Meskipun belum makan malam, aku merasa tidak lapar. Jadi setelah mandi dan memakai rangkaian skincare malam, aku memutuskan untuk langsung tidur.

...🌸🌸🌸🌸🌸...

Hari bergulir. Pagi ini aku terbangun karena cahaya matahari yang menelusup masuk ke dalam kamar, melalui celah gorden pintu kaca yang mengarah ke balkon kamar.

Aku meregangkan otot-ototku, lalu mengambil ponsel diatas nakas, untuk melihat jam yang tertera. Waktu menunjukan pukul setengah 7 pagi.

Aku gegas bangkit dari atas ranjang, kemudian berjalan memasuki kamar mandi, untuk mencuci wajah dan menggosok gigi.

Ketika keluar dari kamar mandi, aku di kejutkan dengan dering ponsel.

"Deon." gumamku pelan.

Deon adalah teman baikku, yang dulu memasukkanku ke perusahaan tempatku bekerja. Hingga akhirnya aku bisa menjadi sekertaris tuan Dimas.

"Halo! Ada apa De?"

.....

"Hmm! Kami baik-baik saja, aku hari ini pulang sore, jadi kalau mau datang ke rumah datang saja. Ada Yessa dan Dewi di rumah."

.......

"Baiklah! Sampai jumpa! Hati-hati di jalan."

Aku memutuskan sambungan telepon, dan meletakkan kembali ponselku diatas nakas. Kemudian keluar menuju lantai satu.

Deon mengatakan akan datang ke rumahku, karena ketika kemarin aku pindahan, ia tidak bisa membantuku sebab dirinya di tugaskan ke luar kota.

Aku akan memberitahukan hal ini pada Dewi dan Yessa, agar mereka tidak meninggalkan rumah hari ini.

"Yessa belum bangun wi?" tanyaku pada Dewi, yang sedang membuatkan jus sayur dan buah untukku di dapur.

"Belum mbak." jawabnya singkat.

Aku mengangguk, lalu duduk di kursi minibar di dekatnya. "Hari ini Deon akan datang ke rumah, kalau bisa kamu dan Yessa jangan pergi kemanapun ya Wi, takutnya pas dia sampai di sini, kalian nggak di rumah."

"Apa? Mas Deon mau Dateng ke rumah? Waah, Yessa pasti senang papa Deonnya Dateng." ucap Dewi antusias.

Aku mengulum senyum dan menggeleng melihat ekspresi Dewi, dan mengambil jus yang sudah siap kemudian meminumnya.

...🌸🌸🌸🌸🌸...

Aku mengendarai motor matic ku untuk menuju ke kantor, motor pertamaku yang aku beli ketika aku mendapatkan bonus tahunan. Karena biasanya aku pergi bekerja dengan memesan ojek online. Setelah melahirkan Yessa, aku memutuskan untuk membeli motor matic ini, untuk menjadi kendaraan ku pergi kemanapun.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya aku sampai di gedung tempat ku bekerja. Aku berjalan dengan perasaan berkecamuk ketika menapaki lantai lobby, karena enggan bertemu dengan Dimas. Tapi bagaimana mungkin, sedangkan pekerjaanku harus selalu terhubung dengannya.

Takdir memang terkadang selucu ini, setengah mati aku melupakannya. Tapi sekarang takdir juga mempertemukan kami kembali.

Padahal aku sudah mulai mengikhlaskannya.

Sesampainya di lantai tempatku bekerja, aku langsung masuk ke ruangan Dimas. Membereskan meja kerjanya, menyusun beberapa berkas yang belum sesuai dan menumpuknya. Kemudian menghidupkan komputer kerjanya.

Menyemprotkan pengharum ruangan dan mengisi air putih kedalam gelas, kemudian meletakkannya diatas meja kemudian menghidupkan AC. Jadi, jika nanti sang pemilik ruangan masuk, ruangannya sudah dingin dan wangi.

Setelah menyelesaikan pekerjaanku di ruangan Dimas. Aku keluar, mengecek kembali agenda Dimas hari ini, dan memasang alarm di ponselku.

Sekitar 15 menit setelah itu, Dimas dan asisten Leo sudah datang. Mereka berjalan beriringan menuju ke ruangan mereka yang bersebelahan. Aku berdiri dari dudukku, bersiap untuk memberikan sapaan.

"Selamat pagi tuan Dimas." ucapku, dengan wajah tertunduk.

"Ke ruangan ku sekarang." titah Dimas. Dengan suara dingin. Aku mengangguk tanpa menatap wajahnya.

Setelah Dimas masuk kedalam ruangannya. Aku bergegas menuju ruangannya. Tak lupa membawa buku agenda kecil. Dan beberapa berkas yang harus beliau tanda tangani.

Tok

Tok

Setelah mengetuk pintu ruangannya, aku masuk dan kembali menutup pintunya. Aku melihat Dimas sudah duduk di depan komputer dengan mata elangnya menatapku tajam.

Aku tersenyum manis berusaha bersikap profesional, meskipun jantungku berdebar tak karuan.

"Tuan, pukul 9 pagi ini, ada rapat dengan para pemegang saham. Dan pukul 11 nanti, kita harus pergi ke lokasi pembangunan apartemen Golden Palace. Setelah itu pukul satu siang, anda ada acara makan siang bersama keluarga Lisa di restoran panorama, untuk membahas rencana pernikahan kalian." ucapku, dengan wajah terlihat baik-baik saja.

Namun ekspresi yang Dimas berikan masih sama seperti tadi. Datar. "Mana berkas yang harus aku tanda tangani?" tanya nya.

Aku mengangguk dengan senyum manis, dan menyodorkan beberapa berkas yang ku bawa.

"Silahkan tuan, saya keluar dulu karena masih banyak pekerjaan. Jika sudah selesai anda bisa panggil saya." kataku. Lalu menunduk sopan. Kemudian keluar dari ruangannya.

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

aku gak rela ana rujuk sama dimas cari pria lain aja thor buat ana

2024-11-15

1

Heri Wibowo

Heri Wibowo

jangan dipermudah kalau Dimas minta balikan sama Anna

2024-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!