NovelToon NovelToon

Please, Katakan Cinta Padaku

Aduh...

" Zelene.... Zelene... Ya ampun dik kamu itu belum bangun jugaaaaa ini hari pertama kamu ospek loooo! Apa mau di hukum kakak nanti!!!"

" Apaaaaa... Oooh noooo... Jangan jangan hukum Zelene kakak...."

" Dasar pemalas. Cupu ya tetap cupu, malas ya tetap malas. Mana janjinya mau berubah!??!!!"

" Kakak please jangan beritahu papa dan mama oke...!!!"

Braaaakkk... Pintu kamar mandi terbanting keras..

Anxel hanya geleng geleng kepala melihat tingkah manja sang adik kesayangannya.

Pemuda yang duduk di bangku kuliah tingkat empat semester tujuh itu hanya menghela napas saat ponselnya berdering.

" Morning Daddy mommy, how are you?"

" Kami baik baik saja son. Bagaimana adik kamu hari ini hmmm?"

" Baru bangun dan baru mandi mom!"

" Astaga anak satu itu beda sekali sih sama kita kita Daddy...!" teriak mommy Zantana stress mikirkan anak gadisnya yang super duber pemalas dan seenaknya itu.

" Xel apakah kau tidak akan menghukum adikmu jika nanti terlambat!"

" Ya pasti Daddy. Anxel harus adil jadi ya sama dia kalo memang terlambat Anxel pasti hukum juga. "

" Tapi jangan berat berat oke nanti mommy beri tambahan uang saku ya. Jangan tindas adikmu ya?"

" Mommy , Zelene sudah besar dia sudah kuliah Lo hari ini. Kenapa mommy masih manjakan adik sih mom?'

" Hah sudah sudah Daddy and mommy mau siap siap dulu tuh mobil perusahaan sudah jemput nih. "

" oke dah. hati hati di sana Daddy mommy, i love you. "

" Hati hati juga son. Jaga adik kamu selalu oke. "

" Baiklah mom , dad, anxel siap siap juga mau ke kampus. "

Perbincangan rutin pagi hari itu pun berakhir karena kesibukan masing masing.

Tuan dan nyonya Zafran dan Zantana pun tidak pernah lupa menghubungi kedua putra putrinya walaupun mereka lagi ada bisnis di luar kota atau luar negeri.

Sedangkan Anxel selalu saja menjadi pengurus sang adik. Anxel memang sangat menyayangi adiknya itu.

Benar saja hari itu Anxel harus menghukum Zelene dan satu mahasiswa baru juga yang juga terlambat datang.

Anxel terpaksa meninggalkan Zelene adiknya karena dia harus briefing dengan anggota dan panitia ospek tahun itu.

Zelene akhirnya di antar oleh sopir ke kampus ternama di kota itu. Dimana sang kakak juga adalah mahasiswa disana. Dan menjadi idola banyak gadis di kampus tersebut.

Hari itu Zelene hanya mengenakan kaos warna putih lengan panjang dengan jeans belel kesukaannya dengan memakai topi dan kacamata tebal serta rambut yang di kepang dua seperti syarat kakak tingkat yang akan mengadakan acara perkenalan kampus nanti.

Anxel hanya geleng geleng kepala dan menahan gengsi dan malu seakan dia tidak ingin mengungkapkan identitas Zelene sebagai adiknya karena penampilan sembarangan sang adik hari itu.

Anxel yang selalu tampil rapi elegan dan cool membuat semua kaum hawa sampai meleleh saat menatap dirinya. harus memiliki adik yang dekil semacam Zelene dan sembarangan. Itu buat dia seperti kambuh darah tingginya.

" Dik kamu jangan pernah katakan jika kamu adalah adik aku di kampus dan di depan mahasiswa lainnya. Aku kuatir kau akan di bully. "

Zelene yang membaca pesan sang kakak langsung saja mengiyakan. Karena dia juga sedikit takut ada di kampus ternama mahal dan menjadi banyak favorit muda mudi di kota itu.

" Kamu... Siapa nama kamu kok hari pertama sudah terlambat sih!!!" tanya salah satu kakak tingkat dia yang centil. Cantik sih bodynya juga aduhai tapi centilnya amit amit.

" maaf kak jalanan macet!"

