NovelToon NovelToon

Cinta Tak Di Balas Cinta

Hari kelulusan

Larisa bercermin,melihat penampilannya sendiri...

"Gak berasa yaa,,,udah lulus SMA aja".

"Gak berasa juga,ternyata aku,Liam dan juga Davin udah sahabatan selama 6 tahun".

"Selama itu juga,Davin gak pernah tau soal perasaan aku buat dia,aku gak mau dia tau,terus persahabatan kita jadi hancur karena hal itu".

"Gak papa kalo aku harus nyimpen semuanya sendiri,entah sampai kapan,mungkin saja,suatu saat nanti,ada yang bisa menggeser posisi Davin di hati aku."Ucap Larisa sambil berkaca dan menyisir rambut panjangnya.

Hari ini,adalah hari kelulusannya bersekolah di SMA.

Meskipun sedih,karena mungkin setelah ini,dia dan juga kedua sahabatnya akan jarang bertemu,karena mungkin saja kedua sahabatnya memilih melanjutkan study mereka diluar negeri.

Karena orang tua Davin dan Liam sangat mampu untuk hal tersebut,sementara dirinya hanya bisa berkuliah di dalam negeri.

"Sarapan dulu,Nak."Ucap bunda Larisa,saat melihat putrinya sedang berjalan ke arah nya.

"Ayah mana bunda?"Tanya Larisa sambil mendudukkan dirinya di kursi yang ada diruang makan.

"Ayah tadi berangkat pagi-pagi banget,katanya mau nemenin pak Rama(Ayah Davin)dan sekretaris pribadinya meninjau proyek yang ada di bandung,sayang..."Jawab bunda larisa.

"Oohh gitu...berarti Risa berangkatnya naik angkot bun."Ucap Larisa,ia mulai menyuapkan,sesuap penuh nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Iyaa sayang...gak papa,kan?,Risa naik angkot aja dulu".

"Pelan-pelan aja,makannya,Nak."Ucap bunda Risa,melihat mulut putrinya yang menggembung seperti ikan buntal.

"Hehehe...iya bunda,gak papa,aku naik angkot aja."Jawab Larisa.

Tiinnn...tinnnn...tiiinnnn(suara klakson mobil)

"Siapa sih itu,pagi-pagi udah heboh banget,bun."Ucap Risa.

"Gak tau,Nak.Bunda liat dulu."Jawab bunda Risa,setelah itu berlalu meninggalkan Risa di ruang makan sendiri.

Bunda Risa berjalan ke depan pintu rumahnya,bersamaan dengan itu,pintu rumah Risa di ketuk dari luar.

"Assalamualaikum,bundaa..."Sapa Liam,saat bunda Risa sudah membukakan pintu untuknya.

"Waalaikumsalam Liam...bunda pikir siapa?,pagi-pagi udah heboh aja tan,tin,tan,tin."Jawab bunda Risa.

"Hehehe...Risa nya ada bund?"Tanya Liam.

"Kebetulan,dia belum berangkat,jadi bisa berangkat barengan sama Liam yaa".

"Ayo masuk dulu,kamu udah sarapan belum?"Tanya bunda Risa,keduanya berjalan bersama masuk ke dalam rumah.

"Belum bunda.Hehehe..."Jawab Liam.

"Kalo gitu sekalian aja sarapan sama bunda dan juga Larisa."Ucap bunda Larisa.

"Siapa yang dateng bun?"Tanya Larisa saat mendengar suara langkah kaki,tanpa melihat ke belakang.

"Liam,sayang..."Jawab bunda Larisa.

Larisa langsung tersedak dan segera menengok kebelakang,ada Liam yang sedang tersenyum kepada dirinya.

"Liam ayo duduk."Ucap ibu Larisa

"Minum dulu,Nak,kamu loh makan gak hati-hati."Ucap ibu Larisa sambil menyerahkan segelas air putih kepada Larisa.

Sementara itu,Liam sudah duduk di samping Larisa.

"Kamu sendiri aja li?,Davin gak ikut?"Tanya Larisa.

"Gak...palingan dia berangkat bareng Bella,kan mereka baru jadian semalam Sa."Jawab Liam.

