NovelToon NovelToon

Hangat Pelukmu

Teman serumah baru

Bunyi 'klik' dua kali dari kunci yang diputar terdengar, Areia membuka pintu apartmen dengan lemas. Hari ini Areia cukup sibuk, menghadiri kelas dan bekerja paruh waktu di sebuah restoran menguras tenaganya. Namun, hidungnya mengerut menghirup aroma dari dalam apartmen.
Bukan aroma aneh-aneh, hanya aroma masakan yang lezar. Oh, Delilah sudah kembali, pikirnya.
Senyumnya merekah bersiap menyambut Delilah yang telah kembali setelah selama seminggu ini pulang ke rumahnya karena ayahnya sakit.
Namun, bukan punggung Delilah yang dikenalnya yang ia lihat melainkan punggung tegap seorang pria dengan rambut diikat dan beberapa helainya memberontak hingga jatuh menjuntai.
Areia
Areia
Ashvin?
Pria itu menoleh dan mengangkat alis sebagai respon sebelum kembali memunggungi Areia, kembali pada apapun yang sedang dimasaknya.
Jantung Areia hampir copot, Ashvin adalah adik laki-laki Delilah yang merupakan teman sekamarnya. Tentu saja Areia mengenal Ashvin, bukan sekali dua kali Delilah mengajaknya ke rumahnya saat libur tiba.
Yang menjadi masalah adalah Ashvin tidak seperti saudaea Delilah yang lain–Eiran–yang mudah diajak berbicara dan jenaka.
Ashvin sulit dipahami dan sedikit hal-hal yang bisa membuatnya puas, hal itu pula yang mengganjal Araeia setiap kali Delilah mengajaknya ke rumah.
Areia
Areia
Apa sesuatu terjadi?
Areia
Areia
Kamu lagi ada urusan disini?
Hening sesaat, hanya terdengar desisan masakan Ashvin. Keheningan yang membuat Areia menelan ludah menunggu jawabannya.
Ashvin
Ashvin
Seingatku kakakku membayar lebih banyak untuk apartmen ini
Areia menunggu dengan sabar. Bukan Ashvin kalau kata-katanya mudah dipahami.
Ashvin
Ashvin
Dan aku adiknya, jadi aku bebas datang.
Areia menggigit bibirnya, menahan kekesalan dan rasa ingin menjambak rambutnya. Namun, dia tidak akan melakukannya.
Tidak akan, dia tidak memiliki niat seperti itu untuk Ashvin.
Atau mungkin sekarang dia punya.
Areia
Areia
Ya, kau benar.
Areia tidak suka konfrontasi, jadi dia menjatuhkan dirinya di atas sofa dan memilih mengecek ponselnya.
Ternyata Delilah mengiriminya pesan suara. Areia memutarnya untuk mendengarkan tanpa menurunkan volumenya mengabaikan fakta Ashvin bisa mendengarnya.
"Halo sayangku cintaku.. Maaf harus mengabarimu seperti ini tapi aku sangat sibuk dan aku tahu kau juga, jadi aku ingin memberitahumu kalau Ashvin akan tinggal denganmu menggantikanku. Aku mengambil cuti dan sibuk, aku akan menceritakan detailnya kapan-kapan, jangan marah padaku, dan pastikan kirimkan pesan suara, jaga-jaga aku lupa dengan suaramu he-he."
Areia mendengus mendengarnya. Namun, tidak menutup fakta bahwa dia tidak terpengaruh.
Ashvin akan tinggal disini, dengannya.
Areia
Areia
Jadi, apa yang kau lakukan?
Ashvin
Ashvin
Memasak?
Ya, itu benar. Areia sepertinya tertular Ashvin.
Areia
Areia
Maksudku, ku dengar kau tinggal dengan pacarmu dan–
Ashvin
Ashvin
Delilah tidak memberitahumu ya
Ashvin
Ashvin
Kami putus
Oh. Itu berita mengejutkan. Areia tahu betul Ashvin adalah seorang budak cinta dari wanita bernama Eliza–seorang wanita kantoran yang usianya 10 tahun lebih tua darinya.
Dia masih ingat Delilah bercerita kalau Ashvin sampai menentang keluarganya demi bersama Eliza.
Saat itu Areia bertanya-tanya, mungkin Eliza sangat luar biasa sampai membuat Ashvin tidak bisa lepas darinya.
Tapi sekarang mereka putus? Bagaimana itu bisa terjadi? Areia memang ingin tahu, tetapi dia tahu dia tidak berhak bertanya.
Areia
Areia
Begitu ya, Delilah tidak mengatakan apapun.
Ashvin
Ashvin
Bukan hal yang penting untuk dikatakan.
Areia beranjak saat Ashvin duduk di meja makan kecil dengan sepiring spagetti di hadapannya.
Ashvin
Ashvin
Sayangnya aku tidak ada porsi untukmu.
Nadanya terdengar kejam. Areia hanya mendengus, mengangguk lelah.
Areia
Areia
Aku tahu, aku sudah makan, dan butuh tidur.
Areia berjalan melewati Ashvin dan mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Ashvin pelan.
Areia menghilang masuk ke dalam kamar dan tak lama keluar lagi dengan handuk, masuk ke kamar mandi kemudian Ashvin mendengar gemercik air.
Setelah mandi dan memakai baju tidurnya, Areia berbaring di atas kasurnya menatap langit-langit kamar.
Berharap segalanya berjalan dengan lancar.
Areia bisa mengatasinya dengan baik tadi. Ashvin juga menunjukkan usahanya untuk membuat semuanya mudah.
Perlahan Areia memejamkan matanya. Membiarkan kantuk menelan kesadarannya.

2. Sarapan singkat

Areia keluar dari kamarnya di pagi hari dengan perut keroncongan. Dengan celana kepanjangan yang menyentuh lantai, Areia menyeret kakinya menuju dapur.
Gerakannya lemas dan lemas. Tangannya bekerja dengan toaster dan roti lembarnya kemudian membuka kulkas untuk mengambil susu dan menuangnya ke dalam gelas. Delilah pasti akan tertawa jika mengetahui kalau pagi ini dia minum susu.
Biasanya Areia sarapan dengan segelas kopi untuk membuka matanya lebih lebar.
Ashvin
Ashvin
Bikin apa?
Areia hampir melompat dan memejamkan mata sebelum menatap Ashvin yang berdiri bersandar pada pantry sambil mengikat rambut panjangnya.
Gen keluarga Delilah memang luar biasa, tapi kali ini Areia semakin menyadari kalau Ashvin sangat cantik.
Areia
Areia
Avocado Toast
Areia
Areia
Kau mau?
Ashvin
Ashvin
Hmm, tidak akan menolak.
Areia
Areia
Oke, kau mau telur mata sapi atau orak arik, atau lebih suka telur dadar?
Ashvin
Ashvin
Telur mata sapi, tolong.
Setidaknya dia memiliki kesopanan.
Areia mengangguk, bekerja dalam diam sementara Ashvin berdiam diri di tempat yang sama.
Bukannya tidak tahu kalau Ashvin memperhatikannya, Areia hanya memilih tidak peduli.
Areia menyelesaikan pekerjaanya dan membawanya ke atas meja makan. Ashvin menyusul dan duduk di hadapannya.
Areia
Areia
Kau tidak minum kopi? Atau kau mau susu?
Ashvin
Ashvin
Kopi, tapi sedang tidak ingin.
Cukup tegas, tapi tetap saja itu jawaban.
Areia mengangguk, menyantap sarapannya dengan khidmat sambil melamun.
Namun dengan segera lamunannya buyar menyadari dia sedang bersama Ashvin.
Areia
Areia
Aku akan belanja sebelum pulang nanti, kau mau sesuatu?
Ashvin
Ashvin
Hmm, bisa belanja bahan masakan?
Apakah Areia harus merasa malu karena fakta Ashvin lebih jago memasak dibanding dirinya?
Mungkinkah itu diturunkan? Delilah juga pandai memasak dan sering memarahinya setiap kali ia memesan makanan diluar.
Dengan senyum di bibir Areia menjawab.
Areia
Areia
Tentu.
Pagi itu Areia beranjak lebih dulu dari meja makan, kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke kampus.
Saat Areia keluar dari kamarnya, dia mendengar samar-samar suara Ashvin yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
Dari suaranya, dia perempuan. Areia tidak terlalu menangkap apa yang mereka bicarakan tapi Areia mendengar dengan jelas saat Ashvin memanggil sebuah nama.
Eliza.

Kangen Delilah

Kalau kemarin Areia sibuk, maka hari ini dia SIBUK. Restoran sangat ramai hari ini disaat salah satu karyawan mengambil cuti. Hanya satu karyawan tetapi mereka kerepotan.
Beruntung semuanya berjalan lancar dan mereka bisa mengatasinya dengan baik.
Meski tungkainya sakit karena bergerak kesana dan kemari, hampir tidak berhenti.
Areia menghembuskan nafas keras-keras begitu tubuhnya menyentuh bantalan sofa empuk di ruang tamu.
Mandi air hangat mungkin bisa mengendurkan otot-ototnya yang tegang.
Setelah mandi, Areia keluar dari kamarnya dengan kaos besar yang panjangnya menutupi setengah celana pendek yang ia kenakan dibaliknya.
Ashvin sudah disana, duduk bersandar di sofa sambil menonton tv.
Areia
Areia
Aku mau pesan ayam tepung, kau mau?
Areia berdiri di belakang sofa panjang dimana Ashvin duduk.
Ashvin
Ashvin
Aku sudah makan.
Areia menipiskan bibirnya membuat senyum paksa meski Ashvin tidak melihatnya.
Areia
Areia
Oke.
Areia duduk di salah satu sofa yang letaknya paling jauh dari Ashvin duduk.
Areia
Areia
Kau mau bergabung denganku menonton film nanti?
Ashvin
Ashvin
Tidak. Aku mau tidur.
Baiklah. Itu dia Ashvin.
Tanpa mengatakan apa pun lagi Ashvin langsung beranjak menuju kamarnya membuat Areia menelan rasa malu karena terdengar seperti ditolak padahal Areia hanya ingin mengurangi intensitas kecanggungan di antara mereka.
Dan itu bukan satu-satunya.
Mungkin saat hari pertama itu Ashvin masih mengingat peringatan Delilah dan mencoba bersikap baik.
Malam itu Areia menonton seri film bergenre fantasi favoritnya sambil menggigit ayam tepungnya seorang diri.
Areia
Areia
Ah, aku kangen Delillah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!