" Halah alasan saja kamu itu! Baru hati pertama kau sudah nglunjak ya!"

" Maaf kak. Maaf bukan begitu maksud saya!"

" Karena kau terlambat maka kalian berdua bersihkan toilet di lantai bawah dan lantai dua sana!!! Jangan sampai kotor ya masihan saat saya akan cek nanti. " Ucap kakak tingkat centil tadi.

Zelene muak melihat gaya si kutu kumpret centil itu apalagi saat cari cari perhatian sama membusung busungkan dada besar miliknya ke kakak tampannya Anxel.

Zelene begitu sebel pagi itu. Apalagi melihat sang kakak seperti menikmati moment itu di balik sikap coolnya.

" Awas ya aku bejek bejek kau jika jadikan di kutu kumpret centil itu kekasih mu kak. Habis dia sama aku jika benar dia bakal jadi kakak ipar aku. " geram Zelene penuh amarah pada sang kakak.

Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang dari tadi menatap semua tingkahnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Pemuda pendiam itu juga terlambat saat itu. Karena terkena macet juga. Tak lepas mata indah itu menatap Zelene yang emosi jiwa pada kakaknya.

Sambil memanyunkan bibir merah mungilnya Zelene cemberut dan komat Kamit sendiri sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai toilet yang letaknya menghadap ke arah lapangan tempat semua mahasiswa baru dan panitia ospek berkumpul.

" Huuuh sebel sebel sebel....!!!" geram Zelene lagi.

" maaf apakah kamu sangat mencintai kak Anxel? Ketua senat kita itu?"

Zelene yang mendengar itu langsung terkejut dan baru sadar kalau dia tidak sendiri di toilet itu.

" Eh maaf maaf bukan bukan gitu. Aku hanya sebel saja lihat si kutu kumpret centil itu. "

" Iya aku tahu. Apakah kamu cemburu? Jika kamu masih tidak enak hati biar aku yang kerjakan semua bersih bersih toiletnya. Kamu cukup bantu Nemani aku saja di sini bagaimana?"

" Eh apakah boleh begitu? Apakah kamu tidak kerepotan dan kenapa kenapa?"

" Aku sudah biasa kamu tenang saja. Aku lihat tangan kamu halus sekali... pasti kau bukan anak orang biasa bukan? Kamu pasti anak orang kaya. " jawab pemuda tampan itu sambil tersenyum.

Entah mengapa Zelene jadi bersemu merah Kedua pipinya dan merasa tidak enak hati saat dia ketahuan jika tidak pernah kerja kasar. Semua urusan pembantu di rumahnya.

Zelene jadi salah tingkah sendiri dan tersipu malu. Membuat sang pemuda tampan itu jadi terkesima juga. Dandanan Sederhana Zelene pagi itu membuat sang pemuda kagum. Dia tahu gadis di depannya pasti anak orang kaya. Tapi dia tidak sombong dan angkuh tapi sederhana dan tidak menyolok seperti gadis gadis lainnya.

Cuma sang pemuda hanya memendam dalam hati saja.

" Ehmmm omong omong ya kok kamu baik sekali sama aku? Dan boleh kenalan ya? Nama kamu siapa ya?"

Pemuda itu tersenyum dan menjabat erat tangan halus Zelene, " Kenalkan aku Xyan Xalvador."

" Xyan Xalvador?"

" Iya biasa di panggil Xyan atau Yan " jawab sang pemuda sambil tersenyum lagi. Membuat Zelene jadi terkagum kagum.

" Hmm pemuda ini sederhana, baik hati dan tampan sekali aduh... Mata itu teduh sekali. tapi kok dia pendiam sekali sih dari tadi dia cuek saja saat di lapangan. Eeh tak tahunya sama aku sekarang ramah banget... Aduh... tampannya seperti pangeran di dalam mimpi aku selama ini. Oooh... senangnya hati aku." ucap dalam hati Zelene.

" hai kalian berdua kok malah ngobrol sih. Mana kerjaan kalian belum beres lagi!!!"

" Hah si kutu kumpret ini ganggu orang lagi kesengsem saja. Awas kau ya!!!" geram zelene dalam hati.

Bagaimana akhirnya ospek Zelene dan Xyan hari itu?

Bersambung...

Rasakan!...

