mobil sudah keluar dari lokasi wisata
" Din kita jadi ke rumah orang tua kamu? " tanya Dinda
" terserah mas aja, kalau kamu capek, ga jadi juga ga apa-apa " kata Dinda
" oh.. Ga... Aku ga capek kok, kamu tunjukin aja arahnya ya " kata Devin
Lalu Devin mengarahkan mobilnya sesuai petunjuk Dinda
30 menit mereka sampai di depan sebuah rumah sederhana tapi asri
" ini rumah ku mas, sederhana tapi aku selalu rindu " kata Dinda
" ayo kita turun " ajak Dinda
devin mengangguk
Mereka turun, ibu Sinta yang sedang menyiram tanaman di depan rumah kaget melihat Dinda pulang
" assalamualaikum " ucap Dinda
" waalaikumsalam " jawab ibu
" MasyaAllah Dinda... Ini beneran kamu nak? " tanya ibu heran
" iya Bu, Dinda kangen banget sama ibu "ucap Dinda menangis dan memeluk ibu nya
" ibu juga kangen sama kamu nak " jawab Bu Sinta dan melepaskan pelukan nya untuk melihat wajah sang anak
" jangan nangis atuh, malu itu di liatin. Ini siapa? " tanya ibu
Belum sempat Dinda menjawab " ya ampun ibu sampe lupa ayo masuk nak " kata ibu kapda Dinda dan Devin
mereka masuk ke dalam rumah Dinda, dan duduk di sofa sederhana di ruang tamu rumah Dinda
" mau minum apa nak " tawar ibu
" ga usah Bu, kaya sama tamu aja " kata Dinda
" bukan kamu, tapi ini si ganteng. Mau minum apa nak? " tanya ibu sekali lagi Dinda nyengir
" air putih aja Bu " jawab Devin
Lalu ibu pergi ke dapur untuk mengambil air
" rumah kamu nyaman banget, asri " ucap Devin
" nyaman tapi sempit mas " kata Dinda
" tapi aku suka " kata Devin lagi
Tak lama ibu keluar lagi membawa segelas air putih. Setelah menyuguhkan kepada Devin lalu ibu sinta duduk si sofa lainnya
" ibu gimana kabarnya? " tanya Dinda
" ibu sehat neng " jawab ibu
" oh iya ini pak Devin atasan Dinda " ucap Dinda mengenalkan Devin kepada ibunya
Devin mengangguk sopan
" oh... Nak Devin atasan nya Dinda ya, ibu titip Dinda ya, ibu selalu kepikiran gimana Dinda disana tanpa ada keluarga, tapi kalau atasan nya baik seperti nak Devin ibu bisa tenang " ujar ibu Sinta
" iya Bu, saya akan jaga Dinda dengan baik, ibu ga usah khawatir " kata Devin
" kamu kenapa pulang sebelum waktunya? Apa ada masalah neng? " tanya ibu
" ga ada Bu, tadi itu ada acara tour bersama karyawan tempat Dinda kerja dan kebetulan dekat sini jadi Dinda minta antar pak Devin buat mampir dulu jengukin ibu " kata Dinda
" oh... Syukurlah kalau ga ada apa-apa " ucap ibu
" nak Devin makasih ya sudah mau nganterin Dinda pulang " ucap ibu
" iya Bu sama-sama " jawab Devin
" ayah sama Arif mana Bu? " tanya Dinda
" ayah lagi ke bengkel sama Arif, motor ayah ngadat lagi neng, bikin pusing " kata ibu
" nanti 3 bulan lagi Dinda belikan yang baru ya Bu, bilang sama ayah suruh di ganti bahaya juga kalau motor nya udah ga layak tapi masih di pakai jarak jauh " kaya Dinda
" iya neng " kata ibu
" Bu... Dinda mau ambil beberapa barang Dinda dulu ya " kata dinda
" pak Devin tunggu sebentar ya " ucap dinda lalu ia melangkah ke kamar
" nak Devin silahkan di minum, begini lah suana disini nak, di maklum saja ya " kata ibu
" disini nyaman kok Bu, masih asri ga kaya di jakarta " ucap Devin
" iya disini masih kampung nak " kata ibu
" nak ibu tinggal sebentar ya " kata ibu lagi
" oh iya Bu silahkan " jawab Devin
lalu bi Sinta menyusul Dinda ke kamarnya
" din... Itu siapa nya kamu? Pacar ya? " tanya ibu
" bukan Bu, dia bos nya Dinda "kata Dina
" ganteng banget ya din, kaya artis yang di Tv " ucap ibu sinta dan Dinda hanya menggeleng sambil tersenyum
" assalamualaikum " Sura dari luar terdengar
" waalaikumsalam " Devin berdiri
" loh... Ada tamu ini teh " lalu menyalami Devin
" Bu... Ibu... Kok tamu nya di tinggal sendiri " kaga ayah Dinda
ibu Sinta keluar dan di ikuti oleh Dinda dengan satu buah paperbag di tangan nya
" ayah... Sehat? " peluk Dinda
" sehat neng... kok kamu ada disini? " tanya ayah sambil melepas pelukan nya
" iya yah tadi habis ada acara tour bersama karyawan tempat Dinda kerja Deket sini jadi sekalian mampir " kata Dinda
" oh... ayah pikir ada sesuatu, udah kaget aja " ucap ayah
" rif... Arif... Ini ada si teteh " panggil ayah
Lalu Arif datang dan memeluk Dinda
" teteh... " sapa Arif
" ih si Arif bau oli " kata Dinda
" eh... Si teteh namanya juga pulang dari bengkel " kata Arif
" yah... Rif ... Kenalin ini atasan Dinda di kantor " ucap Dinda memperkenalkan Devin
" Devin " kata Devin sambil mengulurkan tangan
" iya nak, silahkan duduk lagi, santai aja dulu pasti capek kan habis acara seharian " kata ayah Dinda
" pak, kita jalan pulang habis magrib aja ya, tanggung " kata Dinda
" iya din " jawab Devin
" aku mau bersih-bersih dulu ya " kata Dinda
Devin mengangguk.
Dinda berlalu meninggalkan Devin mengobrol bersama ayah dan adiknya
Dinda mandi dan berganti pakaian, baru setelah itu ia keluar lagi
" pak Devin mau mandi sekalian ga? Kali aja mau nyobain air gunung? disini ga pakai mesin air loh, tapi air nya langsung dari gunung " ucap Dinda
" oh ya... Boleh kebetulan ada baju ganti di mobil, bentar aku ambil dulu " Devin keluar untuk mengambil baju ganti dan setelah itu pergi ke kamar mandi
" din... pacar kamu? " tanya ayah
" apaan sih yah, dia bos nya Dinda " jawab Dinda
" lagian emang kalo pacaran di bolehin? " kata Dinda
" sekarang kan kamu udah dewasa din, udah bukan pelajar lagi jadi boleh-boleh aja " ucap ayah
" tapi Dinda belum niat yah, Dinda pengen bahagian ayah dan ibu dulu" kata Dinda
" tapi mulai memikirkan masa depan juga harus din " ucap ibu
" iya Bu" jawab Dinda
Tak lama Devin keluar dengan rambut yang masih basah terlihat sangat segar dan tampan
" udah mau magrib ayah mau mandi dan siap-siap ke musolah dulu " kata ayah
Devin duduk berdua dengan Dinda
" din... dingin banget ya air disini "ucap Devin
" hihihi... Itu karena mas Devin belum terbiasa " kata Dinda
" sering-seringlah ajak aku kesini biar aku terbiasa " ucap Devin membuat Dinda tersipu
" mas Devin mau ke musolah bareng ayah? " tanya Dinda
" boleh " jawab Devin
" ya udah abis solat baru kita jalan pulang ya " ucap Dinda
" oke calom istri " ucap Devin membuat Dinda tersenyum
" senyum mu itu loh din " ucap Devin
" yah... Devin ikut ke musolah ya " kata Devin
" ayo " jawab Aya dan mereka berjalan tak jauh dari rumah Dinda
Setelah Selesai solat Dinda berpamitan kepada orang tuanya dan juga Arif adiknya, begitu juga Devin
" sering-seringlah main kesini nak Devin" kata ayah
" iya yah mudah-mudahan ada waktu luang lagi ya " jawab Devin
Dan mereka memasuki mobil, Devin membunyikan suara klakson mobil nya dan mulai berlalu meninggalkan rumah Dinda
" din... Aku ngerasa betah di rumah kamu, orang tua kamu baik adik kamu juga asik di ajak ngobrol" ucap Devin
" masa sih mas? Emang ngobrolin apa? " tanya Dinda
" dia bilang ingin jadi pengusaha otomotif, karena dia suka motor " jawab Devin
" hihihi... Anak itu emang senang banget sama mesin-mesin motor " kata Dinda
" keluarga sederhana yang hangat " ucap Devin
" kira-kira kalau aku lamar kamu, ayah dan ibu terima ga ya? " ucap Devin
Dinda menoleh ke arah Devin
" apa se serius itu perasaan kamu ke aku mas? " tanya Dinda
" din... Aku ga pernah main-main sama perasaan aku " jawab Devin
" aku suka sama kamu dari awal kita ketemu dan sekarang perasaan suka itu udah semakin kuat "
" din... jadilah pacarku aku akan buktikan keseriusan ku sama kamu " ucap Devin meraih tangan Dinda
" mas... Aku... Aku mau jadi pacar kamu dan aku akan coba buka hati buat kamu " ucap Dinda
" Alhamdulillah... " ucap Devin
" terimakasih din, aku akan buktikan keseriusan ku sama kamu " ucap Devin mencium tangan Dinda di genggaman nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments