" EDREA... Kau dimana? Apakah kau sudah selesai dengan pesanan istimewa itu?"
" Sudah kak. Ini sudah hampir selesai. Jadi kakak tenang ya. Lusa kakak bisa antar ke pemesannya."
" Ya sudah. Lusa kau ikut kakak untuk antar gaun pengantin itu ya!"
" Baik kak. Aku akan bantu kakak membawa gaun pengantin indah ini pada pemesannya. "
...****************...
Tiga hari kemudian...
" EDREA ... Ayo kita berangkat"
" Lo Bunda ikut juga ya?"
"Ya harus toh ikut. Lah ini akan acara penting toh. Ya harus ikut."
" Sampai disana kau harus nurut sama bunda dan kakak ya rea. Jangan suka membantah. Kamu mau jadi anak yang berbakti kan?"
" Ya mau toh bunda. Rea pasti jadi anak berbakti "
" Kau sekarang sudah jadi gadis yang siap menikah. Usia kamu sekarang sudah dua puluh empat tahun. Kau sudah jadi perawan tua Lo. Jadi kau jangan banyak tingkah lagi. "
" Bunda Rea kan sudah mau menikah sama Bang Aiden toh bunda. Kok malah di katakan kagak laku sih bunda."
" Ya sudah sana dandan yang cantik. Sebentar lagi mobilnya jemput Lo."
" Sebentar. Kita ini mau ke.luar kota toh bunda?"
" Lah iya kan yang pesan gaun pengantin ada di kota tetangga. Empat sampai lima jam perjalanan. Jadi kau cepat sana siap siap. Bawa pakaian yang banyak. Kita menginap tujuh hari paling lama. Paling bentar ya tiga hari."
" Waduh kok lama sih bunda? Tumben tumben kita lama lama di kota orang?"
" Ya kan kita bantu mempelai wanita untuk siap siap dan dandan di sana. Kan hari pernikahan mereka masih tiga hari lagi toh. "
" OOO jadi kita ini sekarang dapat panggilan rias pengantin toh bunda."
" Lah iya . Kamu kagak di beri tahu kakak kamu toh?"
" Tidak. Kak Gladys tidak beri tahu aku. Memang siapa bunda yang mau menikah kok kita tumben di undang ya?"
" Sudah kau ikut saja. Sana bawa pakaian kamu. Bawa banyak banyak biar tidak bingung kalo menginap lama di sana. "
" baik bunda."
Edrea pun masuk dan membawa tas pakaian besar yang dia siapkan untuk delapan hari di kota tetangga.
" Gladys kamu beneran kagak mau beritahu adik kamu yang sebenarnya?"
" Hah sudahlah Bu. Tidak penting. Lebih baik dia tidak tahu yang sebenarnya. Biar kita tidak repot."
" Ya sudah jika kamu berpikir seperti itu. ibu ikut saja sudah. "
" Ingat ibu masih tinggal di rumah aku. Dan semua kebutuhan ibu aku yang nanggung. Jika ibu belain Rea terus lebih baik ibu keluar dari rumah aku. Aku Tidak suka di bantah Bu!!!"
" Baik baik. Ibu akan diam dan dukung rencana kamu saja. "
" Nah gitu dong dari tadi. Buat aku pusing saja. "
" Ayo berangkat pak Jan sudah datang. Mobil aku sudah siap itu."
" Rea kau sudah siap nak?"
" Sudah bunda."
" Ya sudah aku kita kesana kakak mu sudah tidak sabar menunggu."
" baik bunda. Kita berangkat. Rea kunci pintu dulu ya Bunda. "
" Bunda apa bang Aiden sudah diberitahu sama kakak ya kalo aku hari ini ikut kakak ke kota. Nanti bang Aiden cari bagaimana?"
" Sudah. Kakak kamu pasti sudah beritahu Aiden. Kamu jangan bingung ya!"
" Baik bunda."
" Maafkan bunda nak. Bunda tidak berani melawan kakak kamu. Kasian kamu nak. Kamu polos baik dan penuh kasih. Tapi kakak kamu satu itu beda Langit dan bumi sama kamu nak. Sifat dan perangainya. Sekali lagi maafkan bunda ya nak. semoga kamu bahagia selamanya."
" Bunda. Kenapa kok bunda menangis? Ada apa bunda?"
" Oooh tidak bunda hanya senang saja. sudah lama tidak jalan jalan ke kota nak. Jadi bunda Sangat senang sekali."
" Ya ampun bunda buat Rea kaget saja. Rea juga senang bisa jalan jalan naik mobilnya kakak . Selama ini mana mau kakak ajak kita jalan jalan bunda."
" Iya kakak kamu lagi baik nak. Lagi dapat laba besar mungkin jadi kakak kamu ajak kita jalan jalan. "
" Iya. Mungkin saja begitu bunda. "
Tak terasa mereka pun sampai malam itu di kota yang mereka tuju.
Di depan halaman sebuah rumah. tampak dekorasi pernikahan yang sangat indah sudah disiapkan.
" Wah bunda bagus sekali ya. pasti ini pernikahan orang kaya ya bunda. Rumahnya bagus dan halamannya juga luas. Pasti mereka orang kaya kan bunda?"
" Mungkin nak. Bunda tidak tahu."
" Wah kak Gladys memang top. Punya langganan orang kaya ya?"
" Ya jelas Kakak kan bisnis permata sama yang punya rumah ini. Jadi jelas lah mereka orang kaya. Jadi kau baik baiklah disini. Jangan buat malu keluarga nantinya."
" iya kak. Paham ."
" Selamat malam. Aduh maaf ya kami kemalaman datang jeng. Kami tadi masih singgah di rest area tuh adik aku mabuk. Maklum tidak pernah naik mobil. "
" Oooh begitu. Kamu itu beda sekali sama mereka. Ibu dan adiknkamu itu kok kampungan sekali sih. Padahal kau penjual permata Lo."
" Maaf ya jeng. Jadi buat jeng tidak nyaman. "
" Rea beri salam sama calon mertua kamu ini."
" Calon mertua? Kok bisa sih kakak?"
" Iya memang ini calon mertua kamu. Jadi jangan banyak bantah. Jika kau tidak taat sama kakak. Kakak akan buat bunda kamu itu menderita di rumah bagaimana?"
" Kak... Maksud kakak apa ini?"
" Perkenalkan Edrea saya Nyonya Bimantara. Dan besok adalah hari pernikahan mu dengan putra saya. Jadi kau bisa istirahat saja ya."
" Apa... Maaf saya tidak kenal dengan putra nyonya jadi maaf ini pasti salah paham."
" Jeng Gladys apa adik kamu tidak tahu hal ini?"
" maafkan saya Jeng Bima. Saya tidak beritahu dia sebelumnya. Saya kira dia sudah tahu. Sejak jeng datang sama putra jeng beberapa Minggu lalu. Ke rumah saya. "
" Oooh begitu. Baiklah. pelayan... Bawa mempelai wanita ke kamar. Dan jaga dia jangan sampai keluar ya!"
" baik Nyonya."
" kakak apa sih maksudnya ini kak? Kakak kan sudah tahu jika bulan depan rea mau nikah sama bang Aiden kok sekarang jadi dinikahkan sama putra nyonya ini sih kak."
" Rea kau tinggal pilih. Kau mau buat bunda kamu menderita atau kau mau nikah sama putra nyonya Bimantara!!!"
" Kak jangan siksa bunda kak. jangan sakiti bunda kak. Tolong jangan nikahkan aku juga kak. Aku cinta sama bang Aiden. Kami akan menikah kak tolong tolong kak!!!" teriakan teriakan Rea pun tidak di gubris lagi oleh Gladys.
Bu Andella pun tak bisa.menahan tangisnya lagi. Andella adalah seorang ibu rumah tangga yang di tinggal suaminya kembali ke negeri sebrang dengan meninggalkan empat putri yang harus dia hidupi sendiri selama bertahun tahun. Putri pertamanya Gladys seorang wanita yang dinikahi oleh tuan besar dari negeri sebrang juga yang memiliki usaha jual beli permata. Putri keduanya adalah Anbelle , yang dinikahi oleh orang luar pulau juga. Yang ketiga adalah Varissa Yang menikah dengan seorang nelayan di kotanya. Yang terakhir adalah Edrea. Putri kesayangan yang selalu membantu dia di rumah kakaknya yang kaya raya.
Kehidupan bunda Andella layaknya seorang pembantu di rumah sang putri sulungnya. Tidak mendapatkan upah hanya makan sehari dua kali saja.
Tapi selama ini Bu Andella dan Rea mencoba untuk ikhlas dan menjalani dengan baik. Sampai pada suatu hari Gladys marah besar pada sang suami.
Dari situlah Gladys akhirnya membenci adiknya sendiri. Ketiga adiknya sangat dia benci. karena ulah suaminya sendiri.
Ada apakah sebenarnya? mengapa Gladys sangat membenci ketiga adiknya dan ibunya?
Bersambung...
Edrea yang tidak mengetahui maksud sebenarnya dari Gladys itu pun akhirnya harus di kurung di sebuah kamar kosong yang sudah di hias sebagai kamarlpplp,,, Pengantin pada umumnya.
Edrea teringat bisikan dari kakaknya tadi.
" Kalo bukan kau pernah goda suami aku. Kau tidak akan aku pisahkan dengan Aiden. Tapi karena kau buat suami aku tergoda padamu waktu itu aku benci kamu dan aku akan buat hidup ibu juga menderita karena telah beri aku adik adik yang berani menusuk aku dari belakang!!!"
" Kak apa maksud mu aku goda suami kakak?"
"Jangan sok suci kau rea. Jika bukan karena kamu suami aku tidak akan aku usir dari rumah aku. Aku tidak mau suami aku makin tergoda sama kamu. Jadi hiduplah baik baik saja di sini ikuti mertua kamu dengan baik."
" Kakak aku sama sekali tidak pernah menggoda kakak ipar. Bagaimana bisa kakak tuduh aku menggoda dia ?"
" Masih bisa berdalih kamu Rea. Malam itu suami aku hampir saja masuk kamar kamu dan meniduri kamu! Untung saja aku tahu. Jika tidak kalian pasti main api di belakang aku!!!"
" Kapan? Kapan itu terjadi kak? Aku bahkan tidak pernah tahu ada kejadian seperti itu!!!"
Plak... Plak... Plak... Tamparan keras mendarat di pipi putih mulus milik Rea.
Gladys sangat marah pada adiknya itu. Dia langsung mendorong adiknya masuk dalam kamar itu dan mengunci dari luar.
Kebencian Gladys semakin menjadi jadi. Pada ketiga adiknya itu.
Flash back on #
Malam itu Darian suami Gladys baru datang dari luar kota dalam keadaan sedikit mabuk. Tiba tiba dia melihat pintu kamar Rea dan kedua kakaknya terbuka. Laki laki itu pun masuk dan mulai meraba dan menjamah tubuh tiga wanita yang tertidur pulas saat itu.
" Hmmm adik adik ipar aku ini sungguh cantik cantik. Mereka sangat sexy dalam tidur nyenyak mereka. Baju tipis mereka sungguh indah memanjakan mataku yang sudah mulai bosan dengan kecuekan Gladys selama ini. Aku ingin sekali bermain dengan mereka."
Darian yang masih dalam pengaruh alkohol langsung saja mendekati tiga wanita yang tidur pulas itu dengan menyingkap pakaian mereka masing masing. Diamati satu per satu lekuk tubuh tiga wanita itu dengan nafsu yang mulai membara di dada Darian.
" Ehmmm cantik sekali. Dan ukuran mu ini sangat pas di tangan aku... Hahahaha harum ehmmm wangi kalian harum sekali."
Bagaikan kesetanan Darian mulai meraba satu per satu tubuh ketiga wanita itu. Mulai dia mengecup sana sini dan menjilati sana sini.
Hingga tanpa dia sadari Gladys sudah ada di balik pintu, dan membawa suaminya keluar dari kamar adik adiknya.
Sejak saat itu Gladys bertengkar hebat dengan suaminya dan mengusir laki laki itu keluar dari rumah Gladys.
Kepergian Darian membuat luka di hati Gladys begitu dalam. Sampai akhirnya dia memaksa tiga adiknya itu menikah dengan laki laki yang mereka semua tidak kenal. Dengan ancaman dia akan siksa ibunya jika mereka bertiga tidak mau menikah paksa dengan laki-laki puluhan Gladys.
" Gladys kau sungguh kejam sama adik adik kamu. Bagaimana bisa kau jual adik kamu nikah sama laki laki yang Tidka pernah mereka kenal. bagaimana nanti kehidupan mereka ?"
" ibu jangan buat aku juga membenci ibu. Aku masih mencukupi kebutuhan ibu. Ibu mau aku usir dari rumah ini?"
" Jangan ibu masih mau main sama cucu cucu ibu."
" Nah jika begitu jangan bela tiga pelakor itu Bu. Aku muak!!! Mereka bekerja sama menggoda suami aku malam itu!!!. Apa ibu puas lihat aku sekarang di tinggal sendiri sama Darian? Bahkan dia sekarang pulang ke negeri asalnya begitu saja!!!"
Andella tak lagi mampu membantah putri sulungnya. Hanya tangisan pilu di hatinya karena merasa gagal melindungi tiga putrinya dari kecemburuan dan kebencian kakak sulungnya.
Flashback off #
Malam itu Edrea bingung ingin melarikan diri. Dia tidak menyangka jika gaun yang dia jahit itu adalah gaun pengantin yang akan dia kenakan sendiri. Pantas saja Gladys katakan ukuran mempelai wanita mirip dengan ukuran tubuhnya.
Edrea baru tahu jika ternyata semua itu adalah rencana kakaknya.
" Bang Aiden... Tolong aku bang... Bagaimana bisa aku jelaskan ini nanti sama kamu bang."
" Apakah bang Aiden tahu jika aku akan dinikahkan oleh kakak sulungku?"
" maafkan rea bang... Maaf... Rea tidak tega jika kakak siksa bunda lagi seperti waktu itu. Sungguh keterlaluan kak Gladys. Bisa bisanya cemburu pada kami bertiga dan memaksa kami menikah dengan orang yang tidak kami kenal hanya karena dia tidak bisa memaafkan kami. Padahal kami tidak tahu masalah itu!"
Malam semakin larut, Tapi Edrea belum juga bisa memejamkan matanya. Hingga dia bangun kesiangan dan di guyur air langsung oleh kakaknya.
" Bangun Rea kau sungguh buat malu kakak dan ibu ya!!! Kau itu manusia atau kerbau sih bangun siang sekali. Acara akad nikah mu akan dilaksanakan sudahan bangun bangun!!!"
" Cepat dandani dia seadanya!"
" baik jeng" jawab ketiga penata rias dan baju pengantin yang Gladys sewa itu.
Pagi itu tepatnya pukul sepuluh Edrea dan Buana Bimantara putra pasangan Bimantara itu melakukan akad nikah.
Edrea sudah tidak kuasa lagi menolak pernikahan yang tidak dia inginkan itu. Karena dia kuatir bundanya akan di siksa kakaknya lagi.
" Calon suaminya kok sepertinya ada kelainan jiwa begitu ya?"
" Iya lihatlah dia tersenyum senyum sendiri."
" Baru kali ini aku juga lihat secara langsung putra pasangan Bimantara yang Selama ini di sembunyikan. "
" Iya dengar dengar dia memang kelainan jiwa alias gangguan mental karena patah hati di tinggal nikah tunangan dia yang sudah dia cintai selama tujuh tahun dulu."
" Waduh kasian sekali mempelai wanita itu. Bisa bisa cuma merawat orang gangguan mental selama hidupnya ya?"
" Iya kasian sekali. "
Bisik bisik tetangganya membuat hati Andella jadi ragu dan bimbang.
" Apakah benar menantu aku gangguan mental karena patah hati parah? kasian sekali kau rea. Bisa bisanya kakakmu itu jahat sekali padamu. " gunam dalam hati Andella.
Gladys hanya tersenyum senyum sendiri.
" Rasakan kau Rea. Selama ini kau selalu menyaingi aku. Sampai suami aku sendiri memuji dan memuja mu setiap hari. Bagaimana aku Tidak benci padamu jika suami aku malah ada hati sama kamu!!!" geram Gladys dalam hatinya.
" Sekarang rasakan kau bahkan menikah dengan laki laki gila seperti itu Hahahaha " tawa mengejek Gladys pada adiknya yang sudah menunduk malu.
" Ya Allah benarkah aku menikah dengan laki laki yang memiliki kelainan jiwa begini ya? Kamu kejam kak. Kamu tega kau bahkan Carikan aku suami yang gila seperti dia" geram dalam hati Rea.
Bagaimanakah sikap rea nanti? Apakah dia bisa menerima suaminya apa adanya? Atau dia akan meninggalkan suaminya yang kelainan jiwa itu?
Bersambung...
Rea menjadi sangat malu dan dia tidak ingin melepaskan veil.di wajahnya saat itu. Karena bisik bisik tetangganya yang dia dengar dengan jelas.
Tetangga di dekat rumah mertuanya itu memang sangat blak blakan jika mengatakan sesuatu.
" Kasihan sekali ya. Padahal pasangan serasi. Lihat yang laki tampan sekali dan yang perempuan imut putih dan cantik sekali. Tapi kok ya nasibnya jelek banget ya. Bisa bisanya juga tuh si Buana stress gara gara wanita ular itu. "
" Eh iya. Bagaimana jeng kabarnya sih Betrice itu?"
" Lo jeng tidak tahu ya? Si Betrice kan sudah lama nikah sama laki laki pengusaha sukses dan kaya raya di kota sebelah toh. Maka dari itu si Buana langsung di tinggal gitu aja."
" Sudah lama toh nikah si Betrice itu jeng?"
" Ya lama lah ada kali tujuh tahun lalu..Tapi dia itu Lo tega sekali sama si Buana. Gara gara dia tinggal sekarang buana Stress seperti ini. "
" Heh padahal kita tahu ya bagaimana dulu Buana itu cinta sekali sama si Betrice , Kemana mana berdua. Lengket seperti lem tikus."
" Iya dan dengar dengar yang biayai sekolah si Betrice kan juga Buana ya sampai dia kerja di mana mana. "
" Iya pagi siang malam kerja cari rupiah buat cukupi kebutuhan wanita itu. Tapi kok sudah tujuh tahun malah di tinggal nikah sama yang kaya raya ya?"
" Ya anak muda sekarang jeng, kalo nikah pasti cari yang kaya raya toh. Karena butuh uang juga. "
" Ya sekarang tidak ada anak muda yang tidak materialistis. semua pada matre"
" Kasian ya si Buana sama si Eneng cantik itu. Mana tahan si Eneng nanti lihat suami stress begitu?"
Gosip demi gosip yang Rea dengar dari mulut ibu ibu komplek itu memberikan dia sedikit pemahaman, jika sebenarnya laki laki yang dia nikahi itu sangat baik dan cinta pada kekasihnya. Tapi dasar si wanita saja yang juga gila, habis manis sepah di buang.
" Ya Allah kenapa hidup aku semakin menyedihkan begini. Selama ini hidup aku juga pas pas an. Kami bukan keluarga mampu. Hanya kak Gladys saja yang nikah sama pengusaha luar negeri sehingga bisa hidupi kami berempat. Apalagi bisnis jual beli batu permata kak Gladys yang sukses. Tapi nasib aku tetep saja seperti awan gelap di langit biru."
" Ya Allah ampuni aku yang selalu mengeluh. Tapi mungkinkah masih ada kebahagiaan untuk aku di keluarga baru ini?"
Rea hanya bisa menunduk dan berpikir banyak hal . Sambil terus mendengar ocehan ibu ibu kompleks yang saat itu menyaksikan akad nikahnya.
Rea menatap di balik Veilnya wajah tampan suami pilihan kakaknya itu. Sekilas tidak ada yang aneh , dia laki laki dewasa yang memiliki wajah tampan dan memiliki ketegasan di balik wajahnya serta kelembutan juga bersamaan di balik wajahnya yang diam beku itu.
Ya Gladys sungguh keterlaluan. Si adik yang usia 24 tahun malah di nikahkan sama laki laki yang usianya 26 tahun di atasnya. Tidak tanggung tanggung usia laki laki itu 50 tahun sekarang.
" Ya ampun pasangan ini dari segi wajah serasi. Dari usia mereka bagaikan bapak sama anak lebih tepatnya. Wanita itu kasian sekali sih. Sudah nikah sama bapak bapak, stress pula"
" Iya ya. Sungguh keterlaluan keluarga yang menjodohkan ini. Tapi kenapa Bu Bimantara mau juga ya?"
" Lah iya lah jeng kan enak punya menantu masih muda bisa bantu bantu dan cepat dapat keturunan. Terus mana ada juga wanita lain yang mau nikah sama putranya yang stress begitu? Kalo bukan , gadis miskin ini . Kasihan bukan. Bahkan kakaknya sendiri tega berikan adiknya ke laki laki stress begitu. Kali aja kakak tiri ya? Kok tega sekali sih?"
" Iya ya jeng, kasihan sih nasib gadis kecil ini. Lagi pula apa iya si buana itu bisa apa buat beri nafkah batin sama istrinya ya jeng? Kan dia stress gitu jeng?"
" Heh iya juga ya?"
" Ayo kita pulang dan kita lihat saja ke depan bagaimana rumah tangga mereka."
" Jeng kita kan satu kelompok arisan ibu ibu kompleks nih. Bagaimana kalo kita pasang taruhan kecil kecilan aja yuk kita lihat bagaimana nasib keluarga mereka nanti. Lancar atau pisah?"
" Oke... Ayo yao kita pasang taruhan kita buat dia taruhan bagaimana?"
" Kok dua emang taruhan apa saja? "
" Iya biar seru. Yang pertama kita pasang taruhan sepuluh juta an bagaimana?"
" oke siapa takut. Taruhan apa dulu nih?"
" Kita tebak ya lama pernikahan mereka itu berapa waktu lamanya? Setahun, dua tahun atau tiga tahun? Atau selamanya."
" Wah aku setahun"
" Aku lima tahun"
" Aku tiga tahun."
" ya sudah aku selamanya. Kita lihat ya? Siapa yang menang?"
" Terus yang kedua apa dan berapa?"
" Nah kedua kita pasang lima jutaan saja. Mereka itu terus atau cerai alias kabur. "
" Cerai"
" Cerai"
" Ya sudah aku tidak cerai alias selamanya. "
Semakin panas saja Rea mendengar bisik bisik para ibu ibu kompleks sana. Bahkan mereka berani memasang taruhan atas pernikahan paksanya itu.
" Ya Tuhan Allah kami... Kok tega sih mereka sampai Pasang taruhan segala atas pernikahan aku dan laki laki tua ini?"
Rea pun tanpa sadar menitikkan air matanya. Pengucapan janji suci pernikahan sampai di wakilkan oleh wali dari Buana, karena laki laki itu hanya bisa menerawang dan senyum senyum sendiri dalam acara akad nikah tersebut.
" Rea. Nanti kau jangan buka penutup wajah kamu ya. Biar veil itu kau pakai sampai malam pertamamu dengan suamimu itu. Jangan kau buka. Dan jangan kau bersuara jika kau ingin selamat. "
" Maksud Tante bagaimana ya?"
" Kok panggil Tante? Panggil mama dong. Kamu kan sudah nikah sekarang sama anak sulung Tante. "
" Maaf ma."
" Buana paling tidak suka tidur dan ketemu sama orang asing. Jika nanti dia pun memanggil kau dengan nama Betrice , kau diam saja ya. Jika tidak dia pasti akan pukul kamu dan kasari kamu!"
" Betrice? Siapa Betrice itu tan. Eh ma?"
" Hmmm mantan tunangan suami kamu tujuh tahun lalu yang buat suami kamu sekarang stress."
"Jadi kau nanti diam saja ya! Bagaimana pun kau sudah jadi istrinya. Kau juga harus nurut sama suami kamu. Ingat istri yang baik patuh sama suaminya!!!"
Rea tertegun mendengar semua hal yang baru saja di katakan oleh Mertuanya itu.
Mertua perempuan Rea memang wanita yang ceplas ceplos. Mertua laki laki rea lebih pendiam.
Rea hanya terduduk lesu di ruangan pengantin.
" Apa lagi ini. Bahkan aku tidak bisa mengatakan namaku sebenarnya pada suami aku nantinya. Haruskah aku juga hidup sebagai dan di dalam bayang bayang Betrice wanita yang sangat dicintai oleh suami aku itu?"
" Jika aku dengar kisah suami aku dari ibu ibu kompleks tadi, dia laki laki yang menyedihkan sih. Kasian sekali dia. sudah berjuang mati matian malah di tinggal nikah sama yang lain. Yang lebih kaya dan mapan hidupnya. Betrice kau sungguh wanita yang tak tahu balas Budi rupanya." runtuk Rea dalam keheningan hari itu.
Acara resepsi pernikahan Rea masih berlangsung. Tapi Baik Buana maupun Rea tidak ada di ruangan itu. mereka di suruh masuk oleh nyonya Bimantara karena para kolega bisnis besar pak Bimantara datang. Jadi nyonya Bimantara takut Buana dan Rea malah mengacau acara tersebut.
Rea pun akhirnya tertidur di kamar pengantin yang disiapkan untuk mereka berdua. Sedangkan buana suaminya masih betah duduk di dalam kamar menatap sebuah foto besar seorang wanita yang selalu dia rindukan selama ini. Betrice Alisia. Tunangan yang dulu dia perjuangkan. Padahal itu sudah tujuh tahun yang lalu.
Tapi buana sama sekali belum bisa melupakan mantan tunangannya itu. Yang kini pastinya hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Setiap pagi Buana masih sering melewati rumah milik Betrice yang masih anda di sekitar kompleks itu dan di rawat oleh tiga pekerja yang di pekerjakan oleh keluarga Betrice untuk merawat rumah peninggalan kakek Betrice tersebut.
Setiap Pagi saat jalan jalan pagi Buana masih sering menunggu lama lama di depan rumah itu menanti Betrice pulang atau datang berkunjung. Tapi selama tujuh tahun ini rumah itu tetap kosong. Hanya tiga pegawai itu saja yang merawat dan membersihkan rumah tersebut.
Akankah rea sungguh bisa bertahan dalam pernikahan paksaan dan di tengah sikap buana yang aneh tersebut?
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!