Larisa pun tersedak untuk yang kedua kali nya,karena mendengar ucapan Liam,tiba-tiba saja hatinya terasa sakit.

Sementara itu Liam refleks menepuk-nepuk punggung Larisa karena tersedak.

"Minum dulu Sa,aku gak akan ambil makanan kamu kok,santai aja."Ucap Liam.

Setelah itu,Larisa,Liam dan juga bunda melanjutkan kembali sarapan ketiga nya.

Setelah selesai sarapan,Liam dan juga Larisa berpamitan untuk ke sekolah.

Larisa hampir saja jatuh karena tersandung,andai Liam tidak cepat-cepat menangkap Larisa.

"Kamu gak papa Sa?"Tanya Liam.

"Gak papa Li,dasar batu nya aja tuh."Jawab Larisa,dengan ekspresi yang menggemaskan.

"Kamu yang salah,kok nyalahin batu".

"Yaudah ayoo,nanti kita terlambat."Ucap Liam.

Kedua nya pun bersama-sama,masuk ke mobil milik Liam.

Sepanjang perjalanan ke sekolah,Larisa hanya diam saja,tapi isi kepalanya sangat berisik.

Larisa memikirkan soal Davin,yang ternyata baru saja jadian dengan teman sekelas mereka di SMA bernama Bella.

Bella adalah gadis terpopuler di sekolah mereka,status sosial Bella juga sama seperti Liam dan juga Davin,anak orang kaya.

Jika dibandingkan dari segi wajah,sebenarnya lebih cantik dan manis Larisa,Larisa memiliki kecantikan yang natural,tapi Larisa kalah modis dengan Bella.

Selain anak orang kaya,Bella juga ketua dari cheerleader di sekolah mereka,penampilannya yang modis,dan pandai ber makeup serta tinggi badan dan bentuk tubuhnya yang ideal,membuat Bella menjadi primadona di sekolah Larisa.

Sebenarnya Larisa tau,beberapa kali Davin mencuri pandang ke arah Bella,tapi Davin tidak pernah menceritakan soal perasannya untuk Bella,kepada Larisa.

Larisa pikir,Davin hanya sekedar melihat atau mengagumi Bella saja,karena selama ini Larisa tidak pernah melihat Davin berusaha mendekati Bella.

Selama masa sekolah di SMA,Davin dan juga Liam,selalu ada di dekat Larisa.

Saking asyik dengan isi kepala nya sendiri,Larisa sampai tidak sadar,mereka sudah sampai di sekolah,Liam juga sudah memarkirkan mobilnya dengan posisi aman di parkiran khusus mobil.

Liam melihat ke arah Larisa yang sedang melamun dan tidak sadar mereka sudah sampai.

Liam pun menyadarkan Larisa dari lamunannya,dengan cara mencubit lengan sahabatnya tersebut.

"Aaauuuwwww..."teriak Larisa,sambil mengelus lengannya yang di cubit Liam.

"Kenapa nyubit aku sih Li?"Tanya Larisa.

"Iya soalnya kamu ngelamun mulu,,,coba liat kedepan,kita udah sampe Sa."Jawab Liam.

"Oohh kita udah sampe yaa...hehehe,maaf."Ucap larisa.

"Udah,turun yuuk,Davin sama Bella kayanya udah sampe".

"Aku tadi liat ada mobil Davin terparkir."Jawab Liam.

Liam dan juga Larisa keluar bersamaan dari dalam Mobil,keduanya berjalan bersama,ke arah aula sekolahan yang menjadi tempat acara kelulusan mereka.

"Saaa...Liaamm...siiniihh."Teriak Davin dari kejauhan.

Liam dan Larisa langsung mencari sumber suara yang memanggil nama keduanya.

Mereka bersama-sama melihat ke arah Davin yang sedang duduk bersama Bella,Davin melambaikan tangan kepada Larisa dan juga Liam.

Liam membalas lambaian tangan sahabatnya tersebut,dan langsung menggenggam tangan Larisa,agar berjalan ke arah Davin dan juga Bella.

Sementara Larisa tidak sadar,tangannya di genggam oleh Liam,Larisa terdiam karena Melihat Bella dan juga Davin yang terlihat sangat serasi.

