Bunyi 'klik' dua kali dari kunci yang diputar terdengar, Areia membuka pintu apartmen dengan lemas. Hari ini Areia cukup sibuk, menghadiri kelas dan bekerja paruh waktu di sebuah restoran menguras tenaganya. Namun, hidungnya mengerut menghirup aroma dari dalam apartmen.
Bukan aroma aneh-aneh, hanya aroma masakan yang lezar. Oh, Delilah sudah kembali, pikirnya.
Senyumnya merekah bersiap menyambut Delilah yang telah kembali setelah selama seminggu ini pulang ke rumahnya karena ayahnya sakit.
Namun, bukan punggung Delilah yang dikenalnya yang ia lihat melainkan punggung tegap seorang pria dengan rambut diikat dan beberapa helainya memberontak hingga jatuh menjuntai.
Areia
Ashvin?
Pria itu menoleh dan mengangkat alis sebagai respon sebelum kembali memunggungi Areia, kembali pada apapun yang sedang dimasaknya.
Jantung Areia hampir copot, Ashvin adalah adik laki-laki Delilah yang merupakan teman sekamarnya. Tentu saja Areia mengenal Ashvin, bukan sekali dua kali Delilah mengajaknya ke rumahnya saat libur tiba.
Yang menjadi masalah adalah Ashvin tidak seperti saudaea Delilah yang lain–Eiran–yang mudah diajak berbicara dan jenaka.
Ashvin sulit dipahami dan sedikit hal-hal yang bisa membuatnya puas, hal itu pula yang mengganjal Araeia setiap kali Delilah mengajaknya ke rumah.
Areia
Apa sesuatu terjadi?
Areia
Kamu lagi ada urusan disini?
Hening sesaat, hanya terdengar desisan masakan Ashvin. Keheningan yang membuat Areia menelan ludah menunggu jawabannya.
Ashvin
Seingatku kakakku membayar lebih banyak untuk apartmen ini
Areia menunggu dengan sabar. Bukan Ashvin kalau kata-katanya mudah dipahami.
Ashvin
Dan aku adiknya, jadi aku bebas datang.
Areia menggigit bibirnya, menahan kekesalan dan rasa ingin menjambak rambutnya. Namun, dia tidak akan melakukannya.
Tidak akan, dia tidak memiliki niat seperti itu untuk Ashvin.
Atau mungkin sekarang dia punya.
Areia
Ya, kau benar.
Areia tidak suka konfrontasi, jadi dia menjatuhkan dirinya di atas sofa dan memilih mengecek ponselnya.
Ternyata Delilah mengiriminya pesan suara. Areia memutarnya untuk mendengarkan tanpa menurunkan volumenya mengabaikan fakta Ashvin bisa mendengarnya.
"Halo sayangku cintaku.. Maaf harus mengabarimu seperti ini tapi aku sangat sibuk dan aku tahu kau juga, jadi aku ingin memberitahumu kalau Ashvin akan tinggal denganmu menggantikanku. Aku mengambil cuti dan sibuk, aku akan menceritakan detailnya kapan-kapan, jangan marah padaku, dan pastikan kirimkan pesan suara, jaga-jaga aku lupa dengan suaramu he-he."
Areia mendengus mendengarnya. Namun, tidak menutup fakta bahwa dia tidak terpengaruh.
Ashvin akan tinggal disini, dengannya.
Areia
Jadi, apa yang kau lakukan?
Ashvin
Memasak?
Ya, itu benar. Areia sepertinya tertular Ashvin.
Areia
Maksudku, ku dengar kau tinggal dengan pacarmu dan–
Ashvin
Delilah tidak memberitahumu ya
Ashvin
Kami putus
Oh. Itu berita mengejutkan. Areia tahu betul Ashvin adalah seorang budak cinta dari wanita bernama Eliza–seorang wanita kantoran yang usianya 10 tahun lebih tua darinya.
Dia masih ingat Delilah bercerita kalau Ashvin sampai menentang keluarganya demi bersama Eliza.
Saat itu Areia bertanya-tanya, mungkin Eliza sangat luar biasa sampai membuat Ashvin tidak bisa lepas darinya.
Tapi sekarang mereka putus? Bagaimana itu bisa terjadi? Areia memang ingin tahu, tetapi dia tahu dia tidak berhak bertanya.
Areia
Begitu ya, Delilah tidak mengatakan apapun.
Ashvin
Bukan hal yang penting untuk dikatakan.
Areia beranjak saat Ashvin duduk di meja makan kecil dengan sepiring spagetti di hadapannya.
Ashvin
Sayangnya aku tidak ada porsi untukmu.
Nadanya terdengar kejam. Areia hanya mendengus, mengangguk lelah.
Areia
Aku tahu, aku sudah makan, dan butuh tidur.
Areia berjalan melewati Ashvin dan mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Ashvin pelan.
Areia menghilang masuk ke dalam kamar dan tak lama keluar lagi dengan handuk, masuk ke kamar mandi kemudian Ashvin mendengar gemercik air.
Setelah mandi dan memakai baju tidurnya, Areia berbaring di atas kasurnya menatap langit-langit kamar.
Berharap segalanya berjalan dengan lancar.
Areia bisa mengatasinya dengan baik tadi. Ashvin juga menunjukkan usahanya untuk membuat semuanya mudah.
Comments