" maaf kak ini baru mau ambil pewangi ruangan. "

" Hah lelet sekali kerja kalian. Hoh jangan jangan kalian malah pacaran di sini ya!!!"

" aneh mulut mercon kayak mulut lu itu emang pantas gue gampar!!!"

" Eh kau cupu, ternyata suhu ya! Kau berani dengan aku ratu kampus sini hah!!! Kau tak kenal dengan king of college di sini rupanya!!!"

" Emang siape die??? Presiden? Aku kagak peduli siapa kalian. Kita sama di hadapan Allah!!!"

" Heh pakai bawa nama Allah aja. Munafik kau! dengan penampilan cupu kamu dan lihat kedekatan kalian di sini. pasti kalian mesum kan di sini?"

" Heh kutu kumpret centil, sini aku bersihkan mulut kotor kamu dengan pewangi lantai ini sini !!!"

Zelene yang sudah muak dengan sikap Vara si kutu kumpret centil yang sombong itu , langsung saja menarik rambut si Vara yang sombong itu dan membawa Vara ke dekat ember berisi pewangi lantai.

" Eh eh... Jangan pakai kekerasan nanti kau di hukum lagi." ucap pemuda tampan nan ramah itu tapi sama yang lain pendiam ( menurut pengamatan Zelene sih)

" Kenapa kau mau bela dia juga hah!!! Kau suka sama kakak tingkat yang centil ini juga iya!!! Kau suka dia hah!" Zelene yang mendengar perkataan laki laki tampan itu jadi sangat gusar dan bertambah gusar saat dia tahu laki laki yang buat dia kesengsem tadi malah membela si centil itu. Semakin emosi jiwa si Zelene.

" Bukan. Aku aku tidak suka sama dia. Cuma aku kuatir kau akan kena hukum lagi jika membuat senior kita ini menderita karena emosi kamu!"

Zelene makin jengkel dan dia mendorong Vara hingga jatuh dan menimpa ember berisi pewangi lantai tadi.

" Aow... gadis cupu kurang ajar. Lihat saja aku akan buat perhitungan sama kamu aku akan laporkan kamu ke kakak aku. Raja di kampus ini. Awas kau cupuuuuu!!!" bentak Vara sangat marah.

Zelene pun juga semakin marah tapi dia akhirnya meninggalkan toilet yang baru setengah dia bersihkan itu.

Dengan emosi jiwa yang tinggi Zelene merasa sangat kepanasan dan dia berteduh di bawah pohon yang agak jauh dari toilet tadi.

Tapi saat Zelene mau menuju ke lapangan di mana teman temannya masih berkumpul di lapangan untuk ospek ,Zelene tiba-tiba melihat sekelompok kakak tingkatnya datang dan berbondong bondong ke arah toilet tadi.

Dari jauh sayup sayup Zelene mendengar teriakan teriakan yang tertahan. Zelene jadi penasaran dan dia berlari mendekat ke sana.

Bugh bugh bugh... Aaarggh...

" Hei gembel masih berani kau menentang boss kami hah!!! Buat apa kau bela anak batu yang cupu itu! Dia sudah buat adik boss kami basah kuyup dia harus bertanggung jawab. dimana diaaaa!!! Katakan di mana diaaaaa!!!!"

" Dia tidak ada di sini!"

" Benar ketua dia tidak ada di sini. Jadi pasti ya si gembel ini Tidak bohong!"

"Hah sama saja. Ingat ya. Jika kau berani membela anak baru yang cupu itu , aku tidak segan segan untuk menindasmu lagi. sebab semua orang di kampus ini yang sudah di tandai oleh boss kami dan adiknya harus segera di tindak paham!!!"

" Kalian main kekerasan ini akan merugikan kalian sendiri!"

" Hahahaha tidak akan ada yang berani menangkap dan menghukum kami. Sebab Kamilah hukum di kampus ini hahaha!!!"

Zelene sudah tidak sabar ingin menonjok laki laki yang seusia kakaknya itu. Tapi dia melihat Xyan menggeleng gelengkan kepalanya dan memberikan kode untuk Zelene tetap sembunyi.

Empat mahasiswa itu akhirnya menendang dan memukuli Xyan lagi. Zelene sudah naik pitam dan ingin segera menghajar keempat pemuda itu.

Tapi lagi lagi Xyan mengkode Zelene untuk sembunyi. Zelene hanya bisa menangis merasa bersalah di sudut gelap ruangan gudang bekas alat kebersihan toilet yang agak gelap itu. sehingga keempat laki laki itu tadi tidak menyadari kehadiran Zelene di sana.

Keempat mahasiswa itu akhirnya puas dan meninggalkan Xyan yang terkapar di lantai kamar mandi bawah itu. dengan luka babak belur di sekujur tubuhnya.

Zelene yang sudah melihat keempat laki laki itu menjauh akhirnya datang dan membawa kepala Xyan yang babak belur berdarah itu ke pahanya.

"Xyan , Xyan... Kau tidak usah membela aku sampai seperti ini. Aku, aku bisa atasi mereka. Mereka sangat sombong. Kau tidak usah bela aku seperti ini."

"Terima kasih sudah mempedulikan aku. Zelene. "

" Hah kau jangan bodoh , kau sampai babak belur seperti ini gara gara lindungi aku. Aku tidak bisa tinggal diam. "

Xyan hanya tersenyum tipis di sela sakit bibir nya yang pecah dan berdarah terkena bogem mentah empat mahasiswa tadi.

Zelene memapah Xyan dan membawa ke balai pengobatan kampus tersebut.

" Kenapa ini?"

" Dipukuli sama empat mahasiswa gila Bu."

" Siapa mereka?"

" Tuh golongan si Raja kampus."

" Aduh... Kalian anak baru kan? Ibu ingatkan ya? Jangan sampai ada masalah sama mereka. Jika ada masalah kalian akan diincar karena sudah mereka tandai. "peringat penjaga balai pengobatan itu.

"Sekuat itukah mereka Bu?"

" Maklum dik, mereka itu anak dari pemilik kampus ini dan penyokong dana terbesar di kampus ini dik. Jadi kalian hati hati jangan buat masalah atau menyinggung mereka lagi. "

"Tapi mereka sombong sekali. Apakah pihak kampus tidak ada yang memberi hukuman pada mereka?"

" Hah tidak ada yang berani dik di sini sama orang tua mereka. Sebab jika bermasalah dengan mereka maka bisa bangkrut sekeluarga dik. Jadi tidak ada yang berani dik usik mereka."

Xyan dan Zelene langsung geleng geleng kepala. Hanya karena anak yang punya kampus keadilan bisa dipermainkan. Zelene semakin menjadi marah melihat kenyataan itu. Jiwanya memberontak terhadap ketidakadilan itu.

Penampilan cupu tapi mental tidak cupu jadi sangat bertolak belakang.

" Huh kalo bukan suruh ikut ospek dan di suruh berdandan seperti ini selama ospek aku tidak akan memakai ini semua. Bukan style aku!!!" geram si Zelene.

Zelene dengan setia menemani Xyan. Sampai luka luka Xyan diobati semua.

" Zelene kau kembali dulu kesana . jangan pedulikan aku. Kamu nanti kena hukum lagi Lo."

" Tidak , aku akan bertanggung jawab. Aku akan tetap di sini."

" Hmmm kau sungguh keras kepala. Penampilan kamu saja menipu banyak orang."

" Emang ini kan di suruh kakak senior! Kalo tidak aku tidak akan pakai dan dandan seperti ini "

Xyan kembali tersenyum, dia lama lama merasa gemas juga dengan teman barunya itu.

Bagaimana nasib Zelene dan Xyan? ketika mereka sudah ditandai oleh cara dan kakaknya?

Bersambung...

Tidak Mungkin !!!

Anxel agak gelisah saat tidak melihat adiknya sama sekali.

" Dik kamu dimana?"

" Kak aku ada di balai pengobatan, teman aku di pukuli empat Kakak tingkat anak buah king kampus katanya gara gara menolong aku tadi dia di pukuli dan babak belur"

" Aduh kamu ceroboh sekali. Mereka itu orang orang yang bahaya dik. Kalo mereka sudah incar teman kamu dan kamu mampus kita dik!"

"Kakak marah ? Kakak tidak berani sama mereka?"

" Kakak males urusan sama mereka dik. Kakak selalu menghindari mereka. "

" Cepat kau pergi dari situ jika tidak ingin kau celaka cepat!!!"

" Aku tidak bisa kak. Dia terluka gara gara aku!"

" aduh! Kamu bisa mampus musuh dengan mereka. "

" Aku tidak menyangka ya kakak tenyata beraninya sama aku doang!!!"

" Heh apa maksud kamu hah? Kau ingin katakan kakak kamu pengecut gitu hah!!! Benar begitu dik? !!!"

"iya ternyata kakak cuma jago kandang. Beraninya sama adik perempuan saja. Biar aku sebar ke kampus kalo kamu itu tidak seperti yang mereka lihat!!!"

Anxel jadi geram dan ingin menemui adiknya di balai pengobatan.

Tapi karena mereka pura pura tidak ada hubungan di kampus , Anxel hanya diam saja dan tidak berani menyusul adiknya di balai pengobatan.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang saat kampus sudah mulai sepi saat itu.

Namun jujur hati Anxel menjadi sangat gelisah. Dia menjadi tidak tenang dan gusar.

Perlahan Zelene memapah Xyan yang masih lemah untuk berjalan pulang.

" Xyan kamu rumahnya dimana? Aku antar ya?"

" Tidak usah Zelene aku bisa naik sepeda pulang sendiri."

" Lo bagaimana kamu bisa mengayuh sepeda kamu kalo kamu buat jalan saja susah? Ayo aku antar. Sepeda kamu kita masukkan dalam mobil aku saja cukup.

" Mana bisa cukup Zelene?"

" Cukup ayooo!"

Supir Zelene pun sudah menunggu siang itu di depan kampus. Walaupun agak tersembunyi menjemputnya atas perintah Zelene juga, tapi supir itu patuh juga sama Zelene.

" Non mana sepedanya paman masukkan dulu ya?"

" Ini paman , untung paman segera angkat ponsel paman tadi."

" Iya paman kan sudah janji untuk stand by selalu buat non. "

" Pak kenalkan ini Xyan , teman Zelene paman"

" Iya. Ayo den naik. "

Pak Mahardika pun memapah dan membantu Xyan untuk naik ke dalam mobil.

Mobil itu pun melaju membelah jalanan padat siang itu.

" Paman kita berhenti di restoran depan saja paman. Masuk ke parkiran dulu , mobil di belakang itu kok terus ikuti kita ya paman?"

" Waduh iya non. terus kita bagaimana ini non?"

" Paman , paman Dika tolong paman turun dan pesankan kami nasi goreng seafood yang pedas dua ya paman. Terus paman beli sendiri dah mau beli nasi apa. Jika ada yang nanya sama siapa paman kesini katakan sama pembantu rumah saja bilang saja sama bik Sumi begitu ya paman !"

" Iya iya non. Non sama Aden sembunyi di dalam mobil saja ya? Paman turun."

Paman Mahardika langsung mengkode beberapa bodyguard bayangan yang selalu ikut kemana pun mereka pergi itu.

" Sial. Siapa mereka berani mengikuti non Zelene. Ini tidak bisa di biarkan. "

Paman Mahardika akhirnya menurut saja dengan permainan Zelene. Mereka ingin tahu siapa yang mengikuti mereka dari tadi.

Saat Paman Dika turun dan masuk dalam restoran. Benar saja ada seseorang yang sudah mengikuti langkah sang supir pribadi itu.

Anggara tidak bisa tinggal diam melihat hal itu. Dengan sigap dia pun akhirnya masuk juga mau lihat apa yang akan di lakukan oleh dua pemuda seumuran majikan muda mereka itu.

" Hei pak tua, apakah kau adalah sopir dari gadis cupu bernama Zelene itu?"

" Anak muda ini siapa ya? Kok nanya bentak bentak sama saya?"

" Heh kagak usah banyak bacot nanya nanya , katakan saja siapa tuan kalian!!!"

" Ada apa ini? Kau cari Saya?"

" Hah siapa lu ada apa kami cari lu?"

" Heh bukankah kalian nanya siapa tuan dari supir pribadi ini , saya tuannya ada apa? Ada masalah iya?" jawab Anggara sudah siap dengan kuda kudanya.

Langsung dua pemuda itu pun balik badan dan keluar menuju mobil tersebut.

Anggara pun ikuti mereka. " Hei apakah kalian maling motor atau kalian maling mobil? Perlu saya panggilkan polisi ? "

Kedua pemuda itu pun terkejut dan langsung berlalu Begitu saja.