Tidak seperti dirinya,jika disandingkan dengan Davin,akan tampak seperti langit dan bumi.

Apalagi status sosial keduanya sangat berbeda,ayah Davin pemilik perusahaan tempat ayah Larisa bekerja.

Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan biasa yang bekerja di perusahaan milik Ayah Davin...

Bab 2

Acara kelulusan pun dimulai...

Larisa duduk diantara Davin dan juga Bella,sementara Liam duduk di samping Larisa.

Sejak tadi,Larisa mencuri pandang ke arah Davin dan juga Bella,Larisa melihat,Davin begitu perhatian kepada Bella.

Larisa masih belum percaya,Davin dan juga Bella sudah jadian,karena selama ini,Davin tidak pernah agresif dan menunjukan perasaannya kepada Bella.

Tapi tiba-tiba saja Larisa mendengar mereka berdua sudah jadian,hati Larisa rasanya sakit melihat kedekatan Davin dan juga Bella.

Tapi ia juga sadar,cinta tak bisa dipaksakan,Davin pun selama ini hanya menganggapnya sebagai sahabat saja.

Status sosial mereka juga sangat berbeda.

Beberapa jam kemudian,acara kelulusan mereka sudah selesai,mereka ber empat berjalan bersama menuju parkiran mobil.

Larisa akan ikut lagi pulang bersama Liam,sementara Davin tentunya akan pulang bersama kekasihnya,Bella.

"Kita ke cafe dulu yuukk,aku traktir kalian."Ucap Davin,saat mereka sudah sampai di parkiran mobil.

"Boleh tuuhh,ayookk".

"Yeaay makan gratiss lagi."Ucap Liam dengan senyum bahagia.

"Dasarr...doyan banget yang gratisan,kamu,tadi sarapan dirumah aku,sekarang makan siang gratis lagi dari Davin".

"Kaya orang susah aja deh kamu Li."Ucap Larisa.

"Aku kan emang susah Sa...aku sebatang kara,ayah sama bunda aku sibuk ngurus bisnis mereka di luar negeri,cuma ada bibi doang dirumah."Jawab Liam.

"Hhmmm iya,tapi uang jajan kamu sebulan bisa buat beli motor,hahahaha."Jawab Larisa,tanpa sadar ia tertawa lepas di hadapan kedua sahabatnya dan juga Bella.

Liam dan Davin terpaku karena melihat Larisa tertawa lepas,selama ini mereka mengenal Larisa gadis yang kalem.

Sementara tanpa kedua sahabatnya tau,Larisa sedang berusaha menghibur hatinya yang sedang patah karena Davin dan juga Bella.

"Yaudah...ayok."Ucap Davin.

Mereka masing-masing masuk ke mobil.

Davin bersama Bella,sementara Liam bersama Larisa.

"Aku gak nyangka loh Sa,ternyata kamu bisa tertawa lepas kaya tadi yaa."Ucap Liam,saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

"Bisa lah Li...aku kan bukan robot.hahaha."Jawab Larisa tertawa lagi.

"Apa hari ini kamu lagi happy Sa?,ayah kamu dapet bonus dari kantor yaa."Tebak Liam.

"Sok tau dehh..bonus apaan?,emang aku gak boleh ketawa yaa."Ucap Larisa.

"Boleh sih,cuma aku heran aja,biasanya kamu kalem banget soalnya".

"Tapi gak papa juga sih,kalo kamu ketawa,kamu keliatan tambah cantik seperti mba kunti kalo lagi tertawa lepas kaya tadi,hahahaha."Liam tertawa menggoda sahabatnya tersebut.

"Mana ada orang muji cantik tapi disamain sama mba kunti Liiaaammm..."Ucap Larisa,larisa menggelitik pinggul Liam.

Keduanya pun tertawa bersama-sama.

Meskipun mereka bersahabat bertiga,Liam,Larisa dan juga Davin.Tapi Larisa memang lebih dekat dengan Liam.

Karena Liam lebih asyik diajak bercerita,sementara Davin orangnya cool,tapi dia juga perhatian terhadap Larisa,terkadang.

Awal mula persahabatan ketiga nya adalah,ketika mereka masih di bangku SMP,Larisa menjadi korban bully teman-temannya.

Saat itu,Davin dan juga Liam menjadi anak terpopuler di sekolah mereka,karena wajah kedua nya yang tampan dan berasal dari keluarga kaya.

Davin membantu Larisa dari bully an para teman-temanya.Dan sejak saat itu ketiganya menjadi dekat dan bersahabat,sampai mereka sama-sama bersekolah di SMA yang sama.

Larisa bisa masuk ke sekolahan elit,dari SMP sampe SMA itu karena dirinya mendapatkan beasiswa murid yang pintar.

Jika hanya mengandalkan gaji ayahnya saja,ayahnya pasti tidak mampu membayar SPP Larisa setiap bulan,karena SPP nya saja sebulan lebih dari gaji ayahnya bekerja di kantor.

Setelah beberapa menit kemudian,mereka ber empat sudah sampai di depan salah satu cafe yang terkenal di kota mereka.

Cafe tempat para muda-mudi berkumpul bersama teman-temannya.

Larisa dan Liam turun bersamaan dari dalam mobil,Larisa melihat,Davin berlari kecil,keluar dari dalam mobilnya,membukakan pintu mobil untuk Bella.

Hati Larisa rasanya seperti diiris pisau,ia ingin pulang saat itu juga,karena ia yakin,setelah mereka masuk ke dalam cafe,Larisa akan semakin banyak melihat kemesraan sepasang kekasih baru tersebut.

Tapi larisa tidak ingin membuat suasana diantara mereka menjadi canggung,atau Liam akan curiga kepadanya.

Meskipun sakit,Larisa tetap menahannya.

Larisa berjalan di belakang Davin dan juga Bella,Larisa melihat Davin merangkul Bella.

"Kita duduk disana aja yaa."Ucap Davin menunjuk ke arah meja yang ia pilih.

Mereka ber empat pun bejalan bersama ke arah meja yang Davin tunjuk tadi.

"Kamu mau pesan apa sayang...?"Tanya Davin kepada Bella.

"Biar aku liat menu nya dulu Vin."Jawab Bella.

Larisa dan juga Liam sama-sama melihat buku menu mereka masing-masing.

Mereka pun akhirnya sudah menentukan makanan apa yang mereka pesan.

Kini mereka menunggu makanan mereka datang,sambil mengobrol ringan.

Liam bercerita bersama Larisa,sementara Davin bercerita bersama Bella,sesekali mereka ber empat bercerita bersama.

Larisa sudah tidak sanggup lagi,melihat kemesraan sepasang kekasih yang ada di hadapannya,Larisa melihat,bagaimana lembutnya perlakuan Davin untuk Bella.

Davin merapihkan rambut Bella,Davin juga membelai pucuk kepala Bella dengan lembut.

Larisa meminta izin untuk ke toilet sebentar.

Larisa bergegas jalan ke toilet,sedikit lagi,air matanya akan menetes.

Setelah sampai di dalam toilet,Larisa pun akhirnya menangis,ia menumpahkan semua air matanya yang sejak tadi ia tahan.

"Aku harus relain Davin sama Bella,Davin juga gak punya perasaan sama aku,selama ini memang aku dan Davin hanya bersahabat".

"Harusnya kamu tau diri Larisa,kamu sama Davin itu,bagaikan langit dan bumi,sementara sama Bella,Davin sangat cocok."Ucap Larisa lirih,berbicara dengan diri nya sendiri.

"Semangat Larisa...Setelah ini,kamu juga gak akan sering ketemu lagi sama Davin,dia pasti mengambil kuliah di jurusan bisnis,sementara kamu,akan masuk ke perguruan tinggi kedokteran."Ucap Larisa lagi,berbicara dengan dirinya sendiri.

Setelah itu Larisa menghapus air matanya,Larisa mencuci wajahnya,agar terlihat segar dan tidak tampak seperti orang yang habis menangis,larisa menghela nafasnya sebelum berjalan keluar dari toilet.

Larisa berjalan ke arah meja mereka,larisa melihat lagi kemesraan Davin dan juga Bella,Davin seperti bucin terhadap Bella.

Karena larisa melihat,Davin selalu menempel dengan Bella,sementara Bella hanya biasa saja terhadap Davin.

"Semangat Larisa...Setelah pertemuan kali ini,kamu pasti akan jarang bertemu dengan Davin,kamu gak akan lagi liat kemesraan keduanya."Bathin Larisa...

Bab 3

"Udah pulang sayang..."Sapa bunda Larisa,saat Larisa baru saja masuk ke dalam rumahnya.

"Bundaa,ngagetin aku aja."Jawab Larisa memegang dada nya sendiri.

"Iya bu...maaf yaa,aku terlambat pulangnya."Ucap Larisa,ia berjalan mendekati sang bunda yang sedang duduk di sofa ruang keluarga di rumah mereka.

"Kalo keluarnya sama Liam dan juga Davin sih,bunda gak masalah sayang...bunda percaya sama mereka berdua."Jawab bunda Larisa.

"Emang kalian habis dari mana sih?"Tanya bunda Larisa.

"Davin ngajakin makan-makan di cafe,bareng sama pacar baru nya juga."Jawab Larisa,tanpa sadar,raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Oohh Davin udah punya pacar yaa."Ucap bunda Larisa.

"Udah,sepertinya baru beberapa hari mereka jadian,dia jadian sama temen sekelas kita,namanya Bella."Ucap Larisa.

"Kamu gak papa sayang."Tanya bunda Larisa,menyadari raut wajah putrinya berubah menjadi sendu.

"Emang aku kenapa bunda?,aku gak papa kok."Jawab Larisa,memaksakan tersenyum kepada bunda nya.

"Jangan bohong...bunda tau kamu sayang...".

"Selama ini,kamu suka sama Davin,kan?,tapi kamu selalu diam,dan menyimpan semua nya sendiri."Ucap bunda Larisa,berjalan perlahan mendekat ke arah sofa tempat Larisa duduk.

Bunda larisa duduk di sebelah Larisa dan mendekap lembut anaknya tersebut.

Larisa langsung menumpahkan semua air matanya di dalam dekapan sang bunda.

"Rasanya sakit banget ya bun,,ngeliat orang yang kita cinta ada di depan kita bersama wanita lain".

"Apa aku gak pantas,punya rasa sama Davin bun?"Tanya Larisa.

"Sabar yaa sayang...kehidupan kamu masih panjang sayang,,,kamu baru aja lulus SMA,Nak".

"Masih panjang banget insyaaAllah,kamu gak tau,mungkin suatu saat nanti Davin sadar dan membalas rasa cinta kamu,atau suatu saat nanti,kamu berhasil move on dan jatuh hati sama lelaki yang baik,dan lelaki tersebut juga membalas rasa cinta kamu sayang."Jawab bunda Larisa.

"Sekarang mendingan kamu fokus sama impian kamu,katanya mau jadi dokter...".

"Gak gampang loh masuk kuliah ke universitas terkenal di kota ini,apalagi jurusan kedokteran sayang".

"Tapi kamu,alhamdulillah dapet beasiswa dan bisa masuk ke universitas tersebut".

"Bunda bangga deh sama anak cantik bunda ini."Ucap Bunda Larisa,menghibur anaknya.

"Aahh bunda,bunda mah bisa aja gombalnya."Ucap Larisa,malu-malu karena di puji cantik oleh bundanya.

"Eehhh kata siapa bunda gombal,anak bunda emang beneran cantik kok."Jawab bunda Larisa.

"Yaudah...sekarang kamu istirahat dulu gih...pasti kamu cape banget."Ucap Bunda Larisa.

"Iya nih bun,cape banget,Larisa ke kamar dulu yaa."Ucap Larisa,ia berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Sementara sang bunda menatap kepergian anaknya tersebut dari kejauhan.

Larisa masuk ke dalam kamarnya,melepaskan tas sekolahnya,dan juga mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai.

Larisa berjalan ke arah laci meja belajar,ia mengambil buku album tebal miliknya.

Didalamnya ada kumpulan foto-foto bersama kedua sahabatnya.Larisa membuka lembaran demi lembaran dan memandangi foto-foto dirinya bersama kedua sahabatnya sejak mereka duduk di bangku SMP.

"Vin...mungkin emang takdir aku,cuma bisa mengagumi dan mencintai kamu dalam diam".

"Mulai hari ini,aku akan berusaha ikhlas,melepas semua yang aku rasain buat kamu Vin".

"Cinta tak harus memiliki."Lirih Larisa.

Setelah itu dirinya berbaring di kasur dan tidak menunggu waktu lama akhirnya Larisa tertidur.

...****************...

Sementara itu Liam juga baru saja tiba di rumahnya,Liam langsung masuk ke dalam kamarnya,dan mengambil buku tebal miliknya juga,yang berisi foto-foto kenangan bersama Larisa dan juga Davin sahabatnya.

...****************...

Davin pun melakukan hal yang sama dengan Larisa dan juga Liam.

Davin memandangi album foto mereka bertiga,Davin tersenyum Melihat foto saat dirinya dan juga Liam sedang merangkul pundak Larisa.

"Aku baru sadar Sa,ternyata kamu Cantik,apalagi kalo tertawa lepas kaya tadi."Ucap Davin.

"Semoga persahabatan kita akan langgeng sampai nanti yaa,walaupun kita sekarang akan jarang untuk bertemu lagi."Lirih Davin.

...****************...

1 bulan kemudian,kini Larisa sedang sibuk menyiapkan segala keperluannya untuk melanjutkan study nya di bidang kedokteran.

Larisa bercita-cita ingin menjadi dokter.

Sementara itu,Davin juga sedang sibuk mengurus semua keperluannya untuk melanjutkan study nya di bidang bisnis,ia memilih jurusan bisnis,karena nantinya ia lah yang akan menjadi pewaris dari kedua orang tua,menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO di perusahaan milik ayahnya tersebut.

Sementara Liam,melanjutkan study nya di luar negeri,karena permintaan dari bunda dan juga ayahnya.

Kini ketiga nya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Tapi komunikasi diantara ketiga nya tetap terjalin,hanya saja Davin jarang berkomunikasi dengan Larisa.

Sementara Liam,setiap hari akan berkomunikasi dengan Larisa,baik itu lewat chat,telpon biasa dan terkadang juga telpon video.

Larisa sudah mulai berdamai dengan hatinya,larisa juga sudah mulai perlahan-lahan move on dari Davin,apalagi kini mereka juga jarang bertemu,tidak seperti saat ketika mereka di SMP dan juga SMA,bertemu setiap hari.

Larisa berfikir,ini pasti hanya cinta monyet(cinta masa muda),seiring berjalannya waktu pasti akan hilang dengan sendirinya.

Larisa fokus dengan impiannya menjadi seorang dokter,Larisa ingin membuat kedua orang tuanya Bangga,dan mengangkat status sosial kedua orang tuanya,naik ke satu tingkatan.

Agar tidak ada lagi yang meremehkan Larisa dan juga kedua orang tuanya.

Hari demi hari berlalu,bulan demi bulan terlewati,tahun demi tahun pun berganti.

Kini Larisa sudah lulus mejadi lulusan terbaik di fakultas kedokteran,Larisa memperoleh nilai diatas Rata-rata.

Larisa memang sudah pintar sejak dulu,oleh karena itu ia selalu mendapatkan beasiswa.

...****************...

Sementara itu,Davin dan Liam pun juga sudah lulus dari kuliah mereka berdua.Davin menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin di kantor,karena sang ayah sudah saat nya beristirahat,dan bersantai,menikmati waktu di masa tuanya.

Davin masih berpacaran dengan Bella,mereka sudah berencana akan ke jenjang yang lebih serius.

Bella kini menjadi model profesional yang terkenal,Bella juga menjadi aktris muda papan atas di dunia hiburan saat ini.

Sementara Liam,ia juga sedang sibuk membantu usaha kedua orang tuanya yang berada di luar negeri,ia belum pernah pulang ke indonesia sama sekali.

Komunikasi nya dengan sahabatnya Larisa juga masih terjalin,sampai saat ini.

Hanya komunikasi dengan Davin saja yang jarang.

Begitu pun komunikasi antara Larisa dan Davin.

Larisa tidak ingin membuat Bella,kekasih Davin salah paham terhadapnya,jika terlalu dekat atau akrab dengan Davin.

Karena kini,ketiga nya bukan lagi anak-anak...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!