Please, Katakan Cinta Padaku
" Zelene.... Zelene... Ya ampun dik kamu itu belum bangun jugaaaaa ini hari pertama kamu ospek loooo! Apa mau di hukum kakak nanti!!!"
" Apaaaaa... Oooh noooo... Jangan jangan hukum Zelene kakak...."
" Dasar pemalas. Cupu ya tetap cupu, malas ya tetap malas. Mana janjinya mau berubah!??!!!"
" Kakak please jangan beritahu papa dan mama oke...!!!"
Braaaakkk... Pintu kamar mandi terbanting keras..
Anxel hanya geleng geleng kepala melihat tingkah manja sang adik kesayangannya.
Pemuda yang duduk di bangku kuliah tingkat empat semester tujuh itu hanya menghela napas saat ponselnya berdering.
" Morning Daddy mommy, how are you?"
" Kami baik baik saja son. Bagaimana adik kamu hari ini hmmm?"
" Baru bangun dan baru mandi mom!"
" Astaga anak satu itu beda sekali sih sama kita kita Daddy...!" teriak mommy Zantana stress mikirkan anak gadisnya yang super duber pemalas dan seenaknya itu.
" Xel apakah kau tidak akan menghukum adikmu jika nanti terlambat!"
" Ya pasti Daddy. Anxel harus adil jadi ya sama dia kalo memang terlambat Anxel pasti hukum juga. "
" Tapi jangan berat berat oke nanti mommy beri tambahan uang saku ya. Jangan tindas adikmu ya?"
" Mommy , Zelene sudah besar dia sudah kuliah Lo hari ini. Kenapa mommy masih manjakan adik sih mom?'
" Hah sudah sudah Daddy and mommy mau siap siap dulu tuh mobil perusahaan sudah jemput nih. "
" oke dah. hati hati di sana Daddy mommy, i love you. "
" Hati hati juga son. Jaga adik kamu selalu oke. "
" Baiklah mom , dad, anxel siap siap juga mau ke kampus. "
Perbincangan rutin pagi hari itu pun berakhir karena kesibukan masing masing.
Tuan dan nyonya Zafran dan Zantana pun tidak pernah lupa menghubungi kedua putra putrinya walaupun mereka lagi ada bisnis di luar kota atau luar negeri.
Sedangkan Anxel selalu saja menjadi pengurus sang adik. Anxel memang sangat menyayangi adiknya itu.
Benar saja hari itu Anxel harus menghukum Zelene dan satu mahasiswa baru juga yang juga terlambat datang.
Anxel terpaksa meninggalkan Zelene adiknya karena dia harus briefing dengan anggota dan panitia ospek tahun itu.
Zelene akhirnya di antar oleh sopir ke kampus ternama di kota itu. Dimana sang kakak juga adalah mahasiswa disana. Dan menjadi idola banyak gadis di kampus tersebut.
Hari itu Zelene hanya mengenakan kaos warna putih lengan panjang dengan jeans belel kesukaannya dengan memakai topi dan kacamata tebal serta rambut yang di kepang dua seperti syarat kakak tingkat yang akan mengadakan acara perkenalan kampus nanti.
Anxel hanya geleng geleng kepala dan menahan gengsi dan malu seakan dia tidak ingin mengungkapkan identitas Zelene sebagai adiknya karena penampilan sembarangan sang adik hari itu.
Anxel yang selalu tampil rapi elegan dan cool membuat semua kaum hawa sampai meleleh saat menatap dirinya. harus memiliki adik yang dekil semacam Zelene dan sembarangan. Itu buat dia seperti kambuh darah tingginya.
" Dik kamu jangan pernah katakan jika kamu adalah adik aku di kampus dan di depan mahasiswa lainnya. Aku kuatir kau akan di bully. "
Zelene yang membaca pesan sang kakak langsung saja mengiyakan. Karena dia juga sedikit takut ada di kampus ternama mahal dan menjadi banyak favorit muda mudi di kota itu.
" Kamu... Siapa nama kamu kok hari pertama sudah terlambat sih!!!" tanya salah satu kakak tingkat dia yang centil. Cantik sih bodynya juga aduhai tapi centilnya amit amit.
" maaf kak jalanan macet!"
" Halah alasan saja kamu itu! Baru hati pertama kau sudah nglunjak ya!"
" Maaf kak. Maaf bukan begitu maksud saya!"
" Karena kau terlambat maka kalian berdua bersihkan toilet di lantai bawah dan lantai dua sana!!! Jangan sampai kotor ya masihan saat saya akan cek nanti. " Ucap kakak tingkat centil tadi.
Zelene muak melihat gaya si kutu kumpret centil itu apalagi saat cari cari perhatian sama membusung busungkan dada besar miliknya ke kakak tampannya Anxel.
Zelene begitu sebel pagi itu. Apalagi melihat sang kakak seperti menikmati moment itu di balik sikap coolnya.
" Awas ya aku bejek bejek kau jika jadikan di kutu kumpret centil itu kekasih mu kak. Habis dia sama aku jika benar dia bakal jadi kakak ipar aku. " geram Zelene penuh amarah pada sang kakak.
Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang dari tadi menatap semua tingkahnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Pemuda pendiam itu juga terlambat saat itu. Karena terkena macet juga. Tak lepas mata indah itu menatap Zelene yang emosi jiwa pada kakaknya.
Sambil memanyunkan bibir merah mungilnya Zelene cemberut dan komat Kamit sendiri sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai toilet yang letaknya menghadap ke arah lapangan tempat semua mahasiswa baru dan panitia ospek berkumpul.
" Huuuh sebel sebel sebel....!!!" geram Zelene lagi.
" maaf apakah kamu sangat mencintai kak Anxel? Ketua senat kita itu?"
Zelene yang mendengar itu langsung terkejut dan baru sadar kalau dia tidak sendiri di toilet itu.
" Eh maaf maaf bukan bukan gitu. Aku hanya sebel saja lihat si kutu kumpret centil itu. "
" Iya aku tahu. Apakah kamu cemburu? Jika kamu masih tidak enak hati biar aku yang kerjakan semua bersih bersih toiletnya. Kamu cukup bantu Nemani aku saja di sini bagaimana?"
" Eh apakah boleh begitu? Apakah kamu tidak kerepotan dan kenapa kenapa?"
" Aku sudah biasa kamu tenang saja. Aku lihat tangan kamu halus sekali... pasti kau bukan anak orang biasa bukan? Kamu pasti anak orang kaya. " jawab pemuda tampan itu sambil tersenyum.
Entah mengapa Zelene jadi bersemu merah Kedua pipinya dan merasa tidak enak hati saat dia ketahuan jika tidak pernah kerja kasar. Semua urusan pembantu di rumahnya.
Zelene jadi salah tingkah sendiri dan tersipu malu. Membuat sang pemuda tampan itu jadi terkesima juga. Dandanan Sederhana Zelene pagi itu membuat sang pemuda kagum. Dia tahu gadis di depannya pasti anak orang kaya. Tapi dia tidak sombong dan angkuh tapi sederhana dan tidak menyolok seperti gadis gadis lainnya.
Cuma sang pemuda hanya memendam dalam hati saja.
" Ehmmm omong omong ya kok kamu baik sekali sama aku? Dan boleh kenalan ya? Nama kamu siapa ya?"
Pemuda itu tersenyum dan menjabat erat tangan halus Zelene, " Kenalkan aku Xyan Xalvador."
" Xyan Xalvador?"
" Iya biasa di panggil Xyan atau Yan " jawab sang pemuda sambil tersenyum lagi. Membuat Zelene jadi terkagum kagum.
" Hmm pemuda ini sederhana, baik hati dan tampan sekali aduh... Mata itu teduh sekali. tapi kok dia pendiam sekali sih dari tadi dia cuek saja saat di lapangan. Eeh tak tahunya sama aku sekarang ramah banget... Aduh... tampannya seperti pangeran di dalam mimpi aku selama ini. Oooh... senangnya hati aku." ucap dalam hati Zelene.
" hai kalian berdua kok malah ngobrol sih. Mana kerjaan kalian belum beres lagi!!!"
" Hah si kutu kumpret ini ganggu orang lagi kesengsem saja. Awas kau ya!!!" geram zelene dalam hati.
Bagaimana akhirnya ospek Zelene dan Xyan hari itu?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Moga mereka jadian dan saling menyayangi.
2024-10-05
1
Ita Xiaomi
Semangat Zelene😁
2024-10-05
1
Ita Xiaomi
Keren penampilannya, suka-suka😁
2024-10-05
1