Satu hari setelah mendapat titah, keluarga Xin pun telah mendandani Xin Wei yang masih berpura-pura lemah. Keadaannya kini mengalami kesulitan berjalan karena perbuatan Xin Feni dan ibunya beberapa waktu lalu.
"Wah, pengantinnya cantik sekali. Selamat untuk adik yang akan menikah. Padahal aku masih ingin senang-senang bersamamu. Namun kamu akan menjadi seorang selir," ujar Xin Feni dengan raut wajah meremehkan.
"Orang yang buruk, memang sepantasnya dengan orang bodoh. Itu baru pasangan yang serasi. Meskipun kamu masuk istana, tetaplah seorang selir. Tidak mengapa menjadi selir. Namun jangan sampai menjadi selir pangeran keempat," imbuh Lie Xuni.
Ibu dan anak itu masih saja memancing amarah Xin Wei. Namun orang yang disinggung diam saja. Justru ia memberikan senyuman pada keduanya. Hari-hari di kediaman Xin akan semakin buruk ketika Xin Wei meninggalkannya.
Tentu saja beberapa hari sebelumnya telah mempersiapkan segalanya. Xin Wei telah mengambil banyak harta yang disimpan oleh keluarga Xin. Terutama yang disimpan di tempat yang paling tersembunyi.
Dengan kekuatannya sendiri, ia bisa memanipulasi tanaman. Itulah mengapa kekuatannya terkuras habis dan sering berada di kamar untuk beristirahat. Untuk melakukan pencurian, ia perlu mencari barang-barang yang tidak terlihat oleh mata.
Dengan identitasnya sebagai ratu siluman pada kehidupan sebelumnya, tentu bisa melakukannya dengan ilmu pengendalian manusia dan binatang juga. Terutama pada pelayan yang sering mondar-mandir ke kamar Xin Feni dan ibunya.
"Aku sangat senang karena akan masuk ke istana. Terima kasih, kakak. Terima kasih, ibu. Aku pasti akan hidup dengan bahagia."
Meski Xin Wei terus membalas kejahatan dengan senyuman, membuat ibu dan anak itu kehilangan kendali atas emosinya. Keduanya terlihat sangat geram dan ingin memukul calon selir itu. Hanya saja tidak berani melakukan itu karena itu adalah hari yang tidak biasa.
Jika terjadi kecacatan sedikit saja pada Xin Wei, nasib keluarga Xin akan tercemar dan semakin buruk. Apalagi adanya pengawasan dari pihak istana. Mereka sedang berada di luar dan tidak boleh ada suara keributan.
"Sialan! Anggap saja aku tidak mengatakan apapun. Feni, ayo kita pergi!" ajak Lie Xuni. Ia tidak habis pikir, bagaimana mungkin anak tirinya begitu tenang.
"Baiklah, Bu. Kita lihat saja nanti. Sampai kapan kamu bisa bertahan dengan pangeran tidak berguna itu, heh."
Keduanya keluar dari ruangan. Hanya ada Xin Wei dan Youyou serta penata rias. Selesai dirias, semakin terlihat wajah cantiknya. Juga ada kemiripan wajah antara sang ratu siluman dengan pemilik tubuh sebelumnya.
"Nona, apa tidak apa-apa? Menjadi selir pangeran ke-empat? Aku khawatir hidupmu tidak akan baik." Youyou senantiasa menemani dari luar kereta kuda. ia bersama dengan kusir yang bertugas di sampingnya.
"Tidak masalah, Youyou. Asalkan masih hidup, masih memiliki banyak kesempatan." Xin Wei bersikap tenang sambil merasakan aura di sekitar. Ia menyerap energi spiritual untuk meningkatkan kultivasinya.
Mengumpulkan energi sedikit demi sedikit, nantinya bisa ia gunakan dalam keadaan terdesak. Apalagi di istana kerajaan bukan tidak mungkin ada orang berniat buruk padanya.
Pakaian Xin Wei adalah pakaian yang disiapkan oleh Xin Warong. Dengan membelinya di toko kain dengan harga yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan pakaian milik Xin Feni dan ibunya. Yang dimana mereka mengenakan pakaian dengan harga selangit dan memiliki sifat boros berlebihan.
Saat sampai di gerbang kerajaan, tidak banyak orang menyambutnya. Karena memang pangeran ke empat dianggap sebagai seorang pangeran yang tidak penting. Dengan keadaannya, tidak mungkin mendapatkan tahta bahkan tidak memenuhi syarat itu.
