Jou telah diusir dari rumahnya, tidak tahu sekarang dia harus kemana, sebelum nya kediaman orang tuanya adalah keluarga satu-satunya di kota ini.
Sekarang waktu sudah gelap, Jou yang tidak tahu harus kemana, hanya bisa berjalan kesana kemari tanpa tujuan.
Untungnya Kota G, adalah kota industri, yang artinya sepanjang hari kota ini tidak akan sepi. Jou mengunjugi suatu tempat yang dulu ketika masih kecil sering pergi kesana bersama keluarganya.
Tempat itu adalah taman pusat kota, ketika malam hari, suasana alam liar akan terasa, apalagi di tengah-tengah taman itu, ada sebuah danau, dan biasanya di sekelilingnya akan banyak komunitas kota kumpul untuk sekedar bertemu.
Di taman itu biasanya Jou akan teringat dengan kejadian yang memilukan. benar saja, saat ini Jou sedang merenung didekat danau, dia benar-benar tidak percaya semua ini akan terjadi, saking merenungnya dia, akhirnya Jou terbawa suasana hingga sedikit demi sedikit air matanya jatuh.
Ditengah-tengah tangisan Jou, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya, dan ketika Jou menoleh ternyata dia itu seorang kakek-kakek.
"Hey, anak muda, nafas mu sangat berat, aku turut prihatin dengan masalah yang engkau derita." Sebuah perkataan kakek tua yang terlihat mengetahui segalanya.
"Walau aku tidak tahu, cara kau mengetahui masalah ku, tapi terima kasih kek." Jawab Jou dengan senyum manis dimukanya.
"Kau memang anak yang baik nak, aku punya solusi untuk mengembalikan keadaan mu." Kakek tua yang berbicara dengan lemah lembut namun mampu mengembalikan semangat Jou.
Dengan penuh antusias Jou menjawab " Wow Kek, bagaimana caranya?, aku ingin memperbaiki segalanya, dan melakukan banyak hal segera!"
"Tapi kek, apakah ada kesempatan bagi seseorang yang sudah terlalu jatuh." Jou kembali melanjutkan bicaranya.
"Nak, kau masih muda, kau masih naif, kalau kau ingin tahu, cara Sang Pencipta, mendidikmu adalah dengan penderitaan." Ungkap si kakek dengan ekspresi yang tenang seolah-olah telah melewati banyak hal dalam hidupnya
"Baiklah kek, lalu bagaimana ?" Tanya Jou kembali.
"Jangan salah paham nak, ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa Raja Evolusi datang kebumi setiap bulan purnama, dan konon katanya ketika kau bertemu dengannya, maka kehidupan mu akan berubah, Jika kau ingin bertemu dengannya, kau harus mengorbankan dirimu, tetapi bukan dengan cara bunuh diri, dan kau harus lakukan itu, disaat tengah malam bulan purnama." Jelas kakek Itu kepada Jou.
"Maaf kek, aku tidak percaya." Ungkap Jou yang tadinya semangat sekali menjadi lesu kembali
"Percaya atau tidak, nanti pasti kau akan melakukannya." Jawab si kakek sambil pergi meninggalkan Jou sendiri.
Setelah cukup lama Jou meratapi nasibnya, dia pun keluar dari taman itu, dan secara kebetulan bertemu Feni, Arlen, dan teman-temannya.
"Eh Jou, Kamu ngapain disana ?, jadi gembel yak ?" Tanya Feni sambil tertawa ngakak.
Jou hanya diam saja tidak memperdulikan ocehan Feni.
"Eh belagu banget lu, sok diamin kami!" Pungkas si Arlen dengan lantang kepada sikap acuh Jou
Kemudian Arlen, menghasut teman-temannya untuk memukuli Jou. Jou digiring ke suatu gang sempit yang jarang ada orang lewat. ditempat itu Jou dipukuli sampai pingsan.
2 jam kemudian sedikit demi sedikit Jou mulai sadar.
Meski Jou sebenarnya sudah bisa bediri dan pergi dari sana, tapi dia malah memilih untuk tetap disana, diam jongkok sambil menundukkan palanya, Jou berpikir kalau berakhir disini pasti tidak apa-apa.
ketika Jou sudah berada di pintu keputusasaannya, tiba-tiba datang seorang wanita. Jou melihat jelas bahwa wanita itu sangat kelelahan, keringat mengucur membanjiri bajunya, rambut yang acak-acakan, baju yang robek dibagian lengannya, seperti wanita itu adalah seorang buronan, namun wanita itu cantik jika dilihat-lihat.
Tidak terlalu jauh, dari gang buntu ini terdengar suara langkah kaki. Jumlahnya lebih dari satu orang.
ketika langkah kakinya sudah didepan gang, wanita itu langsung bergerak memeluk Jou, dan agar terlihat sebagai sepasang kekasih Jou pun mengikuti permainannya, Jou memeluk erat wanita itu juga.
Sebenarnya taktik ini digunakan oleh wanita itu, agar sementara waktu para orang itu tidak mengejar lagi. Dan memang betul orang-orang itu mengira, Jou dan wanita asing itu hanyalah sepasang kekasih. sehingga mereka hanya lewat meninggalkan mereka.
"Eh, maaf...maaf, Aku tadi terpaksa" kata dari wanita itu dengan lembut dan langsung ingin pergi lagi.
"Kau mau kemana ?, kalau kau Ingin keluar maka tunggu sampai pagi, karena sekarang mereka pasti menutup segala jalan besar di sekitar sini" Ungkap jelas Jou ke wanita itu.
"Tapi, aku punya caranya, kau tunggu disini." Jou pergi meninggalkan Wanita Itu.
Kerena apa yang dikatakan Jou benar, orang-orang itu masih menjaga di pintu jalan besar. Jou langsung menghampiri mereka, dan tanpa pikir panjang Jou langsung memukul salah satu dari mereka.
"Woi Apa mau mu bocah!"
karena Jou memukul salah satu dari mereka. dan menyulut amarah mereka, pada akhirnya Jou dipukuli.
"Apakah ini akhir riwayat ku." ungkap Jou
dalam pikirannya.
Sebenarnya Jou melakukan tindakan ini, untuk menyelamatkan wanita itu, ketika ada orang yang tewas, maka para pengejar itu tidak akan mengejar lagi.
Jou terus dipukuli,hingga tidak berdaya, namun, takdir langit berkata berbeda, karena Jou mengorbankan dirinya demi orang lain, persis susuai yang dikatakan kakek yang ditemui Jou waktu di taman, pada tengah malam bulan purnama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lalu Adi
Awal cerita yg bagus....
2023-05-30
0
🇮🇩 Satria SUNAN 🇮🇩(✿ ♥‿♥
perkosa dia 😅😅😅😅
2023-03-21
0
🇮🇩 Satria SUNAN 🇮🇩(✿ ♥‿♥
hajaaarrrrrr🥰🥰🥰🥰
2023-03-21
0