" Sial... Mereka ternyata sungguh mengincar nona muda. Ini tidak bisa aku biarkan. "

Anggara pun mulai pergi dan meninggalkan Zelene dan Xyan yang masih sembunyi dalam mobil. Zelene tidak tahu jika ada bodyguard bayangan yang selalu jaga dia atas perintah papanya yang selalu saja sangat menjaga sang putri manja mereka itu.

" Xyan apakah paman baik baik saja ya? Kok lama sih ya paman?"

" Tunggu saja. Jika ada apa apa tuh ada satpam kamu tenang saja ya? Mungkin mereka memang masih sibuk. Dan Antri kenapa kamu lapar ya?"

" Iya hehehe... Tadi pagi karena kesiangan aku belum sempat sarapan. "

Xyan tersenyum dan mengangguk anggukkan kepalanya. Menatap wajah cantik di depan matanya itu.

Zelene yang tidak suka dandan seperti itu langsung saja menggerai rambut pirangnya dan melepaskan ikatannya. Membuat rambut bergelombang itu menutupi bahu mulusnya.

Sejenak Xyan sangat terpesona. Tapi buru buru dia menunduk dan menatap ke luar jendela mobil. Tanpa memandang wajah ayu di depan matanya itu.

" Xyan kamu kok diam sekali sih. Setiap kali harus aku yang mulai angkat bicara baru kamu bicara. Lama lama gemes juga dah aku sama cowok ini. Apa aku godain saja? Eh tapi mungkin karena dia masih kesakitan kali ya. aduh luka lukanya itu Lo masih biru dan hitam gitu dan masih ada yang berdarah . Sakit sekali pasti. Awas saja kau kutu kumpret centil beraninya sama aku!!!" gunam dalam hati Zelene yang jadi geram sendiri ingat Vara yang cari gara gara dengan dia hari itu.

" Xyan sini aku oles obat lagi biar luka kamu cepat sembuh ya?" ucap Zelene yang sudah ada di depan wajahnya dan membuat Xyan langsung bersemu merah kedua pipinya dan mulai menghindar saat Zelene mendekati dia.

" Xyan kesini. Kagak apa apa jangan malu. Pasti luka ini sakit sekali. " Zelene langsung menarik tubuh Xyan untuk lebih dekat duduknya dengan dirinya. supaya mudah Zelene memberi obatnya.

Kedua muda mudi itu akhirnya mengikis jarak di antara mereka, menjadi semakin dekat, aroma wangi tubuh dan wangi rambut Zelene membuat Xyan memejamkan matanya.

Dengan malu malu dia biarkan Zelene mengambil tangan dan kaki yang luka luka lebam itu untuk di beri obat sama gadis cantik tersebut.

Tak lama paman Dika pun masuk dengan membawa satu kantong penuh masakan yang di pesan nona mudanya itu.

" Paman punya paman apa sudah di ambil nasinya?"

" Sudah non terima kasih."

" Oke. sama sama. Ini kamu bawa pulang semua ya buat makan kamu nanti di rumah kamu. Aku makan di rumah saja. "

" Lo aku masih ada lauk di rumah. "

" Tidak apa apa ambil saja sebagai rasa terima kasih aku sama kamu yang sudah menolong dan membela aku. " ucap Zelene sambil tersenyum manis. Menambah kecantikan dari gadis belia itu.

Lagi lagi Xyan menunduk dan mengangguk.

" Aduh irit banget sih bicaranya? Apa sakit sekali ya? Mommy aku jadi sedih gara gara aku teman aku babak belur!" teriak Zelene dalam hatinya. Melihat Xyan lagi lagi diam membisu dan hanya tersenyum saja. Menerima makanan itu.

" Terima kasih. Sebenarnya tidak usah kau belikan aku sebanyak ini Zelene."

" Jangan menolak aku tidak suka ditolak." jawab tegas Zelene. Lagi lagi Xyan tersenyum dan mengangguk sambil menerima makanan itu.

Apakah rahasia yang ada di balik kehidupan Xyan? Apakah mereka nanti akan bisa lepas dari orang orang yang jahat pada mereka? Dan orang suruhan siapakah yang mengikuti mobil Zelene itu?

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!