"Selamat siang, nona Xin. Saya Fan Jizong, selaku pelayan dan penjaga pangeran ke empat. Saya secara pribadi datang menjemput anda untuk masuk ke istana pangeran ke empat."
"Terima kasih, Tuan Fan. Mohon pimpin jalannya!" pinta Xin Wei. Ia tidak akan banyak bicara hanya karena sedikit orang yang datang menjemput. Baginya juga tidak ada masalah karena tidak begitu dianggapnya penting.
"Baiklah ... mari ikut denganku. Di istana tidak diperbolehkan untuk naik kereta kuda. Jadi, mohon untuk turun dari kereta dan silahkan naik tandu yang kami persiapkan."
Xin Wei membuka tirai kereta kuda dan turun dengan dibantu oleh Youyou. Karena sudah tidak ada di kediaman Xin, maka ia bisa berjalan dengan lancar. Ia langsung naik tandu yang telah disiapkan. Sementara pelayan pribadinya berjalan di belakang tandu.
Perjalanan menuju istana yang ditempati pangeran ke empat memakan waktu hampir setengah jam. Karena letak istana yang paling jauh dan tidak banyak orang di sana. Hanya ada beberapa penjaga dan pelayan pria. Sehingga tidak ada satupun pelayan wanita di istana pangeran ke-empat.
Setibanya di istana pangeran ke empat, Xin Wei turun dari tandu dan segera diantarkan ke dalam. Suasana di dalam terlihat sepi dan jarang ada penjaga atau pengawal. Hanya beberapa pria yang berada di sana.
Istana yang besar itu, ditempati kurang dari sepuluh orang. Pangeran keempat sendiri merupakan seorang pria yang mengalami penyakit. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang, tingkah lakunya lebih mirip seperti seorang anak kecil.
"Paman Fan. Ayo main bola! Aku sudah bawa bolanya, hahaha!" Li Chao Zhan dengan pakaian pengantin telah menyambut Fan Jizong. Meski memiliki wajah yang tampan, ia bertingkah seperti anak kecil.
Ia menendang bolanya dan mengenai kepala Xin Wei. Namun wanita itu hanya menangkap bola itu dan memegangnya. Meski dandanannya sudah berantakan, tetap terlihat anggun.
"Ehem, Pangeran. Ini bukan saatnya bermain bola." Fan Jizong mengalihkan pandangan ke arah Xin Wei. "Nyonya, ini adalah pangeran ke empat. Mulai hari ini, anda adalah selir dari pangeran. Jadi, tolong kendalikan dirimu mulai saat ini."
"Hemm, tidak buruk. Tuan pangeran, apa aku bisa bermain bersamamu?" Dengan senyum manisnya, Xin Wei mendekat ke arah Li Chao Zhan. Ia tidak merasa terganggu akan hal itu. Justru ia merasa tidak ada kewajiban yang mengekangnya.
"Kakak cantik. Apa kamu tahu, aku akan memiliki selir hari ini? Kata paman Fan, dia akan menemaniku bermain. Apakah selir itu kamu orangnya?"
"Anak baik. Baiklah, aku akan menemanimu bermain mulai hari ini. Jadi, mohon bimbingannya, Pangeran Keempat." Xin Wei berbisik di telinga Li Chao Zhan. Ia tetap tenang tanpa beban.
Fan Jizong merasa bingung dengan sikap dari Xin Wei yang lebih dewasa. Bahkan untuk anak seusianya, harusnya akan memberontak dan membuat masalah. Apalagi setelah kepalanya terkena bola. Emosinya pasti akan memuncak dan menjadi tak terkendali.
'Gadis ini bisa mengendalikan emosinya. Usianya baru enam belas tahun, bukan? Gadis ini tidaklah sederhana. Aku tidak tahu jalan pikirannya. Huh, semoga saja ini bukan hal yang buruk untuk pangeran.'
Acara pernikahan berlangsung sederhana. Dengan bimbingan oleh para petugas catatan sipil dan beberapa anggota kerajaan, akhirnya berjalan dengan lancar. Meski tidak dihadiri oleh keluarga kerajaan termasuk raja dan permaisuri. Yang hadir hanyalah para pelayan dan bawahan pangeran keempat yang memiliki loyalitas tinggi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments