Di kantin Dinda makan bersama Selly dan Mira
selama di kantin ponsel Dinda terus berdering tapi Dinda tak mau menjawab nya karena itu telepon dari angkasa.
" siapa sih din? " tanya Selly
" itu pak angkasa CEO angkasajaya " jawab Mira
" hah... ceo ganteng yang gantengnya 11 12 sama pak Devin " kata Mira
" ih sembarangan, gantengan mas devin lah..." jawab Dinda
" kenapa ga di jawab siapa tau penting din " kata selly
"males, semenjak gue ikut meeting sama pak Devin dan pak Doni dia teleponin gue Mulu, ga jelas banget " kata Dinda
" pake bilang pengen kenal lebih Deket " pusing gue
" ya ampun din, gue heran sewaktu lahiran Lo emak Lo selametan pake sajen apa sih? yang naksir Lo konglomerat kelas atas Mulu din, ampun dah " kata Mira
" iya ya, buat gue aja deh klo ga mau " kata Selly
" jangan sel, dia itu playboy kelas atas dan yang lebih parah dia itu selalu gonta ganti cewe tiap malem, ih... Jijik banget kan " kata Dinda
" siapa tau setelah ketemu jodoh nya dia bakal insaf din " kata Selly lagi
" au dah " jawab Dinda
" bagi gue nomernya dong din " ucap Selly lagi
" tapi janji jangan mau kalo di ajak macem-macem Ama dia " ucap Dinda
" oke " jawab Selly lalu Dinda memberikan nomor angkasa pada Selly
" Pepet aja sel, siapa tau jatuh cinta beneran Ama Lo " kata Mira
" tapi inget sel, jangan pernah mau di apa-apain sama tuh kadal " ujar Dinda
" beres din " kata Selly
Tak terasa jam makan siang sudah habis, mereka kembali ke tempat kerja masing-masing
" din... kamu di kantor aja biar aku dan Doni yang meeting siang ini " kata Devin
" iya pak " ucap Dinda
Devin masuk ke ruangan nya, tapi Doni masih betah di meja Dinda
" din... Bagi nomor nya Mira dong " ucap Doni
" buat apa? " tanya Dinda
" buat pasang togel, ya buat kenalan lebih jauh lah din " kaya Doni
" jangan ah... Nanti di kadalin sama mas doni, kasian kan temen aku " ucap Dinda
" ya ampun din, ga percayaan banget si... Din ayo dong " mohon Doni
" tapi janji ga boleh mainin temen aku ya mas " kata Dinda
" iya cuma pengen kenal Deket aja " kata Doni lalu Dinda memberikan nomor Mira pada Doni
" eh Doni... Ngapain Lo, dari tadi gangguin Mulu bini orang, buruan udah siang nih " kata Devin memarahi Doni
" ya elah posesif kaya perempuan " omel Doni
" ayo " ajak Devin
" iya iya, eh Din thanks ya " ucap Doni
Dinda mengangguk
" sayang aku pergi ya " ucap Devin di angguki oleh Dinda
" di kantor nih, sayang sayang... Profesional " omel Doni
" sirik aja Lo " jawab Devin
Mereka melenggang keluar
Kringg-kringg (ponsel Dinda berdering)
" ya ampun Nih orang kalo g di jawab g bisa berhenti ya " kata Dinda
akhirnya ia menjawab telepon dari angkasa
" hallo " ucap Dinda
" akhirnya kamu angkat juga din " ucap angkasa
" ada apa pak angkasa? " tanya Dinda
" Din untuk proposal kerja sama kemarin apa kamu masih simpan salinan nya? " tanya angkasa
" ada pak " jawab Dinda
" kamu kirim ke email saya bisa? Ucap angkasa
" bisa pak nanti saya kirim " kata Dinda
" oke terima kasih " kata angkasa
" din... Kapan kamu mau dinerr sama saya? " tanya angkasa
" saya kurang tau pak, karena akhir-akhir ini kerjaan saya banyak " kata Dinda
" baiklah saya akan tunggu sampai kamu sempat " ucap angkasa
" oke " jawab Dinda lalu memutus sambungan telepon nya
Waktu berlalu cepat sudah saatnya jam pulang kerja
" Din... Ayo pulang " ajak Devin
" tunggu sebentar mas, sedikit lagi " kata Dinda
Devin duduk di kursi depan meja Dinda menunggu sang kekasih menyelesaikan kerjaan nya
kringg-kringg (ponsel Dinda kembali berdering )
" angkasa" gumam Devin
Mendengar gumaman Devin Dinda menoleh
" siapa mas? " tanya Dinda
" angkasa, angkat dan loud " suruh Devin
mau tak mau Dinda nurut
" hallo pak" jawab Dinda
" sudah saya bilang kalau bukan urusan kerja jangan panggil bapak Dinda " kata angkasa
" kamu sudah selesai kerja? Aku jemput ya " ucap angkasa lagi
" hah... Ga usah pak saya udah di rumah " ucap Dinda bohong
" oh... Kamu sudah pulang, cepat sekali ". Kata angkasa heran
" iya " jawab Dinda
" ya sudah nanti malam saya telepon lagi ya , saya mau pulang dulu " ucap nya
Dinda memutus sambungan telepon nya
Dinda melihat ekspresi tak enak dari Devin
" sejak kapan dia sering hubungi kamu? " tanya Devin
" ga sering kok mas, baru 2 kali " kata Dinda
" malam hari? " tanya Devin lagi
" enggak, aku ga pernah angkat " kata Dinda
" iya kamu ga anggat tapi berarti setiap malam dia hubungi kamu " tanya Devin
Dinda hanya diam
" terserah kamu lah din " ucap Devin berlalu pergi
" waduh dia marah lagi " kata Dinda dan segera menyusul Devin
Devin masuk ke dalam mobilnya tanpa membuka kan pintu untuk Dinda seperti biasa
" mas udah dong jangan marah terus, tadi Rama sekarang pak angkasa " ucap Dinda
" harusnya aku yang bilang seperti itu, tadi Rama sekarang angkasa sebenarnya apa sih mau kamu? Seneng kamu liat saya kaya gini? " ucap Devin
bukannya takut mendengar Omelan Devin Dinda justru membecandai Devin
" seneng banget mas, aku merasa kamu mencintai aku luar dalam " ucap Dinda
Devin menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya mendengar perkataan Dinda, antara ingin marah dan ingin tertawa tapi Devin menahan nya
" pusing tau ga kaya gini terus, aku selingkuhan balik nangis kamu " omel Devin
" mas... Kamu punya niatan buat selingkuh?" omel Dinda
" maybe " ucap Devin mengangkat bahunya
" mas.... Ihhh... " Dinda balik marah
mobil melaju meninggalkan kantor mereka
Mobil berjalan ke arah yang berbeda dari rumah Dinda
" loh... Kita mau kemana mas? " tanya Dinda menyadari bukan jalur ke rumahnya
" ke hotel, aku akan minta " itu " lebih dulu biar kamu ga berani selingkuh dari aku" kata Devin
Mata Dinda membola
" mas.. Ga harus seperti itu mas "
" aku ga pernah selingkuh dari kamu "
" mas... Please " rengek Dinda ketakutan
dalam hati Devin tertawa melihat ekspresi Dinda yang ketakutan
Devin membelokan mobilnya ke pusat perbelanjaan
Dinda semakin bingung
" loh... Kok kita kesini bukannya kamu bilang kita mau ke hotel? " tanya Dinda
" emang kamu mau nya ke hotel, oke klo gitu " Devin menyalakan kembali mesin mobilnya
" eh... Enggak enggak... Maksud aku bukan gitu, tapi ngapain kita kesini? " ucap Dinda
" udah ikut aja " kata Devin dan Dinda mengikuti nya
Devin menggenggam tangan Dinda membuat Dinda tersenyum, dalam keadaan marah pun Devin melindungi nya
Devin mengajak Dinda ke sebuah toko ponsel ternama
" malam kak... Ada yang bisa kami bantu " kata pelayan toko
" Carikan ponsel terbaru dan terbagus bulan ini " ucap Devin
" baik kak silahkan ditunggu" ucap pelayan
Devin dan Dinda duduk menunggu si pelayan mengambilkan ponsel untuknya
" buat siapa mas? " bisik Dinda
" buat kamu, buang ponsel lama kamu " kata Devin
Dinda melongo " seenaknya bgt main baung aja, ponsel ini pemberian ayah ku " kata Dinda protes
" kamu mau terus-terusan di telepon sama cowok-cowok itu? Atau jangan-jangan kamu emang seneng ya? " tuduh Devin
" bukan gitu mas "
" ssstttt " Devin menaruh jari nya di bibir Dinda membuat Dinda terdiam tanpa kata
" ini kak ponsel terbaru dan tercanggih bulan ini " kata pelayan toko
" baik saya ambil yang ini " ucap Devin
" baik kak saya buatkan nota nya dulu ya " kata pelayan
Tak berapa lama pelayan memberikan nota nya dan terkejut lah Dinda melihat harga ponsel tersebut
" 35juta astaga orang kaya kadang se enaknya ya, 35juta hanya untuk ponsel " batin Dinda
" terimakasih semoga ponselnya awet dan silahkan kembali lagi " ucap pelayan di angguki oleh Devin
Mereka kembali ke mobil dan Devin memberikan ponsel baru itu kepada Dinda
" ganti ponsel kamu " ucap Devin
Dinda menerima dari pada Devin marah lagi, dikira dia seneng di teleponin cowok-cowok.
" mas aku ga bisa dan ga ngerti cara pakainya " kata Dinda
" nanti aku ajari " kata Devin dan mobil nya melaju pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments