2. Kau siapa?

Tobirama berhenti di tengah pengejaran saat mendengar suara teriakan samar dan cipratan air yang keras. Ia menoleh ke arah tebing—kosong. Tak ada jejak Izuna.
Jantungnya yang dingin seketika mencelos. Seolah waktu berhenti. Ia berlari kembali ke tepi tebing dan menatap ke bawah, hanya untuk melihat riak air yang perlahan kembali tenang.
Senju Tobirama
Senju Tobirama
"Izuna..." *gumamnya pelan. Suara yang tak pernah ia tunjukkan selama ini penuh keraguan dan rasa bersalah.
Air mengalir deras, membawa tubuh Izuna entah ke mana.
Dalam keheningan yang mencekam, Tobirama berdiri sendiri di tebing itu, membeku. Suara-suara di kepalanya mulai mengganggu—kata-kata Izuna terngiang: "Kita bisa pergi dari desa ini... kita bisa hidup bahagia..." Tapi kini semuanya sudah terlambat.
Angin berembus lebih kencang, seolah ikut meratapi kepergian Izuna. Dan untuk pertama kalinya, Tobirama merasakan kehampaan yang begitu nyata.
.
.
.
Tubuh Izuna terbawa arus deras, tenggelam dan muncul di antara pusaran air. Kesadarannya menghilang perlahan, namun genggaman tangannya tetap erat di perutnya—tempat kehidupan kecil yang baru mulai tumbuh. *Gelap, Sunyi, Dingin.*
.
.
Cahaya mentari menembus sela-sela dedaunan, menyinari tubuh lemah Izuna yang tergeletak di pinggir aliran sungai kecil di dalam hutan. Tubuhnya penuh luka, pakaiannya robek dan berlumuran darah, namun jiwanya… masih bertahan.
Uciha Izuna
Uciha Izuna
"A-aku... di mana?" *desisnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Ia mencoba bangkit, tubuhnya gemetar.
Tiba-tiba rasa nyeri menyengat dari perut dan bagian dadanya. Luka tusukan Tobirama masih terbuka, darah masih menetes pelan.
Uciha Izuna
Uciha Izuna
"Shhh..."
Uciha Izuna
Uciha Izuna
"Aku harus... mengobati luka ini dulu."
Dengan sisa tenaga, Izuna merangkak menuju semak, mencari tanaman obat. Setelah beberapa saat mencari, ia menemukan daun bundar hijau pucat yang biasa dipakai untuk menghentikan pendarahan. Tangan gemetarnya menghancurkan daun itu dan menempelkannya ke luka. Sakitnya luar biasa, tapi ia tak mengeluh. Ia hanya menggigit bibir, menahan teriak.
Uciha Izuna
Uciha Izuna
“Aku harus bertahan… demi anakku…”
Setelah membalut lukanya dengan kain robek dari bajunya sendiri, Izuna menyandarkan diri ke batang pohon besar. Nafasnya berat, namun kini sedikit lebih tenang.
Uciha Izuna
Uciha Izuna
"Anakku... kau satu-satunya yang kumiliki sekarang…"
Terpopuler

Comments

kimy♒

kimy♒

Thor kalo gk lanjut JADI ISTRI BATIN WALID HAHAHA😈👳‍♀️👴

2025-05-06

0

Cocong Natalle

Cocong Natalle

LANJUTT GK NANTI DIMAKAN HANTU JOMOK

2025-05-18

0

sasawibu

sasawibu

lanjut Thor

2025-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!